Anda di halaman 1dari 4

Prayoga Cahayanda/25210378/SMAK04 Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Pertumbuhan Kredit Perbankan Indonesia

Dunia Perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Usaha perbankan sendiri lahir karena pada kenyataannya tidak semua orang yang menabung menggunakan tabungannya untuk keperluannya seharihari, sedangkan banyak kegiatan usaha lain yang membutuhkan modal lebih banyak dari kemampuan para pemilik usaha tersebut (Jaya, 1998). Disini kita dapat melihat peran kredit sebagai salah satu bagian yang penting dalam perekonomian pada umumnya dan perbankan khususnya. Dalam memberikan kredit, bank membagi kredit nya menjadi tiga macam menurut kegunaannya, yaitu : 1. Kredit modal kerja kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh bank kepada perusahaan yang membutuhkan modal kerja untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan. 2. Kredit investasi kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan oleh bank kepada pihak perusahaan yang membutuhkan dana untuk investasi atau penanaman modal. 3. Kredit konsumsi kredit yang diberikan dengan maksud untuk memperlancar kegiatan yang sifatnya konsumtif, seperti kredit pemilikan rumah, kredit pemilikan kendaraaan bermotor, credit card, dan kredit konsumtif lainnya. Jangka waktu kredit konsumsi ini bisa jangka pendek, menengah, maupun jangka panjan Dengan memberi kredit menurut kegunaannya, bank dapat menyesuaikan layanan pemberian kreditnya dan manajemen resiko sesuai dengan maksud dan tujuan peminjamnya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan pemberian kredit oleh perbankan, bisa dari faktor bank itu sendiri seperti risk appetite terhadap suatu sektor, tingkat kredit macet, kurangnya modal, dan sebagainya ataupun juga faktor makro seperti tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, target ekspor dan faktor lainnya. Variabel makro yang dipakai dalam penelitian ini adalah suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar. Peneliti juga menggunakan variabel pertumbuhan ekses likuiditas serta variabel penghimpunan dana dari dana pihak ketiga, pinjaman diterima dan ekuitas. Populasi penelitian adalah perbankan di Indonesia hingga tahun 2009 yang dikelompokkan menjadi dua yaitu, bank nasional dan bank asing-campuran. Penelitian

Prayoga Cahayanda/25210378/SMAK04
menggunakan teknik analisis Regresi Linear Berganda dan pengujian hipotesis. Persamaannya :

Hasilnya adalah :

Prayoga Cahayanda/25210378/SMAK04

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa semua variabel independen (pertumbuhan ekses likuiditas, pertumbuhan DPK, pertumbuhan pinjaman, BI rate, tingkat inflasi dan exchange rate) secara simultan mempunayi pengaruh yang signifikan terhadapat pertumbuhan kredit bank nasional dan asing-campuran di Indonesia selama periode penelitian 2004-2008. Secara parsial, suku bunga BI mempunyai pengaruh negatif signifikan pada pertumbuhan kredit sedangkan inflasi mempunyai pengaruh posifitif yang signifikan dan exchange rate mempunyai pengaruh negatif signifkan. Kesimpulan yang dapat diambil antara lain : o Meskipun terjadi krisis global pada 2008, pertumbuhan kredit perbankan tetap meningkat. Ini mengindikasikan kemampuan fundamental perbankan di Indonesia cukup kuat. o Variabel yang merupakan aktivitas operasional bank mempunyai pengaruh positif yang signifikan pada pertumbuhan kredit. Ini mengindikasikan bahwa fungsi intermediasi perbankan nasional telah berjalan dengan lancar. Baik pada bank nasional maupun bank asing-campuran. o Pertumbuhan DPK yang mempunyai pengaruh signifikan hingga 37,82% terhadap pertumbuhan kredit menunjukkan bahwa meskipun terjadi krisis ekonomi masyarakat tetap percaya menempatkan dan mempertahankan dana/simpannya di bank. Melihat hasil semua variabel makro ekonomi yang digunakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kredit, maka meskipun selama periode krisis pertumbuhan kredit tetap meningkat, diharapkan perbankan nasioanal mempertahankan dan terus meningkatkan kemampuan fundamentalnya, sehingga apabila terjadi krisis finansial atau ekonomi, perbankan nasional dapat tetap eksis dan menjalankan perannya dengan baik.

Prayoga Cahayanda/25210378/SMAK04
Referensi : http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/13209299310.pdf http://www.bi.go.id/web/id/

Anda mungkin juga menyukai