Anda di halaman 1dari 38

BAB II PROFIL PT.

INDONESIA POWER
II.1. Pendahuluan. Salah satu kebutuhan energi yang mungkin hampir tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik. Seperti diketahui untuk memperoleh energi listrik ini melalui suatu proses yang panjang dan rumit, namun mengingat sifat dari energi listrik ini yang mudah disalurkan dan mudah untuk dikonversikan ke dalam bentuk energi lain seperti menjadi energi cahaya, energi kalor, energi kimia, energi mekanik, suara, gambar, dan sebagainya. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas telah digunakan untuk keperluan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah, industri, dan sebagainya. Karena kebutuhan manusia terhadap listrik tersebut, maka dibangunlah pembangkit listrik. Pembangkit listrik dapat dibedakan menjadi : 1. Pembangkit listrik dengan sumber energi dapat diperbaharui, seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PTLS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), dan sebagainya. 2. Pembangkit listrik dengan sumber daya tidak dapat diperbaharui, seperti PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTGU/PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan jenis pembangkit tenaga listrik yang menggunakan uap sebagai media untuk memutar sudu sudu turbin, dimana uap yang digunakan memutar sudu-sudu tersebut adalah uap kering.

PLTU pada umumnya berbahan bakar minyak dan batubara. PLTU beroperasi pada siklus Rankine yang dimodifikasi agar mencakup proses pemanasan lanjut (super heating), pemanasan air pengisi ketel/boiler (feed water heating) dan pemanasan kembali uap keluar turbin tekanan tinggi (steam reheating). Untuk meningkatkan efisiensi panas (thermal efficiency) maka uap yang dipakai harus dibuat bertekanan dan suhu setinggi mungkin. Demikian pula turbin yang dipakai secara ekonomis dibuat dengan ukuran yang sebesar mungkin agar dapat menekan biaya investasi (karena daya yang dihasilkan menjadi besar). Karena pertimbangan-pertimbangan ini, sekarang ini banyak digunakan turbo generator dengan kapasitas 500 MW. Dengan pemakaian turbin-turbin uap berkapasitas 100 MW atau lebih, efisiensi ditingkatkan melalui pemanasan kembali (reheating) uap setelah sebagian berekspansi melalui tingkat-tingkat suhu akhir (turbin tekanan rendah). PLTU merupakan salah satu dari jenis pembangkit tenaga listrik yang digunakan di Indonesia. Khususnya, PLTU batubara merupakan jenis pembangkit yang sangat cocok digunakan mengingat potensi kekayaan sumber daya alam di Indonesia dalam hal ini batubara tersedia sangat banyak di beberapa pulau di Indonesia seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Oleh karena itu prospek PLTU batubara di Indonesia sangat cerah dan sangat strategis karena bangsa ini dapat memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan batubara untuk pembangkit tenaga listrik.

II.2. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power

Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali dengan dikeluarkannya Keppres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkitpembangkit listrik swasta, serta disusunnya kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sector ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993. Sebagai tindak lanjutnya, tahun 1994 PLN dirubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Tanggal 3 Oktober 1995 PT. PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang salah satunya adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I) menjalankan usaha komersial bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lainnya. Setelah lima tahun beroperasi PLN PJB I berganti nama menjadi PT. Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober 2000. Saat ini, PT. Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar di Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UBP Suralaya, UBP Priuk, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak Grati dan UBP Bali serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau Jawa dan Bali dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW. Pada tahun 2002 keseluruhan unit-unit pembangkitan tersebut menghasilkan tenaga listrik hamper 41.000 GWh yang memasok lebih dari 50 % kebutuhan listrik Jawa Bali. Secara keseluruhan di Indonesia total kapasitas terpasang sebesar 9.039 MW tahun 2002 dan 9.047 untuk
tahun 2003 serta menghasilkan tenaga listrik sebesar 41.253 GWh.

PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per-unit bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada Tabel II.1.

Tabel II.1. Kapasitas Terpasang Perunit Bisnis Pembangkit Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada Tahun 2004, PT Indonesia Power telah memasok sebesar 44.417 GWh atau sekitar 46,51% dari produksi Sistem Jawa dan Bali.

Tabel II.2.Daya Mampu per-Unit Bisnis Pembangkit Untuk produksi listrik pada unit-unit bisnis pembangkitan dari tahun 1999 sampai dengan Triwulan pertama tahun 2005 dapat di lihat pada Tabel II.3.

Tabel II.3. Produksi Listrik (GWh) per Unit Bisnis Pembangkit Sedangkan dalam menyuplai kebutuhan akan tenaga listrik dari Jawa Bali dari tahun 1998 sampai 2004 tidak hanya PT. Indonesia Power yang menyuplai tetapi juga pembangkit yang lain yaitu IPP dan PJB, seperti diperlihatkan pada Tabel II.4.

Tabel II.4. Daya Terpasang (MW) Sistem Jawa Bali

II.3. Visi, Misi, Motto, Tujuan, dan Paradigma PT. Indonesia Power Sebagai perusahaan pembangkit listrik yang terbesar di Indonesia dan dalam rangka menyongsong era persaingan global maka PT. Indonesia Power mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan. Untuk mewujudkan visi ini PT. Indonesia Power telah melakukan langkah-langkah antara lain melakukan usaha dalam bidang

ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. Dalam pengembangan usaha penunjang di dalam bidang pembangkit tenaga listrik, PT. Indonesia Power telah membentuk anak perusahaan yaitu PT. Cogindo Daya Bersama dan PT. Artha Daya Coalindo. PT. Cogindo Daya Bersama bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan menejemen energi dengan penerapan konsep cogeneration, energy outsourcing, energy efficiency assessment package dan distributed generation. Sedangkan PT. Artha Daya Coalindo bergerak dalam bidang perdagangan batubara sebagai bisnis utamanya dan bahan bakar lainya yang diharapkan menjadi perusahaan trading batubara yang menangani kegiatan terintegrasi di dalam rantai pasokan batubara, selain kegiatan lainnya yang bernilai tambah, baik sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain yang mempunyai potensi sinergis. Selain itu PT. Indonesia Power juga menanamkan saham di PT. Artha Daya Coalindo yang bergerak di bidang usaha perdagangan batubara sebesar 60%.
II. 3. 1. Visi

Menjadi Perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan.

II. 3. 2. Misi

Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. II. 3. 3. Motto Bersama kita maju . II. 3. 4. Tujuan A. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan. B. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan. C. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. D. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, kehandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan. E. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
II. 3. 5. Paradigma

Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.

II.4. Budaya perusahaan, Lima filosofi Perusahaan, dan Tujuh nilai Perusahaan PT. INDONESIA POWER (IP-HaPPPI) II. 4. 1. Budaya Perusahaan Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan adalah pembentukan budaya perusahaan. Unsur-unsur budaya perusahaan : A. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan nilai-nilai atau filosofi.
B. Nilai adalah bagian daripada budaya/culture perusahaan yang dirumuskan

untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT. Indonesia Power, nilai ini disebut dengan Filosofi Perusahaan. C. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang menilai sesuatu. Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan dalam tujuh nilai perusahaan PT. Indonesia Power (IP-HaPPPI). II. 4. 2. Lima Filosofi Perusahaan A. Mengutamakan pasar dan pelanggan. Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik dan nilai tambah kepada pelanggan. B. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan. Menciptakan keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi finansial dan proses bisnis yang handal dengan semangat untuk memenangkan persaingan.

C. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi

Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal. D. Menjunjung tinggi etika bisnis. Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasional. E. Memberi penghargaan atas prestasi. Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal. II. 4.3. TUJUH NILAI PERUSAHAAN PT. INDONESIA POWER (IPHaPPPI) A. Integritas Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan. B. Profesional Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang. C. Harmoni serasi, selaras, seimbang, dalam : - Pengembangan kualitas pribadi, - Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait) - Hubungan dengan lingkungan hidup D. Pelayanan Prima Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan

stakeholder.

E. Peduli Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara lingkungan sekitar. F. Pembelajar Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan orang lain. G. Inovatif Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja. II.5. Sasaran dan Program Kerja Bidang Produksi Sasaran dari bidang ini adalah mendukung pemenuhan rencana penjualan dengan biaya yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan pelayanan pasokan. Untuk mencapai sasaran tersebut, strateginya adalah sebagai berikut : A. Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit beban dasar dengan biaya murah. B. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun biaya pemeliharaan. C. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit. D. Meningkatkan kehandalan pola pembangkit.
E. Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan

gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.

Adapun program kerja di bidang produksi adalah : A. Mengoptimalkan kemampuan produksi. B. Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit : - Efisiensi termal. - Efisiensi pemeliharaan. - Pengawasan volume dan mutu bahan bakar. C. Melakukan optimasi biaya bahan bakar. D. Meningkatkan keandalan pembangkit. E. Meningkatkan waktu operasi pemeliharaan. II.6. Makna Bentuk dan Warna Logo Logo mencerminkan identitas dari PT. Indonesia Power sebagai Power Utility Company terbesar di Indonesia.

Gambar 2.1. Logo PT. Indonesia Power II. 6. 1. Bentuk

A. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenishuruf FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD menandakan font yang kuat dan tegas. B. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan TENAGA LISTRIK yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan. C. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan symbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili. II. 6. 2. Warna A. Merah Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri. B. Biru Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri : - Berteknologi tinggi. - Efisien. - Aman.

- Ramah lingkungan. II.7. Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Suralaya II.7. 1. Sejarah UBP Suralaya Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik khususnya di Pulau Jawa yang sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya telah dibangun dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama. Beberapa alas an mengapa Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik diantaranya adalah: 1. Tersedianya tanah dataran yang cukup luas, di mana tanah tersebut dipandang tidak produktif untuk pertanian. 2. Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih, hal ini baik untuk dapat dijadikan pelebuhan guna pemasokan bahan baku, dan ketersediaan pasokan air, baik itu air pendingin maupun air proses. 3. Karena faktor nomor dua di atas, maka akan membantu/memperlancar pengangkutan bahan bakar dan berbagai macam peralatan berat yang masih di impor dari luar negeri. 4. Jalan masuk ke lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada jalan namun dengan kondisi yang belum begitu baik. 5. Karena jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatif sedikit sehingga tida perlu adanya pembebasan tanah milik penduduk guna pemasangan saluran transmisi kelistrikan.

6. Dari hasil survey sebelumnya, diketahui bahwa tanah di Suralaya memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat. 7. Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa penbakaran batubara. 8. Tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan. 9. Dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara pelabuhan dan laut. 10. Menimbamg kebutuhan beban di Pulau Jawa merupakan yang terbesar, maka tepat apabila dibangun suatu pembangkit listrik dengan daya yang besar di Pulau Jawa. UBP Suralaya merupakan salah satu unit pembangkit yang dimiliki oleh PT Indonesia Power. Diantara pusat pembangkit yang lain, UBP Suralaya memiliki kapasitas daya terbesar dan juga merupakan pembangkit paling besar di Indonesia. PLTU Suralaya dibangun melalui tiga tahapan yaitu : Tahap I : Membangun dua unit PLTU, yaitu unit 1 dan 2 yang masing-masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan Mei 1980 sampai dengan bulan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak tahun 1984, tepatnya pada tanggal 4 April 1984 untuk unit 1 dan 26 Maret 1985 untuk unit 2. Tahap II : Membangun dua unit PLTU yaitu unit 3 dan 4 yang masing-masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai paada bulan Juni 1985 dan berakhir sampai dengan bulan desember 1989. dan telah

beroperasi sejak 6 Februari 1989 untuk unit 3 dan 6 Nopember 1989 untuk unit 4. Tahap III : Membangun tiga unit PLTU, yaitu unit 5,6, dan 7 yang masingmasing berkapasitas 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan Januari 1993 dan telah beroperasi pada bulan Oktober 1996 untuk 5. untuk unit 6 pada bulan April 1997 dan Oktober 1997 untuk unit 7.

Tabel II.5. Periode Pembangunan UBP Suralaya Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Thermal Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing dari Montreal Engineering Company (Monenco) Canada untuk Unit 1 s/d Unit 4 sedangkan untuk Unit 5 s/d Unit 7 dari Black & Veatch Iternational (BVI) Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan Proyek PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing. Saat ini telah terpasang dan siap beroperasi PLTG (Pembangkit listrik Tenaga Gas) dengan kontraktor pembuat yaitu John Brown Engineering, England. PLTG ini dimaksudkan untuk mempercepat suplai catu daya sebagai penggerak peralatan Bantu PLTU, apabila terjadi black out pada sistem kelistrikan JawaBali.

Beroperasinya PLTU Suralaya diharapkan akan menambah kapasitas dan keandalan tenaga listrik di Pulau Jawa-Bali yang terhubung dalam sistem interkoneksi se-Jawa dan Bali. Mensukseskan program pemerintah dalam rangka penganekaragaman sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik sehingga lebih menghemat BBM, juga meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia dalam menyerap teknologi maju, penyediaan lapangan kerja, peningkatan taraf hidup masayarakat dan pengembangan wilayah sekitarnya sekaligus meningkatkan produksi dalam negeri. II. 7. 2. Lokasi PLTU Suralaya PLTU Suralaya terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Serang, Banten. 120 km ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan Ferry Merak, dan 7 km ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut.

Gambar 2.2. Lokasi PLTU Suralaya

Luas area PLTU Suralaya adalah 254 ha, terdiri dari :

Tabel II.6. Luas Area PLTU Suralaya

Gambar 2.3. Denah PLTU Suralaya


II. 7. 3. Struktur Organisasi.

Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan, semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula.

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Suralaya PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, secara structural puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General Manajer yang dibantu oleh Deputi General Manajer dan Manajer Bidang. Secara lengkap, struktur organisasi PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya diperlihatkan pada Gambar 2.4.
II. 7. 4. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTU

PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan sebagai bahan bakar cadangan menggunakan bahan bakar residu, Main Fuel Oil (MFO) dan juga menggunakan

solar, High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan. Batubara diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis subbituminous dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg. Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke pelabuhan Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke Jetty Suralaya.

Gambar 2.5. Rute Transportasi Batubara dari Tanjung Enim ke PLTU Suralaya Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan menggunakan Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu sendiri, dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor menuju penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic Chute (2) atau dengan menggunakan Stacker/Reclaimer (1) atau langsung batubara tersebut ditransfer malalui Junction House (3) ke Scrapper Conveyor (4) lalu ke Coal Bunker (5), seterusnya ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliran ke Pulverizer

(7) dimana batubara digiling dengan ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang halus.

Gambar 2.6. Produksi Tenaga Listrik PLTU Suralaya Keterangan : 1. Stacker Reclaimer 2. Telescopic Chute 3. Junction House 4. Scraper Conveyor 5. Coal Bunker 6. Coal Feeder 7. Pulverizer 8. Primary Air Fan 9. Coal Burner 10. Forced Draft Fan 11. Air heater 12. Induced Draft Fan 13. Electrostatic Precipitator 14. Stack 15. Superheater 16. High Pressure Turbine 17. Reheater 18. Intermediate Pressure Turbin 19. Low Pressure Turbine 20. Rotor Generator

21. Stator Generator 22. Generator Transformer 23. Condenser 24. Condensate Excraction Pump 25. Low Pressure Heater 26. Sea Water

27. Deaerator 28. Boiller Feed Pump 29. High Pressure Heater 30. Economizer 31. Steam Drum 32. Circulating Water Pump

Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan (8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruanga bakar dipasok dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara pembakaran melalui Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan dilewatkan melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang dan debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui cerobong/Stak (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan bangunan (conblok). Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering. Kemudian uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine (16), dimana

uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu turbin. Tenaga dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan kembali di Intermediate Pressure (IP) Turbine (18) dan Low Pressure (LP) Turbine (19). Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser (23) dengan pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh Circulating Water Pump (32). Air kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction Pump (24), pada awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater (25), dinaikkan ke Deaerator (27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28) melalui High Pressure Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk kedalam Boiler pada Economizer (30), kemudian air masuk ke Steam Drum (31). Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit beroperasi. Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000 rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga listrik dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer (22) untuk dinaikan tegangannya menjadi 500 kV. Sebagian besar listrik tersebut disalurkan kesistem jaringan terpadu (Interkoneksi) se-Jawa-Bali melalui saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian lainnya disalurkan

ke gardu induk Cilegon dan daerah Industri Bojonegara melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV. II.8. Dampak Lingkungan Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dilakukan pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang Nilai Ambang Batas dan no. 13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. Untuk itu PLTU Suralaya dilengkapi peralatan antara lain :
A. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran

dengan efisiensi 99,5%. B. Cerobong asap setinggi 218 m dan 275 m, agar kandungan debu dan gas sisa pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.
C. Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair

agar air buangan tidak mencemari lingkungan. D. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin produksi. Kebisingan suara mencapai 85-90 dB. E. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU Suralaya.
F. CW Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka. G. Pemasangan Stack Emmision. H. Penggunaan Low NOx Burners.

II.9. Data Teknik Komponen Utama PLTU Suralaya.


A. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 1 4

1. Ketel (Boiler) Pabrik pembuat Tipe : Babcock & Wilcox, Canada : Natural Circulation Single Drum Radiant Wall Outdoor Kapasitas Tekanan uap keluar superheater Suhu uap keluar superheater Tekanan uap keluar reheater Bahan bakar utama Bahan bakar cadangan Bahan bakar untuk penyalaan awal 2. Turbin Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Japan Tipe : Tandem Compound Double Exhaust Kapasitas Tekanan uap masuk Temperatur uap masuk Tekanan uap keluar : 400 MW : 169 kg/cm : 538C : 56 mmHg : 1168 ton uap/jam : 174 kg/cm : 540C : 39,9 kg/cm : Batubara : Minyak residu : Minyak solar

Kecepatan putaran Jumlah tingkat - Turbin tekanan tinggi - Turbin tekanan menengah - Turbin tekanan rendah 1 - Turbin tekanan rendah 2 3. Generator Pabrik pembuat

: 3000 rpm : 3 tingkat : 12 sudu : 10 sudu : 2 x 8 sudu : 2 x 8 sudu

: Mitsubishi Electric Corporation, Japan

Kecepatan putaran Jumlah fasa Frekuensi Tegangan KVA keluaran kW Arus Faktor daya Rasio hubung singkat Media pendingin Tekanan gas H2 Volume gas Tegangan penguat medan Kumparan

: 3000 rpm :3 : 50 Hz : 23 kV : 471 MVA : 400.350 kW : 11.823 A : 0,85 : 0,5 : Gas Hidrogen : 4 kg/cm : 80 m : 500 V :Y

4. Sistem Eksitasi a. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter) Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe kW keluaran Tegangan Arus Kecepatan putaran b. Penyearah (Rotating rectifier) Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe : Penyearah silicon (silicon rectifier) kW keluaran Tegangan Arus c. Penguat Medan AC (AC Exciter) Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe kVA keluaran Tegangan : Rotating Armature : 2700 kVA : 410 V : 2400 kW : 500 V : 400 A : Totally enclosed : 2400 kW : 500 V : 4800 A : 3000 rpm

Jumlah fasa Frekuensi d. Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter) Pabrik pembuat

:3 : 250 Hz

: Mitsubishi Electric Corporation, Japan

Tipe kVA keluaran Tegangan Arus Frekuensi Jumlah fasa Faktor daya e. Lain-lain Dioda silicon Sekering Kondenser 5. Pulverizer (Penggiling Batubara) Pabrik pembuat Tipe Kapasitas

: Permanet Magnetic Field : 30 kVA : 170 V : 102 A : 400 Hz :3 : 0,95

: SR 200 DM : 1200 A, 1 detik : 0,6 F

: Babcock & Wilcox, Canada : MPS-89 : 63.000 kg/jam, kelembaban batubara 23,6%

Kelembutan hasil penggilingan Kecepatan putaran

: 200 Mesh : 23,5 rpm

Motor penggerak

: 522 kW/6 kV/706 A/ 50 Hz

6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump) Pabrik pembuat Tipe Kapasitas N.P.S.H Tekanan Motor penggerak 7. Pompa Air Pendingin Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Japan Tipe Kapasitas Discharge head Tekanan Motor penggerak 8. Transformator Generator Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe : Oil Immersed Two Winding Out door Daya semu Tegangan primer : 282.000/376.000/470.000 kVA : 23 kV : Vertical Mixed Flow : 31.500 m3/jam : 12,5 m : 0,8 kg/cm2 : 1300 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa : Ingersollrand, Canada : 65 CHTA 5 stage : 725 ton/jam : 22,2 m : 216 kg/cm2 : 6339 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa

Arus primer Tegangan skunder Arus skunder Frekuensi Jumlah fasa Uji tegangan tinggi saluran Uji tegangan rendah Uji tegangan netral Prosentasi impedansi

: 7080/9440/11.800 A : 500 kV : 326/434/543 A : 50 Hz :3 : 1550 kV : 125 kV : 125 kV : 11,66 11,69 %

9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator) Pabrik pembuat Jumlah aliran gas Temperatur gas Kecepatan aliran gas Tipe elektroda : Wheelabarator, Canada : 1.347.823 Nm3/jam : 195C : 1,47 m/detik : Isodyne & Star Type Unit 1&2, Coil Unit 3&4 Tegangan elektroda Arus elektroda Efisiensi Jumlah abu hasil penangkapan : 55 kV DC : 1250 1700 mA : 99,5 % : 11,2 ton/jam

10.

Cerobong (Stack) : 2 buah (4 unit)

Jumlah

Tinggi Diameter luar bagian bawah Diameter luar bagian atas Diameter pipa saluran gas buang Suhu gas masuk cerobong Kecepatan aliran gas Material cerobong

: 200 m : 22,3 m : 14 m : 5,5 m : 140C : 2 m/detik : Beton dan di bagian dalamnya terdapat 2 pipa aluran gas berdiameter 5,5m

B. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 5 7

1. Ketel (Boiler) Pabrik pembuat Tipe : Babcock & Wilcox, Canada : Radian Boiler, Balance Draft Natural Circulation Single Reheat. Top Supported with Single Drum. Kapasitas Tekanan uap keluar superheate Suhu uap keluar superheate Tekanan uap keluar reheater Bahan bakar utama Bahan bakar untuk penyalaan awal 2. Turbin : 1.953.866 kg uap/jam : 174 kg/cm : 540C : 59 kg/cm design. : Batubara : Minyak solar

Pabrik pembuat

: Mitsubishi Heavy Industries, Japan

Tipe

: Tandem Compound Quadruple Exhaust Condensing Reheat

Kapasitas Tekanan uap masuk Temperatur uap masuk Tekanan uap keluar Kecepatan putaran Jumlah tingkat Turbin tekanan tinggi Turbin tekanan menengah Turbin tekanan rendah 1 Turbin tekanan rendah 2

: 600 MW : 169 kg/cm : 538C : 68 mmHg. Abs : 3000 rpm : 3 tingkat : 10 sudu : 7 sudu : 2 x 7 sudu : 2 x 7 sudu

3. Generator

Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric

Corporation, Japan Kecepatan putaran Jumlah fasa : 3000 rpm :3

Frekuensi Tegangan KVA keluaran kW Arus Faktor daya Rasio hubung singkat Media pendingin Tekanan gas H2 Volume gas Tegangan penguat medan
Kumparan

: 50 Hz : 23 kV : 767 MVA : 651.950 kW : 19.253 A : 0,85 : 0,58 pada 706 MVA : Gas Hidrogen : 5 kg/cm : 125 m : 590 V
:Y

4. Sistem Eksitasi
a. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)

Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric Corporation, Japan

Tipe kW keluaran Tegangan

: Totally enclosed : 3300 kW : 590 V

Arus Kecepatan putaran

: 5593 A : 3000 rpm

b. Penyearah (Rotating rectifier)

Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric Corporation, Japan

Tipe

: Penyearah silicon (silicon rectifier)

kW keluaran Tegangan Arus


c. Penguat Medan AC (AC Exciter)

: 330 kW : 590 V : 550 A

Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric Corporation, Japan

Tipe kVA keluaran Tegangan Jumlah fasa Frekuensi

: Rotating Armature : 3680 kVA : 480 V :3 : 200 Hz

d. Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter)

Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric

Corporation, Japan Tipe kVA keluaran Tegangan Arus Frekuensi Jumlah fasa Faktor daya e. Lain-lain Dioda silicon Sekering Kondenser
5. Pulverizer (Penggiling Batubara)

: Permanet Magnetic Field : 20 kVA : 125 V : 160 A : 400 Hz :3 : 0,95

: FD 500 DH 60 : 800 A, 1 detik : 0,6 F

Pabrik pembuat Tipe Kapasitas

: Babcock & Wilcox, Canada : MPS-89N : 67.495 kg/jam, kelembaban Batubara 28,3%

Kelembutan hasil penggilingan Kecepatan putaran Motor penggerak

: 200 Mesh : 23,5 rpm : 522 kW/3,3 kV/158 A/ 50 Hz

6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)

Pabrik pembuat

: Mitsubishi Heavy Industries, Japan.

Tipe

: Horizontal, Centrifugal Doble Cage, Four Stage

Kapasitas Head Total Tekanan Motor penggerak Turbin BFP Motor Listrik

: 1410 m3/jam : 2670 m : 14,2 kg/m

: 5720 rpm : 5960 kW/10 kV/50 Hz/ 3fasa/1480 rpm

7. Pompa Air Pendingin Pabrik pembuat Tipe : Kapasitas Discharge head Tekanan Motor penggerak 8. Transformator Generator Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe : Oil Immersed Two Winding Out door : 180 m3/jam : 45,2 m : 2,0 kg/cm : 1300 kW/10,5 kV/50 Hz/3 fasa : Babcock & Wilcox, Canada

Daya semu Tegangan primer Arus primer Tegangan skunder Arus skunder Frekuensi Jumlah fasa Uji tegangan tinggi saluran Uji tegangan rendah Uji tegangan netral Prosentasi impedansi

: 411.000/548.000/685.000 kVA : 23 kV : 17.195 A : 500 kV : 791 A : 50 Hz :3 : 1550 kV : 125 kV : 125 kV : 11,9 % pada 685 MVA

9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)

Pabrik pembuat Jumlah aliran gas Temperatur gas Kecepatan aliran gas Tipe elektrodaq Tegangan elektroda Arus elektroda Efisiensi Jumlah abu hasil penangkapan
10. Cerobong (Stack)

: Lodge Cotrell, USA : 1.347.823 Nm/jam : 195C : 1,47 m/detik : Square Twisted Element : 65 kV DC : 1400 mA : 99,5 % : 25 ton/jam

Jumlah

: 3 buah (3 unit)

Tinggi Diameter luar bagian bawah Diameter luar bagian atas Diameter pipa saluran gas buang Suhu gas masuk cerobong Kecepatan aliran gas Material cerobong

: 275 m : 25 m : 14 m : 6,5 m : 140C : 2 m/detik : Beton dan di bagian dalamnya terdapat 2 pipa gas berdiameter6,5m

Anda mungkin juga menyukai