Anda di halaman 1dari 23

Diperkosa Atau Tidak

By: Grace M. Kaunang

Kejahatan Seksual
salah satu bentuk dari kejahatan tubuh yang merugikan kesehatan dan nyawa manusia.

Ilmu Kedokteran Forensik berguna dalam fungsi penyelidikan, yaitu untuk:


1. 2. 3. 4. menentukan adanya tanda-tanda persetubuhan menentukan adanya tanda-tanda kekerasan memperkirakan umur menentukan pantas tidaknya korban buat kawin

Pembagian Kekerasan Seksual


Kekerasan seksual ringan : Pelecehan seksual Gurauan porno, Siulan, ejekan dan julukan Tulisan / gambar Ekspresi wajah, Gerakan tubuh Perbuatan menyita perhatian seksual tak dikehendaki korban, melecehkan dan / atau menghina korban. Melakukan repitisi kekerasan seksual ringan dapat dimasukkan ke dalam jenis kekerasan seksual berat.

Pembagian Kekerasan Seksual


Kekerasan Seksual Berat
Pelecehan, kontak fisik: raba, sentuh organ seksual, cium paksa, rangkul, perbuatan yang rasa jijik, terteror, terhina Pemaksaan hubungan seksual Hubungan seksual dgn cara tidak disukai, merendahkan dan atau menyakitkan Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain, pelacuran tertentu. Hubungan seksual memanfaatkan posisi ketergantungan / lemahnya korban. Tindakan seksual + kekerasan fisik, dengan atau tanpa bantuan alat yang menimbulkan sakit, luka, atau cedera

Fungsi Penyelidikan
1. Menentukan adanya tanda-tanda persetubuhan 2. Menentukan adanya tanda-tanda kekerasan 3. Memperkirakan umur 4. Menentukan pantas tidaknya korban buat dikawin

Persetubuhan
Arti biologis: suatu pbuatan yg memungkinkan tjadinya kehamilan, sehingga harus tjadi:
1. Erectio penis 2. Penetratio penis ke dalam vagina 3. Ejaculatio dalam vagina (dapat dicegah dgn kondom atau coitus interruptus)

Pemeriksaan dipengaruhi oleh :


diameter penis, seberapa jauh penis masuk keadaan hymen posisi persetubuhan.

2. Kekerasan
Luka2 lecet, bekas kuku, gigitan (odontologi forensik), luka2 memar Tempat2 yg perlu diperhatikan:
Muka Buah dada Bagian dalam paha o Membius - Leher - Sekitar alat kelamin

Cari adanya racun dan gejala akibat obat bius / racun pada korban. Penentuan kadar obat: pemeriksaan lab atau urine

3. Umur
Patokan sangat kasar sehingga tidak mungkin dipakai

4. Dikawini
Pkawinan diizinkan bila: 1. 19 tahun 2. 15-16 tahun

Pemeriksaan Fisik
1. Anamnesis umum, memuat:
Identitas : Nama, umur, TTL, status perkawinan Spesifik : Siklus haid, penyakit kelamin, peny. kandungan, peny. lain, pernah bersetubuh, persetubuhan yang terakhir, kondom ?

2. Anamnesis khusus memuat waktu kejadian

Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Fisik umum, memuat:
Kesan penampilan (wajah, rambut), ekspresi emosional, tanda-tanda bekas kehilangan kesadaran / obat bius / needle marks. Berat badan, tinggi badan, tanda vital, pupil, refleks cahaya, pupil pinpoint, tanda pkembangan alat kelamin sekunder, kesan nyeri?

2. Pemeriksaan fisik khusus memuat:


Pembuktian persetubuhan Bukti Penetrasi :
Robekan hymen, laserasi (mencakup perkiraan waktu) Bukti Ejakulat / air mani (mencakup perkiraan waktu) Perlekatan rambut kemaluan Ejakulat di liang vagina

A. Pemeriksaan hymen robekan masih baru atau sudah lama


Ciri-ciri robekan baru merah (hiperemis) di luar vagina Robekan lama tidak merah seperti robekan baru Contoh: korban 3 hari yang lalu / lebih: hymen elastis penetrasi tidak lengkap

Pemeriksaan direkomendasikan kepada spesialis ginekologi


B. Pemeriksaan ejakulat pria di liang vagina korban, spt:
Tes Berberio mdeteksi cairan semen dan sperma. Orang mandul aspermia pemeriksaan berupa:
zat-zat tertentu dalam air mani seperti asam fosfatase, spermin & kholin

Robekan hymen adanya benda padat yg masuk (BUKAN tanda pasti persetubuhan). Pancaran air mani (ejakulasi) di dalam vagina (TANDA PASTI adanya persetubuhan)

Nilai persetubuhan lebih rendah karena tidak mempunyai nilai deskriptif yang mutlak atau tidak khas.

c. Pemeriksaan pakaian
Rapi / tidak Robekan? Lama/baru, melintang? Pada jahitan? Kancing putus? Bercak darah air mani Lumpur / kotoran lain di TKP ?

Pemeriksaan Laboratorium
Cairan dan sel mani dalam lendir vagina pemeriksaan terhadap kuman N. Gonorrhoea sekret ureter pemeriksaan kehamilan Toksikologik darah dan urin

Pemeriksaan Penentuan gol. Darah


Serologis air mani (antigen ABO) pada orang yg sekretor Di cocokkan dengan golongan darah (pelaku / korban)

Perkiraan Umur
Umur berkaitan dengan KUHP
Dasar berat badan, tinggi badan, bentuk tubuh, gigi, ciri-ciri kelamin sekunder Pemeriksaan sinar X : standar waktu penyatuan tulang

Penentuan sudah atau belum waktunya dikawin


Pertimbangan kesiapan biologis menstruasi Wanita sudah ovulasi / belum vaginal smear Berdasar umur ? : > 15 - 16 th

Pemeriksaan Terhadap Pelaku


Upaya pengenalan persetubuhan Bercak sperma, darah, tanah & pakaian, robekan. Bentuk tubuh : memungkinkan tindakan kekerasan. Tanda cedera : perlawanan korban ? Rambut terlepas. Pemeriksaan menyeluruh alat kelamin : mampu seksual? cedera ? Tanda infeksi gonokokus Sekret Smegma

Penanganan Medis Korban Kejahatan Seksual


1. Memberikan pelayanan klinis
Riwayat Pemeriksaan Perawatan Konseling

2. Mengumpulkan bukti forensik (sesuai dgn PF & pemeriksaan penunjang) 3. Merujuk untuk intervensi krisis lebih lanjut

1. Pelayanan Klinis
Riwayat dan pemeriksaan : Menunjukkan simpati dan tidak mengadili Korban menceritakan sendiri, jangan lakukan pengulangan yang tidak perlu Menjelaskan semuanya yang akan anda lakukan Jangan melakukan apapun tanpa persetujuan Mengikuti formulir riwayat dan pemeriksaan Mendokumentasi semua secara menyeluruh

3. Perawatan Klinis: Pengobatan


Merawat komplikasi yang mengancam nyawa terlebih dahulu Pencegahan IMS
Sipilis, chlamydia, gonorea (infeksi lain jika umum) Menggunakan protokol perawatan lokal Vaksinasi hepatitis B jika ada indikasi

Mencegah penularan HIV


Jika insiden <72 jam dan risiko penularan: Zidovudine (AZT) + Lamuvudine (3CT) untuk 28 hari

3. Perawatan Klinis: Konseling Pengobatan


Efektivitas obat, pentingnya kepatuhan, efek samping VCT* (Voluntary Counseling and Testing) direkomendasikan pada awal dan setelah 3 bulan Kehamilan yang sudah ada sebelumnya Konseling untuk korban. Terjadi kehamilan setelah perkosaan Beri konseling pada korban tentang semua pilihan. Kunjungan follow up setelah 1 minggu, 6 minggu, 3 bulan Kembali kapan saja jika ada masalah *VCT tes HIV yang dilakukan secara sukarela, pada prinsipnya tes HIV tidak boleh dilakukan dengan paksaan atau tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai