Anda di halaman 1dari 4

Pendapatan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011 sebesar Rp 881.267 juta.

Pendapatan Perseroan tahun 2010 sebesar Rp 4.091.903 juta atau mengalami peningkatan sebesar Rp 3.472.532 juta atau 560,65%. Pada tahun 2009, pendapatan Perseroan sebesar Rp 619.371 juta atau meningkat sebesar Rp 607.971 juta atau 5.333,08%. Sedangkan pada tahun 2008, pendapatan Perseroan tercatat sebesar Rp 11.400 juta, menurun sebesar Rp 584 juta atau 4,87% dibandingkan tahun 2007. Pada tahun 2007, pendapatan Perseroan tercatat sebesar Rp 11.984 juta atau meningkat sebesar Rp 466 juta atau 4,04% dibandingkan tahun 2006. Beban pokok pendapatan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar Rp 313.876 juta. Beban pokok pendapatan Perseroan pada tahun 2010 dan 2009 secara berturut-turut adalah sebesar Rp 1.458.713 juta, Rp 383.056 juta, sedangkan di tahun 2008, 2007 dan 2006 tidak terdapat akun beban pokok pendapatan.

Perseroan mengalami laba sebesar Rp 25.779 juta di tahun 2007. Hal ini disebabkan oleh besarnya bagian atas rugi bersih perusahaan asosiasi yaitu sebesar Rp 22.954 juta yang mengakibatkan laba yang signifikan pada Perseroan. Perseroan mengalami kerugian sebesar Rp 3.704 juta di tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh besarnya bagian atas rugi bersih perusahaan asosiasi yaitu sebesar Rp 7.750 juta yang mengakibakan kerugian pada Perseroan. Rugi Perseroan mengalami peningkatanyang cukup signifikan di tahun 2009 yaitu menjadi sebesar Rp 18.314 juta. Hal ini disebabkan oleh beban usaha sebesar Rp 401.805 juta yang mengakibatkan kerugian yang cukup signifikan pada Perseroan. Laba bersih perusahaan tahun 2010 sebesar Rp. 624.537 juta, mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2009 dengan tingkat kenaikan sebesar Rp 642.851 juta. Hal ini disebabkan kenaikan laba kotor Perseroan sebesar Rp 2.250.134 juta. Selain itu, beban usaha Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar Rp 1.138.049 juta. Laba bersih Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar Rp 118.590 juta. Aset Perseroan pada tanggal 31 Maret 2011 mengalami penurunan sebesar Rp 560.677 juta. Hal ini terutama disebabkan karena penurunan kas dan setara kas sebesar Rp 595.464 juta dan persediaan sebesar Rp 49.677 juta. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp 3.890.081 juta. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp 595.946 juta dan piutang lain-lain pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 3.196.911 juta. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp 1.464.455 juta. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp 359.337 juta, persediaan sebesar Rp 364.063 juta, aset tetap bersih sebesar Rp 546.627 juta dan uang jaminan sebesar Rp 62.574 juta. Selain itu terdapat penurunan investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp 55.440 juta. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 mengalami penurunan sebesar Rp 8.560 juta. Hal ini terutama disebabkan karena penurunan piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 507 juta dan investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp 7.750 juta.

Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 mengalami kenaikan sebesar Rp 16.478 juta. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp 22.954 juta. Liabilitas lancar Perseroan mengalami penurunan pada tanggal 31 Maret 2011 yaitu sebesar Rp 320.282 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan hutang usaha pihak ketiga sebesar Rp 228.852 juta dan biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 56.729 juta. Liabilitas tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Maret 2011 juga mengalami penurunan signifikan sebesar Rp 358.985 juta. Hal ini terutama disebabkan karena penurunan hutang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 369.153 juta. Liabilitas lancar Perseroan mengalami kenaikan pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp 295.054 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 233.255 juta dan hutang pajak sebesar Rp 123.806 juta. Selain itu, terdapat penurunan hutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 242.959 juta. Liabilitas tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 juga mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp 2.759.656 juta. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan hutang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 2.733.774 juta. Liabilitas lancar Perseroan mengalami kenaikan pada tanggal 31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp 1.164.178 juta. Kenaikan pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh kenaikan hutang usaha pihak ketiga dan hutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 628.358 juta dan Rp 242.959 juta dan biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 196.911 juta. Liabilitas tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 juga mengalami kenaikan sebesar Rp 105.001 juta. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan kewajiban imbalan kerja sebesar Rp 111.940 juta. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 mengalami penurunan sebesar Rp 8.560 juta. Hal ini terutama disebabkan karena penurunan piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 507 juta dan investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp 7.750 juta. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 mengalami kenaikan sebesar Rp 16.478 juta. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp 22.954 juta. Liabilitas lancar Perseroan mengalami penurunan pada tanggal 31 Maret 2011 yaitu sebesar Rp 320.282 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan hutang usaha pihak ketiga sebesar Rp 228.852 juta dan biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 56.729 juta. Liabilitas tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Maret 2011 juga mengalami penurunan signifikan sebesar Rp 358.985 juta. Hal ini terutama disebabkan karena penurunan hutang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun sebesar Rp 369.153 juta. Liabilitas lancar Perseroan mengalami kenaikan pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp 295.054 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 233.255 juta dan hutang pajak sebesar Rp 123.806 juta. Selain itu, terdapat penurunan hutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 242.959 juta. Liabilitas tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 juga mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp 2.759.656 juta. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan hutang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 2.733.774 juta. Liabilitas lancar Perseroan mengalami kenaikan pada tanggal 31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp 1.164.178 juta. Kenaikan pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh kenaikan hutang usaha pihak ketiga dan hutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 628.358 juta dan Rp 242.959 juta dan biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 196.911 juta. Liabilitas tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 juga mengalami kenaikan sebesar Rp 105.001 juta. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan kewajiban imbalan kerja sebesar Rp 111.940 juta. Liabilitas lancar Perseroan mengalami penurunan pada tanggal 31 Desember 2008 yaitu sebesar Rp 204 juta. Penurunan pada tahun 2008 terutama disebabkan oleh penurunan hutang pajak sebesar Rp 136 juta dan biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 69 juta. Liabilitas tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 juga mengalami penurunan sebesar Rp 4.652 juta yang terutama disebabkan karena menurunnya hutang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 4.800 juta. Liabilitas lancar Perseroan mengalami penurunan pada tanggal 31 Desember 2007 yaitu sebesar Rp 4.965 juta. Penurunan pada tahun 2007 terutama disebabkan oleh penurunan hutang bank jangka panjang - bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 5.000 juta. Liabilitas tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 juga mengalami penurunan sebesar Rp 4.337 juta yang terutama disebabkan karena menurunnya hutang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 4.800 juta.

Anda mungkin juga menyukai