Megawati 4151101127
Contents
1
BAB I PENDAHULUAN
2
3
4
5
Company Logo
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hipertensi salah satu penyebab utama kematian di AS. Sekitar 1/4 jumlah penduduk dewasa menderita hipertensi Penelitian lain melihat faktor risiko kasus kardiovaskular akibat hipertensi di beberapa daerah di Indonesia.
Kandungan flavonoid dalam daun alpukat Keberhasilan pengobatan hipertensi pada usia lanjut dipengaruhi oleh diduga memiliki efek hipoglikemik & dapat banyak hal meregenerasi sel pankreas
Identifikasi Masalah
Apa faktor yang menyebabkan pasien jarang melakukan kontrol terhadap penyakit hipertensinya?
Apakah terdapat komplikasi yang disebabkan oleh penyakit hipertensi yang diderita oleh pasien?
Apakah ada faktor dari lingkungan rumah sebagai faktor risiko timbulnya penyakit lain pada penderita?
Tujuan
jarang melakukan kontrol terhadap penyakitnya 2. Mengetahui faktor risiko hipertensi yang terdapat pada penderita
Tujuan (lanjutan)
3. Mengetahui apakah terdapat komplikasi yang disebabkan oleh penyakit hipertensi yang diderita oleh penderita 4. Mengetahui faktor lingkungan rumah sebagai faktor risiko timbulnya penyakit lain pada penderita
1
2 3
BAB I PENDAHULUAN
DEFINISI
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmHg Menurut WHO batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 135/85 mmHg.
PREVALENSI
972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi , perbandingan pria dan wanita = 26,6:26,1. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025.
333 juta di negara maju dan 639 sisanya
akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 6,1%. TD 120-139 mmHg 16,3% TD 140-159 mmHg sebanyak 22,7% TD 160 mmHg hingga 8x lipat (49,2%). Proporsi penderita penyakit kardiovaskular yang dirawat di RS di Indonesia terus meningkat dari 2,1% di Th 1990 6,8% di th 2001.1
Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik Diastolik
Optimal
Normal Normal Tinggi Hipertensi Derajat I Hipertensi Derajat II Hipertensi Derajat III
<120
<130 130-139 140-159 160-179 180
<80
<85 85-89 90-99 100-109 110
sampai koma.
Penanganan Hipertensi
Tahap awal: modifikasi gaya hidup meliputi penurunan berat badan, pembatasan asupan garam, olah raga, pembatasan konsumsi
kopi, menggunakan teknik relaksasi, tidak merokok, menggunakan suplemen potasium, kalsium, dan magnesium
Diuretik, ACEI (angiotensin coverting enzyme inhibitor), ARB (angiotensin reseptor bloker), BB (beta bloker), dan CCB (calcium chanel bloker).
* Pemilihan jenis obat ditentukan oleh tingginya tekanan darah, adanya resiko kardiovaskuler dan kerusakan organ target.
Komplikasi
Jantung : hipertrofi ventrikel kiri, angina, gagal jantung
Otak : stroke
BAB I PENDAHULUAN
Nama Jenis kelamin Umur Status dalam keluarga Pendidikan Pekerjaan Alamat
: Ny. H : Perempuan : 54 Tahun : Istri : SD : Ibu rumah tangga : RT 01 RW 02 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN(Lanj) Masalah Kesehatan : Penderita hipertensi yang jarang melakukan kontrol ke poli lansia di Puskesmas Batujajar
Identifikasi Alasan Jarangnya Penderita Melakukan Kunjungan Ulang ke Poli Lansia Pasien jarang melakukan kunjungan ulang ke poli lansia dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya atau komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit hipertensi apabila tidak ditangani dengan tepat dan dikontrol secara rutin.
NUTRISI
JARANG OLAHRAGA
Identifikasi Faktor Lingkungan Rumah Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Masalah Kesehatan Lain Pada Penderita
Kepadatan Rumah (Luas rumah = 12 x 10 m2 )
Ruang Keluarga
Ruang Makan
Dapur
Kondisi Rumah
Ruang Tamu
Kamar Tidur
Kamar Mandi
Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang ke tempat sampah yang setiap harinya diambil oleh petugas kebersihan.
Keadaan Lingkungan di Sekitar Rumah
Bangunan rumah penderita berada 7 meter dari pinggir jalan raya desa pangauban, sehingga tidak terlalu dekat atau langsung terkena debu dari kendaraan bermotor dan delman yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain.
HASIL PEMERIKSAAN
Anamnesis Sejak tahun 2007 penderita didiagnosa hipertensi, dengan kontrol tidak teratur ke puskesmas, penderita memiliki kebiasaan makan makanan yang banyak mengandung garam, minum kopi, dan jarang berolahraga. Penderita juga mengeluh jantung berdebar, cepat merasa lelah dan sesak saat beraktivitas.
Anamnesis (lanjutan)
Penderita mengaku jarang melakukan kontrol ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat karena penderita sudah rutin mendapatkan obat dari petugas yang bekerja di balai pengobatan Puskesmas Batujajar yang bertempat tinggal tidak jauh dari rumah penderita.
Anamnesis (Lanjutan)
Penderita merasa sudah cukup dan tidak perlu untuk memeriksakan atau mengontrol penyakitnya lebih lanjut ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat yang lebih baik.
PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan : 70 Kg Tinggi Badan : 154 cm Keadaan Umum Kesadaran : Komposmentis Kesan Sakit : Tampak sakit ringan Tekanan darah: 140/90 mmHg Nadi : 96x/ menit Respirasi : 20x/ menit Suhu : 36,7 C
Mata
Telinga
Hidung
Mulut Leher Thorax
: Konjungtiva anemis: -/- , Sklera ikterik: -/: Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : mukosa basah bersih, T1-T1 tenang : KGB tidak teraba, JVP normal : Bentuk dan gerak simetris
Abdomen Hepar
: VBS ka=ki , ronkhi -/-, wheezing -/: Auskultasi :BJ I-II MR Perkusi : 1 cm lateral dari ICS V linea mid clavicularis Sinistra : datar, lembut, BU (+) normal, nyeri tekan (-) : tidak teraba
:tidak teraba : tidak dilakukan pemeriksaan : akral hangat : tidak ada kelainan
SIMPULAN
1. Penderita jarang melakukan kontrol akibat kurangnya pengetahuan mengenai bahaya atau pun komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi apabila tidak ditangani dengan tepat dan dikontrol secara rutin. 2. Penderita memiliki beberapa faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi.
kardiovaskular (decomp cordis functional class II) yang disebabkan oleh penyakit hipertensinya. 4.Kondisi lingkungan rumah tidak berisiko terjadinya penyakit lain.
SARAN
1. Pengadaaan promosi kesehatan berupa penyuluhan lebih ditingkatkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit yang dideritanya.
2. Keluarga diharapkan dapat lebih memotivasi dan mampu mendorong perilaku sehat yang berhubungan dengan penyakit penderita
TERIMA KASIH