Anda di halaman 1dari 53

Belajar Menulis Pantun - Dari Catatan Sekolah

Pantun merupakan salah satu karya sastra Melayu yang sampai sekarang masih dikembangkan. Kata pantun mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik. Pantun juga dapat berarti sindiran. Zaman dahulu, pantun digunakan sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan. Pantun dikenal di berbagai daerah, namun dengan nama yang berbeda. Di Jawa Tengah dikenal dengan parikan, di Toraja dikenal bolingoni, di Jawa Barat dapat ditemukan pantun dalam bentuk nyanyian doger, di Surabaya ludruk , di Banjarmasin tirik dan ahui , gandrung di Banyuwangi, dan di Makassar kelong-kelong. Selain merupakan ungkapan perasaan, pantun dipakai untuk menghibur orang. 1. Ciri-ciri pantun Pantun memiliki ciri-ciri tersebut, antara lain: a. mempunyai bait dan isi, b. setiap bait terdiri atas baris-baris, c. jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas, d. setiap bait terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Contoh: Pantun dua baris Anjing hutan suka melolong (sampiran) Jangan suka bicara bohong (isi) Pintu diketuk ada tamu (sampiran) Rajin membaca bertambah ilmu (isi) Pantun empat baris Desa sawah mulai menghijau (sampiran) Di tengah ada pematang (sampiran)

Apa arti bertindak maju (isi) Kalau tanpa pemikiran matang (isi) e. Bersajak ab ab 2. Bentuk dan jenis pantun Pantun yang sering dipakai adalah pantun dua baris dan empat baris. Bentuk pantun bermacammacam, misalnya: pantun anak-anak, pantun jenaka, pantun suka cita, pantun kiasan, pantun nasehat, pantun duka cita, pantun budi pekerti, pantun agama, dan lain-lain. Contoh: Pantun anak Enak nian buah belimbing Mencari ke pulau sebrang Main bola ada pembimbing Binatang apa berhidung panjang? Pantun jenaka Orang mudik bawa barang Pakai kain jatuh terguling Kamu senang dilirik orang Setelah sadar ternyata juling Indah nian sinar mentari Purnama datang tak berbelah Melihat orang malas berlari Ternyata sandal tinggi sebelah Pantun sukacita Gurih nian ikan gurami

Tambah nikmat dengan kacang Alangkah senang hati kami Panen raya telah datang Pantun kiasan Luas nian samudra raya Pagi-pagi nelayan melaut Tak berguna memberi si kaya Bagai menebar garam di laut Pantun nasihat Jalan-jalan ke Semarang Bawa bandeng tanpa duri Belajar mulai sekarang Untuk hidup kemudian hari Pantun dukacita Beras miskin disebut raskin Yang mendapat tak semua Aku ini anak miskin Harta benda tak kupunya Pantun budi pekerti Siapa yang tak simpatik Melihat bunga dahlia Kulit putih berwajah cantik Sudah ayu berhati mulia

Pantun agama Minum susu di pagi hari Tambah nikmat tambah cokelat Pandai-pandai membawa diri Siapa tahu kiamat sudah dekat 3. Pantun berbalas Pantun berbalas adalah pantun yang dimainkan dua kelompok. Kelompok tersebut dapat dikembangkan menjadi kelompok "pro" dan "kontra" atau kelompok gadis dan kelompok jejaka. Jumlah anggota per kelompok tiga sampai lima orang. Berbalas pantun dipimpin oleh seorang moderator yang bertugas untuk menengahi permainan. Setiap sesi berbalas pantun harus mempunyai tema. Urutan berbalas pantun terdiri atas pembukaan, isi, dan penutup. Dari Buku Sekolah Terima kasih: Duta Pulsa - Dynasis - Buku Murah - Toko Barang Pilihan - Persewaan Alat Pesta
Home

PANTUN JENAKA VOL 1


...1 Ikan hiu pegel-pegel I love u girl ...2 Ada batagor ada teh sisri eh gw pinter lu ngiri ...3 jalan-jalan ke Paris Lihat gedung berbaris - baris

Kalo mau tau yang namanya Faris Tu yang Gigi nya berbaris - baris

Pantun adat
Menanam kelapa di pulau Bukum Tinggi sedepa sudah berbuah Adat bermula dengan hukum Hukum bersandar di Kitabullah

[sunting] Pantun agama


Banyak bulan perkara bulan Tidak semulia bulan puasa Banyak tuhan perkara tuhan Tidak semulia Allah Yang Esa

[sunting] Pantun budi


Bunga cina diatas batu Daunnya lepas kedalam ruang Adat budaya tidak berlaku Sebabnya emas budi terbuang

[sunting] Pantun jagoan


Adakah perisai bertali rambut Rambut dipintal akan cemara Adakah misai tahu takut Kamipun muda lagi perkasa

[sunting] Pantun kias


Ayam sabung jangan dipaut Jika ditambat kalah laganya Asam digunung ikan dilaut Dalam belanga bertemu juga

[sunting] Pantun nasihat


Jalan-jalan ke kota Blitar Jangan lupa beli sukun Kalau kamu ingin pintar Harus belajar yang tekun

[sunting] Pantun Percintaan


Coba-coba menanam mumbang Moga-moga tumbuh kelapa Coba-coba bertanam sayang Moga-moga menjadi cinta

[sunting] Pantun peribahasa


Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian

[sunting] Pantun teka-teki


Kalau tuan bawa keladi Bawakan juga si pucuk rebung Kalau tuan bijak bestari Binatang apa tanduk di hidung

Kumpulan Pantun Nasehat


perpustakaan-online Banyak sayur dijual di pasar Banyak juga menjual ikan Kalau kamu sudah lapar cepat cepatlah pergi makan Kalau harimau sedang mengaum Bunyinya sangat berirama Kalau ada ulangan umum Marilah kita belajar bersama Hati-hati menyeberang Jangan sampai titian patah Hati-hati di rantau orang Jangan sampai berbuat salah Manis jangan lekas ditelan Pahit jangan lekas dimuntahkan Mati semut karena manisan Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa Kain terjemur disampaian Jangan diri dapat kecewa Lihat contoh kiri dan kanan Di tepi kali saya menyinggah Menghilang penat menahan jerat Orang tua jangan disanggah Agar selamat dunia akhirat Tumbuh merata pohon tebu Pergi ke pasar membeli daging Banyak harta miskin ilmu Bagai rumah tidak berdinding Pinang muda dibelah dua Anak burung mati diranggah Dari muda sampai ke tua Ajaran baik jangan diubah Anak ayam turun sepuluh Mati satu tinggal sembilan Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh Supaya engkau tidak ketinggalan Anak ayam turun sembilan Mati satu tinggal delapan Ilmu boleh sedikit ketinggalan Tapi jangan sampai putus harapan Anak ayam turun delapan Mati satu tinggal lah tujuh Hidup harus penuh harapan Jadikan itu jalan yang dituju Ada ubi ada talas Ada budi ada balas Sebab pulut santan binasa Sebab mulut badan merana Jalan kelam disangka terang Hati kelam disangka suci Akal pendek banyak dipandang

Janganlah hati kita dikunci Bunga mawar bunga melati Kala dicium harum baunya Banyak cara sembuhkan hati Baca Quran paham maknanya Ilmu insan setitik embun Tiada umat sepandai Nabi Kala nyawa tinggal diubun Turutlah ilmu insan nan mati Ke hulu membuat pagar, Jangan terpotong batang durian; Cari guru tempat belajar, Supaya jangan sesal kemudian. Tiap nafas tiadalah kekal Siapkan bekal menjelang wafat Turutlah Nabi siapkan bekal Dengan sebar ilmu manfaat

