I. 1. 2. TUJUAN Menentukan konstanta Darcy k dan n. Menganalisis dan menentukan secara kualitatif suatu koagulan. I. PRINSIP
1. Hukum Darcy
dh = k .C dt
1 n
2. Reaksi pengendapan yang menunjukkan terjadi penurunan tingkat kelarutan suatu zat. II. TEORI Proses sedimentasi merupakan proses terpisahnya suatu padatan yang dalam cairan akibat adanya gaya gravitasi dan gaya elektrostatik. Sedimentasi juga bisa diartikan sebagai proses memisahnya suatu partilkel-partikel suspensi dari supernatan jernihnya dan endaan tersebut berkonsentrasi tinggi. Laju pengendapan suatu partikel di pengaruhi oleh gaya gravitasi (gaya yang menyebabkan padatan turun) dan gaya friksi (gaya yang menahan partikelpartikel untuk tidak jatuh mengendap). Gaya gravitasi yang bekerja pada partikelpartikel tersebut dinyatahan dengan persamaan: F = m.g F = keterangan: = koefisien viskositas larutan r = jari-jari partikel p dan m = densitas partikel dan medium m = massa partikel g = kecepatan gravitasi (m/s2) 4 r 3 ( p m )g 3
Sedangkan, gaya friksi dinyatakan dengan persamaan: dx F = 6r dt keterangan: dx = kecepatan sedimentasi dalam larutan dt Gaya gravitasi dan gaya friksi bekerja saling berlawanan dan kedua gaya tersebut akan sama besar ketika kedua sistem mencapai steady state, sehingga persamaannya menjadi: 4 dx 6r r 3 ( p m )g = dt 3
4 2 dx 6 r ( p m )g = 3 dt
Persamaan tersebut dikenal dengan hukum Stokes. Apabila kecepatan sedimentasi, densitas partikel, dan densitas medium diketahui, kita dapat mengetahui ukuran partikelnya. Aplikasi dari sedimentasi ini banyak, seperti pemurnian air (water treatment & purification), pabrik kertas dan pulp (kontrol ukuran kertas)
, penyamakan kulit, tekstil, komposisi pelumas, pemadam api, zat
penjernih dalam bahan bakar, penghilang bau, katalis,dan pengontrol pH . Salah satu contoh koagulan yang digunakan yaitu tawas ( Alum )
III.
Aluminum Sulfat (yang biasanya kita sebut dengan Alum, Al2 (SO4) 3.xH2O) dibuat dari reaksi antara alumina hidrat dengan asam sulfat (H2SO4) dan reaksinya sebagai berikut: Al(OH)3 + H2SO4 => Al2 (SO4) 3.xH2O Reaksi yang terjadi menghasilkan lelehan alum. Lelehan alum dapat dibiarkan dingin untuk menjadi padatan.
II.
ALAT DAN BAHAN Alat Chamber 3L Karet Plastik penutup Stop watch Timbangan B. Bahan
A.
160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600 620 640 660 680 700 720 740 760 780 800 820 840 860 880 900 920 940 960 980
30 28.5 26 24.5 22.5 20.5 19.5 18 16 14 13 11 10 9 8.5 8 7.5 7.5 7.5 7.3 7 7 6.5 6.5 6.5
31 30 28.5 26.5 25.5 24 23 21 20 18.5 17.5 15.5 14.5 13.4 12 11 10 9 9 8.5 8 8 8 7.5 7.5 7.5 7 7
31 29.5 27.5 26.5 25 24 23.5 21.5 20.5 19 18 17 15.5 14.5 13.5 12.5 11.5 11 10.5 10.5 10 10 9.5 9 9 8.5 8.5 8 8 8
34 33 31 30.5 30 29.5 29 28 27 26 25.5 24 23 23 22 21.5 20 19.5 19 18.5 17 15.5 15 14 13.5 13 12.5 11.5 11 11 10 10 10 10 9.5 9.5 9 9 9 8.5 8.5 8.5
48 46 44 42 40 38 36 34 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Waktu (s)
Ketringgian (cm)
2% 4% 6% 8%
Ketinggian (cm)
2% 4% 6% 8%
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 100 110 0 0
Waktu (s)
3. Grafik ketinggian endapan CaCO3 (konsentrasi 2%) dengan dan tanpa Al2(SO4)3 terhadap waktu.
Ketinggian (cm)
4. Grafik ketinggian endapan CaCO3 (konsentrasi 4%) dengan dan tanpa Al2(SO4)3 terhadap waktu.
5. Grafik ketinggian endapan CaCO3 (konsentrasi 6%) dengan dan tanpa Al2(SO4)3 terhadap waktu.
6. Grafik ketinggian endapan CaCO3 (konsentrasi 8%) dengan dan tanpa Al2(SO4)3 terhadap waktu.
Ketinggian (cm)
VI. PERHITUNGAN
1. Konsentrasi CaCO3 2%
Berdasarkan perhitungan regresi linier (LR) didapat persamaan: a. Tanpa tawas y = 0,1106 x + 46,7885 b. Dengan tawas y = 0,0689 x + 36,6184
2. Konsentrasi CaCO3 4%
Berdasarkan perhitungan regresi linier (LR) didapat persamaan: a. Tanpa tawas y = 0,0937 x + 43,448 b. Dengan tawas y = 0,0688 x + 42,149
3. Konsentrasi CaCO3 6%
Berdasarkan perhitungan regresi linier (LR) didapat persamaan: a. Tanpa tawas y = 0,0626 x + 39,5679
4. Konsentrasi CaCO3 8%
Berdasarkan perhitungan regresi linier (LR) didapat persamaan: a. Tanpa tawas y = 0,0484 x + 38,1262 b. Dengan tawas y = 0,0381x + 37,6882 5. Tabel tanpa tawas
C 0,02 0,04 0,06 0,08 dh dt 2 2 1,5 1,167 log C -1,699 -1,398 -1.2218 -1,0969 log dh dt 0,301 0,301 0,1761 0,0671
Berdasarkan perhitungan regresi linier (LR) didapat persamaan: y = a + bx y = 0,3746 x 0,2959 log k = a log k = 0,2959 k = 0,5059 1 = 0,3746 n = 2,6695 n
dh dt 2 1,25 1,5 1 dh
Berdasarkan perhitungan regresi linier (LR) didapat persamaan: y = a + bx y = 0,4149 x 0,4183 log k = a log k = 0,4183 k = 0,3817 1 = 0,4149 n = 2,410 n
dh = k.C dt
(0,5059 )(0,02 (0,3817 )(0,02
1 2,6695 1 2,410
1 n
) )
III.
PEMBAHASAN Pada percobaan kali ini, bertujuan untuk membandingkan pengaruh penambahan tawas (koagulan) terhadap kecepatan sedimentasi kalsium karbonat (CaCO3) . Dalam perhitungan yang didapat dalampercobaan dapat dihitung konstanta Darcy (k) dan n berdasarkan rumus dh = kC 1 / n dt
Dari persamaan Darcy dapat terlihat bahwa kecepatan sedimentasi suatu zat pada pelarut cair bergantung dari konsentrasi zat tersebut pada pelarut cair. Variasi konsentrasi yaitu 2%, 4%, 6%, 8% dari kalsium karbonat (CaCO3) dalam pelarut air diamati terhadap laju sedimentasi yaitu dengan diukurnya lama waktunya untuk terjadinya pengendapan. Proses pengendapan terjadi karena adanya pengaruh gravitasi,selain proses gravitasi pengendapan juga diakibatkan oleh gaya magnetik atau elektrostatik. Pada percobaan ini, larutan CaCO3 dengan konsentrasi 2% akan mengendap lebih cepat dibandingkan dengan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 4%, 6%, 8%. Larutan CaCO3 dengan konsentrasi 8% akan mengendap paling lama, hal ini disebabkan karena larutan dengan konsentrasi 8% mengandung partikel CaCO3 lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi lainnya. Dengan semakin besarnya konsentrasi ,proses pengendapan semakin lambat.
Pada percobaan yang kedua, akan diamati pengaruh penambahan koagulan ( tawas ) terhadap kecepatan sedimentasi. Tawas (Al2 (SO4)
3
.7H2O ) adalah suatu elektrolit yang bila dilarutkan didalam air akan
terionisasi menjadi ion- ionnya. Karena menjadi ion-ion bermuatan , elektrolit tersebut dapat berinteraksi dengan zat-zat lain yang berada dalam larutan membentuk partikel-partikel yang lebih besar sehingga akan lebih cepat mengendap dengan adanya pengaruh gaya gravitasi. Partikel-partikel yang lebih besar ini memiliki massa yang lebih besar dibandingkan dengan massa partikel tunggalnya, sesuai dengan persamaan gaya berat F= m.g Proses interaksi tawas yang merupakan koagulan dengan partikel CaCO3 disebabkan oleh terionisasinya tawas menjadi ion-ionnya, ion elektrolit Al3+ akan menarik partikel-partikel CaCO3 sehingga akan terbentuk partikel-partikel yang lebih besar yang menyebabkan partikel akan lebih cepat untuk mengendap. Semakin positif muatan yang dimiliki oleh koagulan semakin besar gaya elektrostatiknya. Tetapi pada percobaan ini terjadi penyimpangan hasil, penambahan tawas yang seharusnya mempercepat sedimentasi ternyata tidak terjadi, malah semakin lambat mungkin ini terjadi karena kesalahan dalam pengamatan.
VII. KESIMPULAN Larutan dengan konsentrasi 2% memiliki kecepatan sedimentasi yang lebih cepat sedangkan pada konsentrasi 8% memiliki kecepatan sedimentasi yang paling lambat daripada kosentrasi yang lain.