Anda di halaman 1dari 27

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

OPEN Oleh: Febriani Rahmadhany, XI IPA 2

Pengertian Sistem Hukum Internasional


Sistem hukum internasional adalah suatu kesatuan hukum yang berlaku untuk komunitas internasional (semua negara di dunia) yang harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap negara.
BACK NEXT

Pengertian Hukum Internasional


Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional.

BACK

NEXT

Asal Mula Hukum Internasional


Hukum internasional sudah dikenal bangsa Romawi sejak tahun 89 SM: Ius civile (hukum sipil): merupakan hukum nasional yang berlaku bagi warga Romawi di manapun mereka berada; dan Ius gentium (hukum antarbangsa): hukum yang merupakan bagian dari hukum Romawi dan diterapkan bagi orang-orang jajahan atau orang-orang asing.

BACK

NEXT

Dalam perkembangan berikutnya, pemahaman tentang hukum internasional dapat dibedakan dalam 2 hal, yaitu:
Hukum perdata internasional: hukum internasional yang mengatur hubungan antarbangsa; dan Hukum publik internasional: hukum internasional yang mengatur hubungan antarnegara.
BACK NEXT

KONVENSI WINA 1969

HUKUM TERTULIS: -> Ruang lingkup hukum internasional hanya berlaku untuk perjanjian-perjanjian antarnegara. -> Menghasilkan suatu perjanjian tertulis yang dikenal dengan nama Vienna Convention on the Law of Treaties. -> Perjanjian Internasional Tertulis tunduk pada ketentuan hukum kebiasaan internasional dan yurisprudensi atau prinsipprinsip hukum umum. HUKUM TIDAK TERTULIS: -> Masih terdapat hukum kebiasaan internasional (hukum tidak tertulis) yang ruang lingkupnya hanya untuk perjanjian antarnegara. -> Perjanjian-perjanjian antar negara dengan subjek hukum lain memiliki pengaturan tersendiri seperti perjanjian antarnegara dan organisasiorganisasi internasional.

BACK

NEXT

Asas-Asas Hukum Internasional


Asas Teritorial: asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya; Asas Kebangsaan: asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya; dan Asas Kepentingan Umum: asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat. NEXT

BACK

Sumber-sumber hukum internasional adalah sumber-sumber yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah hubungan internasional.
Dalam arti material: Sumber hukum yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara.
BACK

Dalam arti formal:

Sumber dari mana kita mendapatkan/men emukan ketentuanketentuan hukum internasional.

NEXT

Sumber-sumber hukum internasional sesuai dengan yang tercantum di dalam Piagam Mahkamah Internasional Pasal 38 adalah sebagai berikut:
perjanjian internasional; kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktik umum dan diterima sebagai hukum; asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab; keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum internasional; dan pendapat-pendapat para ahli hukum yang terkemuka.
BACK NEXT

Subjek hukum internasional adalah orang, negara, badan/organisasi-organisasi tertentu yang dapat melakukan tindakan-tindakan untuk dan atas nama sendiri atau pihak lain yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban dalam bidang internasional.
Negara; Takhta Suci; Palang Merah Internasional; Organisasi Internasional; Orang Perseorangan; dan Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa.
BACK NEXT

2 aliran yang memberi gambaran bagaimana keterkaitan antara hukum internasional dengan hukum nasional.
Aliran Monoisme Aliran Dualisme

BACK

NEXT

Aliran Monoisme
Menurut aliran monoisme, hukum internasional dan hukum nasional merupakan satu kesatuan. Hal ini disebabkan: walaupun kedua sistem hukum itu mempunyai istilah yang berbeda, tetapi subjek hukumnya tetap sama; dan sama-sama mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
BACK

Aliran Dualisme
Menurut aliran dualisme, hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem terpisah yang berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan: hukum nasional bersumber pada hukum kebiasaan dan hukum tertulis suatu negara, sedangkan hukum internasional berdasarkan pada hukum kebiasaan dan hukum yang dilahirkan atas kehendak bersama negara-negara dalam masyarakat internasional; subjek hukum nasional adalah individu-individu yang terdapat dalam suatu negara, sedangkan subjek hukum internasional adalah negara-negara anggota masyarakat internasional; dan hubungan nasional mempunyai kekuatan mengikat yang penuh dan sempurna jika dibandingkan dengan hukum internasional yang lebih banyak bersifat mengatur hubungan negara-negara secara horizontal.
BACK

Proses Ratifikasi Hukum Internasional menjadi Hukum Nasional


Proses ratifikasi hukum internasional menurut UU no. 24 tahun 2000 tentang perjanjian internasional; dan Proses ratifikasi perjanjian internasional menurut pasal 11 UUD 1945.
BACK NEXT

Proses ratifikasi hukum internasional menurut UU no. 24 tahun 2000 tentang perjanjian internasional
Tahap-tahap dalam perbuatan pernjanjian:
Negara A Penjajakan Negara B, C, D, dst

Perundingan

Penandatanganan

BACK

Perumusan naskah

Penerimaan
NEXT

Apabila berkenaan dengan hal-hal berikut: 1. Masalah politik, perdamaian, pertahanan dan keamanan negara; 2. Perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah; 3. Kedaulatan negara; 4. HAM dan lingkungan hidup; 5. Pembentukan kaidah hukum baru; dan 6. Pinjaman atau hibah luar negeri. Pengesahan perjanjian internasional melalui undang-undang dilakukan berdasarkan materi perjanjian dan bukan berdasarkan bentuk atau nama perjanjian.

Jenis-jenis perjanjian yang pengsahannya melalui keputusan presiden pada umumnya memiliki materi yang bersifat prodesural dan memerlukan penerapan dalam waktu singkat tanpa memepengaruhi peraturan perundangundangan nasional.

Dengan UndangUndang

Dengan Keputusan Presiden

BACK

Pengesahan Perjanjian Internasional

Proses ratifikasi perjanjian internasional menurut pasal 11 UUD 1945


Perjanjian yang harus disampaikan kepada DPR untuk mendapat persetujuan sebelum disahkan oleh presiden ialah perjanjianperjanjian yang lazimnya berbentuk treaty dan mengandung materi sebagai berikut: 1. Soal-soal politik atau soal-soal yang dapat mempengaruhi haluan politik; 2. Ikatan-ikatan yang sedemikian rupa sifatnya dapat mempengaruhi haluan politik negara, perjanjian kerjasama ekonomi atau pinjaman uang; dan 3. Soal-soal yang menurut UUD atau menurut sistem perundangan harus diatur dengan undang-undang.
BACK

Mahkamah Agung Internasional


Mahkamah Agung Internasional merupakan Mahkamah Pengadilan tertinggi di seluruh dunia. Pengadilan internasional dapat mengadili semua perselisihan yang terjadi antara negara bukan anggota PBB.

BACK

NEXT

Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional


Sengketa internasional adalah perselisihan yang terjadi antarnegara. Faktor-faktor penyebab timbulnya sengketa: Segi Politis (Adanya Pakta Pertahanan atau Pakta Perdamaian); Suatu Wilayah Teritorial; Pengembangan Senjata Nuklir atau Senjata Biologi; Permasalahan Terorisme; Ketidakpuasan terhadap Rezim Yang Berkuasa; dan Adanya Hegemoni (pengaruh kekuatan Amerika).
BACK NEXT

Wewenang Mahkamah Internasional


Wewenang mahkamah yang diatur oleh Bab II Statuta; dan Wewenang wajib berdasarkan ketentuan konvensional.

BACK

NEXT

Wewenang mahkamah yang diatur oleh Bab II Statuta


1. Ratione Personae: akses ke Mahkamah internasional yang hanya terbuka untuk negara, individu dan organisasi-organisasi internasional tidak dapat menjadi pihak dari suatu sengketa di depan mahkamah. 2. Ratione Materiae: mengenai jenis sengketa-sengketa yang dapat diajukan.
BACK

Wewenang wajib berdasarkan ketentuan konvensional


1. Klausula Khusus: terdapat dalam suatu perjanjian sebagai tambahan dari perjanjian itu sendiri yang bertujuan untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang mungkin lahir di masa yang akan datang mengenai pelaksanaan dan interpretasi perjanjian tersebut di depan mahkamah; dan 2. Klausula Opsional: Pasal 36 ayat 2 statuta mengatakan bahwa negara-negara pihak statuta dapat setiap saat menyatakan menerima wewenang wajib mahkamah dan tanpa persetujuan khusus dalam hubungannya dengan negara lain menerima kewajiban yang sama dalam semua sengketa hukum.
BACK

Fungsi konsultatif mahkamah yaitu memberikan pendapat-pendapat yang tidak mengikat atau apa yang disebut advisory opinion.
1) Natur yuridik pendapat hukum (advisory opinion) Terdapat perbedaan dalam penyelesaian sengketa, keputusankeputusan mahkamah merupakan keputusan-keputusan hukum yang mengikat pihak-pihak yang bersengketa, sedangkan pendapat-pendapat yang dikeluarkan mahkamah bukan merupakan keputusan hukum dan tidak mempunyai hukum mengikat. Pendapat-pendapat mahkamah tidak mempunyai kekuatan hukum dan jika pihak-pihak yang bersengketa menerimanya, semata-mata disebabkan kekuatan moral pendapat-pendapat iitu sendiri.
BACK NEXT

2) Permintaan pendapat Mahkamah Internasional


Badan yang dapat meminta pendapat mahkamah Menurut pasal 96 ayat 1, Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB dapat meminta advisory opinion mengenai masalah hukum ke mahkamah. Selanjutnya, menurut ayat 2 pasal tersebut, hak untuk meminta pendapat mahkamah ini juga dapat diberikan kepada organ-organ lain PBB dan badan-badan khusus dengan syarat bahwa semua harus mendapat otoritas terlebih dahulu dari Majelis Umum.; dan Pemberian pendapat oleh mahkamah Secara teoritis, mahkamah tidak diwajibkan untuk menjawab. Namun, dalam praktiknya, mahkamah tidak pernah lalai dalam melakukan tugasnya, bahkan mahkamah harus berpegang teguh pada pendapat mahkamah bahwa sebagai organ hukum PBB, kewajiban memberikan pendapat-pendapat kalau diminta, untuk membantu lancarnya tugas PBB.
BACK NEXT

Prosedur Penyelesaian Sengketa Internasional melalui Mahkamah Internasional


Peneriksaan dan Penyelidikan Proses Peradilan Sampai dengan
Pemberian Sanksi
Komisi Tinggi HAM PBB/Lembaga HAM Internasional

MAHKAMAH INTERNASIONAL
Negaranegara Anggota/Bu kan PBB

Ada Pengaduan dari Negara yang Dirugikan


BACK

Telah Terjadi Pelanggaran HAM

Terjadi Sengketa/Konflik
NEXT

Keputusan Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional


Pasal 13 Pakta Liga Bangsa-Bangsa telah menegaskan jika suatu keputusan peradilan tidak dilaksanakan, dewan dapat mengusulkan tindakan-tindakan yang akan menjamin pelaksanaan keputusan tersebut. Selain itu Piagam PBB dalam pasal 94 menjelaskan hal-hal berikut: Tiap-tiap negara anggota PBB harus melaksanakan keputusan mahkamah internasional dalam sengketa. Jika negara yang bersengketa tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan oleh mahkamah kepadanya, negara pihak lain dapat mengajukan persoalannya kepada Dewan Keamanan. Kalau perlu, dapat membuat rekomendasi-rekomendasi atau memutuskan tindakan-tindakan yang akan diambil supaya keputusan tersebut dilaksanakan.

BACK

NEXT

Prinsip Hidup Berdampingan secara Damai Berdasarkan Persamaan Derajat


Prinsip penyelesaian sengketa internasional secara damai didasarkan pada prinsipprinsip hukum internasional yang berlaku secara universal. Hal tersebut dimuat dalam deklarasi mengenai hubungan persahabatan dan kerja sama antarnegara tanggal 24 Oktober 1970 (A/RES/2625/XXV), serta deklarasi Manila tanggal 15 November 1982 (A/RES/37/10) mengenai penyelesaian sengketa secara damai sebagai berikut: Prinsip bahwa negara tidak akan menggunakan kekerasan yang ebrsifat mengancam integritas teritorial atau kebebasan politik suatu negara, atau menggunakan cara-cara lainnya yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan PBB; Prinsip nonintervensi dalam urusan dalam dan luar negeri suatu negara; Prinsip-prinsip persamaan hak menentukan nasib sendiri bagi setiap bangsa; Prinsip persamaan kedaulatan negara; Prinsip hukum internasional mengenai kemerdekaan, kedaulatan dan integritas teritorial suatu negara; Prinsip itikad baik dalam hubungan internasional; dan Prinsip keadilan dan hukum internasional.
BACK

Anda mungkin juga menyukai