Anda di halaman 1dari 5

Disusun oleh Condro Sure so (4401409009) UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010 SEJARAH BAHASA INDONESIA PENDAHULUAN Bahasa Indonesia

adalah bahasa resmi Republi Indonesia sebagaimana disebut an d alam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga merupa an bahasa persatuan b angsa Indonesia sebagaimana disirat an dalam Sumpah Pemuda 28 O tober 1928. Mes i demi ian, hanya sebagian ecil dari pendudu Indonesia yang benar-benar me ngguna annya sebagai bahasa ibu arena dalam perca apan sehari-hari yang tida r esmi masyara at Indonesia lebih su a mengguna an bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dll. Untu sebagian besar masyara at Indonesia lainnya, bahasa Indonesia adalah bahas a edua dan untu taraf resmi bahasa Indonesia adalah bahasa pertama. Bahasa Ind onesia merupa an sebuah diale bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republi Indonesia. Bahasa Indonesia diresmi an pada emerde aan Indonesia tahun 1945. Bahasa Indone sia merupa an bahasa dinamis yang hingga se arang terus menghasil an ata- ata b aru, bai melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Ba hasa Indonesia adalah diale ba u dari bahasa Melayu yang po o nya dari bahasa M elayu Riau sebagaimana diung ap an oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jang dinama an 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen po o nja berasal dari 'Melajoe Riaoe', a an tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe di oerangi menoeroet eperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipa ai oleh ra jat di s eloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dila oe an oleh aoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam ebangsa an Indonesia". atau sebagaimana diung ap an dalam Kongres Bahasa Indonesia II 19 54 di Medan, Sumatra Utara, "...bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuai an dengan pertumbuhann ja dalam masjara at Indonesia". Secara sejarah, bahasa Indonesia merupa an salah satu diale temporal dari bahas a Melayu yang stru tur maupun hazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip d engan diale -diale temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasi dan bahasa M elayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah ita ata an bahwa bahasa Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima eberadaannya pada tanggal 28 O tober 1928. Seca ra yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi dia ui e beradaannya.

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Disusun untu meleng api tugas terstru tur mata Dosen Pengampu : Ibu Uum Qomariyah

uliah bahasa indonesia

ISI Sejarah Masa lalu sebagai bahasa Melayu Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cab ang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang diguna an sebagai lingua franca di Nusant ara emung inan seja abad-abad awal penanggalan modern. Kerajaan Sriwijaya dari abad e-7 Masehi di etahui mema ai bahasa Melayu (sebaga i bahasa Melayu Kuna) sebagai bahasa enegaraan. Lima prasasti una yang ditemu an di Sumatera bagian selatan peninggalan erajaan itu mengguna an bahasa Melayu yang bertaburan ata- ata pinjaman dari bahasa Sans erta, suatu bahasa Indo-Ero pa dari cabang Indo-Iran. Jang auan penggunaan bahasa ini di etahui cu up luas, arena ditemu an pula do umen-do umen dari abad beri utnya di Pulau Jawa[10] dan Pulau Luzon.[11] Kata- ata seperti samudra, istri, raja, putra, epala, awin, dan aca masu pada periode hingga abad e-15 Masehi. Kedatangan pedagang Portugis, dii uti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris mening at an informasi dan mengubah ebiasaan masyara at pengguna bahasa Melayu. Bahasa Portugis banya memper aya ata- ata untu ebiasaan Eropa dalam ehidupan seha ri-hari, seperti gereja, sepatu, sabun, meja, bola, bolu, dan jendela. Bahasa Be landa terutama banya memberi pengayaan di bidang administrasi, egiatan resmi ( misalnya dalam upacara dan emiliteran), dan te nologi hingga awal abad e-20. K ata- ata seperti asba , polisi, ul as, nalpot, dan stempel adalah pinjaman dar i bahasa ini. Bahasa yang dipa ai pendatang dari Cina juga lambat laun dipa ai oleh penutur ba hasa Melayu, a ibat onta di antara mere a yang mulai intensif di bawah penjaja han Belanda. Sudah dapat diduga, ata- ata Tionghoa yang masu biasanya ber aita n dengan perniagaan dan eperluan sehari-hari, seperti pisau, tauge, tahu, loten g, te o, tau e, dan cu ong. Terobosan penting terjadi eti a pada pertengahan abad e-19 Raja Ali Haji dari istana Riau-Johor (pecahan Kesultanan Mela a) menulis amus e abahasa untu baha sa Melayu. Seja saat itu dapat di ata an bahwa bahasa ini adalah bahasa yang fu ll-fledged, sama tinggi dengan bahasa-bahasa internasional di masa itu, arena m emili i aidah dan do umentasi ata yang terdefinisi dengan jelas. Bahasa Indonesia pada Masa Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda Pemerintah olonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipa ai u ntu membantu administrasi bagi alangan pegawai pribumi arena penguasaan bahas a Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandar an diri pada baha sa Melayu Tinggi ( arena telah memili i itab- itab ruju an) sejumlah sarjana Be landa mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dila u an di se olah-se olah dan didu ung dengan penerbitan arya sastra dalam bahasa Melayu. A ibat pilihan ini terbentu lah "embrio" bahasa Indonesia yang secara p erlahan mulai terpisah dari bentu semula bahasa Melayu Riau-Johor. Pada awal abad e-20 perpecahan dalam bentu ba u tulisan bahasa Melayu mulai te

