NEUROGLIA
Pendahuluan
Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
yang berperan penting dalam mengatur sebagian besar aktivitas sistem tubuh yang lain.
Karena pengaturan yang dilakukan sistem saraf
tersebut, maka terjalinlah komunikasi di antara berbagai sistem tubuh sehingga tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis.
belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil integrasi dari sistem saraf yang terwujud dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistim saraf manusia merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus, dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Jaringan saraf tersebut terdiri dari Neuroglia dan Neuron (sel saraf).
Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga secara bersamasama berfungsi sebagai satu unit.
Neuroglia
Neuroglia ( berasal dari kata nerve glue ) yang
secara keseluruhan menyokong, melindungi dan berperan sebagai sumber nutrisi bagi sel saraf (Neuron), baik pada susunan saraf pusat (SSP) maupun pada susunan saraf tepi (SST).
dalam menunjang aktivitas neuron. Sel ini sangat penting bagi integritas struktur sistem saraf dan bagi fungsi normal neuron.
dendrite. Selain itu, sel glia juga ditemui dalam ruang interseluler.
Neuroglia lebih banyak dari neuron. Jumlah neuroglia bisa 10 50 kali lebih banyak dari jumlah neuron.
Di dalam SSP, ada tiga Neuroglia penting yang berhasil diidentifikasi yaitu: 1. Oligodendrosit
2. Astrosit 3. Mikroglia
Sementara itu, dalam SST ditemukan satu
jenis Neuroglia, yaitu sel Schwann yang berperan sebagai pelindung dan penyokong neuron dalam SST.
Astrosit
Astrosit atau Astroglia berfungsi sebagai sel pemberi makan bagi neuron yang ada di
dekatnya.
1. 2.
Badan sel Astrosit berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki perivaskular atau foot processes.
antara aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus mengadakan pertukaran zat di antara keduanya. Dengan cara inilah selsel saraf terlindungi dari substansi yang berbahaya yang mungkin saja terlarut dalam darah.
Namun demikian, fungsi astrosit sebagai benteng darah otak tersebut masih
memerlukan pemastian lebih lanjut, karena diduga celah endothel kapiler darahlah yang lebih berperan sebagai benteng darah otak.
Oligodendrosit
Oligodendrosit merupakan sel glia yang berperan membentuk selaput mielin dalam SSP.
Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi
lemak yang mengelilingi serabut-serabut akson sehingga terbentuk selubung mielin. Dibanding astrosit, oligodendrosit mempunyai badan sel yang relatif lebih kecil.
Mikroglia
Mikroglia adalah sel kecil yang bentuknya memanjang dengan juluran-juluran pendek yang ireguler.
Dibanding oligodendrosit, mikroglia
padat, berbeda dengan inti sel dari sel glia lainnya yang berbentuk bulat.
Mikroglia mempunyai sifat-sifat phagocyte yang bertujuan menyingkirkan serpihan serpihan yang dapat berasal dari selsel otak
Sel Schwann
Sel Schwann sebagai neuron unipolar, sebagaimana oligodendrosit, membentuk mielin dan neurolemma pada SST. Neurolema adalah membran sitoplasma halus yang dibentuk oleh selsel Schwann yang membungkus serabut akson neuron dalam SST, baik yang bermielin maupun tidak bermielin.
Neurolema merupakan struktur penyokong dan pelindung bagi serabut akson.
lemak bewarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf, khususnya serabut akson dari arus listrik.
Selubung mielin memberikan insulasi listrik pada
tonjolan saraf, namun terdapat celah yang tidak berselaput mielin, dinamakan Nodus Ranvier.
mielin dinamakan serabut bermielin, dan dalam SSP dinamakan massa putih (Substansia Alba). Sementara itu, serabut saraf yang tak bermielin dinamakan serabut tak bermielin dan dinamakan massa kelabu (Substansia Grisea).
Perbedaan lain yang penting adalah neuroglia tidak pernah kehilangan kemampuan untuk melakukan pembelahan. Kemampuan ini tidak dipunyai oleh neuron, khususnya neuron dalam SSP. Karena alasan inilah kebanyakan tumor tumor otak adalah Gliomas atau tumor yang berasal dari selsel glia.