Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

OLEH : NAMA : SADRI

PERONVISI KEPULAUAN RIAU KOTA BATAM TAHUN 2012

PROPOSAL TAARUF ( PERKENALAN )

A. LATAR BELAKANG
Manusia dilahirkan seorang diri namun selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sejak lahir sampai pada akhir hayatnya manusia membutuhkan orang lain sehingga disebut sebagai mahluk sosial. Manusia diberikan akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir dengan

sendirinya akan menampakan bahwa manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia (Basrowi, 2004:59). Kebutuhan kasih sayang merupakan kebutuhan penting bagi seseorang. Banyak orang yang kaya, sehat, berguna dan mempunyai jabatan yang tinggi tetapi tidak bahagia dikarenakan tidak adanya rasa kasih sayang dan cinta dalam kehidupannya. Oleh sebab itu kebutuhan kasih sayang sangat diharapkan oleh seorang individu di dalam kehidupannya. Kebutuhan akan kasih sayang dapat diperoleh oleh seseorang dimana pun tempatnya baik di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, di lingkungan kerja, atau di lingkungan pendidikan. Akan tetapi, kebutuhan kasih sayang yang paling kekal akan seseorang peroleh hanya melalui keluarga (Suhendi, 2001:47)

B. TUJUAN DAN MANFAAT Adapun maksud dan manfaat saya mengajukan proposal ini adalah untuk menyambung silaturrahmi.

1. Tujuan a. Untuk mengetahui calon pendamping hidup b. Menjadikan taaruf langkah awal dari memilih calon pendamping hidup 2. Manfaat a. Memberi kemudahan bagi calon pendamping untuk mengenal pasangannya b. Memberi kemudahan untuk menilai dan memilih calon pendamping yang baik untuk kedepannya.

Taaruf adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa juga dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh. Taaruf bisa juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan tinggal menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jenjang khitbah - taaruf dengan mempertemukan yang hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenal. Sebagai sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan, taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syar`i memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan taaruf adalah dari segi tujuan dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat. Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan. Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second, tapi tidak melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan kelebihan mobil itu. Sedangkan taaruf adalah seperti seorang montir mobil yang ahli memeriksa mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar-menawar. Ketika melakukan taaruf, seseorang baik pihak pria atau wanita berhak untuk bertanya yang mendetil, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya. Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya. Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak pernah boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri. Dalam upaya taaruf dengan calon pasangan, pihak pria dan wanita dipersilakan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan dengan adab

dan etikanya. Tidak boleh dilakukan cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi, taaruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang berdua. Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak hanya terkait dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut masing-masing pihak cukup penting. Selain urusan melihat fisik, taaruf juga harus menghasilkan data yang berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syariat Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, nge-date dan seterusnya dengan menggunakan alasan taaruf. Janganlah ta`aruf menjadi pacaran, sehingga tidak terjadi khalwat dan ikhtilath antara pasangan yang belum jadi suami-istri ini.
Pernikahan adalah pertemuan dua jiwa. Setelah bertemu keduanya menyatu. Mengarungi kehidupan bersama. Mencipta harmoni dalam bahtera. Menebar cinta, menggapai cita.Berharap mencapai surga. Disebabkan Islam tidak membenarkan pacaran dan interaksi non syar'i dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, bagaimana menjembatani agar dua jiwa yang hendak membangun rumah tangga saling mengenal? Pernikahan bukan sebuah uji coba yang dengan mudahnya dibatalkan karena ketidakcocokan yang bermula dari tidak-saling-kenal, bukan? Allah sendiri menyatakan tiga hal yang hendak dituju oleh pernikahan: sakinah, mawaddah,rahmah.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS.Ar-Rum:21)

Dengan ketiga hal itu, sungguh dunia akan menjadi lebih indah. Seorang ikhwan yang tadinya berjuang sendirian, seorang akhwat yang sebelumnya hidup tanpa teman, tiba-tiba didampingi manusia yang paling menyemangati sekaligus mengasyikkan. Maka dakwah menemukan energinya yang baru, perjuangan menjadi berlipat kekuatannya. Bukankah itu adalah surga dunia?

Untuk menuju ke pernikahan yang demikian, dan menghindarkan dari peluang keretakan rumah tangga akibat tidak-saling-kenal, Islam memerintahkan nadhar "melihat" calon istri. Pun sebaliknya, akhwat memiliki hak serupa untuk mengetahui siapa calon suaminya.

Ta'aruf adalah nadhar yang dikembangkan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip Islam dan tidak melanggar batas-batas yang telah ditetapkan oleh agama yang sempurna ini. Maka seperti disebut penulis pada pengantar, sebagai salah satu sarana untuk mencapai pernikahan, setidaknya taaruf menjadi pengantar untuk meniadakan efek-efek negatif pacaran.

Lima Urgensi Taaruf Buku Tak Kenal Maka Taaruf ini diawali dengan penjelasan urgensi taaruf. Ada lima poin urgensi taaruf : Pertama, agar terhindar dari membeli kucing dalam karung. Dengan taaruf, diharapkan seorang ikhwan bisa mengetahui calon istrinya, demikian pula akhwat mengetahui calon suaminya; dari sisi din/agama, akhlak, wajah/penampilan, dan latar belakangnya. Kedua, taaruf adalah jembatan yang memperdekat jarak untuk melihat apakah calon memang cocok atau tidak.

Ketiga, mempersempit ruang penyesalan setelah menikah.

Keempat, timbulnya penerimaan dan kesadaran penuh dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Kelima, menyederhanakan masalah atau langkah menuju pernikahan yang memang sederhana agar tidak berbelit-belit.

Adab dan Tata Cara Taaruf Ada 10 adab taaruf yang di jelaskan oleh dalam buku Tak Tenal Mak Taaruf ini. 1. Membersihkan niat karena Allah 2. Berupay menjaga kesucian taaruf 3. Kejujuran kedua belah pihak dalam taaruf 4. Nadhar (melihat) wajah 5. Meneriam atau menolak dengan cara yang ahsan 6. Menetapi dan menjaga rambu-rambu syariah 7. Usahakan berpendamping (ada mediator, seyogyanya yang sudah

menikah,amanah dan ndapat dipercaya, adil terhadap kedua pihak,ikhlas, berahlak baik,dan mengenal orang yang didampingi) 8. Memilih yang tepat (bulan tempat yang mencurigakan seperti kamar kos yang sempit, dan lain-lain). 9. Menjaga rahasia taaruf (sebaiknya orang lain hanya tahu rencana pernikahan dari
undangan)

10. Istikharah

Dalam pembentukan Ukhuwah Islamiyah, ada tiga tahapan yang harus dilalui: 1. tahap taaaruf (saling mengenal), 2. tahap tafaahum (saling memahami), 3. tahap takaaful (saling mencukupi). Pada tahap taaaruf, ukhuwah mulai dirintis. Yakni, dua (atau lebih) ikhwah saling mengenal, dengan saling mengunkapkan latar-belakang masing-masing. Allah subhanahu wa taala berfirman dalam hal ini: Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu mengenal satu sama lain. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah yang lebih bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Tahu dan Mengerti. (Q.S. Al Hujurat 13).

Dengan pengenalan ini maka kita mampu menghayati hakekat perbedaan-perbedaan (bangsa, kedudukan, status, ras, bahasa, dll.) di antara kita dan akhirnya mampu menerima perbedaan-perbedaan ini sebagai kehendak Allah agar kita bisa saling mengenal. Pada tahap tafaahum, level ukhuwah adalah lebih tinggi lagi. Setelah kita mengenal latar-belakang Ukh kita, maka selanjutnya kita perlu memahami diri Ukh kita lebih detail lagi. Yakni sampai pada taraf mengenal dan memahami apa-apa yang disukai dan apa-apa yang dibenci oleh Ukh kita, sehingga kita dapat bertindak sebaik-baiknya kepadanya. Yakni sampai pada taraf kita memahami kelebihan dan kelemahan Ukh kita sehingga dapat bertindak demi untuk kebaikan Ukh kita. Pada tahap takaaful, disinilah level yang tertinggi. Setelah kita saling mengenal, kemudian saling memahami, akhirnya kita bisa saling mencukupi. Allah Subhanahu wa taala memerintahkan kepada kita: .Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam mengerjakan dosa dan pelanggaran hukum. (Q.S. Al-Maidah 2).

Bagaimana kita melaksanakan perintah ALlah ini kalau kita tidak saling mengenal maupun satu sama lain? Jadi kedua tahapan ukhuwah merupakan pre-requisite untuk tahapan takaaful ini.

Dalam harakah Islamiyah, terbinanya ukhuwah Islamiyah berperan penting sekali demi keberhasilan dawah. Imam Syahid Hasan Al Banna menjadikan ukhuwah Islamiyah ini sebagai salah satu dari 10 tiang baiah dalam organisasi dawah yang beliau bina. Beberapa ungkapan beliau yang mungkin dapat kita kaji dalam membentuk ukhuwah Islamiyah adalah sebagai berikut: Kekuatan jamaah, sebagaimana organisasi-organisasi secara umumnya, adalah terletak pada kekuatan ikatan para anggotanya.

Tiada ikatan yang lebih kuat dalam hal ini selain ikatan cinta yang didasarkan pada aqidah Islam. Tingkatan daripada ikatan cinta ini yang paling lemah adalah kebersihan hati kita terhadap Ukh kita (yakni dari segala macam penyakit hati, seperti buruk sangka, iridengki, congkak, tamak, dll.). Tingkatan yang paling tinggi daripada ikatan cinta ini adalah mendahulukan Ukh kita dan kepentingannya sebelum kita dan kepentingan kita.

Bismillahirrahmanir rahim .. Semoga keridhoan Allah swt senantiasa mengiringi langkah kita.Amin BIODATA

DATA PRIBADI

Nama lengkap Nama panggilan Tempat dan tgl lahir Suku Status Status pernikahan Email Handphone Alamat rumah Nama Ayah Pekerjaan Nama Ibu Pekerjaan

: Sadri : Sadri : kelarik 28 November 1990 : Melayu : Mahasiswa Semester Akhir : Belum menikah : sadrialfarisy@yahoo.com : 085264039016 : Tiban BTN Blok-U No: 36- Batam : Fulan : Swasta : Fulanah : IRT

RIWAYAT PENDIDIKA: Formal Perguruan tinggi swasta : (Tahun: 2009) SMA SMPN SD
Informal TPA : (Tahun 1999-2001)

: (Tahun: 2009) : (Tahun 2006) : (Tahun 2003)

Tilawah

: (Tahun 2008-2009)

Organisasi : Senat mahasiswa jurusan kampus : Komting dari pertama kuliah sampai sekarang Lama Tarbiyah : dari maret 2010 sampai sekarang Sejarah Memasuki Tarbiyah : Atas kuasa-Nya, dalam ketidakmampuan saya mendamaikan hati dan realitas, saya bergabung dengan gerakan ini.. (Cukup panjang untuk diceritakan, semoga puisi ini bisa mewakili..) Ketika tiada kata untuk memaparkan cara-Mu mencintaiku, Maka Kau biarkan waktu dan kesabaran merangkul diriku mengamati perkara-Mu. Membuka tabir kemungkinan yang jauh dari nalarku atas kuasa-Mu.

Ketika tiada kata untuk menyampaikan betapa cinta aku kepada-Mu. Maka Kau berikan kesempatan untuk selalu MELURUSKAN niatku untuk-Mu. Hingga kejenuhan itu tak ingin kuraih dengan menukar waktu yang masih aku punya

Kekurangan Kelebihan

:Melankolis,moody, sosialis : Long life learner, tekun ketika menginginkan sesuatu

Tokoh Inpirasi : Rasulullah, Ustadz Arifin Ilham, adikku.. keberanian untuk bermimpi, keceriaan untuk menikmati hidup, kemampuan untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda),

Tentang Saya: Saya adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Adik saya perempuan (seorang yang special need sumber semangatku), baru menginjak sudah tamat SMA dan ingin kuliah. Ayah dan Ibu saya adalah seorang wiraswasta.

Background keluarga saya dari umum, bukan dari keluarga yang religius. Dan almarhum kakek seorang ustadz Sejak zaman sekolah sampai kuliah, saya aktif dalam berbagai kegiatan. Dan saya tidak ingin ruang gerak saya dibatasi. Saya ingin mengaktualisasikan diri. Bisa dikatakan, saya seorang yang bijak dalam memimpin,keputusan yang saya ambil selalu saya berpikir kritis dan kreatif Keinginan terbesar saya, bisa menimba ilmu hingga akhir hayatku dalm berbagai ilmu. Saya orang yang suka berorganisasi dan saya lebih senang ketika orang lain membutuhkan ilmu saya yang bisa saya berikan. Dan saya akan focus terhadap profesi saya meskipus bukan seorang pendidik dalam ilmu pendidikan formal,dan saya tidak akan cendrung terhadap orang kesehatan saja,karna tuntutan di daerah saya seorang yang berpendidikan tinggi harus bisa ditunjuk menjadi tauladan di lingkungan itu. Saya memiliki ketertarikan terhadap AL-Quran, Meski saya baru belajar.saya sangat senang belajar mentarbiyahkan al-quran. Dan saya sangat senang mengajarkan alquran walaupun baru bisa mengajar juz ama saja,,,hihihi,,..,. Selain bergerak dalam dunia kesehatan, saya juga ingin menjadi muslim layaknya Rasulullah SAW ^^

Aktivitas: Sejak kuliah saya tidak aktif lagi dalam dakwah kampus karna saya sibuk kuliah dan praktek-praktek di lapangan maupun di laboraturium. Tetapi saya masih aktip di pengajian di masjid tempat saya tinggal.

Kriteria pendamping yang di harap kan: Seseorang yang dapat berbagi secangkir cappuccino hangat dengan saya ditengah senja musim semi kota Batam sebaik memimpin saya dengan lantunan lirih suaranya dalam membaca al-quan ^.^. Seseorang yang dengannya saya dapat bersama-sama melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Untuk membaca dan memahami. Untuk membaca dan memahami arti pengabdian sebagai hamba-Nya. Seseorang yang mampu menerima keterbatasan pemahaman agama saya, percaya pada proses akan sebuah perbaikan. Seseorang yang bisa meneguhkan saya dalam

jalan dakwah ini seteguh keinginannya untuk terus mereguk ilmu ke berbagai belahan dunia, untuk terus belajar dan belajar. Seseorang yang bukan hanya bisa saya ajak berbincang betapa indahnya melangkah di jalan dakwah tapi juga bisa berbincang untuk memprediksi siapa juara Liga Champion, hihi^^!! Seseorang yang bisa mengajak saya untuk menghirup nafas AlQuran setiap waktu tapi juga bisa sesekali mengajak saya untuk menonton film terbaru di tahun ini. Hehe.^^

Konsep Keluarga: Keluarga yang berlandaskan Al-Quran, bersama AL-Quran, dan bercita-citakan AlQuran Keluarga yang bisa menikmati kehidupan (berenang bersama, mengaji bersama, etc) Saya ingin berkarir tentunya dengan tetap melaksanakan kodrat saya sebagai seorang laki-laki, suami dan ayah bagi anak-anak saya kelak. Berharap bisa berdakwah bersama keluarga untuk menggapai ridho-Nya Berharap bisa membangun batu bata peradaban bersama istri dan anak-anak kelak. Memberikan sesuatu untuk keluarga, lingkungan sekitar, agama, negara bahkan dunia.

C. PENUTUP Akhirnya, Saya hendak menutup uraian tentang ukhuwah Islamiyah ini dengan sekali lagi menguraikan betapa pentingnya ukhuwah Islamiyah ini bagi kita sendiri sebagai individu Muslim. Kita semua tahu kan agama Islam adalah agama Allah. Dan Allah telah menjanjikan kelanggengan Islam. Jadi, apa kita mau menjalin ukhuwah Islamiyah atau tidak, Islam akan tetap jaya dan dawah Islam akan berjalan terus. Tetapi kita tidak bisa hidup tanpa ukhuwah Islamiyah. Ibaratnya sekelompok biri-biri di pinggir hutan. Seekor serigala hanya akan mampu menangkap seekor biri-biri yang terpencar dari kelompoknya. Batam, 3 maret 2012 Hormat Saya,

( SADRI )

Anda mungkin juga menyukai