Anda di halaman 1dari 6

STATUS GIZI USIA LANJUT

Status Gizi pada Usia Lanjut


Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kekuragan gizi menyebabkan aktivitas/kegiatan fisik berkurang, Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis). Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi, kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi, pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi, dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kurang gizi.

Kebutuhan gizi lansia


Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun. Kalori Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila terlalu sedikit mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. Protein

Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacangkacangan. Lemak Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh. Karbohidrat dan serat makanan Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buahbuahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.

Vitamin dan mineral Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan

vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat. Air Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

Menu Harian Untuk Lansia


Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :

Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan kebutuhan lansia.

Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan, terutama pangan hewani)

Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal) untuk menghindari sembelit atau konstipasi

Minuman yang cukup

Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari kebiasaan makanan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah. Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep 4 sehat 5 sempuna atau Konsep gizi seimbang, sebagai contoh Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram) Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr) Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr) Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)

Jenis kelompok makanan

Karbohidrat: nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubiubian, pisang, nangka, makaroni Protein hewani: daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso daging Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang, sawo, sirsak, semangka Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles Susu : susu kambing, susu kedelai, skim

Berbagai penyakit yang biasa dialami oleh lansia:


Penyakit jantung koroner konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan akan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Lemak jenuh dan kolesterol hanya terdapat pada bahan makan hewani. Sedangkan ikan banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Oleh karena itu, usia lanjut lebih disarankan mengkonsumsi ikan karena dapat menurunkan resiko menderita penyakit jantung dibandingkan mengkonsumsi sumber protein hewan yang lain. Diabetes melitus Diabetes melitus adalah suatu keadaan atau kelainandimana terdapat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan insulin atau tidak berfungsinya insulin. Akibatnya gula dalam darah tertimbun (tinggi). Hipertensi Apabila berat badan seseorang berlebih sudah tentu akan meningkatkan beban kerja jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh. Hal ini mengakibatkan tekanan darah cinderung akan lebih tinggi. Selain itu, pembuluh darah pada lansia lebih tebal dan kaku atau disebut aterosclerosis, sehingga tekanan darah meningkat. Untuk lansia hendaknya mengurangi natrium (garam), karena garam yang berlebih dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah. Sirosis hepatis

Sirosis hepatis disebabkan karena lemak berlebih tertimbun didalam hati. Terjadinya perlemakan pada hati akan memicu terjadinya penyakit sirosis hepatis. Tulang keropos (osteoporosis) Masa tulang telah mencapai maximum pada usia 35 tahun untuk wanita dan 45 tahun untuk pria. Bila konsumsi kalsium kurang dalam jangka waktu lama akan timbul keropos tulang (osteoporosis). Lansia dianjurkan mengkonsumsi susu karena merupakan sumber kalsium yang baik. Anemia Penyebab anemia pada lansia adalah kekurangan zat gizi Fe, Asam Folat, Vit B12, dab Protein. Faktor lainnya seperti kemunduran proses metabolisme sel darah merah (Hemoglobin juga terjadi). Gejala yang tampak seperti cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, berdebar-debar, sesak nafas saat kerja, kesemutan, mengeluh sering pusing, mata berkunang-kunang dan mengantuk, kelopak mata, bibir, dan telapak tangan menjadi pucat, Hb < 8gr/dL, serta kemampuan konsentrasi menurun. Batas normal jumlah sel darah dalam tubuh (Hb) adalah: Pria dewasa: 13-18gr/dL. Wanita dewasa: 11,5-16,5gr/dL.

Gout Asam urat dalam darah yang tinggi akan menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan sendi. Pada penderita gout hendaknya mengurangi konsumsi lemak. Asam urat yang tinggi dalam darah merupakan pencetus utama batu ginjal. Kurang energi kronis (KEK) Menurunnya nafsu makan yang berkepanjangan pada lansia akan menyebabkan berat badan menurun drastis. Hal ini menyebabkan jaeingan ikat menjadi keriput dan badan kurus.

Faktor faktor Penyebab Kurang Gizi pada Lansia


Faktor faktor yang menyebabkan kurangnya gizi pada lansia adalah: 1. keterbatasan ekonomi keluarga, 2. penyakit-penyakit kronis, 3. pengaruh psikologis, 4. hilangnya gigi,

5. kesalahan dalam pola makan, 6. kurangnya pengetahuan tentang gizi dan cara pengolahannya, 7. serta menurunnya energi.

Anda mungkin juga menyukai