PANTUN SUKA CITA


Agustus 3, 2008

Elok rupanya kumbang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang Dibawa itik pulang petang Dapat dirumput bilang-bilang Melihat ibu sudah datang Hati cemas menjadi hilang Dapat di rumput bilang-bilang Menghisap bunga dengan mayang Hati cemas menjadi hilang Perut lapar menjadi kenyang Juragan bernama Sutan Tahir Muat beras bercampur pulut Selama masa adikku lahir Telah beroleh kawan bergelut

Orang Bandung memintal kapas Anak Cina berkancing tulang Ayah kandung pulanglah lekas Ananda rindu bukan kepalang Pergi mengail umpan sinangis Dapatlah limbat gedang-gedang Adik kandung jangan menangis Orang penangis lambat gedang Cina gemuk membuka kedai Menjual embeh dengan pasu Bertepuk adikku pandai Boleh diupah dengan susu Ramai orang bersorak-sorak Menepuk gendang dengan rebana Alangkah besarnya hati awak Mendapat baju dengan celana Ayam kinantan terbang mengekas Hinggap di ranting bilang-bilang Melihat ibu pulang lekas Hatiku besar bukan kepalang Hanyut batang berlilit kumpai Terdampar di ujung Tanjung Jati Bunda pulang bapa pun sampai Kemi semua berbesar hati Saya tidak pandai menari Sebarang tari saya tarikan Saya tidak pandai menyanyi Sebarang nyanyi saya nyanyikan Kita menari keluar bilik Sebarang ari kita tarikan Kita bernyanyi adik-beradik Sebarang nyanyi kita nyanyikan Tengah rembang panas teduh Peluh di badan habis bertitik Ayuhai saudara jangan bergaduh Lihatlah bunda sudah berbalik

Sayang pisang tiada berjantung Bunga keluar dari kelopak Penat sangat ibu mendukung Adik tak juga mau gelak Buai-buai dalam buaian Buaian dari rotan saga Panjang benar janggut tuan Mari dibuat tali timba Burung elang burung merpati Terbang ke kubur mencari makan Bukan kepalang senangnya hati Melihat ibu pulang dari pekan

Kumpulan Pantun
HOME

| Jalan Terakhir | Surat Pesanan | Oh Ummi | Elegi Titah | Tarian Sang Hudoq | New Page Title | Family Photo Album | New Page Title | Persiapan | Kumpulan Pantun | Keindahan Alam | My Resume | Favorite Links | Kontak pengasuh
Mandau Berdarah

LANTUN MAHAKAM
Orang kaya banyak berharta Ke Sumatra setiap tahun Bismillah saya membuka kata Berseni sastra membuat pantun * Daun ilalang pucuknya mati Buah pisang berwarna hitam Pantun dikarang penghibur hati Turut kembangkan budaya Etam * Daun ilalang taruh di topi Daun Kurma ditambah lagi Pantun kukarang di malam sepi Kala purnama telah meninggi * Ambil paku di Kota Raja Di Kota Raja mendapat intan Wahai saudaraku di mana saja Pantun kukarang untuk kalian BUDAYA ETAM Jalan-jalan sekitar taman Jangan patahkan mawar berduri Wahai kawan sesama seniman Mari lestarikan budaya Etam s Anak badak mencari makan Anak ketam di dalam tanah Kalau tidak dilestarikan Budaya Etam pastilah punah s Minum susu memakai rantang Tumpah di bantal di atas tilam Anak cucu di masa datang Tidak kenal budaya Etam s kalau tilam sudahlah basah

Jemur sekarang di atas atap Budaya etam sangatlah indah Sungguh sayang, janganlah lenyap s terbang rendah burung peragam Dari huma terbang ke hutan Budaya daerah beraneka ragam Mari bersama kita lestarikan s main gasing janganlah rebah Memakai tali pelepah pisang Budaya asing sudah merambah Budaya asli janganlah hilang s Mari menyanyi sambil menari Suara dua tinggi dan rendah Budaya negeri tetap lestari Negeri kita semakin indah s Air terjun bertangga dua Tempat gadis mencuci kain Syair, pantun, serta mamanda Juga masih banyak yang lain s Buah kelat waktu dirasa Meludah lagi kalau tak nyaman Wahai pejabat serta pengusaha Bantulah kami para seniman s Pohon kurma sebesar paha Pohon Kemiri tidak berduri Mari bersama kita berusaha Mmembangun seni negeri sendiri s Anak cecak mencari makan Bersembunyi di bawah papan Orang bijak pasti pikirkan Hari ini dan masa depan s Ada ikan namanya tenggiri Ikan dibawa ke Muara Kaman Melestarikan budaya negeri Bukanlah hanya tugas seniman s

Kumpulan Pantun Tebakan Lucu


perpustakaan-online

1. Penyanyi dunia asal Aceh yang tewas bunuh diri... Cut Cobain. 2. Dua artis yang sangat tinggi... Lulu Tebing dan Jeremy Monas. 3. Ayam terbesar adalah... Ayam semesta. 4. Bakso yang wangi... Baksona Roll On Deodorant. 5. Bangsawan Inggris yang terkenal dengan acara lawaknya di TV... SirMulat. 6. Fisikawan terkenal dari Batak... Sir Isaac Nasution. 7. Bebek yang terkenal... Bebekstreet Boys. 8. Bola yang disukai anak kecil... Bolaemon. 9. Buah yang bikin bingung... Strawberry (bingung, kan?) 10.Setelah bulan yang ada sekarang ini, kelak ada bulan apalagi?... Bulan depan. 11.Apa itu cemilan?... Cebelum cepuluh, cecudah celapan.

12.Emping yang khusus buat UMPTN... Emping-sil 2B. 13.Mengapa dalang membawa keris ketika pertunjukan wayang?... Sebab kalau bawa kompor, istrinya gak masak. 14.Daun yang lucu... Dauno, Kasino, Indro. 15.Error yang bisa nyanyi... Errorsmith. 16.Es yang bikin panas dingin dan pusing-pusing... Essai. 17.Gajah apa yang belalainya pendek?... Gajah pesek. 18.Kenapa babi bau?... Karena keteknya ada 4. 19.Kenapa Superman nggak kawin ama wonderwoman?... Ya, nggak jodoh. 20.Rambut putih namanya uban, rambut merah namanya pirang, kalo rambut hijau namanya apa? ... Rambutan belum mateng. 21.Kenapa sepatu Superman warnanya merah? Biar matching ama sayapnya. 22.Kopi apa yang bisa menggigit?... Kopiting 23.Bulu apa yang warnanya kuning semua?... Bulubend. 24.Bisnis apa yang terkenal di Amerika dan seluruh dunia?... Bisnispear..Itu lo, penyanyi yg sexy 25.Daun apa yang nggak bisa dipegang?... Daun touch me! 26.Kenapa meja bagian bawahnya selalu kasar, tidak sehalus bagian atasnya?...Karena bagian bawah meja banyak upil yang udah kering. 27.Sambel apa yang ada di pinggir jalan?... Sambel Ban 28.Apa bahasa Cinanya sepi?... Zun yi Zen yap 29.Kenapa anjing laut berkumis? karena mo nakutin kucing laut 30.Daun apa yang paling keras dan sakit? smack daun. 31.Apa bahasa Arabnya diam di tempat? Ta'kabur 32.Kenapa superman bisa terbang?... Kalau bisa nyopir namanya bukan superman, tapi sopir..man..!! 33.Putih, kecil, tapi kalo dipukul ngebangunin orang sekampung?...Nasi nempel di bedug 34.Kenapa anak kucing dan anak anjing suka berantem?... Namanya juga anakanak !! 35.Dikocok, tegang. Pas keluar jerit senang..Hayo apaan?... Ibu-ibu undian arisan. 36.Siapa nama kecilnya jendral sudirman?... sudirboy. 37.Negara apa yang paling banyak muncul dalam peribahasa? ...Swedia, dalam peribahasa "swedia payung sebelum hujan" 38.Orang apa kalau dipukul gak sakit-sakit?... Orang gak kena, yeeeeeeeeee! 39.Jus apa yang turun dari langit?... Jus...tru itu saya ngga tau. 40.Bagaimana suara kucing kalo jalannya mundur? ...gnooooem ... 41.Bahasa jepang orang kecopetan apa? ....Sakuku diraba takurasa

Lainnya

Apa bedanya kepala sama kelapa ??? ......kalo kepala dicukur jadi botak,tapi kalo kelapa dicukur jadi batok !! Ikan apa yang palanya paling gede ??? ...... Ikan teri pake Helm Ikan Apa yang palanya paling banyak ??? .... Ikan Teri sekilo Ikan apa yg gak bisa maju & gak bisa mundur ???? .... Ikan Kejepit

Contoh Pantun Jenaka

Email Print Facebook Twitter

Kamis, 20 Agustus 2009 di 7:48:00 PM Diposkan oleh WandI NewS


Contoh Pantun Jenaka - Apa itu pantun Jenaka ? Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun Jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.

Berikut adalah beberapa contoh Pantun Jenaka yang di peroleh dari sumber wikipedia Bahasa Indonesia. Dimana kuang hendak bertelur Diatas lata dirongga batu Dimana tuan hendak tidur Diatas dada dirongga susu Elok berjalan kota tua Kiri kanan berbatang sepat Elok berbini orang tua Perut kenyang ajaran dapat Sakit kaki ditikam jeruju Jeruju ada didalam paya Sakit hati memandang susu Susu ada dalam kebaya Naik kebukit membeli lada Lada sebiji dibelah tujuh Apanya sakit berbini janda Anak tiri boleh disuruh Orang Sasak pergi ke Bali Membawa pelita semuanya Berbisik pekak dengan tuli Tertawa si buta melihatnya Jalan-jalan ke rawa-rawa Jika capai duduk di pohon palm Geli hati menahan tawa Melihat katak memakai helm

Limau purut di tepi rawa, buah dilanting belum masak Sakit perut sebab tertawa, melihat kucing duduk berbedak Kumpulan Pantun Nasehat Banyak sayur dijual di pasar Banyak juga menjual ikan Kalau kamu sudah lapar cepat cepatlah pergi makan Kalau harimau sedang mengaum Bunyinya sangat berirama Kalau ada ulangan umum Marilah kita belajar bersama Hati-hati menyeberang Jangan sampai titian patah Hati-hati di rantau orang Jangan sampai berbuat salah Manis jangan lekas ditelan Pahit jangan lekas dimuntahkan Mati semut karena manisan Manis itu bahaya makanan. Buah berangan dari Jawa Kain terjemur disampaian Jangan diri dapat kecewa Lihat contoh kiri dan kanan Di tepi kali saya menyinggah Menghilang penat menahan jerat Orang tua jangan disanggah Agar selamat dunia akhirat Tumbuh merata pohon tebu Pergi ke pasar membeli daging Banyak harta miskin ilmu Bagai rumah tidak berdinding Pinang muda dibelah dua

Anak burung mati diranggah Dari muda sampai ke tua Ajaran baik jangan diubah Anak ayam turun sepuluh Mati satu tinggal sembilan Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh Supaya engkau tidak ketinggalan Anak ayam turun sembilan Mati satu tinggal delapan Ilmu boleh sedikit ketinggalan Tapi jangan sampai putus harapan Anak ayam turun delapan Mati satu tinggal lah tujuh Hidup harus penuh harapan Jadikan itu jalan yang dituju Ada ubi ada talas Ada budi ada balas Sebab pulut santan binasa Sebab mulut badan merana Jalan kelam disangka terang Hati kelam disangka suci Akal pendek banyak dipandang Janganlah hati kita dikunci Bunga mawar bunga melati Kala dicium harum baunya Banyak cara sembuhkan hati Baca Quran paham maknanya Ilmu insan setitik embun Tiada umat sepandai Nabi Kala nyawa tinggal diubun Turutlah ilmu insan nan mati Ke hulu membuat pagar, Jangan terpotong batang durian; Cari guru tempat belajar, Supaya jangan sesal kemudian.

Tiap nafas tiadalah kekal Siapkan bekal menjelang wafat Turutlah Nabi siapkan bekal Dengan sebar ilmu manfaat Banyak sayur dijual di pasar Banyak juga menjual ikan Kalau kamu sudah lapar cepat cepatlah pergi makan Kalau harimau sedang mengaum Bunyinya sangat berirama Kalau ada ulangan umum Marilah kita belajar bersama Hati-hati menyeberang Jangan sampai titian patah Hati-hati di rantau orang Jangan sampai berbuat salah Manis jangan lekas ditelan Pahit jangan lekas dimuntahkan Mati semut karena manisan Manis itu bahaya makanan. Buah berangan dari Jawa Kain terjemur disampaian Jangan diri dapat kecewa Lihat contoh kiri dan kanan Di tepi kali saya menyinggah Menghilang penat menahan jerat Orang tua jangan disanggah Agar selamat dunia akhirat Tumbuh merata pohon tebu Pergi ke pasar membeli daging Banyak harta miskin ilmu Bagai rumah tidak berdinding Pinang muda dibelah dua Anak burung mati diranggah Dari muda sampai ke tua Ajaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluh Mati satu tinggal sembilan Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh Supaya engkau tidak ketinggalan Anak ayam turun sembilan Mati satu tinggal delapan Ilmu boleh sedikit ketinggalan Tapi jangan sampai putus harapan Anak ayam turun delapan Mati satu tinggal lah tujuh Hidup harus penuh harapan Jadikan itu jalan yang dituju Ada ubi ada talas Ada budi ada balas Sebab pulut santan binasa Sebab mulut badan merana Jalan kelam disangka terang Hati kelam disangka suci Akal pendek banyak dipandang Janganlah hati kita dikunci Bunga mawar bunga melati Kala dicium harum baunya Banyak cara sembuhkan hati Baca Quran paham maknanya Ilmu insan setitik embun Tiada umat sepandai Nabi Kala nyawa tinggal diubun Turutlah ilmu insan nan mati Ke hulu membuat pagar, Jangan terpotong batang durian; Cari guru tempat belajar, Supaya jangan sesal kemudian. Tiap nafas tiadalah kekal Siapkan bekal menjelang wafat Turutlah Nabi siapkan bekal

Dengan sebar ilmu manfaat Hati-hati menyeberang Jangan sampai titian patah Hati-hati di rantau orang Jangan sampai berbuat salah Manis jangan lekas ditelan Pahit jangan lekas dimuntahkan Mati semut karena manisan Manis itu bahaya makanan. Buah berangan dari Jawa Kain terjemur disampaian Jangan diri dapat kecewa Lihat contoh kiri dan kanan Anak ayam turun sepuluh Mati satu tinggal sembilan Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh Supaya engkau tidak ketinggalan Anak ayam turun sembilan Mati satu tinggal delapan Ilmu boleh sedikit ketinggalan Tapi jangan sampai putus harapan Anak ayam turun delapan Mati satu tinggal lah tujuh Hidup harus penuh harapan Jadikan itu jalan yang dituju Di tepi kali saya menyinggah Menghilang penat menahan jerat Orang tua jangan disanggah Agar selamat dunia akhirat Tumbuh merata pohon tebu Pergi ke pasar membeli daging Banyak harta miskin ilmu Bagai rumah tidak berdinding Pinang muda dibelah dua Anak burung mati diranggah

Dari muda sampai ke tua Ajaran baik jangan diubah asam kendis asam gelugur ke 3 asam riang riang badan menangis di dlm kubur teringat badan tak pernah sembahyang Kemumu di tengah pekan Di hembus angina jatuh ke bawah Ilmu yang tak pernah di amalkan Bagai pohon tak berbuah Buah semangka buah labu Buah di atas enak rsanya Berbondonglah kamu menuntut ilmu Karena wajib hukumnya Naik pesawat ke pakistan Sampainya pasti cepat Belajarlah dari kesalahan Kelak kebahagiaan akan di dapat

Pantun Pujian Kepada Allah SWT Banyaklah haji perkara haji Haji berkunjung ke Baitullah Banyaklah puji perkara puji Pujian agung kepada Allah Banyaklah lebah perkara lebah Lebah meniti kepada galah Banyaklah sembah perkara sembah Sembah sejati kepada Allah

Pantun Pujian Kepada Nabi Muhammad, SAW Banyak hari diantara hari Tidak semulia hari Jumat Banyak nabi diantara nabi Tidak semulia nabi Muhammad

Banyaklah redup perkara redup Redup alamat hari kan hujan Banyaklah hidup perkara hdiup Hidup Muhammad menjadi teladan Jaringan puput merata-rata Campakkan bilis ke dalam pukat Keringlah laut menjadi tinta Takkan tertulis ajaran Muhammad

Pantun Pujian Kepada Orang Tua Banyaklah angsa berebut terbang Membumbung angsa menuju lepak Banyaklah jasa disebut orang Agunglah jasa ibu dan bapak Sebesar-besar mayang pinang Takkan sama mayang kelapa Sebesar-besar sayang orang Tak sama sayang ibu bapa Supaya tangan tidak terluka Jangan dikepit hulunya kapak Supaya Tuhan tiada murka Jangan sakiti ibu dan bapak

Pantun Pujian Kepada Pemimpin Banyaklah orang mencari rusa Sekali tembak kaki berpilin Banyaklah orang jadi penguasa Tapi tak layak jadi pemimpin Kalau hendak menyalin surat Hari petang lampu berminyak Kalau hendak mempimpin rakyat Hati lapang ilmu pun banyak Besarlah batang sagu bertampin Bila dikerat mati ujungnya Besar hutang jadi pemimpin

Dunia akhiratkan ditanggungnya

Kumpulan Pantun Nasehat Agama Orang Bayang pergi mengaji Ke Cubadak jalan ke Panti Meninggalkan sembahyang jadi berani Seperti badan tak akan mati Pangkal dibelit di pohon jarak Jarak nan tumbuh tepi serambi Jangan dibuat yang dilarang syarak Itulah perbuatan yang dibenci Nabi Jarak nan tumbuh tepi serambi Pohon kerekot bunganya sama Itulah perbuatan yang dibenci Nabi Petuah diikut segala ulama Pohon kerekot bunganya sama Buahnya boleh dibuat colok Petuah diikut semua ulama Jangan dibawa berolok-olok Rusa banyak dalam rimba Kera pun banyak tengah berhimpun Dosa banyak dalam dunia Segeralah kita minta ampun Kera banyak tengah berhimpun Sandarkan galah pada pohon Segeralah kita meminta ampun Kepada Allah tempat bermohon Tuman dipegang jatuh ke laut Disambar yu jerung tenggiri Imanpun tetap sehingga maut Di situ baru tahukan diri Disambar yu jerung tenggiri Sutan Amat mandi bersimbur Di situlah baru tahukan diri Malaikat memalu dalam kubur

Kait-kait di padang temu Terap ditimbun di ujung galah Baik-baik berpegang pada ilmu Harapkan ampun pada Allah Temu itu banyak warnanya Ada yang putih ada yang biru Ilmu itu banyak gunanya Tiada boleh orang menggaru Pecah cawan di atas peti Cawan minum Sutan Amat Tuhan Allah yang mahasuci Jangan dilupakan setiap saat Banyaklah hari antara hari Tidak semulia hari Jumat Banyaklah nabi antara nabi Tidak semulia Nabi Muhammad Delima batu dipenggal-penggal Bawa galah ke tanah merah Lima waktu kalau ditinggal Ibu bapak pasti marah Buah ini buah berangan Masak dibungkus sapu tangan Dunia ini pinjam-pinjaman Akhirat kelak kampung halaman Belah buluh bersegi-segi Buat mari serampang ikan Kuasa Allah berbagi-bagi Lebih laut dan juga daratan Asam rumbia dibelah-belah Buah separuh di dalam raga Dunia ikut firman Allah Akhirat dapat masuk surga Ambil galah kupaskan jantung Orang Arab bergoreng kicap Kepada Allah tempat bergantung

Kepada Nabi tempat mengucap Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang Kemumu di dalam semak Jatuh melayang selaranya Meski ilmu setinggi tegak Tidak sembahyang apa gunanya Bunga mawar bunga melati Kala dicium harum baunya Banyak cara sembuhkan hati Baca Quran paham maknanya

Pantun Suka Cita Elok rupanya kumbang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang Dibawa itik pulang petang Dapat dirumput bilang-bilang Melihat ibu sudah datang Hati cemas menjadi hilang Dapat di rumput bilang-bilang Menghisap bunga dengan mayang Hati cemas menjadi hilang Perut lapar menjadi kenyang Juragan bernama Sutan Tahir Muat beras bercampur pulut Selama masa adikku lahir Telah beroleh kawan bergelut

Orang Bandung memintal kapas Anak Cina berkancing tulang Ayah kandung pulanglah lekas Ananda rindu bukan kepalang Pergi mengail umpan sinangis Dapatlah limbat gedang-gedang Adik kandung jangan menangis Orang penangis lambat gedang Cina gemuk membuka kedai Menjual embeh dengan pasu Bertepuk adikku pandai Boleh diupah dengan susu Ramai orang bersorak-sorak Menepuk gendang dengan rebana Alangkah besarnya hati awak Mendapat baju dengan celana Ayam kinantan terbang mengekas Hinggap di ranting bilang-bilang Melihat ibu pulang lekas Hatiku besar bukan kepalang Hanyut batang berlilit kumpai Terdampar di ujung Tanjung Jati Bunda pulang bapa pun sampai Kemi semua berbesar hati Saya tidak pandai menari Sebarang tari saya tarikan Saya tidak pandai menyanyi Sebarang nyanyi saya nyanyikan Kita menari keluar bilik Sebarang ari kita tarikan Kita bernyanyi adik-beradik Sebarang nyanyi kita nyanyikan Tengah rembang panas teduh Peluh di badan habis bertitik Ayuhai saudara jangan bergaduh

Lihatlah bunda sudah berbalik Sayang pisang tiada berjantung Bunga keluar dari kelopak Penat sangat ibu mendukung Adik tak juga mau gelak Buai-buai dalam buaian Buaian dari rotan saga Panjang benar janggut tuan Mari dibuat tali timba Burung elang burung merpati Terbang ke kubur mencari makan Bukan kepalang senangnya hati Melihat ibu pulang dari pekan

Pantun Berangan-angan Anak muda belum berakal Siang kesana malam kemai Hendak kusapa belumlah kenal Kutimang saja di dalam mimpi Air timpas pasang tak tiba Banyaklah kapal bergalah lalu Kakiku lemas hilang bicara Hendak berkenal terasa malu Anak sepat baru berenang Pasang tiba airpun penuh Hendak dekat hatiku bimbang Kupandang saja dari jauh Dapat udang bawa berlayar Hendak dijual pembeli sayur Teringat abad dada berdebar Sejak kukenal belum menegur Sudah lama merendam selasih Barulah kini mau mengembang Sudah lama kupendam kasih Barulah kini bertemu pandang

