Anda di halaman 1dari 8

2. A) Berapa lama durasi olah raga aerobic yang dianjurkan dalam sehari untuk Ny. A?

Klasifikasi Anjuran Olah Raga Aerobic bagi dewasa usia 18 65 tahun adalah : Intensitas sedang, minimum 30 menit, 5 kali/minggu. (klasifikasi rekomendasi I, level of evidence A) Atau intensitas berat, minimum 20 menit, 3 kali/minggu (IA) Atau kombinasi: intensitas sedang 2 kali/minggu dan intensitas berat 2 kali/minggu (IIa B) Atau intensitas sedang, minimum 10 menit dilakukan 3 kali (total minimum 30 menit) (I B)

Dianjurkan, setidaknya dilakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang, yaitu dengan latihan aerobik kurang lebih 30 menit selama 5 kali/minggu. Dimana aktivitas yang dilakukan cukup meningkatkan denyut nadi dan cukup berkeringat, akan tetapi masih dapat bercakap cakap (dengan lancar) saat melakukan aktivitas latihan jasmani tersebut. Sumber : Wishnu Hidayat, Rachmad. Latihan Jasmani. Jakarta : Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI.

B) Bagaimana frekuensi olahraga aerobic yang benar untuk Ny. A?

Frekuensi atau jumlah hari untuk olahraga dalam seminggu yang dianjurkan adalah 3-7 hari perminggu (AHA, 2001).
American College of Sport Medicine (ACSM) menyatakan bahwa aktivitas fisik perminggu yang dianjurkan adalah 3 5 hari latihan aerobik,3 4 hari latihan kekuatan, dan 2 3 hari latihan kelenturan.

C) Kapan waktu olahraga aerobic yang dianjurkan ? Apakah waktu olahraga Ny. A sudah tepat? Latihan Aerobik Seperti jalan cepat, lari, berenang, bersepeda. Untuk meningkatkan optimalisasi dapat dengan cara meningkatkan intensitas atau memilahnya menjadi sebagian pada pagi hari dan sebagian lagi pada sore hari/malam hari. Latihan Kekuatan Salah satu jenis latihan kekuatan adalah dengan menggunakan beban yang sangat ringan dan diulang secepat-cepatnya selama 30 detik. Setelah beristirahat 30 detik, latihan dilanjutkan

dengan cara yang sama untuk otot lain. Latihan kekuatan otot yang optimal melibatkan 8 10 otot besar dalam tubuh. Latihan Kelenturan Kelenturan didapat dengan melakukan peregangan dimanapun dan pada posisi apapun. Peregangan dapat dilakukan pada posisi duduk ataupun berdiri, bisa juga dengan alat bantu seperti kursi, lemari, tembok, dll. Sumber : dr. Nani Cahyani Sudarsono, Sp.KO. Tips Menjaga Kebugaran bagi yang Sibuk.

D) Bagaimana dampak olahraga yang dilakukan Ny. A?

Olahraga yang baik untuk menurunkan berat badan pada orang yang mengalami obesitas atau overweight adalah olahraga aerobik, intensitas sedang dengan frekuensi 3 kali perminggu. Lebih banyak aktivitas fisik yang dilakukan, lebih banyak kalori yang dibakar untuk digunakan sebagai energi dalam menurunkan berat badan (CDC, 2011). Akan tetapi, jika asupan kalori juga dibatasi, maka gabungan antara aktivitas fisik dan penurunan jumlah kalori yang dimakan menimbulkan suatu calorie deficit yang akhirnya akan menyebabkan penurunan berat badan secara signifikan (CDC, 2011).

E) Bagaimana manfaat olahraga aerobic yang dilakukan dengan benar?

Menurut Centre for Diseases Control and Prevention (CDC) pada tahun 2011, terdapat enam manfaat olahraga, yaitu: 1. Mengontrol berat badan. 2. Menurunkan tekanan darah. 3. Menurunkan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2, serangan jantung, strok, dan beberapa bentuk kanker. 4. Menurunkan nyeri arthritis dan cacat akibat arthritis 5. Menurunkan risiko terkena osteoporosis 6. Menurunkan gejala depresi dan kecemasan.

F) Bagaimana pengaruh olah raga aerobic terhadap metabolism tubuh?

Perubahan Curah Jantung Selama latihan olahraga yang saat pelaksanaannya dilakukan dengan berdiri ada kenaikan volume sekuncup 20% - 30% karena penambahan pada volume akhir diastolik penurunan dalam volume akhir diastolik. Pada latihan pengerahan tenaga saat terlentang, perubahan pada volume akhir diastolik lemah atau tidak ada. Hal ini menimbulkan sedikit atau

tidak ada perubahan pada volume sekuncup. Pada mulanya mekanisme akselerasi jantung yang menonjol adalah penghentian vagus, dengan aktifitas simpatis dominan selama pengerahan tenaga yang lebih kuat (Adiwinanto, 2008).

Perubahan Neurohormonal Pada saat olahraga berlangsung, terjadi vasodilatasi pada beberapa bantalan vaskuler regional karena mekanisme lokal harus diimbangi dengan vasokontriksi bantalan vaskular lain secara sentral untuk mempertahankan tekanan perfusi yang cukup. Didapatkan respon neurohormonal yang kuat dengan meningkatnya norepinefrin dan epinefrin sepuluh kali lipat lebih besar dalam plasma juga kenaikan aktivitas kadar renin yang lebih kecil. Diduga bahwa faktor-faktor neurohormonal ini membantu pembesaran kontraktilitas miokardium dan memperbaiki penyampaian darah ke dalam otot dan jantung yang sedang bekerja walaupun ini belum terbukti (Adiwinanto, 2008).

Konsumsi Oksigen Miokardium Respon jantung terhadap olahraga meliputi perubahan dalam beban awal, beban akhir, kontraktilitas dan frekuensi denyut jantung. Dengan bertambahnya frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas, kecepatan kontraksi lebih cepat dan waktu ejeksi sistolik menjadi lebih pendek. Mekanisme kompensasi yang berperan mempertahankan perfusi miokardium meliputi vasodilatasi koroner (cadangan koroner) dan penambahan tekanan pendorong. Segi kebutuhan dari persamaan penyediaan kebutuhan ini digambarkan oleh konsumsi oksigen miokardium, yang tergantung pada frekuensi denyut jantung, tipe kontraksi (tekanan sistolik dinding total), dan kontraktilitas miokardium. Selanjutnya tekanan dinding tegantung pada dimensi intra kavitum, ketebalan dinding dan tekanan. Karena bertambahnya volume diastolik dan tekanan darah arteri selama latihan pengerahan tenaga, stress dinding naik secara dramatis. Dengan demikian, semua determinan konsumsi oksigen miokardium (tekanan dinding, frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas) sangat naik saat pengerahan tenaga (Adiwinanto, 2008). Konsumsi O2 ( VO2 ) sesuai dengan pengangkutan oksigen (DO2 ). DO2 diproduksi oleh curah jantung dan arteri atau campuran perbedaan oksigen content vena. Pada saat istirahat, konsumsi oksigen di sekitar 3-5 ml/lg/menit, dapat meningkatkan sampai 30 ml/kg/menit pada anak sehat setelah melakukan olahraga berat (Adiwinanto, 2008).

G) saat melakukan olahraga aerobic, zat apa yang dibakar ? lalu dari mana sumber zat tsb didapatkan bila asupan nutrisi Miss A kurang? Saat melakukan olahraga aerobik, zat yang mengalami katabolisme terlebih dahulu adalah glukosa (terjadi pemecahan glukosa, dimana 1 gram glukosa akan menjadi 4 kalori). Apabila asupan glukosa tubuh telah habis digunakan dalam proses metabolisme tersebut, maka tubuh akan memecah simpanan asam lemak yang ada (1 gram lipid setara dengan 9 kalori), jika kandungan adiposa tubuh juga telah dipergunakan maka yang dipergunakan adalah protein. Dalam metabolisme tubuh, ketika tidak adanya asupan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi metabolisme (terutama saat olahraga aerobik) maka tubuh akan memecah cadangan makanan yang ada. Walaupun jaringan lebih mengutamakan penggunaan karbohidrat daripada lemak maupun protein, tetapi jumlah cadangan karbohidrat yang biasanya disimpan oleh

tubuh hanya beberapa ratus gram (terutama glikogen di dalam hati dan otot), dan cadangan ini hanya menyediakan energi yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh kurang lebih untuk setengah hari. Oleh sebab itu, efek yang utama adalah penyusutan progresif jaringan lemak dan protein. Karena lemak merupakan sumber energi utama (energi lemak 100 kali lebih banyak daripada energi karbohidrat), kecepatan penyusutan lemak selanjutnya tak terelakkan hingga sebagian besar cadangan lemak dalam tubuh hilang. Protein mengalami tiga fase penyusutan yang berbeda : mula-mula penyusutan cepat, lalu penyusutan amat lambat, dan akhirnya penyusutan cepat lagi sesaat sebelum kematian. Penyusutan cepat yang pertama disebabkan oleh penggunaan secara mudah protein yang sudah dimobilisasi untuk metabolisme langsung atau konversi protein menjadi glukosa, dan kemudian terjadi metabolisme glukosa terutama oleh otak. Setelah cadangan protein yang sudah dimobilisasi berkurang selama fase awal penyusutan, maka isisa protein menjadi sulit dikeluarkan. Pada waktu ini, kecepatan glukoneogenesis menurun menjadi sepertiga sampai seperlima dari kecepatan awal, dan kecepatan penyusutan protein menjadi sangat berkurang. Persediaan glukosa yang berkurang menyebabkan serangkaian kejadian yang mengarah kepada penggunaan lemak yang berlebihan dari beberapa produk pemecahan lemak menjadi badan keton, menghasilkan ketosis. Akhirnya, cadangan lemak juga hampir semuanya menyusut, dan sumber energi satusatunya yang tersisa adalah protein. Pada saat itu, cadangan protein sekali lagi penting untuk mempertahankan fungsi selular, maka kematian biasanya terjadi jika protein tubuh telah menyusut sampai sekitar setengah kadar normal.

Sumber : Guyton, Arthur C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran; editor bahasa Indonesia: Irawati Setiawan Ed.9 - . Jakarta : EGC.

LEARNING ISSUE

Cairan Tubuh
Total jumlah volume cairan tubuh dan total jumlah yang terlarut, demikian juga konsentrasinya, relatif konstan selama kondisi keadaan-mantap, seperti yang dibutuhkan untuk homeostasis. Kekonstanan ini sangat hebat karena adanya pertukaran cairan dan zat terlarut yang terus menerus dengan lingkungan eksternal, seperti juga dalam berbagai kompartemen tubuh lainnya. Normal Asupan Cairan dari makanan Dari metabolisme Total metabolisme Keluaran Insensible kulit Insensible paru Keringat Feses urin Total Pengeluaran Latihan Berat yang Lama ? 200 ?

2100 200 2300

350 350 100 100 1400 2300

350 650 5000 100 500 6600

Asupan Cairan Harian Cairan ditambahkan ke dalam tubuh dari dua sumber utama : 1. Berasal dari larutan atau cairan makanan yang dimakan yang normalnya menambah cairan tubuh sekitar 2100 ml/hari, dan 2. Berasal dari sintesis dalam badan sebagai hasil oksidasi karbohidrat, menambah sekitar 200 ml/hari.

Pengeluaran Cairan Tubuh Harian


Pengeluaran cairan yang tidak dirasakan. Contohnya ada pengeluaran cairan terus menerus melalui evaporasi dari traktus respiratorius dan difusi melalui kulit, yang keduanya mengeluarkan cairan sekitar 700 ml/hari pada keadaan normal. Hal ini disebut insesible water loss karena kita tidak menyadarinya, walaupun terjadi terus menerus pada makhluk hidup. Insesible water loss yang terjadi melalui kulit kira-kira 300 sampai 400 ml/hari, kehilangan ini diminimalkan oleh lapisan korneum kulit yang mengandung kolesterol, yang memberikan perlindungan terhadap kehilangan yang berlebihan lewat difusi ini. Insesible water loss yang terjadi melalui traktus respiratorius rata-rata berkisar 300 sampai 400 ml/hari.

Pengeluaran cairan lewat keringat. Jumlah cairan yang hilang lewat keringat sangat bervariasi bergantung pada aktivitas fisik dan suhu lingkungan. Volume keringat normal hanya sekitar 100 ml/hari, tapi pada cuaca panas ataupun latihan berat, kehilangan cairan kadang-kadang meningkat sampai 1-2 liter/jam. Kehilangan cairan lewat feses. Hanya sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari). Jumlah ini akan meningkat sampai beberapa liter pada penderita diare. Kehilangan cairan lewat ginjal. Sebenarnya, cara paling penting yang dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan keseimbangan antara asupan dan keluaran cairan seperti juga keseimbangan antara asupan dan keluaran hampir semua elektrolit dalam tubuh ialah dengan mengendalikan kecepatan ginjal dalam mengekresi zat-zat ini. Volume urin normal adalah 1400 ml/hari.

Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama : cairan ekstraselular dan cairan intraselular. Kemudian cairan ekstraselular dibagi menjadi cairan interstisial dan plasma darah. Ada juga kompartemen cairan yang kecil yang disebut sebagai cairan transeluler. Kompartemen ini meliputi cairan rongga sinovial, peritoneum, perikardial, dan intraokular juga cairan serebrospinal; biasanya dipertimbangkan sebagai jenis cairan ekstraselular khusus. KOMPARTEMEN CAIRAN INTRASELULER Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada dalam 75 triliun sel dan keseluruhannya disebut cairan intraselular. Jadi cairan intraselular merupakan 40 persen dari berat badan total pada pria ratarata. KOMPARTEMEN CAIRAN EKSTRASELULER Seluruh cairan di luar sel semuanya disebut cairan ekstraselular. Cairan ini merupakan 20 persen dari berat badan, atau sekitar 14 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kilogram. Dua kompartemen terbesar dari cairan ekstraseluler adalah cairan interstisial, yang merupakan tig perempat cairan ekstraselular, dan plasma, yang hampir seperempat cairan ekstraselular, atau sekitar 3 liter.

Plasma (mOsm/liter H2O) Na+ K+ Ca ++ Mg ++ Cl HCO3 HPO4 - , H2PO4 SO4 142 4,2 1,3 0,8 108 24 2 0,5

Interstisial (mOsm/liter H2O) 139 4,0 1,2 0,7 108 28,3 2 1,5

Intraselular (mOsm/liter H2O) 14 140 0 20 4 10 11 1

Fosfokreatinin Kamosin Asam amino Kreatin Laktat Adenosin trifosfat Heksosa monofosfat Glukosa Protein Ureum Lain-lain Total mOsm/liter Aktivitas osmolar terkoreksi (mOsm/liter H2O) Tekanan osmotik total pada 37oC (mmHg)

2 0,2 1,2

2 0,2 1,2

45 14 8 9 1,5 5 3,7 4 4 10 301,2 281,0

5,6 1,2 4 4,8 301,8 282,0

5,6 0,2 4 3,9 300,8 281,0

5443

5423

5423

Keseimbangan Asam-Basa
Pengaturan keseimbangan ion hidrogen dalam beberapa hal sama dengan pengaturan ion-ion lain dalam tubuh. Pengaturan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler yang tepat melibatkan jauh lebih banyak hal daripada eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh ginjal. Terdapat juga banyak mekanisme penyangga asam-basa yang melibatkan darah, sel-sel, dan paru-paru yang perlu untuk mempertahankan konsentrasi ion hidrogen normal dalam cairan ekstraselular dan intraselular. Pengaturan ion hidrogen yang tepat bersifat penting karena hampir semua aktivitas enzim dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena itu, perubahan konsentrasi hidrogen sesungguhnya mengubah fungsi seluruh sel dan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai