Anda di halaman 1dari 11

KABUPATEN TASIKMALAYA MENUJU DESA BEBAS GIZI BURUK TAHUN 2014

LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan nasional adalah : Peningkatan SDM yang dilakukan secara berkelanjutan. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai sataus gizi keluarga yg optimal Keadaan gizi dipengaruhi : fisiologis, ekonomi, sospolbud, selain itu dampak dari krisis politik Kurang gizi dapat terjadi dari berbagai akibat seperti ketidak seimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit, pencernaan, absorpsi dan penyakit infeksi

Gizi, Kesehatan dan Kualitas SDM


Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian Umur Harapan Hidup Pendapatan per kapita Tingkat melek huruf

Gizi Kurang

Daya tahan rendah Absensi meningkat Produktivitas rendah Pendapatan rendah Tumbuh kembang otak tidak optimal Gangguan kecerdasan & mental Potensi pendidikan rendah

MASALAH GIZI TERJADI PADA SEMUA USIA

USIA LANJUT KURANG GIZI

AKB, perkembangan mental terhambat, risiko penyakit kronis pada usia dewasa Proses Pertumbuhan lambat, ASI ekslusif kurang, MP-ASI tidak benar

BBLR
Pelayanan Kesehatan kurang memadai Konsumsi tidak seimbang Gizi janin tidak baik

Kurang makan, sering terkena infeksi, pelayanan kesehatan kurang, pola asuh tidak memadai AKABA Tumbuh kembang terhambat

BALITA KEP
Konsumsi gizi tidak cukup, pola asuh kurang

WUS KEK

BUMIL KEK (KENAIKAN BB RENDAH)


AKI

Pelayanan kesehatan tidak memadai

REMAJA & USIA SEKOLAH GANGGUAN PERTUMBUHAN


Produktivitas fisik berkurang/rendah

Konsumsi Kurang

PENGERTIAN : DESA BEBAS GIZI BURUK


ADALAH DESA YANG TERBEBAS DARI MASALAH BALITA GIZI BURUK ATAU PREVALENSI BALITA GIZI BURUK DI WILAYAH TERSEBUT SETINGGITINGGINYA 0,5% DARI JUMLAH BALITA YANG ADA

DESA BEBAS GIZI BURUK


Tujuan Umum:
Tercapainya keluarga sadar gizi dan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

Tujuan Khusus:
1. Tidak ada kasus balita gizi buruk (BB/TB) atau prevalensi balita gizi buruk setinggi-tingginya 0,5% dari seluruh sasaran/jumlah balita yang ada di wilayah desa. 2. Terdata dan terpantaunya status gizi balita secara rutin di posyandu 3. Adanya laporan kasus gizi buruk dalam waktu 1x24 jam 4. Terdatanya potensi masyarakat dalam penanggulangan gizi buruk secara mandiri 5. Terjalin kerjasama dalam penanganan balita gizi buruk baik secara lintas program dan lintas sektor. 6. Meningkatnya cakupan ASI Eksklusif dan IMD 7. Meningkatnya cakaupan imunisasi dan PHBS 8. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

INDIKATOR DESA BEBAS GIZI BURUK


NO 1 2 3 4 5 6 INDIKATOR PREVALENSI GIZI BURUK DIBAWAH 0,5% CAKUPAN K/S 100% CAKUPAN D/S MINIMAL 80% CAKUPAN VITAMIN A PADA BALITA 100% CAKUPAN VITAMIN A IBU NIFAS 100% CAKUPAN Fe 1 DAN Fe 3 MINIMAL 90% KETERANGAN (BB/TB)

7
8 9 10 11 12

CAKUPAN ASI EKSLUSIF MINIMAL 80%


CAKUPAN PERSALINAN OLEH NAKES MINIMAL 90% PERSALINAN OLEH NAKES 50%NYA MELAKSANAKAN IMD CAKUPAN KADARZI 80% CAKUPAN UCI 80% CAKUPAN PHBS 80%

LANGKAH KEGIATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. Advokasi dan sosialisasi desa bebas gizi buruk Pendataan status gizi balita Audit balita gizi buruk Pendataan potensi desa dan masyarakat Penanganan balita gizi buruk Revitalisasi posyandu, kadarzi, PHBS, IMD dan ASI EKSLUSIF 7. Menggalang orang tua angkat balita gizi buruk 8. Meningkatkan ekonomi keluarga balita gizi 9. Evaluasi kegiatan

Strategi Operasional
1. Meningkatkan Kinerja Posyandu melalui kerjasama lintas sektor dan program untuk penyediakan dukungan operasional, meningkatkan kapasitas kader dan dukungan sarana dan prasarana lainnya. 2. Meningkatkan cakupan ASI eksklusif, IMD dan pelatihan konselor ASI. 3. Pemberian Makanan Tambahan pemulihan pada balita gizi kurang (kurus) dan ibu hamil KEK dari keluarga miskin. 4. Pengadaan obat paket gizi (vitamin A, tablet Fe, iodina test, multi vitamin/taburia) 5. Meningkatkan ketrampilan, Puskesmas (perawatan dan non perawatan), serta Rumah Sakit untuk tatalaksana gizi buruk. 6. Peningkatan cakupan ANC, PNC, linakes ,KB, dan imunisasi 7. Memasyarakatan PHBS dan Kadarzi

TERIMA KASIH MOHON DUKUNGAN SEMUA PIHAK

Anda mungkin juga menyukai