Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Pertukaran gas yang efektif dalam paru-paru hanya akan terjadi jika paru-paru dapat mengembang untuk mempertahankan ventilasi yg adekuat. Pleura yg merupakan lapisan yg menyelimuti paru-paru mempunyai peran yg penting dalam membantu ventilasi yang adekuat tersebut. Pleura terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan yang paling luar disebut pleura parietalis dan yang dalam disebut pleura visceralis, dimana kedua lapisan ini membentuk suatu ruangan yang disebut cavum pleurae. Dalam cavum pleurae terdapat suatu cairan pleura + 10 ml, yang diproduksi oleh membran pleura. Cairan tersebut berfungsi untuk melicinkan permukaan pleurae dan mengurangi friksi antara pleura parietalis dan visceralis selama pernapasan. Tekanan dalam cavum pleura senantiasa dalam keadaan negatif dan berfungsi untuk mempertahankan alveolus tetap mengembang melalui mekanisme suctioning diantara dua membran pleura. 1 B. Rumusan masalah Mendefinisikan arti WSD ( water seal drainage ) Memaparkan tujuan dari WSD ( water seal drainage ) Menjelaskan prinsip kerja WSD ( water seal drainage ) Menjelaskan jenis jenis WSD (water seal drainage ) Menyebutkan tempat pemasangan WSD ( water seal drainage ) Menjelaskan indikasi pemasangan WSD ( water seal drainage )

C. Tujuan Mengetahui arti WSD ( water seal drainage ) Mengetahui tujuan WSD ( water seal drainage ) Mengetahui prinsip kerja WSD ( water seal drainage )

Mengetahui jenis jenis WSD ( water seal drainage ) Mengetahui tempat pemasanagn WSD ( water seal drainage ) Mengetahui indikasi pemasangan WSD (water seal drainage )

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi WSD (water seal drainage) adalah merupakan suatu system yang digunakan untuk mengalirkan cairan atau udara dari torak dengan tujuan untuk mempertahankan tekanan negatif yg normal dalam cavum pleurae, sehingga akan dapat

mengembalikan dan atau mempertahankan pengembangan paru. 1 WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung. 2 B. Tujuan Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan pneumotoraks Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negatif pada intra pleura. 3 C. Prinsip kerja WSD Gravitasi : Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau lebih ). Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg ) Suction. 3

D. Jenis jenis WSD Satu botol Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang, satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar botol. Keuntungannya adalah : o Penyusunannya sederhana o Mudah untuk pasien yang berjalan Kerugiannya adalah : o Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan o Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis pengukuran drainase Dua botol Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara. Keuntungannya adalah : o Mempertahankan water seal pada tingkat konstan o Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik Kerugiannya adalah : o Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area pleura. o Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.

o Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara. Tiga botol Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding yang menentukan jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di dinding yang diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan, penghisap harus dilepaskan saat itu juga. Keuntungannya adalah : o sistem paling aman untuk mengatur pengisapan. Kerugiannya adalah : o Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan. o Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi. Unit drainage sekali pakai Pompa penghisap Pleural Emerson Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di dinding. Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau tiga botol. Keuntungannya : o Plastik dan tidak mudah pecah Kerugiannya : o Mahal

o Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik. Fluther valve Keuntungannya : o Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik o Kurang satu ruang untuk mengisi o Tidak ada masalah dengan penguapan air o Penurunan kadar kebisingan Kerugiannya : o Mahal o Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal. Calibrated spring mechanism Keuntungan : o Idem o Mampu mengatasi volume yang besar Kerugian o Mahal. 3 E. Tempat pemasangan WSD Bagian apeks paru ( apikal ) Anterolateral interkosta ke 1 2 untuk mengeluarkan udara bagian basal Posterolateral interkosta ke 8 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ). 3

F. Indikasi pemasangan WSD ( water seal dranage ) Pneumotoraks Pneumothoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paruparu leluasa mengembang terhadap rongga dada.

Etiologi dan Klasifikasi Pneumothoraks o Pneumothoraks spontan adalah pneumothoraks yang terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya suatu penyebab. Dibagi menjadi dua yaitu : Pneumothoraks spontan primer yang terjadi tanpa adanya riwayat penyakit paru yang mendasari sebelumnya. Pneumothoraks sekunder yang terjadi karena penyakit paru yang mendasarinya seperti tuberkulosis paru, PPOK, asma bronkial, pneumonia. o Pneumothoraks traumatik adalah pneumothoraks yang terjadi akibat suatu penetrasi ke dalam rongga pleura karena luka tusuk atau luka tembak. Tanda dan gejala klinis pneumothoraks o Nyeri dada pada sisi paru yang terkena.

o Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam apabila sebagian paru yang kolaps sudah mengembang kembali. 4 Hematoraks Adalah akumulasi darah pada rongga intrapleura. Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah sistematik maupun pembuluh darah paru, dan pada trauma yang tersering perdarahan berasal dari arteri interkostalis dan arteri mammaria interna. Akumulasi darah pada rongga intrapleura sering ditemukan pada

penderita trauma toraks, baik oleh karena trauma tajam maupun pada trauma tumpul toraks. Pada orang dewasa secara teoritis hemotoraks dibagi dalam 3 golongan, yaitu: o Hemotoraks ringan : jumlah darah kurang dari 400 cc. o Hemotoraks sedang : jumlah darah 500 sampai 2000 cc. o Hemotoraks berat : jumlah darah lebih dari 2000 cc. 5 Empiema Definisi o Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah ( pus ) didalam ronggga pleura dapat setempat atau mengisi seluruh rongga pleura( Ngastiyah,1997). o Empiema adalah penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada cavitas pleura ( Diane C. Baughman, 2000 ).

o Empiema adalah penumpukan materi purulen pada areal pleural ( Hudak & Gallo, 1997 ) Etiologi o Stapilococcus o Pnemococcus o Streptococcus Patogenesis. Terjadinya empiema dapat melalui tiga jalur: o Sebagai komplikasi pneumoni dan abses paru. Karena kuman menjalar perkontiniutatum dan menembus pleura visceral . o Secara hematogen, kuman dari focus lain sampai pada pleura visceral. o Infeksi darti luar dinding thoraks yang menjalar kedalam pleura misalnya pada trauma thoraks, abses dinding thoraks. Manisfestasi Klinik. o Demam, berkeringat malam, nyeri pleural, dispneu, arokreksia ,dan penurunan berat badan. o Tidak terdapatnya bunyi nafas; pendataran pada perkusi dada, penurunan premitus. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Adanya cairan atau udara yang masuk ke dalam cavum pleura dapat menyebabkan hilangnya tekanan negatif, sehingga paru-paru pada sisi yang terkena akan collaps sebagaian atau seluruhnya. Dalam situasi yang demikian, pemasangan underwater seal drainage mungkin indikasi untuk mengeluarkan cairan atau udara dari cavum pleura, sehingga tekanan negatif dalam pleura akan dapat dipertahankan. B. Saran Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

10

Anda mungkin juga menyukai