Badak tenuk namanya hewan Hidup selalu di dalam rimba Hendak menjenguk terasa segan Ke angin lalu kukirim cinta Buah nangka dari seberang Sedap sekali dibuat sayur Sudah lama ku nanti abang Barulah kini dapat menegur Anak musang disalak anjing Hingga malam lari menyuruk Hendak meminang tidak sebanding Dibawa diam hatiku remuk Buah nangka dari seberang Baunya wangi sedap rasanya Sudah lama ku nanti abang Barulah kini bertatap muka Diam-diam orang beramu Membawa badik untuk senjata Dalam diam abang menunggu Semoga adik mau menyapa Masak labu di tengah ladang Bawa ke rumah dibuat sayur Hendak merayu payah betandang Mata dah merah tak dapat tidur Masak durian tercium bau Isinya sedap rasanya manis Hendak berkenalan terasa malu Di dalam gelap hamba menangis Malam hari orang melukis Membuat gambar indah sekali Dalam hati hamba menangis Ingat kekasih tambatan hati Mengapa orang pergi menjala Menjala sepat sekali belum Mengapa abang menjadi gila

Gila melihat adik tersenyum Mengapa tanah menjadi debu Karena lama tak turun hujan Mengap alidah menjadi kelu Karena terlena melihat tuan Naik turun membawa padi Padi ladang padi ternama Adik sepantun bunga melati Kami memandang menjadi gila Naik turun membawa parang Untuk menebas semak belukar Adik sepantun bunga dikarang Membuat cemas dada berdebar Satu-satu membawa sayur Supaya air jangan terbuang Malu-malu hamba menyapa Karena kuatir tunangan orang Sisik bukan sebarang sisik Sisik belida memutus jala Cantik bukan sebarang cantik Cantik membawa hatiku gila Sisik bukan sebarang sisik Sisik ayam membawa tuah Cantik bukan sebarang cantik Cantik meredam hati yang gundah Siang malam orang menari Sampai remuk rasanya badan Kukenang puan dalam mimpi Bagai pungguk merindu bulan Telah lama orang menekat Membuat baju kebaya lebar Sudah lama abang terpikat Hendak bertemu dada berdebar Tebanglah kayu sebatang dua Untuk membuat perahu kolek

Abang merindu sepanjang masa Mabuk melihat tubuh yang molek Air timpas pasang tak tiba Banyaklah kapal bergalah lalu Kakiku lemas hilang bicara Hendak berkenal terasa malu Batang pepaya berputik belum Bila berulat lekas dipancung Abang menyapa adik tersenyum Rasa mendapat emas segunung

Pantun Kasih Tak Sampai Ulam bukan sebarang ulam Ulamnya dibawa anak penggalas Demam bukan sebarang demam Demam cinta tidak terbalas Tabunglah gendang bunyi bertalu Orang bersorak gegap gempita Sungguh malang nasib diriku Cinta ditolak harapan hampa Tujuh hari dalam seminggu Budak duduk membelah rotan Tubuhku lesu memendam rindu Awak bertepuk sebelah tangan Ampas kelapa dibuang orang Jatuh ke sungai dimakan ikan Lemas anggota remuklah tulang Kasih tak sampai binasa badan Buah seminai biji berkilat Dibuat minyak rasa perisa Sudah ku ungkai tali pengikat Adik menolak apalah daya Dapat itik baru bertelur Hendak digulai tak sampai hati Teringat adik hatiku hancur

Kasih tak sampai kubawa mati Buah perindu di Bukit Siguntang Sejak dahulu berhujan panas Tubuhku layu sakit telentang Karena cintaku tiada berbalas Buah durian berduri-duri Bila masak tentulah gugur Sudah berbulan kunanti-nanti Adik mengelak hatiku hancur Bukan palu sebarang palu Palu gada bertali rantai Bukan pilu sebarang pilu Pilu karena kasih tak sampai Cukup sudah orang berlayar Tetapi kolek tak mau laju Cukup sudah abang bersabar Tetapi adik tak mau tahu Gugur buah di pagi hari Ada masak ada yang muda Hancur sudah hatiku ini Cinta ditolak begitu saja Gugur melati dimakan kumbang Layulah tangkai patah kelopak Hancur hatiku bukan kepalang Rindu tak sampai cinta ditolak Bulan puasa bulan teruji Orang beramai pergi ke surau Badan sengsara memakan hati Kasih tak sampai hatiku risau Bagaimana nasi tidakkan putih Beras ditumbuk diidang dulu Bagaimana hati tidakkan sedih Puas membujuk orang tak mau Buluh perindu di Bukit Siguntang Sejak dahulu berhujan panas

Tubuhku layu sakit telentang Karena cintaku tiada berbalas Diam-diam orang melukis Membuat gambar anak peladang Dalam diam abang menangis Niat meminang ditolak orang Beban berat kakipun goyang Rasanya letih menggoyang lutut Badan penat hati pun bimbang Karena kasih tiada bersambut Air hujan turun mencurah Jatuh ke tanah terus ke laut Binasa badan menahan gundah Kasih kucurah tiada bersambut Angin bertiup semakin kencang Kapal berlayar dilanda badai Ingin kuhidup bersama abang Sayangnya kasih tiada sampai Anak elang mati terkejut Hilang campak ke dalampaya Awaklah sayang hati terpaut Orang menolak apalah daya Bulan haji bulan mulia Orang ke Mekah beramai-ramai Bukan ku mati karena senjata Sedang bercinta kasih tak sampai Asap api nampak menjulang Petang hari barulah reda Hasrat hati hendak meminang Orang tak sudi undurlah hamba Banyaklah beruk makan cempedak Memanjat kayu sepanjang hari Hendak merajuk bukanlah budak Penat merayu orang tak sudi Asap api dari seberang

Dibawa angin ketengah laut Hasrat hati memetik kembang Rupanya kasih tiada bersambut Asap api nampak bergumpal Padang kering sudah menyala Hasrat hati hendak berkenal Orang berpaling apalah daya Bagaimana orang takkan beramuk Dusun dan desa dirusak musuh Bagaimana abang takkan merajuk Bertahun kupuja adik tak acuh Bagaimana orang hendak menumbuk Lesunya saja tidak berlalu Bagaimana abang hendak memeluk Dipandang saja adik tak mau Batang nyiur di tepi kolam Di sana bayan berdiam diri Orang ditegur bermuka masam Kasihku simpan di dalam saja Belum duduk sudah berdiri Manakan orang dapat bicara Belum ditengok sudah lari Manakah sempat kita bercinta Buah cempedak jatuh berdebuk Jatuh menimpa anak buaya Sudah sejak aku membujuk Dinda tak suka apalah daya Palu bukan sembarang palu Palu pusaka berpalut emas Malu bukan sembarang malu Malu cinta tidak berbalas

Pantun Putus Cinta Anak kera mencuri manggis Matanya pedih kena jelatang

Awak tertawa hati menangis Karena kekasih dibawa orang Mabuklah orang dalam perahu Ombak besar setinggi rumah Mabuklah abang memendam rindu Adik kudengar pergi menikah Baik berburu di malam hari Bersuluh bulan dengan bintang Adik kucumbu di dalam mimpi Tubuhmu sudah ditangan orang Untuk apa orang ke hulu Kalau klek sudah berlubang Untuk apa hamba menunggu Kalau adik sudah bertunang Hari minggu jalan ke pasar Disana belanja membeli udang Hatiku pilu rasa terbakar Bunga kupuja dipetik orang Habislah buah pisang nangka Pisang serawak tegak sebatang Habislah tuah hilanglah muka Pinangan awak ditolak orang Fajar subuh sudahlah terbit Tanda hari menjelang siang Terbakar tubuh dadaku sakit Adinda kini dipinang orang Galah bukan sebarang galah Galah orang pemanjat pinang Salah bukan sebarang salah Salah abang lambat meminang Buluh cina berwarna kuning Tegak lurus dengan kokohnya Karena adik sudah berpaling Badanku kurus menanggung duka Sudahlah makan tidak berkuah

Nasi yang ada terasa kurang Sudahlah badan tidak bertuah Kekasih pula dilarikan orang Bagaimana padi tidakkan basah Pagi petang dilimbur pasang Bagaimana hati tidakkan patah Kekasih hilang direbut orang Diam-diam orang berkayuh Karena takut dikejar buaya Saban malam abang mengeluh Karena adik sudah berpunya Jatuh bangkit orang berburu Mengejar kijang kesana sini Tubuhku sakit tulangpun ngilu Mendengar abang sudah berbini Jatuh tupai salah melompat Bekejar naik ke batang pinang Tubuhku lunglai patah semangat Mendengar adik dipinang orang Beras padi diindang orang Supaya tahu mana antahnya Belas hati memandang abang Adik ditunggu sudah berpunya Belilah aruan serta belanak Dapat dipindang sesudah bersih Hati menyetan dadaku bengkak Melihat abang berpindah kasih Bulan sabit diambang petang Makin dipandang semakin indah Sudah senasib abang yang malang Hendak meminang adik lah nikah Bulan sabit di langit tinggi Sayup-sayup mata memandang Sudahlah nasib celaka diri Adik kucinta dipinang orang

Dari teluk berjalan pulang Naik kerumah sudahlah senja Hatiku remuk bukan kepakang Adik tercinta sudah berpunya Kemana lagi membawa ketupat Bunga sekaki sudahlah layu Kemana lagi adik bermanja Kanda kunanti tak mahu tahu Bulan haji bulan mulia Besar kecik tiada terbilang Rasakan mati badan sebelah Mendengar adik dipinang orang Batang nangka putik sejari Rebah ke tanah lapuk terbuang Abang menyangka adik sendiri Rupanya sudah duduk bertunang Bagaimana bunga kan jadi mekar Kalaulah kumbang sudah menyeri Bagaiman hamba memberi kabar Kalaulah abang sudah beristeri Benang ditenun berhari-hari Lambat laun menjadi kain Abang melamun gila menanti Adik lah kawin ke orang lain Beras bukan sebarang beras Beras ditumbuk membuang antah Panas bukan sebarang panas Panas menengok abang menikah Banyaklah upih dicari orang Untuk pembungkus lempuk durian Hendak kupilih kekasih orang Mabuklah hamba duduk sendirian Bangau bukan sembarang bangau Bangau putih berparuh panjang Risau bukan sembarang risau Risau kekasih direbut orang

Jikalau kumbang sudah menyeri Tentulah kelopaknya menjadi layu Kalaulah abang sudah beristeri Tentulah adik kan kuberi tahu Apa guna kacang direndang Bila masak direndam lagi Apa guna abang meminang Bila isteri sudah beranak Batang pinang sudahlah patah Tak lama lagi tentulah rubuh Orang kusayang sudah menikah Kemana lagi dagang berlubang Alangkah elok naik perahu Di sana mudah mencari angin Abanglah bujuk adik tak mau Rupanya ada janji yang lain Bagaimana titi takkan terendam Hujan lebat semelah hulu Bagaimana kami takkan berdendam Tuan lah dapat pasangan baru Bagaimana kita hendak berhenti Karena di jalan orang curiga Bagaimana hamba hendak berjanji Karena tuan memandang harta Badik diasah berulang kali Untuk berperang melawan musuh Adik gelisah mengenang janji Kutengok abang kian menjauh Bagaimanalah kita hendak berunding Orang berbantah setiap hari Bagaimana hamba hendak disunting Abanglah sudah beranak isteri Bagaimana kita hendak melangkah Tulang sendiri terasa goyang Bagaimana hamba hendak menikah

Abang lah menjadi laki orang Tali kecapi disebut orang Bila dipetik bunyinya nyaring Hati ku ini mabuk kepayang Karena adik sudah berpaling Bagaimana kita hendak berlayar Ombak besar memecah tebing Bagaimana hamba hendak bersabar Kudengar abang sudah berpaling

Pantun Memendam Rindu Kalau balik merendam selasih Pantang merendam biji labuh Kalaulah adik merendam kasih Abangpun karam menahan rindu Kalaulah labu dibawa bermain Dimanakah sempat lagi dipetik Kalau rindu pada yang lain Dimanakan sempat bersua adik Airlah dalam bertambah dalam Hujan di hulu berlumlah teduh Hatilah karam bertambah karam Karam merindu orang yang jauh Asap api orang berladang Nampak dari kuala Siak Tiap hari kutunggu abang Sampai kini tiada nampak Azan bukan sebarang pesan Azan bilal suaranya merdu Pesan bukan sebarang pesan Pesan kutinggal tanda rindu Dari subuh orang berburu Banyak kijang dibawa balik Dari jauh abang merindu Hendak datang langkahku pendek

Bila menimbang putik pauh Banyak getahnya tinggal melekat Bila kukenang adik nan juah Letak anggota pegallah urat Dapat kolek pergi kejayuh Air pasang berhenti dulu Mengingat adik lah pergi jauh Matilah abang menanggung rindu Batang selasih sudah meranting Lapuklah batang dahan pun layu Orang kukasih sudah berpaling Mabuklah dagang menahan rindu Baik sungguh pergi berburu Dapat pelanduk seekor dua Adik jauh hatiku rindu Penat duduk menanti berita Baik Sungguh mencari kurai Bulunya cantik untuk hiasan Adiklah jauh hatiku risau Rindukan adik terlupa makan Baiklah naik ke gunung ledang Disana banyak buluh perindu Adik nan molek sanjungpun abang Bila tak nampak hatiku rindu Banyaklan itik turun ke kali Mandi berenang jalan mendudu Hendak kupetik bunga berduri Matilah abang menahan rindu Banyaklah ikan mabuk terapung Karena terminum air tuba Letaklah badan duduk termenung Karena belum bertemu adinda Biji nangka janga ditelan Bia ditelan tentu tercekik Hatiku duka putus harapan

Karena lama merindukan adik Biji pauh ditanam orang Sudah besar berbuah pula Hati rusuh bukan kepalang Habislah sabar memanti dinda Buah kuini masak di batang Pai hari banyak yang jatuh Biar ku mati dalam membujang Karena menanti adik yang jauh Buah mentimun di tepi tasik Habis busuk dimakan belalang Sudah bertahun ku nanti adik Hatiku remuk bukan kepalang Buluh perindu dibuat suling Bunyinya merdu mendayu-dayu Menahan rindu badanku kering Dinda tak mau mengambil tahu Bukan perahu sebarang perahu Perahu kolek tidakkan karam Bukan rindu sebarang rindu Rindu kan adik siang dan malam Hari minggu orang berjalan Membawa badik jadi senjata Hatiku rindu bukan buatan Kepada adik sebiji mata Hendak berburu oarng dah pergi Biarlah hamba duduk menunggu Hendak bertemu dinda tak sudi Biarlah hamba menanggung rindu Dari pulau menjala ikan Dapat pari dibuat pindang Hati risau tiada tertahan Mabuk menanti adik seorang Buluh perindu buluh ternama Banyak sudah disebut orang

Hatiku rindu sudahlah lama Adik juga tak ingat abang Buluh perindu diberi nama Ditiup angin bergoyang-goyang Hatiku rindu tiada terperi Karena adinda lama tak datang Sayang balam mati tercekik Makan putik buah mengkudu Siang malam kunanti adik Badanku letih menahan rindu Bunga kenanga kembang sekaki Rupanya molek kelopak mekar Sungguhlah lama abang menanti Mengapa adik tak beri kabar Kalau tak ada sagu bertampin Mengapa rumbia ditebang orang Karena tak ada rindu ke lain Mengapa lama abang tak datang Belilah baju serta selendang Untuk dipakai ke helat jamu Hatiku rindu kepada abang Hajat sampai dapat bertemu Alangkah sayu hati di dalam Mendengar guruh dayu mendayu Abang merayu siang dan malam Gemetar tubuh menahan rindu Buluh kasap beruas panjang Sembilunya tajam bagaikan pisau Tidur tak lelap makan tak kenyang Mengenang kakanda jauh di rantau Dari pulau menjala hiu Pulang pergi orang berlayar Hati risau menahan rindu Abang pergia tiada kabar Buah pauh di tepi ladang

Dimakan tupai menjadi busuk Susah sungguh menanti abang Badan terkulai hatiku remuk Kalaulah batangnya dihimpit kayu Mengapa kupandang tegak lurus Kalaulah abang sakit merayu Mengapa abang tak nampak kurus Tentu batangnya tampak lurus Karena kayunya sudah dibuang Tentu abang tak nampak kurus Kita bertemu sakitku hilang Air pasang singgahlah dulu Dapat berhenti di pulau karang Hatiku bimbang bertambah pilu Ingat kekasih dirantau orang Air dangkal ikannya jinak Ditangkap orang setiap hari Hati mengkal dadapun kemak Mengharap abang datang kemari Kalau tak ada sagu bertampin Mengapa rumbia ditebang orang Kalau tak ada rindu ke lain Mengapa lama abang tak datang Air keruh bertambah keruh Musim kemarau semakin panjang Hatiku rusuh bertambah rusuh Karena risau menunggu abang Angin ribut bertambah ribut Banyaklah kapal patah kemudi Ingin diikut belumlah patut Hendak ditinggal tak sampai hati Bila lancang singgah di teluk Sesudah timpas pasangpun datang Apabila abang sudah menjenguk Rindu ku lepas dadapun lapang

Batang menanti mati ditebang Ditebang orang untuk perahu Abang dinanti pagi dan petang Hatiku bimbang bercampur pilu Baji kayu pembelah tiang Ditukul orang beramai-ramai Hatiku rindu tiada kepalang Karena abang lama tak sampai

Pantun Perpisahan Penggal puan penggal selasih Penggal puan di Johor lama Buah hati tinggallah puan Kanda pergi tidakkan lama Buah pauh delima batu Anak sembilang di tapak tangan Walau jatuh di negeri satu Hilang di mata di hati jangan Hanyut cawan dengan bakinya Berperai-perai bunga selasih Ayuhai badan apa jadinya Hampir bercerai dengan kekasih Air telaga terasa sejuk Siapa kesana teruslah mandi Kupandang muka membawa mabuk Kudengar suara memutus hati

Pantun Saling Berjanji Tanam melati di ruma-ruma Ubur-ubur sampingan dua Kalau mati kita kita bersama Satu kubur kita berdua Ubur-ubur sampingan dua Tanam melati bersusun tangkai Satu kubur kita berdua

Kalau boleh bersusun bangkai Tanam melati bersusun tangkai Tanam padi satu-persatu Kalau boleh bersusun bangkai Daging hancur menjadi satu Tanam padi satu-persatu Anak lintah dalam dunia Daging hancur menjadi satu Tandanya cinta dalam dunia Jika roboh kota Melaka Papan di Jawa saya tegakkan Jika sungguh Kanda berkata Badan dan nyawa saya serahkan Ikan dilaut asam di darat Dalam kuali bertemu jua Hati terpaut janji diikat atas pelamin bertemu jua Amat garang datuk Bentara Musuh melanggar habis dibenam Dulu seorang kini berdua Hidup bersama susah dan senang Dengarlah ini ayah berpesan Anak menantu, ayah ingatkan Berkasih saying sesame insan Jangan cepat menjadi bosan Dari Banten ke Tanjung kandis Berlayar ditumbang angin utara Lagi berhadapan mulutnya manis Balik belakang lain bicara Ambil puan dari Marinda Pandan di Jawa saya rebahkan Jika tuan membawa adinda Badan dan nyawa saya serahkan Ambil puan di atas batu Hendak berlayar ke benua Jawa

Jika tuan berkata begitu Esok hari Kakanda bawa Anak belida memakan kanji Pandan di Jawa diranggungkan Jika Kakanda mungkirkan janji Badan dan nyawa menanggungkan Terang bulan terang ke paya Raja Mesir bertenun kain Tuan dipandang bertambah caya Rasaku tidak pada yang lain Aci-aci ke Bangkahulu Seri padaku panglimanya Jika kasih sabar dahulu Nantikan saja ketikanya

Pantun Berkenalan Berlari-lari ke dalam kebun Dalam kebun adalah parak Bernyanyi serupa pantun Dalam pantun ada kehendak Pohon beringin tengah negeri Buah beribu di tangkainya Ingin di bunga sunting nabi Bolehkan kami memetiknya? Suji-suji daun delima Disuji anak sungai Bantan Kalau sudi minta terima Diharap jangan tuan lupakan Patahlah sayap kembang Lelan Patah ditimpa selaranya Payahlah mata memandang bulan Bulan pabila akan jatuhnya? Darimana hendak kemana Dari Jepang ke Bandar Cina Kalau boleh kami bertanya

Bunga yang kembang siapa punya? Dari Jepang ke Bandar Cina Singgah berlabuh di Singapura Bunga yang kembang siapa punya Kami beringin memetiknya Mahal harganya kain batik Dipakai selendang ke kuala Jika bunga boleh dipetik Dipersunting dijunjung di kepala Air ditanam betung tumbuh Diparang anak si gumanti Kalau hati sama sungguh Kering lautan kita nanti Beringin di kampung pulau Pautan ayam tedung gombak Hati ingin memandang pulau Biduk ada pengayuh tidak Melenguh lembu di gunung Lenguhannya sampai ke balai Maksud hati memeluk gunung Apa daya tangan tak sampai Keladi air tumbuh di air Minyak bijan di dalam cawan Matahari sudahlah lahir Bulan masih disaput awan Datu perdana dengan penggawa Menghadap baginda di hadapan puri Patutlah tuan timbangan jiwa Tempat kakanda menyimpan jiwa Menghadap baginda di hadapan puri Puri berdekat dengan balai Tempat kakanda menyimpan diri Di hati tidak dapat dinilai Puri berdekat dengan balai Singgasana berdinding kaca

Dihati tidak dapat dinilai Bulan purnama terang cuaca Singgasana berdinding kaca Kaca biru buatan Cina Bulan purnama terang cuaca Sangat merayu dagang yang hina Teruntum sedang berbunga Retak buluh sampaian kain Kalau untung tuan yang punya Masakan lepas pada yang lain Tetak buluh sampaian kain Kain cela tepi bersuji Masakan lepas pada yang lain Jika sudah disitu janji Kain cela tepi bersuji Lalu sampaikan atas galah jika sudah disitu janji hajatpun lalu disampaikan Allah

Pantun Cinta ikan hiu makan badak, i love u mendadak ikan paus makan pecel, i miss u girl dulu delman sekarang dokar dulu teman sekarang pacar buah mangga buah manggis ternyata ada cewek maniez buah manggis buah pepaya cewek manis siapa yg punya dihutan banyak lebah madu.. rasanya manis,disuka pemburu.. kamu adalah cintaku dan aku amat sayang padamu..

kembang gula di perigi untuk aku minum jamu kemana pun kamu pergi aku slalu rindu kamu meski hanya buah jambu tapi ini bisa diramu meskipun jarang ketemu cintaku hanya untukmu wahai seruling buluh perindu suaranya memikatku wahai gadis pujaanku aku sangat cinta kamu meski aku sudah kenyang tetap harus minum jamu perempuan yang ku sayang bolehkah aku bertamu Kelap kelip bintang bertaburan hanya satu yg tampak terang sungguh banyak pria pilihan hanya kanda yg paling ku sayang Kelap kelip bintang bertaburan begitu indah bagai berlian sungguh banyak pria menawan hanya abang yg ku rindukan Kelap kelip di tengah malam ku lihat bintang sangat menawan biar cinta banyak rintangan ku jaga cinta dg kesetiaan Kelap kelip bintang seribu indah menawan di tengah malam sunggu aku sedang merindu rindu di hati yg terdalam Kelap kelip bintang menari indah bagai mata bidadari kanda kuharap menjaga diri

untuk diriku sampei ku kembali Sayang selasih tidak berbunga Engganlah kumbang untuk menyapa Sayang kekasih tidak setia Badan merana kini jadinya Di sana sini bunga pun kembang Senanglah kumbang tinggal sendiri Putuslah sudah kasih dan sayang Jangan di harap dia kembali Sungguh malangnya hidupmu bunga Janganlah layu sebelum kembang Tentulah diri akan merana Karena bunga tiada berdaya Bunga yang malang jaga dirimu Jangan lah layu sebelum kembang Pupuklah iman dalam hatimu Kalau kau layu di buang orang. Ukir-ukir lah si kayu jati jadikanlah sebuah jambangan Pikir-pikir sebelum terjadi janganlah menyesal kemudian

Kumpulan Pantun Dakwah Berguna hidup karena beradat Adat lembaga jadi pakaian Sempurna hidup karena syahadat Syahadat dijaga mengokohkan iman Adat mati dikandung tanah Dunia tinggal harta pun tinggal Selamat mati mengandung ibadah Banyak amal banyak bekal Adat orang berjalan malam Ada suluh jadi pedoman Adat orang beragama Islam Ada petunjuk menerangi iman

Orang berkain menutup aurat Sesuai dengan petuah hadis Orang muslimin hidup beradat Lakunya sopan mukanya manis Di bulan Ramadhan orang tarawih Sudah sembahyang membaca Qur'an Orang beriman hidupnya salih Dadanya lapang lakunya sopan Di bulan Ramadhan orang tadarus Membaca Qur'an beramai-ramai Orang beriman hatinya lurus Duduk berjalan elok perangai Di bulan Ramadhan banyak bertobat Memohonkan ampun kepada Allah Orang beriman hidup bermanfaat Sembarang kerja membawa faedah Di bulan Ramadhan orang puasa Menahan selera mengekang nafsu Orang beriman hidup sentosa Kepada Allah tempat bertumpu Di bulan Ramadhan banyakkan amal Supaya dosa diampunkan Tuhan Orang beriman hidup berakal Menggunakan usia untuk kebaikan Siapa kokoh memegang iman Hidup matinya tidakkan sesat Siapa senonoh menyembah Tuhan Dunia akhirat badan selamat Siapa melangkah di jalan Tuhan Ke mana pergi badan selamat Siapa amanah dalam kebenaran Tuah terdiri iman melekat Siapa memakai adat lembaga Ke mana pergi disayangi orang Siapa pandai syariat agama

Hidup mati tidak terbuang Siapa kokoh memegang adat Ke mana pergi hidup semenggah Siapa senonoh dalam ibadat Hidup dan mati beroleh berkah Siapa suka duduk mengaji Banyaklah ilmu dapat dikenang Siapa suka mengelokkan budi Ke hilir ke hulu disayangi orang Siapa suka memegang adat Mulialah sifat dengan karenah Siapa suka sembahyang sunnat Pahala dapat iman bertambah Elok adat karena dikaji Elok kaji karena sunnah Elok ummat karena berbudi Elok berbudi karena lillah Elok budi karena ikhlas Elok kerja karena niat Elok kaji karena dibahas Elok manusia karena syariat Elok langkah karena pedoman Elok laku karena beramal Elok manusia karena beriman Elok ilmu karena beramal Elok kaki dapat melangkah Elok tangan dapat memegang Elok hati mengingat Allah Elok iman tiada bergoyang Buah yang mabuk jangan dimakan Batang berduri jangan dipanjat Bertuah hidup dikandung iman Tertuah mati dalam ibadat Pandai-pandai menjaga diri Lubang banyak di tengah jalan

Orang pandai tahukan diri Hidup berakal mati beriman Jangan suka memfitnah orang Orang benci Tuhan pun murka . Jangan suka melalaikan sembahyang Bila mati masuk neraka Kalau suka berbuat fitnah Ke mana pergi orang mengutuk Kalau suka berniat salah Dunia akhirat badan terpuruk Kalau suka menenggang kawan Segala sahabat akan mendekat Kalau suka mengenang Tuhan Pahala dapat hidup selamat Kalau hendak mencari kawan Carilah kawan sampai ke kubur Kalau hendak mencari Tuhan Patrilah iman banyakkan tafakur Kalau menyangkal petuah ibu Hidup sesat dunia akhirat Kalau beramal tidak berilmu Pikiran tumpat pahala tak dapat Kalau durhaka ke orangtua Celaka tiba kutuk pun datang Kalau menyalah kepada agama Di dunia hina di akhirat malang Jangan ditentang ibu dan bapak Bila ditentang badan melarat Jangan dibuang hukum dan syarak Bila dibuang datanglah laknat Pada saudara hendaklah sayang Pada sahabat hendaklah minat Pada agama banyaklah sembahyang Pada ibadat luruskan niat Kalau terbang tinggi-tinggi

Ingat-ingat bumi di bawah Kalau sembahyang luruskan hati Dalam ibadat turuti sunnah Kalau tidur meninggi hari Rezeki menjauh langkah pun singkat Kalau takabur menyelimut hati Iman jatuh ibadah pun sesat Kalau suka berbuat maksiat Alamat hidup akan celaka Kalau suka meninggalkan ibadat Alamat badan masuk neraka

Kumpulan Pantun Lucu Jambu merah di dinding Jangan marah just kidding Kalau punya gigi ompong cepat cepat ke dokter gigi kalau jadi anak sombong pasti nanti jadi rugi. jalan-jalan ke pinggir empang nemu sendok di pinggir empang hati siapa tak bimbang saya botak minta dikepang Buah kedondong Buah atep Dulu bencong sekarang tetepp Buah semangka buah duren Nggak nyangka gue keren Buah semangka buah manggis Nggak nyangka gue manis Buah apel

di air payau Nggak level layauuuuuuu.. Disini bingung, Disana linglung mangnya enak, engga nyambung. Buah semangka berdaun sirih Buah ajaib kali yah Jambu merah di dinding Jangan marah just kidding Jauh di mata,dekat dihati Jauh di hati,dekat dimata Jauh-dekat tujuh ratus perak Men sana in corpore sano Gue maen kesana, Elo maen ke sono! Semoga Bermanfaat... Dikumpulkan dari berbagai sumber Pantun anak Enak nian buah belimbing Mencari ke pulau sebrang Main bola ada pembimbing Binatang apa berhidung panjang? Pantun jenaka Orang mudik bawa barang Pakai kain jatuh terguling Kamu senang dilirik orang Setelah sadar ternyata juling ' 'Indah nian sinar mentari Purnama datang tak berbelah Melihat orang malas berlari Ternyata sandal tinggi sebelah Pantun sukacita Gurih nian ikan gurami Tambah nikmat dengan kacang Alangkah senang hati kami

Panen raya telah datang Pantun kiasan Luas nian samudra raya Pagi-pagi nelayan melaut Tak berguna memberi si kaya Bagai menebar garam di laut' Pantun nasihat Jalan-jalan ke Semarang Bawa bandeng tanpa duri Belajar mulai sekarang Untuk hidup kemudian hari Pantun dukacita Beras miskin disebut raskin Yang mendapat tak semua Aku ini anak miskin Harta benda tak kupunya Pantun budi pekerti Siapa yang tak simpatik Melihat bunga dahlia Kulit putih berwajah cantik Sudah ayu berhati mulia Pantun agama Minum susu di pagi hari Tambah nikmat tambah cokelat Pandai-pandai membawa diri Siapa tahu kiamat sudah dekat

Anda mungkin juga menyukai