rlihat. Di tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van O phuijsen dan pada tahun 1904 Perse utuan Tanah Melayu ( ela menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wil inson. Ejaan Van Ophuysen diaw ali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, diban tu oleh Nawawi Soetan Ma moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Intervensi pemerintah sema in uat dengan dibentu nya Commissie voor de Vol slec tuur ("Komisi Bacaan Ra yat" - KBR) pada tahun 1908. Kela lembaga ini menjadi B alai Poesta a. Pada tahun 1910 omisi ini, di bawah pimpinan D.A. Rin es, melanc ar an program Taman Poesta a dengan membentu perpusta aan ecil di berbagai se olah pribumi dan beberapa instansi mili pemerintah. Per embangan program ini sa ngat pesat, dalam dua tahun telah terbentu se itar 700 perpusta aan. Bahasa Ind onesia secara resmi dia ui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pe muda tanggal 28 O tober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional a tas usulan Muhammad Yamin, seorang politi us, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional edua di Ja arta, Yamin mengata an, Selanjutnya per embangan bahasa dan esusastraan Indonesia banya dipengaruhi ol eh sastrawan Minang abau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Is andar, S utan Ta dir Alisyahbana, Ham a, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastr awan tersebut banya mengisi dan menambah perbendaharaan ata, sinta sis, maupun morfologi bahasa Indonesia. Peristiwa-peristiwa penting yang ber aitan dengan per embangan bahasa Indonesia Perinciannya sebagai beri ut: 1. Tahun 1908 pemerintah olonial mendiri an sebuah badan penerbit bu u-bu u bacaan yang diberi nama Commissie voor de Vol slectuur (Taman Bacaan Ra yat), yang emudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pusta a. Badan penerbit ini m enerbit an novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, bu u-bu u penuntu n bercoco tanam, penuntun memelihara esehatan, yang tida sedi it membantu pen yebaran bahasa Melayu di alangan masyara at luas. 2. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoe Kajo mengguna an bahasa Indonesia dala m pidatonya. Hal ini untu pertama alinya dalam sidang Vol sraad, seseorang berp idato mengguna an bahasa Indonesia.[17] 3. Tanggal 28 O tober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusul an agar bah asa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia. 4. Tahun 1933 berdiri sebuah ang atan sastrawan muda yang menama an dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Ta dir Alisyahbana. 5. Tahun 1936 Sutan Ta dir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indo nesia. 6. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsung an Kongres Bahasa Indonesia I di Solo . Dari hasil ongres itu dapat disimpul an bahwa usaha pembinaan dan pengembanga n bahasa Indonesia telah dila u an secara sadar oleh cende iawan dan budayawan I ndonesia saat itu. 7. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetap an bahasa Indonesia sebagai bahasa negar a. 8. Tanggal 19 Maret 1947 diresmi an penggunaan ejaan Republi sebagai pengg anti ejaan Van Ophuijsen yang berla u sebelumnya. 9. Tanggal 28 O tober s.d 2 November 1954 diselenggara an Kongres Bahasa In donesia II di Medan. Kongres ini merupa an perwujudan te ad bangsa Indonesia unt u terus-menerus menyempurna an bahasa Indonesia yang diang at sebagai bahasa e bangsaan dan ditetap an sebagai bahasa negara. 10. Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republi Indonesia, mer esmi an penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna an (EYD) melalui pidat o enegaraan di hadapan sidang DPR yang di uat an pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. 11. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidi an dan Kebudayaan menetap an Ped oman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna an dan Pedoman Umum Pembentu an Istilah resmi berla u di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara). 12. Tanggal 28 O tober s.d 2 November 1978 diselenggara an Kongres Bahasa In donesia III di Ja arta. Kongres yang diada an dalam rang a memperingati Sumpah P emuda yang e-50 ini selain memperlihat an emajuan, pertumbuhan, dan per embang

an bahasa Indonesia seja tahun 1928, juga berusaha memantap an edudu an dan fu ngsi bahasa Indonesia. 13. Tanggal 21-26 November 1983 diselenggara an Kongres Bahasa Indonesia IV di Ja arta. Kongres ini diselenggara an dalam rang a memperingati hari Sumpah Pe muda yang e-55. Dalam putusannya disebut an bahwa pembinaan dan pengembangan ba hasa Indonesia harus lebih diting at an sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajib an epada semua warga negara Indon esia untu mengguna an bahasa Indonesia dengan bai dan benar, dapat tercapai se ma simal mung in. 14. Tanggal 28 O tober s.d 3 November 1988 diselenggara an Kongres Bahasa In donesia V di Ja arta. Kongres ini dihadiri oleh ira- ira tujuh ratus pa ar baha sa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembah annya arya besar Pusat Pembinaan dan Pen gembangan Bahasa epada pencinta bahasa di Nusantara, ya ni Kamus Besar Bahasa I ndonesia dan Tata Bahasa Ba u Bahasa Indonesia. 15. Tanggal 28 O tober s.d 2 November 1993 diselenggara an Kongres Bahasa In donesia VI di Ja arta. Pesertanya sebanya 770 pa ar bahasa dari Indonesia dan 5 3 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, H ong ong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Ameri a Ser i at. Kongres mengusul an agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa diting at an statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusul an disusunnya Und ang-Undang Bahasa Indonesia. 16. Tanggal 26-30 O tober 1998 diselenggara an Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Ja arta. Kongres itu mengusul an dibentu nya Badan Pertimban gan Bahasa. Proses Penyempurnaan ejaan Dalam per embangannya bahasa Indonesia mengalami beberapa penyempurnaan dalam ej aanya. Ejaan-ejaan untu bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan seba gai beri ut: 1. Ejaan van Ophuijsen Ejaan ini merupa an ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijse n yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang emudian di enal denga n nama ejaan van Ophuijsen itu resmi dia ui pemerintah olonial pada tahun 1901. 2. Ejaan Republi Ejaan ini diresmi an pada tanggal 19 Maret 1947 mengganti an ejaan sebelumnya. E jaan ini juga di enal dengan nama ejaan SoewandiAwalan di- dan ata depan di ed ua-duanya ditulis serang ai dengan ata yang mendampinginya 3. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) Konsep ejaan ini di enal pada a hir tahun 1959. Karena per embangan politi sela ma tahun-tahun beri utnya, diurung anlah peresmian ejaan ini. 4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurna an (EYD) Ejaan ini diresmi an pema aiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Rep ubli Indonesia. Peresmian itu berdasar an Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, ya ni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysi a, sema in diba u an. Senarai ata serapan dalam bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbu a. Ma sudnya ialah bahwa bahasa ini ba nya menyerap ata- ata dari bahasa lain. Asal Bahasa Jumlah Kata Belanda 3.280 ata Inggris 1.610 ata Arab 1.495 ata Sans erta-Jawa Kuno 677 ata

Tionghoa 290 ata Portugis 131 ata Tamil 83 ata Parsi 63 ata Hindi 7 ata Bahasa daerah: Jawa, Sunda, dll. ... Diale dan ragam bahasa Pada eadaannya bahasa Indonesia menumbuh an banya varian yaitu varian menurut pema ai yang disebut sebagai diale dan varian menurut pema aian yang disebut se bagai ragam bahasa. Beberapa dialeg yang di enal dalam bahasa Indonesia adalah sebagai beri ut: 1. Diale regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang diguna an di daerah tertent u sehingga ia membeda an bahasa yang diguna an di suatu daerah dengan bahasa yan g diguna an di daerah yang lain mes i mere a berasal dari e a bahasa. Oleh aren a itu, di enallah bahasa Melayu diale Ambon, diale Ja arta (Betawi), atau baha sa Melayu diale Medan. 2. Diale sosial, yaitu diale yang diguna an oleh elompo masyara at tert entu atau yang menandai ting at masyara at tertentu. Contohnya diale wanita dan diale remaja. 3. Diale temporal, yaitu diale yang diguna an pada urun wa tu tertentu. Contohnya diale Melayu zaman Sriwijaya dan diale Melayu zaman Abdullah. 4. Idiole , yaitu eseluruhan ciri bahasa seseorang. Se alipun ita semua b erbahasa Indonesia, ita masing-masing memili i ciri-ciri has pribadi dalam pel afalan, tata bahasa, atau pilihan dan e ayaan ata. PENUTUP KESIMPULAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai