Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Materi penyuluhan Sasaran Hari/tanggal Waktu Tempat

: TUBERKULOSIS (TBC) PARU : Masyrakat dan penderita TBC di aerah Labuhan Badas : : 40 menit. :

Tujuan Instruksional umum: Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang TBC peserta dapat mengerti dan mengetahui penyakit TBC..

Tujuan Instruksional khusus: Setelah menerima materi maka keluarga diharapkan dapat untuk : a. Menyebutkan pengertian tentang TBC. b. Menyebutkan cara penularan TBC. c. Penentuan penyakit (diagnosis) TBC d. Menyebutkan tanda dan gejala TBC. e. Mengetahui tentang cara pengumpulan dahak f. Menyebutkan pengobatan TBC. g. Mengerti tentang tata cara mencegah penyakit TBC.

Sasaran Masryarakat dan penderita TBC di daerah Labuhan Badas Materi : Konsep dasar penyakit : a. Pengertian. b. Cara penularan. c. Tanda dan gejala. d. Penentuan Penyakit (diagnosis). e. Pemeriksaan dahak f. Pengobatan g. Pencegahan.

Metode 1) Ceramah 2) Tanya jawab

Media Leaflet

Kegiatan penyuluhan
No. 1. Waktu 3 menit Pembukaan: o o o o 2. 25 menit Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. Memperkenalkan diri. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. Menyebutkan materi yang akan diberikan. o o o Mendengarkan Memperhatikan memperhatikan o Menjawab salam Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Pelaksanaan: Penyampaian materi: o o o o o o o o o o Menjelaskan pengertian penyakit TBC. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Menjelaskan penyakit TBC. Memberi bertanya. Menjabarkan tentang tanda dan gejala penyakit TBC. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Menjelaskan tentang diagnosis penyakit dan cara pemeriksaan dahak. Memberi bertanya. Menjelaskan tentang pengobatan penyakit TBC. Memberi kesempatan peserta untuk o Mengajukan o kesempatan peserta untuk o Mengajukan pertanyaan Memperhatikan o o Mengajukan pertanyaan Memperhatikan o kesempatan peserta untuk o Mengajukan pertanyaan Memperhatikan tentang cara penularan o o o Memperhatikan Mengajukan pertanyaan Memperhatikan

bertanya. o o Menyebutkan cara pencegahan penyakit TBC. Memberi bertanya. 3. 10 menit Evaluasi: o menanyakan materi yang kepada telah peserta tentang dan o kesempatan peserta untuk o o

pertanyaan Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan

dberikan,

reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan. 4. 2 menit Terminasi: o o mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan peran serta peserta. Mengucapkan salam penutup

Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur Peserta hadir di tempat penyuluhan. Penyelenggaraan dilaksanakan di .... Pengorganisasian penyelenggaran penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi Proses Peserta penyuluhan antusias terhadap materi yang disampaikan. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan. Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar. 3. Evaluasi Hasil Peserta memahami tentang materi yang telah disampaikan. Peserta hadir saat pertemuan.

Pengorganisasian Pembicara/Fasilitator Observer/Supervisor : D. Kusuma Ningrat : Pembimbing dan CI

TUBERKULOSIS (TBC) PARU

A. PENGERTIAN TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman micobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh yang lain.

B. CARA PENULARAN Pada waktu batuk atau bersin, penderita TBC menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak yang sangat halus). Droplet yang mengandung kuman akan bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang lain dapat terinfeksi apabila menghirup udara yang mengandung kuman tersebut. Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya.

C. TANDA DAN GEJALA Gejala utama Batuk terus menerus selama 3 minggu atau lebih

Gejala tambahan, yang sering dijumpai: dahak bercampur darah. Batuk darah Sesak napas dan rasa nyeri dada Badan lemah, napsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.

D. DIAGNOSIS Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa Diagnosis TBC Paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS BTA hasilnya positif.

Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang.

Diagnosis Tuberkulosis Pada Anak Diagnosis paling tepat adalah dengan ditemukannya kuman TBC dan bahan yang diambil dari penderita, misalnya dahak, bilasan lambung, biopsi, dll. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang didapat, sehingga sebagian besar diagnosis TBC anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran foto rontgen dada, dan uji tuberkulin. Gejala umum TBC pada anak: BB turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik dengan adekuat. Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran napas akut), dapat disertai keringat malam. Pembesaran kelenjar limfe yang tidak sakit, biasanya multipel, paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha. Gejala-gejala dari saluran napas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada. Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (massa) di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam abdomen. Jika tidak ditemukan kuman pada pemeriksaan dahak, maka dilakukan pemeriksaan foto rontgen dada.

E. PEMERIKSAAN DAHAK Spesimen dahak dikumpulkan dalam pot dahak. Diagnosis tuberkulosis ditegakkan dengan pemeriksaan 3 spesimen dahak Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS). Spesimen dahak sebaiknya dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan. S (sewaktu) : dahak dikumpulkan pada saat datang berkunjung pertama kali ke pelayanan kesehatan. Kemudian saat pulang, akan diberikan lagi pot dahak untuk mengumpulkan dahak hari kedua.

P (pagi) : dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK. S (sewaktu) : dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi. Untuk menghindari resiko penularan, pengambilan dahak dilakukan di tempat terbuka dan jauh dari orang lain. Bila sulit mengeluarkan dahak, dapat dilakukan hal-hal berikut: 1) Di rumah : malam hari sebelum tidur , minum satu gelas teh manis atau menelan tablet gliseril guayakolat 200 mg. 2) Di UPK : melakukan olahraga ringan kemudian menarik napas dalam, beberapa kali. Bila terasa akan batuk, napas ditahan selama mungkin lalu batukkan.

F. PENGOBATAN Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong. Untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat, pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO). Jenis obat TBC adalah Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E), dan Streptomisin (S). Pengobatan TBC dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan. Tahap intensif Pada tahap intensif penderita mendapat obat setiap hari. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TBC BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Tahap lanjutan Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat yang lebih sedikit, namun dalam jangka yang lebih lama.

G. PENCEGAHAN TBC dapat dicegah dengan imunisasi BCG, walaupun tidak seratus persen efektif. Cara terbaik untuk mencegah penyebaran penyakit TBC adalah dengan menemukan dan mengobati secepat mungkin penderita TBC. Jika seseorang sudah menderita TBC, maka ia 6

harus menutup hidung dan mulut ketika bersin, agar kuman TBC tidak menyebar dan menular kepada orang lain.

DAFTAR PUSTAKA - Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Cetakan 8, Jakarta, 2002

Anda mungkin juga menyukai