Anda di halaman 1dari 15

Kajian dan Telaah Kritis Terhadap Hadist-Hadist Nabi Mata kuliah : Pendidikan Agama Islam Dosen Pembimbing : A.

Busyairi Harits

Disusun Oleh : 1. Nurul Indah Saputri 2. Karunia Yeni S 3. Winda Astria Sandy Rombel : 58 (1401411389) (1401411420) (1401411525)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Posisi hadis tidak saja sebagai sumber ajaran Islam, tetapi juga menjadi sumber informasi bagi pembentukan disiplin ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fiqh, historiografi dan bangunan budaya Islam. Sebagian besar hadist Nabi bersifat zanniy al-wurud, yakni diduga kuat disampaikan Nabi. Di sisi lain, tidak tercatatnya sebagian besar hadist Nabi sejak masa yang paling awal dan penyebarannya secara lisan membawa implikasi atas sifat orisinil hadist, baik itu terhadap sebagian teks hadist maupun karena pemalsuan-pemalsuan. Melihat fenomena hadist yang demikian, studi kritis atas hadist nabi yang berisikan telaah ulang dan pengembangan pemikiran atas hadist Nabi sangat relevan sekali. Tetapi, kenyataannya, terutama sekali dalam pemahaman hadist justru para ulama mengembangkan sikap mengendalikan diri dan mengutamakan sikap segan. Ini mungkin sekali disebabkan kekhawatiran akan julukan inkar sunnah yang oleh kritikus-kritikus hadist dahulu tidak dirasakan. Bila dibandingkan dengan al-Quran, tampaknya pengembangan pemikiran terhadap al-Quran sangat terbuka sekali, bahkan tanpa kekhawatiran penafsir akan berkurangnya otoritas al-Quran. 2. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3. Apakah itu istilah kritik hadist ? Apa sebab-sebab munculnya kritik hadist ? Apa saja kandungan dan isi dari hadist pertama? Apa makna dari hadist kedua? Apa makna dari hadist ketiga? Apa makna dan isi dari hadist keempat?

Tujuan Penulisan 1. Mengetahui istilah kritik hadist. 2. Mengetahui sebab-sebab munculnya kritik hadist. 3. Mengetahui makna dan isi dari hadist pertama. 4. Mengetahui makna yang tersirat dari hadist kedua. 5. Mengetahui makna serta kandungan isi hadist ketiga. 6. Mengetahui dan dapat mengkritisi hadist keempat. 1

BAB II PEMBAHASAN ISTILAH KRITIK HADIS Kritik berasal dari bahasa Inggris, critic. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan mengecam, mengkritik, mengupas dan membahas atau memberi pertimbangan dengan menunjukan yang salah. Secara terminologis kritik dapat berarti upaya-upaya untuk menemukan kesalahan (A.S. Hornby, 1975: 251). Yang kita pahami dari pengertian ini adalah bahwa kritik merupakan sebuah upaya untuk menunjukkan kesalahan. Dalam wacana ilmu hadist, pengertian kritik harus diformulasikan kembali sesuai dengan realitas objektif yang ada. Menurut istilah kritik dalam wacana hadist haruslah didefenisikan sebagai apresiasi terhadap hadist Nabi dengan standar yang baku sehingga jelas validitasnya mana yang dapat diterima dan tidak. Pengertian ini sejalan dengan istilah Arab nuqad yang diterjemahkan dengan kritik dengan nuansa positif. Dalam literatur Arab kata nuqad bermakna memisahkan yang baik dari yang buruk Sebenarnya istilah nuqad sudah dipakai oleh ahli-ahli hadist yang lebih awal, tapi tidak begitu populer. Menurut Ali Mustafa Yaqub, Imam Ibnu Abu Hatim al-Razi (w. 327 H) telah menggunakan istilah al-naqdu wa al-nuqad dalam kitabnya al-Jarh wa al-Tadil. (Ali Mustafa Yacub, 1995: 14). Tetapi, kata ini belum begitu eklusif digunakan pada masa itu. Sebab-Sebab Munculnya Kritik Hadist 1. Menjaga kemurnian dan keotentikan hadist yang merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-Quran, dimana di dalamnya terdapat hal-hal yang berisi tentang kewajiban dan larangan. 2. Munculnya beberapa tragedi fitnah, pemalsuan hadist, pembolehan berbohong atas nama Nabi oleh sebagian kelompok, dan lain-lain 3. Kredibilitas mayoritas perawi belakangan yang mulai dipertanyakan 4. Semakin banyaknya para perawi hadis Kajian yang Berkaitan dengan Kritik Hadist 1. Ilmu Kritik Sanad, kajian ini bertujuan untuk menyaring perawi-perawi dalam segi kredibilitasnya, sebagai pengembangannya, mucullah ilmu Jarh wa Tadil, kajian yang merupakan pengembangan dari ilmu Kritik Perawi 2. Ilmu Kritik Matan, kajian ini membahas tentang matan hadist, terutama kaitannya dengan menguji kesahihan matan dengan membandingkannya dengan al-Quran, hadist, dan akal-rasio.

1. Telaah Hadist Tentang ALLAH ridha dan Benci atas Tiga Perkara Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: : - - Artinya: "Sesungguhnya Allah ridha untuk kalian tiga perkara dan benci untuk kalian tiga perkara: (1). Allah ridha untuk kalian agar kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. (2). Agar kalian seluruhnya berpegang teguh dengan agama Allah dan janganlah kalian berpecah belah. (3). Hendaklah kalian saling memberikan nasehat kepada orang-orang yang mengurusi urusan kalian (yakni penguasa kaum muslimin). -Dan Allah benci untuk kalian tiga perkara- : (1). Qiila wa Qaal (dikatakan dan katanya), (2). banyak meminta dan bertanya, dan (3). menyia-nyiakan harta." Penjelasan Kosakata yang Ada dalam Hadits : Ridha dan benci adalah dua sifat yang layak untuk Allah sesuai dengan keagungan-Nya, yang tidak serupa dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Inilah salah satu aqidah ahlus sunnah wal jama'ah.Tanpa tahriif (mengganti lafazh maupun maknanya dengan makna yang

bathil), ta'thiil (menolak sebagian atau seluruh sifat-sifat Allah), takyiif (menanyakan bagaimana hakikatnya), dan tanpa tamtsiil (menyerupakan atau menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya). Ibadah, secara bahasa artinya ketundukan dan merendahkan diri yang disertai dengan rasa cinta. Adapun secara istilah adalah suatu nama yang mencakup seluruh perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah berupa perkataan dan amalan baik yang zhahir maupun yang bathin. Maka seluruh yang Allah perintahkan baik yang wajib maupun yang sunnah, maka itu adalah ibadah. Sedangkan menyerahkannya kepada selain-Nya adalah kesyirikan. Kesyirikan adalah menjadikan tandingan untuk Allah pada sesuatu dari perkara ibadah, di mana seorang hamba menyerahkan salah satu dari jenis ibadah kepada selain Allah. 3

Maka setiap keyakinan, ucapan atau amalan yang telah tetap bahwasanya hal itu diperintahkan oleh syari'at maka menyerahkannya hanya untuk Allah semata merupakan tauhid, keimanan dan keikhlasan.

Berpegang teguh dengan tali Allah artinya berpegang teguh dengan apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah berupa Al-Kitab (Al-Qur`an) dan As-Sunnah.

Qiila wa Qaal artinya pembicaraan dalam perkara yang bathil dan yang tidak bermanfaat. Banyak meminta dan bertanya artinya memperbanyak pertanyaan dan permintaan kepada manusia dan membahas pertanyaan dan permasalahan yang belum terjadi.

Menyia-nyiakan harta artinya membiarkannya tanpa dipergunakan dan menelantarkannya, menyalahgunakannya dan melalaikannya, serta menyengajanya untuk dibuang.

Adapun tiga perkara yang diridhai Allah SWT ,antara lain : 1. Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Allah Ta'ala lah yang menciptakan segala keadaan dan Dialah yang berhak kita sembah. Hendaklah kita mengesakan-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.Syirik adalah perbuatan haram yang paling besar, sebagaimana terjadinya pada masa jahiliyah sebelum diutusnya Rasulullah ` mereka menyembah kuburan, pohonpohon, batu-batu, thagut dan jin. 2. Berpegang teguh kepada tali agama Allah. Allah Ta'ala memerintahkan agar berjama'ah dan melarangnya dari perpecahan. Umat ini akan terpecah menadi 73 golongan, salah satunya Firqah Najiyah, kelompok ini akan masuk surga dan selamat dari adzab neraka. 3. Saling memberikan nasehat kepada siapa yang dijadikan Allah sebagai pemimpin dari kalian. Adapun tiga perkara yang Allah benci ,yaitu : 1. Perkataan konon dan katanya Yaitu, menceritakan seluruh perkara yang didengarnya yang belum ia ketahui kebenarannya dan tidak juga menurut dugaan kuatnya. Cukuplah seseorang itu disebut berdusta, apabila ia menyampaikan seluruh perkataan yang ia dengar.

2. Menghambur-hamburkan harta. Seseorang yang menginfakkan hartanya dalam rangka kemaksiatan, ini termasuk pemborosan yang dilarang, tujuan yang ia lakukan bukan pada yang syar'i, sebab yang dilarang itu karena ia merusak. Sesungguhnya Allah itu tidak menyukai orang-orang yang merusak. 3. Banyak bertanya ( pada hal-hal yang tidak berguna ) "Tinggalkanlah sesuatu yang tidak aku anjurkan kepada kamu. Karena sesungguhnya kebinasaan umat terdahulu ialah karena mereka banyak bertanya dan selalu menyelisihi Nabi mereka. Jadi, apabila aku perintahkan sesuatu kepadamu, maka lakukanlah semampumu. Dan apabila aku larang kalian dari sesuatu, maka tinggalkanlah." ( HR. Bukhari dan Muslim ). Hadits tersebut, berisi larangan banyak bertanya tentang masalah-masalah yang tidak diperlukan dan jawabannya dapat merugikan sipenanya sendiri. Misalnya pertanyaan, "Apakah ia berada di dalam neraka ataukah dalam surga? Dan juga larangan bertanya untuk menentang, bercanda atau memperolok-olok, seperti yang telah dilakukan oleh kaum munafikin dan lainnya yang mempertanyakan ayat-ayat al-Qur'an dan memperotesnya untuk menentangnya. Hadits tersebut, juga berisi larangan banyak bertanya tentang sejumlah besar masalah halal dan haram yang dikhawatirkan dengan pertanyaannya tersebut menjadi sebab turunnya perkara yang lebih berat lagi.

2. Telaah Hadist ke-2 : : . .

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda : Kamu sekalian, satu sama lain Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya.

Penjelasan Kosakata yang Ada dalam Hadits : Kalimat janganlah saling mendengki maksudnya jangan mengharapkan hilangnya nikmat dari orang lain. Hal ini adalah haram. Pada Hadits lain disebutkan: Jauhilah olehmu sekalian sifat dengki, karena dengki itu memakan segala kebaikan seperti api memakan kayu. Adapun iri hati ialah tidak ingin orang lain mendapatkan nikmat, tetapi ada maksud untuk menghilangkannya. Terkadang kata dengki dipakai dengan arti iri hati, karena kedua kata ini memang pengertiannya hampir sama, seperti sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam dalam sebuah Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Masud:Tidaklah boleh ada dengki kecuali dalam dua perkara. Dengki yang dimaksud dalam Hadits ini adalah iri hati. Kalimat jangan kamu saling menipu , yaitu memperdaya. Seorang pemburu disebut penipu, karena dia memperdayakan mangsanya. Kalimat jangan kamu saling membenci maksudnya jangan saling melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan kebencian. Cinta dan benci adalah hal yang berkenaan dengan hati, dan manusia tidak sanggup untuk mengendalikannya sendiri. Hal itu sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam : Ini adalah bagianku yang aku tidak sanggup menguasainya, Karena itu janganlah Engkau menghukumku dalam urusan yang Engkau kuasai tetapi aku tidak menguasainya. Yaitu berkenaan dengan cinta dan benci.

Kalimat jangan kamu saling menjauh dalam bahasa arab adalah tadaabur, yaitu saling bermusuhan atau saling memutus tali persaudaraan. Antara satu dengan yang lain saling membelakangi atau menjauhi. Kalimat janganlah membeli barang yang sudah ditawar orang lain yaitu berkata kepada pembeli barang pada saat sedang terjadi transaksi barang, misalnya dengan kata-kata : Batalkanlah penjualan ini dan aku akan membelinya dengna harga yang sama atau lebih mahal. Atau dua orang yang melakukan jual beli telah sepakat dengan suatu harga dan tinggal akad saja, lalu salah satunya meminta tambahan atau pengurangan harga. Perbuatan semacam ini haram, karena penetapan harga sudah disepakati. Adapun sebelum ada kesepakatan, tidak haram. Kalimat jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara maksudnya hendaklah kamu saling bergaul dan memperlakukan orang lain sebagai saudara dalam kecintaan, kasih sayang, keramahan, kelembutan, dan tolong-menolong dalam kebaikan dengan hati ikhlas dan jujur dalam segala hal. Kalimat seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Yang dimaksud menelantarkan yaitu tidak memberi bantuan dan pertolongan. Maksudnya jika ia meminta tolong untuk melawan kezhaliman, maka menjadi keharusan saudaranya sesama muslim untuk menolongnya jika mampu dan tidak ada halangan syari. Kalimat tidak menghinakannya yaitu tidak menyombongkan diri pada orang lain dan tidak menganggap orang lain rendah. Qadhi Iyadh berkata : Yang dimaksud dengan menghinakannya yaitu tidak mempermainkan atau membatalkan janji kepadanya. Pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama. Kalimat taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Pada riwayat lain disebutkan : Allah tidak melihat jasad kamu dan rupa kamu, tetapi melihat hati kamu. Maksudnya, perbuatan-perbuatan lahiriyah tidak akan mendapatkan pahala tanpa taqwa. Taqwa itu adalah rasa yang ada dalam hati terhadap keagungan Allah, takut kepada-Nya, dan merasa selalu diawasi. Pengertian, Allah melihat ialah Allah mengetahui segala-galanya.

Maksud Hadits ini ialah Allah akan memberinya balasan dan mengadili, dan semua perbuatan itu dinilai berdasarkan niatnya di dalam hati. Wallaahu alam. Kalimat seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim berisikan peringatan keras terhadap perbuatan menghina. Allah tidak menghinakan seorang mukmin karena telah menciptakannya dan memberinya rezeki, kemudian Allah ciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dan semua yang ada di langit dan bumi ditundukkan bagi kepentingannya. Apabila ada peluang bagi orang mukmin dan orang bukan mukmin, maka orang mukmin diprioritaskan. Kemudian Allah, menamakan seorang manusia dengan muslim, mukmin, dan hamba, kemudian mengirimkan Rasul Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam kepadanya. Maka siapa pun yang menghinakan seorang muslim, berarti dia telah menghinakan orang yang dimuliakan Allah. Termasuk perbuatan menghinakan seorang muslim ialah tidak memberinya salam ketika bertemu, tidak menjawab salam bila diberi salam, menganggapnya sebagai orang yang tidak akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah atau tidak akan dijauhkan dari siksa neraka. Adapun kecaman seorang muslim yang berilmu terhadap orang muslim yang jahil, orang adil terhadap orang fasik tidaklah termasuk menghina seorang muslim, tetapi hanya menyatakan sifatnya saja. Jika orang itu meninggalkan kejahilan atau kefasikannya, maka ketinggian martabatnya kembali.

DAMPAK BURUK DARI SIKAP HASAD Orang yang hasad akan terjerumus ke dalam beberapa bahaya, diantaranya : 1. Dengan hasad berarti dia membenci apa yang telah Allh Azza wa Jalla tetapkan. Karena, benci kepada nikmat yang Allh berikan kepada orang lain berarti benci terhadap ketentuan Allh Subhanahu wa Taala. 2. Hasad akan menghapus kebaikan-kebaikannya sebagaimana api menghabiskan kayu bakar. 3. Hati orang yang hasad akan selalu merasa sedih dan susah. Setiap kali melihat nikmat Allh atas orang yang ia dengki, ia akan berduka dan susah dan begitu seterusnya.

4. Hasad dapat menghilangkan kesempurnaan iman, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam :

Artinya: Tidak sempurna iman seseorang dari kalian hingga ia menyukai bagi saudaranya apa yang ia sukai bagi dirinya 5. Hasad dapat melalaikan seseorang dari memohon nikmat kepada Allh Subhanahu wa Taala. 6. Hasad dapat menyebabkan dirinya meremehkan nikmat Allh Subhanahu wa Taala yang ada pada dirinya.

3.

Telaah Hadist ke-3

: " " Artinya: Mereka tidak berhenti sampai di situ, malahan mereka mendirikan perkumpulan pada perilaku mereka tersebut. Maka kesesatan semakin jauh. Orang-orang yang malang pada memasuki perkumpulan itu. Mereka tidak mendengar sabda Rasulullah SAW: Maka lihat dan telitilah dari siapa kamu menerima ajaran agamamu itu. Sesungguhnya menjelang hari kiamat, muncul banyak pendusta.. Janganlah kamu menangisi agama ini bila ia berada dalam kekuasaan ahlinya. Tangisilah agama ini bila ia berada di dalam kekuasaan bukan ahlinya.

Penjelasan Kosakata yang Ada dalam Hadits : Mereka tidak berhenti sampai di situ, malahan mereka mendirikan perkumpulan pada perilaku mereka tersebut. Maka kesesatan semakin jauh. Orang-orang yang malang pada memasuki perkumpulan itu. 9

Maksudnya adalah orang-orang yang berdosa dan kafir tersebut mendirikan suatu kelompok atau jamaah. Tidak terlihat secara kasat mata bahwa jamaah tersebut mengejarkan perbuatanperbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama yang baik dan benar. Sehingga orang-orang yang tidak mengerti betul akan ajaran agama islam masuk dan mengikuti ajaran-ajaran yang diajarkan dalam kelompok atau jamaah tersebut. Maka lihat dan telitilah dari siapa kamu menerima ajaran agamamu itu maksudnya sebagai hamba Allah yang baik dan benar seharusnya orang mampu menelaah dan kritis terhadap semua ajaran agama yang masuk ke dalam kehidupannya. Tidak hanya mengikuti semua ajaran-ajaran yang diberikan kepada dirinya tanpa mengetahui dampak yang akan terjadi dari ajaran itu. Sesungguhnya menjelang hari kiamat, muncul banyak pendusta maksudnya orang-orang kafir (pendusta agama) akan mencari banyak teman untuk menemani mereka di neraka. Oleh karena itu sebagai seorang muslim sebaiknya membentengi diri agar tidak terjerumus dalam golongan orang yang mendustakan agama (kafir). Janganlah kamu menangisi agama ini bila ia berada dalam kekuasaan ahlinya. Tangisilah agama ini bila ia berada di dalam kekuasaan bukan ahlinya jika agama sudah dipimpin oleh muslim yang benar-benar mengerti akan Islam baik dari segi Al-Quran dan Al-Hadits maka bantulah untuk memperkokoh kepemimpinanya. Tetapi apabila pemimpin agama Islam adalah orang yang hanya mengerti Islam hanya dari luarnya dan tidak mengeti bagian dalam agama islam, cegahlah dia agar Islam tidak hancur dan salah kaprah karena tidak sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadist.

4.

Telaah Hadist ke-4

10

Artinya: Tepat sekali sahabat Umar bin Khattab radliyallahu anhu ketika berkata: Agama Islam hancur oleh perbuatan orang munafiq dengan Al-Quran. Anda sekalian adalah orangorang yang lurus yang dapat menghilangkan kepalsuan ahli kebathilan, penafsiran orang yang bodoh dan penyelewengan orang-orang yang over acting; dengan hujjah Allah, Tuhan semesta alam, yang diwujudkan melalui lisan orang yang ia kehendaki.

Penjelasan Kosakata yang Ada dalam Hadits : Sebagaimana telah kita ketahui bahwa ada tiga ciri-ciri orang munafik, yaitu : 1. Jika berkata dusta 2. Jika berjanji mengingkari

11

BAB III PENUTUP 1. Simpulan Hadist pertama : menerangkan tentang tiga perkara yang di ridhai dan di benci oleh Allah SWT Hadist kedua : menerangkan tentang larangan dengki, menjerumuskan, bernusuhan, membenci, karena sesungguhnya sesama muslim adalah bersaudara. Hadist ke tiga : menerangkan tentang perbuatan orang munafik dengan al-quran. Hadist ke empat : menerangkan tentang kewajiban menelaah semua ajaran-ajaran islam yang disampaikan terhadap seorang muslim

2. Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu : 1. Disamping mempelajari al-quran seorang muslim juga harus mempelajari al-hadist. 2. Terapkan al-hadist dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mendoakan sesama umat muslim

12

Daftar Pustaka
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=hadis+tentang+Allah+ridha+atas+tiga+perkara+dan +benci+atas+tiga+perkara&source=web&cd=6&ved=0CFwQFjAF&url=http%3A%2F%2Ftrend muslim.com%2Fhaditsweb%2Friyadush_shalihin%2Fbab356.htm&ei=xiG_T9jPKsLKrAeG6Oz MCQ&usg=AFQjCNHsrHKvK4G8_rAOWgoLFjTKBd1-cw (diakses tanggal 28 Mei 2012) Harits Busyairi A. Islam NU, Surabaya: Khalista, 2010. http://elhijrah.blogspot.com/2012/03/perkara-perkara-yang-diridhai-dan.html (diakses tanggal 28 Mei 2012)

13

Anda mungkin juga menyukai