Anda di halaman 1dari 13

PERILAKU KELOMPOK Pengertian kelompok 1.

Artian persepsi, diartikan sebagai orangorang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan tatap muka/ serangkaian pertemuan semacam itu, yang setiap anggotanya menerima beberapa kesan atau persepsi yang cukup jelas tentang anggota lainnya sehingga dapat bersoal jawab memberikan reaksi satu sama lain sebagai individu. 2. Artian organisasi, Suatu system yang diorganisasikan dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan,sehingga system itu melakukan beberapa fungsi, mempunyai seperangkat standar hubungan, peranan antar anggotanya, dan mempunyai seperangkat norma yang mengatur fungsi kelompok masing-masing anggotanya. 3. Artian motivasi, Adalah sekelompok individu yang keberadaannya sebagai kumpulan yang menguntungkan individuindividu. 4. Artian Interaksi, Adalah sejumlah orang yang berkomunikasi satu sama lain yang sering melampaui rentang waktu tertentu, dan jumlahnya sedikit sehingga setiap

orang dapat berkomunikasi satu sama lain dengan saling berhadapan. Keempat pandangan tersebut semuanya menunjukkan gambaran penting tentang organisasi maka jika kelompok muncul dalam organisasi maka anggotanya akan: 1. Termotivasi untuk bergabung 2. Memandang kelompok itu sebagai satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi 3. Menyumbang dalam berbagai kuantitas terhadap proses kelompok, baik waktu maupun tenaga 4. Mencapai kesepakatan/ ketidak sepakatan melalui berbagai bentuk interaksi. Difinisi kelompok Didifinisikan sebagai dua atau lebih karyawan yang berinteraksi satu sama lain, dalam cara-cara tertentu sehinga perilaku dan/ atau prestai seseorang karyawan dipengaruhi oleh perilaku dan/ atau prestasi karyawan lainnya. Jenis-jenis kelompok Dapat dibagi menjadi: 1. Kelompok formal, kelompok yang diciptakan manajerial untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.

Kelompok formal terbagi dalam: a. Kelompok komando ( Command group ), yaitu kelompok yang ditetapkan oleh bagan orgaisasi yang terdiri dari bawahan yang melapor langsung kepada penyelia tertentu. b. Kelompok tugas ( Task group ), yaitu kelompok yang terdiri dari para karyawan yang berkerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas/ proyek tertentu. 2. Kelompok informal, adalah pengelompokan orang secara alamiyah dalam situasi kerja sebagai tanggapan terhadap kebutuhan social, atau muncul dengan sengaja direncanakan tetapi berkembang secara alamiyah. Kelompok alamiyah terdiri dari: a. Kelompok Kepentingan, individuindividu yang tidak tergabung dalam kelompok formal berafiliasi untuk men-capai tujuan bersama, yang merupa-kan suatu kesatuan menghadapi pimpinan untuk memperoleh manfaat lebih besar. b. Kelompok persahabatan, kelompok yang dibentuk karena para anggotanya mempunyai kebersamaan tentang suatu hal, seperti umur, keyakinan politik, latar belakang etnis,

akan sering memperluas interaksinya diluar berbagai aktivitas kerja. Alasan Pembentukan Kelompok Formal dan informal adalah: 1. Kebutuhan akan rasa aman, social, penghargaan dan pewujudan diri dapat dipenuhi dengan beafiliasi dalam kelompok. 2. Kedekatan ( proximity ) dan daya tarik, ada dua segi penting yaitu kedekatan dan daya tarik. Kedekatan menyangkut jarak fisik antara karyawan yang melak sanakan suatu pekerjaan, sedangkan daya tarik melukiskan keterltarikan orang sau sama lain karena kesamaan konsep, sikap dan prestasi dan motivasi. 3. Tujuan kelompok, jika dipahami secara jelas dapat menjelaskan mengapa seseorang tertarik pada suatu kelompok. Asumsi bahwa tujuan kelompok formal dan informal mempunyai tujuan yang jelas harus ditempa oleh pemahaman bahwa persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar dapat mengubah tujuan. 4. Ekonomis, kelompok terbentuk karena individu percaya mereka dapat mem peroleh manfaat ekonomi lebih besar dari pekerjaannya jika mereka ber organisasi.

Tahap pembentukan kelompok Salah satu model pengembangan kelompok berproses melalui 4 tahap pengembangan yaitu: 1. Dukungan bersama, awal pembentukan kelompok umumnya enggan berkomunikasi ( tidak mau menyatakan pendapat, sikap, keyakinan ) lambat laun terjadi interaksi, diskusi, saling menerima dan mempercayai satu sama lainnya 2. Komunikasi dan pengambilan keputusan, setelah tahap dukungan bersama, komunikasi menimbulkan peningkatan kepercayaan dan interaksi yang lebih banyak dengan diskusi tentang perhatian pada tugas-tugas pemecahan masalah. 3. Motivasi dan produktivitas, usaha ditujukan utuk mencapai tujuan kelompok, dan kelompok bekerja bukan sebagai unit bersaing. 4. Pengendalian dan pengorganisasian, afiliasi kelompok dinilai dan para anggota diatur oleh norma kelompok yang dipatuhi dan memberi sangsi bagi yang melanggar. Karakteristik kelompok

Terdiri dari: 1. Struktur, berkembang struktur tertentu dan anggota dibedakan ats dasar keahlian, sikap agresif, kekuasaan dan status, setiap anggota menduduki suatu posisi dalam kelompok tersebut. 2. Hirarki status, status diberikan pada posisi kusus secara khas yang diperoleh karena factor-faktor senioritas, umur atau penugasan. 3. Peranan, Setiap posisi dalam struktur mem punyai peranan yang terkait yang terdiri dari perilaku yang diharapkan dari pemegang posisi tersebut yang terdiri dari: a. Peranan yang diharapkan b. Peranan yang dipersepsikan yaitu perangkat perilaku seseorang dalam suatu posisi dimana ia berpendapat bahwa ia harus memainkan peranan tersebut. c. Peranan yang dimainkan ( Enacted role) adalah perilaku yang benarbenar dilaksanakan seseorang. d. Peranan ganda ( multiple role ) seseorang yang menjadi anggota dua atau lebih kelompok yang berbeda. 4. Norma, adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggot suatu kelompok dengan ciri:

a. Norma hanya dibentuk berkenaan dengan hal-hal penting bagi kelompok. b. Norma diterima dengan berbagai tingkatan oleh anggota kelompok. c. Norma dapat diterapkan pada setiap anggota kelompok atau kepada hanya beberapa anggota saja. 5. Kepemimpinan, menanamkan pengaruh terhadap anggota kelompok ybs. Pemimpin kelompok informal umumnya dipandng sebagi anggota yang dihormati dan berstatus tinggi karena: a. Membantu kelompok mencapai tujuannya b. Memungkinkan angota memenuhi kebutuhannya c. Mewujutkan nilai-nilai kelompok ( nilainilai, motif, dan aspirasi para anggota ) d. Mewkili pandangan mereka jika berinteraksi dengan pemimpin kelompo lain. e. Menjadi penengah konflik, penggerak aktivitas dan pembinaan kelompok sebagai suatu unit. 6. Kepaduan, Sebagai kekuatan yang menggerakkan para anggota untuk tetap berada dalam kelompok. Dimana kekuatan tersebut lebih besar dibanding

dengan kekuatan yang menarik anggota tersebut keluar dari kelompok.

PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MENGATASI KONFLIK Didalam organisasi terdapat dua macam konflik yaitu: 1. Konflik fungsional, yaitu pertentangan antara kelompok yang mempertinggi atau mengun tungkan prestasi organisasi. Misalnya dua departemen terlibat dalam konflik tentang metoda yang paling efisien yang akan dipakai oleh organisasi. 2. Konflik yang tidak fungsional, adalah setiap pertentangan atau interaksi antara kelompok yang mengganggu/ merintangi organisasi mencapai tujuannya. Konflik tidak fungsional akan menimbulkan dampak negatif atas prestasi individu, kelompok dan organisasi. Pandangan terhadap konflik antar kelompok dalam praktek 1. Menurut beberapa peneliti:

Berpendapat bahwa konflik yang tidak fungsional harus dihilangkan dan konflik yang fungsional harus didorong. 2. Dalam praktek para manajer: Para manajer kebanyakan berusaha meng hilangkan semua jenis konflik, baik yang fung sional maupun yang tidak fungsional karena beberapa alasan sbb: a. Nilai anti konflik menurut sejarahnya telah ditanamkan dalam keluarga, sekolah, dan lembaga keagamaan harus diperkecil atau dihilangkan. b. Para manajer sering dievaluasi dan dihargai karena kurangnya konflik dalam bidang tanggung jawab mereka. Keharmonisan dan kepuasan di-pandang secara positif, konflik dan ketidak puasan dipandang negatif. Baik konflik fungsional dan tidak fungsional yang dapat menggangu keadaan yang ada ( Status quo) harus dihilangkan. Faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar kelompok: 1. Saling ketergantungan dalam pekerjaan, terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih membutuhkan satu sama lain dalam

menyelesaikan tugas mereka. Ada 3 macam ketergantungan yaitu: a. Ketergantungan yang dikelompokkan ( pooled in-terdependence) tidak memelukan interaksi antar kelompok kecuali melalui organisasi secara total b. Saling ketergantungan yang berurutan, mengharuskan satu kelompok menyele saikan tugasnya sebelum kelompok lain dapat menyelesaikan tugasnya, dengan demikian kemungkinan terjadinya konflik semakin meningkat. c. Saling ketergantungan timbal balik, Mengharuskan keluaran satu kelompok dipakai sebagai masukan kelompok lainnya, yang karenanya menciptakan basis konflik yang potensial. 2. Perbedaan tujuan, pada saat sub- subunit dispesialisasikan dan sering mengembangkan tujuan sendiri-sendiri yang berbeda akan menimbulkan konflik. Ada kondisi tertentu yang membantu konflik antar kelompok karena perbedaan tujuan sbb: a. Keterbatasan sumber daya, yang harus dialokasikan kepada semua sub-sub unit. b. Struktur imbalan, untuk masing-masing sub-unit berbeda yang dapat menimbul kan konflik.

3. Perbedaan persepsi, Perbedaan tujuan dan disertai dengan persepsi yang berbeda tentang kenyataan dan ketidak sepakatan tentang penyebab kenyataan tersebut dapat menimbulkan konflik. Faktor-utama mencakup perbedaan: a. Perbedaan tujuan, perbedaan tujuan kelompok misal pemasaran ingin memaksimalkan penjualan terbentur dengan tujuan SDM dan produksi. b. Perbedaan horison waktu, Batas waktu mempengaruhi prioritas dan kepentingan yang ditetapkan kelompok tersebut dengan berbagai kegiatan mereka. c. Ketidak pastian status, konflik karena menyangkut kerelatifan status kelompok yang berbeda dan dapat mempengaruhi persepsi. d. Persepsi yang tidak akurat, persepsi yang tidak akurat sering mengembangkan stereotip tertentu terhadap kelompok lainnya. 4. Meningkatnya tuntutan adanya spesialisasi, antara staf spesialis dan generalis lini, merupakan jenis konflik antar kelompok yang paling umum. Sebab- sebab umum konflik lini dan staff sbb: a. Persepsi terjadinya pengurangan wewenang lini

b. Perbedaan sosial dan fisik yang menyangkut: pendidi-kan, umur, cara berpakaian dan sikap. c. Ketergantungan lini atas pengetahuan staff d. Perbedaan kesetiaan Konsekuensi konflik didalam kelompok: 1. Perubahan didalam kelompok Banyak perubahan yang terjadi dalam kelompok yang melibatkan antar kelompok dan perubahan tersebut berkelanjutan dan menimbulkan konflik: a. Meningkatnya kepaduan kelompok. b. Munculnya kepemimpinan yang otokratis c. Pusat perhatian atas kegiatan d. Penekanan atas kesetiaan 2. Perubahan diantara kelompok Selama terjadinya konflik, perubahan terjadi diantara ke-lompok yang terlibat: a. Persepsi yang terganggu, karena anggapan unit merekalah yang paling penting. b. Steriotip yang negatif, misalnya pimpinan mengatakan bahwa pengurus organisasi buruh sangat serakah dsb. c. Menurunnya komunikasi, komunikasi antar kelompok akan terputus.

Anda mungkin juga menyukai