Anda di halaman 1dari 13

Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultur adalah pendidikan nilai yang harus ditanamkan pada siswa sebagai calon warga negara, agar memiliki persepsi dan sikapmultikulturalistik, bisa hidup berdampingan dalam keragaman watak kultur, agama dan bahasa, menghormati hak setiap warga negara tanpa membedakan etnik mayoritas atau minoritas, dan dapat bersama-sama membangun kekuatan bangsa sehingga diperhitungkan dalam percaturan global dan nation dignity yang kuat. Multikultural normative adalah petunjuk tentang berbagai kepentingan yang membimbing pada pengakuan yang lebih tinggi mengenai kebangsaan dan identitas kelompok yang bebeda di dalam masyarakat. Pengembangan multikultural normative tidak mungkin tanpa dukungan nyata dari pendidikan multikultural.

Pentingnya Pendidikan Multikultural

1.

2.

3. 4.

5.

Perubahan kehidupan manusia Indonesia yang disebabkan kemajuan ekonomi memperbesar jurang sosial antara kelompok atas dan kelompok bawah. Adanya perpindahan dan mobilitas penduduk yang cukup tinggi. Perpindahan dan mobilitas yang tinggi menyebabkan adanya pertemuan yang sering dan intens antara kelompok dengan budaya yang berbeda. Semakin terbukanya daerah-daerah pedesaan. Berbagai konflik sosial budaya yang muncul akhir-akhir ini memperlihatkan adanya kesalahfahaman budaya yang sangat besar antara kelompok yang bertikai. Dampak dari pertikaian itu menyakitkan kedua bekah pihak dan memerlukan upaya pendidikan untuk memperbaikinya. Menghapus mitos dan tafsiran sejarah yang tidak menguntungkan bagi persatuan bangsa. Berbagai peristiwa mitos sejarah sangat merugikan hubungan antara kelompok budaya yang ada di Indonesia.

Pendidikan Multikultural di Indonesia

Sebagaimana dijelaskan bahwa multikultural di Indonesia adalah bersifat normatif. Konsep multikultural normatif menentukan polarisasi dari 2 kutub yang tidak tampak bertentangan yaitu di satu pihak NKRI, sementara itu di pihak lain terdapat keanekaragaman suatu bangsa. Polarisasi semacam ini menjadikan dinamika yang alami. Artinya bahwa di dalam pengembangan budaya, tradisi, dan bahasa masing-masing menghormati kelompok suku bangsa. Masing-masing selalu menyadari bahwa kelompok etnik merupakan bagian dari negara dan bangsa Indonesia.

Di Indonesia, pendidikan multikultural relatif baru dikenal sebagai suatu pendekatan yang dianggap lebih sesuai bagi masyarakat Indonesia yang heterogen, terlebih pada masa otonomi dan desentralisasi yang baru dilakukan. Pendidikan multikultural yang dikembangkan di Indonesia sejalan dengan pengembangan demokrasi yang dijalankan sebagai counter terhadap kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Apabila hal itu dilaksanakan dengan tidak berhati-hati justru akan menjerumuskan kita ke dalam perpecahan nasional.

Tantangan dan Pemecahan Masalah dalam Pendidikan Multikultural

Agama, suku bangsa dan tradisi


Dalam kasus ini agama secara aktual merupakan ikatan yang terpenting dalam kehidupan orang Indonesia sebagai suatu bangsa. Bagaimanapun hal itu juga akan menjadi perusak kekuatan masyarakat yang harmonis ketika hal itu digunakan sebagai senjata politik atau fasilitas individu-individu atau kelompok ekonomi dankepentingan sosial. Di dalam kasus ini agama terkait pada etnis atau tradisi kehidupan dari sebuah masyarakat. Masing-masing individu telah menggunakan prinsip agama dalam menuntun kehidupan di masyarakat, tetapi tidak berbagi pengertian dari keyakinan agamanya di pihak lain. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui pendidikan multikultural untuk mencapai tujuan dan prinsip seseorang dalam menghargai agama.

Kepercayaan (trust)
Dalam masyarakat yang plural selalu memikirkan resiko terhadap berbagai perbedaan. Bagaimanapun penghargaan terhadap perbedaan dengan yang lain memerlukan satu pengertian terhadap resiko dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Munculnya resiko dari kecurigaan/ketakutan ataupun ketiadaan kepercayaan terhadap yang lain dapat juga timbul ketika ada komunikasi di dalam masyarakat majemuk/plural. Selanjutnya dapat diamati dengan mudah dan dipahami tentang resiko yang dapat meningkatkan rasa takut dalam mencurigai pihak lain. Oleh karena itu dengan berbekal sebuah pengertian resiko-resiko yang potensial hidup di dalam masyarakat, perlu dibangun tentang apa yang disebut dengan keyakinan. Ketika kita memberikan keyakinan pada seseorang, artinya bahwa kita mengurangi resiko dalam kehidupan dan kita berbagi dengan seseorang. Pengertian yang lebih baik tentang perbedaan yang ada di dalam masyarakat yang diperalat melalui komunikasi dan dialog akan membawa keyakinan yang lebih kuat. Artinya bahwa dengan membuka diri atau partisipasi terhadap yang lain.

Toleransi
Toleransi merupakan bentuk tertinggi, bahwa kita dapat mencapai keyakinan, kita memberi pada anggota lain di dalam masyarakat. Toleransi dapat menjadi kenyataan ketika kita mengasumsikan adanya perbedaan menghilangkan/menghapus persetujuan belaka. Tentu saja keyakinan bukanlah sesuatu yang statis dan tidak dapat berubah. Keyakinan adalah sesuatu yang dapat berubah. Di dalam definisi Derrida and Loytard dikatakan bahwa keyakinan adalah sebuah penundaan. Pengertian yang dibuat dari keyakinan hanya dapat dicapai melalui komunikasi dan dialog dengan pihak lain sebagai jalan yang terbaik untuk mencapai tujuan. Tiga elemen multikultural sebagaimana yang didiskusikan diatas dapat terwujud dalam praktek pendidikan nasional. Pendidikan nasional terdapat dua cara yaitu pendidikan dan pendidikan nasional yang dilandasi oleh agama tertentu. Hal ini tidak berarti bahwa dua cara yang dapat memisahkan atau mengelompokkan masyarakat kita. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan sebagai manusia Indonesia yang demokratis dan dapat hidup di NKRI diperlukan pendidikan multikultural.

Anda mungkin juga menyukai