Anda di halaman 1dari 19

Bab I Pendahuluan Bola Mata Bola mata menempati separuh bagian anterior rongga mata, sedangkan otot dan

saraf yang berhubungan dengan mata menempati separuh bagian posterior rongga mata. Bola mata merupakan struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan yaitu sklera, koroid, dan retina. Sklera melapisi lima perenam bagian posterior mata tertutup oleh jaringan fibrosa putih yang liat dan seperenam bagian anterior yang transparan dan dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk ke interior mata adalah kornea. Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid yang berpigmen dan memiliki banyak pembuluh darah yang member nutrisi pada retina, bagian anterior koroid mengalamin spesialosasi membentuk badan siliaris dan iris. Lapisan paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen di sebelah luar, lapisan saraf disebelah dalam dan yang terakhir mengandung sel batang dan sel kerucut. Bagian inferior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh iris yang semuanya transparan agar dapat ditembus oleh cahaya dari kornea hingga ke retina. Rongga anterior antara kornea dan iris mengandung cairan jernih encer yang disebut dengan humor aquos yang berperan membawa nutrien untuk kornea dan lensa. Rongga posterior lebih besar terletak antara iris dan retina yang mengandung bahan setengah cair mirip gel yang disebut humor viterus yang penting untuk mempertahankan bentuk bola mata.

Jantung Jantung atau cor merupakan organ muskuler dan berongga yang memelihara sirkulasi darah dengan besar seukuran kepalan tangan tiap-tiap individu. Jantung terletak di rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum di sebelah anterior dan vertebra di posterior. Jantung memiliki dasar lebar diatas dan meruncing membentuk titik diujung bagian
Just MahaSiswa

bawahnya yang disebut apeks cordis. Meskipun jantung adalah organ tunggal namun sisi kiri dan kanan jantung berfungsi sebagai dua pompa terpisah. Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga, satu rongga atas dan satu rongga bawah di masing-masing paruh. Ronggarongga atas disebut atrium dan rongga-rongga atas disebut ventrikel. pembuluh yang mengembalikan darah ke atrium adalah vena, dan yang membawa darah dari ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinyu yang mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah miskin O2, sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah kaya O2.

Bab II Laporan Kasus Wanita berusia 55 tahun dengan keluhan pandangan mata kanan kabur, nyeri berat daerah mata, sakit kepala, melihat pelangi sekitar lampu, serta mual dan muntah. Pemeriksaan mata kanan tekanan intraokulernya 28mmHg, sedangkan pada mata kiri tekanan intraokulernya 13mmHg. Mempunyai riwayat diabetes mellitus dan juga pernah mengalami keluhan nyeri dada dan menderita myocardial infark. Dokter mendiagnosis ibu tersebut menderita glaucoma akut OD ec diabetes mellitus.

Just MahaSiswa

Bab III Hasil Diskusi Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisanlapisan tersebut adalah sklera / kornea, koroid / badan siliaris / iris, dan retina. Sebagian besar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri dari kornea transparan, yang juga merupakan lapisan dari sklera, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk ke interior mata. Pada permukaan lapisan sklera bagian kornea terdapat selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera yang disebut konjungtiva. Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid, yang berpigmen banyak dan mengandung banyak pembuluh darah yang member nutrisi bagi retina. Lapisan koroid disebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk badan siliaris dan iris. Iris berfungsi untuk mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil. Lapisan paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen disebelah luar dan lapisan jaringan saraf disebelah dalam. Dan mengandung sel batang (rods), dan sel kerucut (cones), yang merupakan fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Pigmen di koroid dan retina menyerap sinar setelah sinar mengenai retina untuk mencegah pantulan atau pembuyaran sinar di dalam mata.(1) Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh sebuah lensa elips, yang semuanya transparan agar cahaya dapat menembus mata dari kornea hingga ke retina. Rongga pertama yaitu rongga anterior antara kornea dan lensa yang berisi cairan yang disebut humor aquous yang berfungsi menjaga bentuk kantong bola mata dan membawa nutrient bagi kornea dan lensa, karena tidak terdapat pembuluh darah. Apabila pada kornea dan lensa terdapat pembuluh darah, akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor

Just MahaSiswa

sehingga penglihatan akan terganggu .(1). Rongga yang kedua yaitu rongga posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung bahan setengah cair mirip gel yang disebut humor vitreus. Humor vitreus penting untuk mempertahankan bentuk bola mata agar tetap bulat. Lapisan koroid pada bagian anterior termodifikasi membentuk iris dan terdapat lubang bundar di bagian tengah yang merupakan tempat masuknya cahaya ke interior mata, lubang tersebut adalah pupil. Tepat dibelakang pupil, terdapat lensa yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina dan memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa. Bentuk dari lensa yaitu bikonveks, struktur cembung ganda tersebut tergantung diantara Badan siliaris yang terhubung lewat Ligamentum suspensorium. Pada badan siliaris terdapat otot-otot siliaris yang bertugas untuk mengendalikan lensa, dan juga terdapat anyaman kapiler yaitu prosesus siliaris yang menghasilkan humor aquosus. (1)

(2)

Dinding bola mata secara berturut-turut dari luar ke dalam terdiri atas 3 lapisan konsentris, yaitu : lapisan luar atau tunika fibrosa, lapisan tengah atau tunika vasculosa

Just MahaSiswa

(uvea), dan lapisan dalam atau tunika nervosa (retina). Lapisan tunika fibrosa termasuk didalamnya sklera, dan kornea. Lapisan tunika vasculosa termasuk koroid, korpus siliaris, dan iris. Korpus siliaris berbentuk seperti baji yang merupakan perluasan ke anterior dari koroid. Korpus siliaris bentuknya segitiga dengan dasar menghadap ke camera oculi anterior, permukaan luarnya terpisah dari sklera oleh ruang perikoroid, dan permukaan dalamnya berhadapan dengan badan kaca (korpus vitreum), dilapisi oleh pars siliaris retina. Sebagian besar korpus siliaris berisi muskulus siliaris dan prosesus siliaris. Muskulus siliaris terdiri atas tiga lapis otot polos, yaitu pars meridionalis, pars radiata, dan pars sirkularis, yang berfungsi untuk akomodasi dan juga untuk membantu aliran humor aquous. Diantara seratserat otot terdapat jala-jala serat elastin dan melanosit. Prosesus siliaris tersusun secara radier dari korpus siliaris, ditengahnya terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak kapiler fenestrata. Korpus siliaris pada permukaan dalamnya dibatasi oleh dua lapis sel, yaitu sel epitel torak disebelah luar yang kaya dengan pigmen melanin dan sel epitel selapis torak disebelah dalam yang tidak berpigmen. (5)

Just MahaSiswa

Media refraksi terdiri dari, kornea, humor aqueous, lensa, humor vitreus, dan retina. Secara histologis, kornea terdiri atas lima lapisan yaitu epitel kornea, membrane bowman, stroma, membran descemet, dan endotel kornea. Epitel kornea adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk yang mempunyai daya regenerasi yang sangat baik, dan mendapat ujung bebas saraf-saraf sensoris yaitu nervus V yang terbanyak daripada bagian lain dari mata, sehingga kornea sangat sensitif. Membran bowman merupakan lapisan homogen yang terdiri atas fibril kalogen halus, kondensasi zat antar sel, dan tidak mengandung serat elastin. Membran ini benfungsi memberi stabilitas dan kekuatan kornea. Stroma kornea atau substansia propria merupakan 90% dari tebal kornea, dan tersusun atas serat-serat kolagen sejajar yang saling menyilang. Dalam stroma kornea terdapat sel-sel limfosit yang dapat berimigrasi kedalamnya (limfoid wondering cells). Membran descemet mempunyai struktur homogen yang terdiri atas serat-serat kolagen halus dan tersusun seperti jala, kontinyu dengan jala-jala trabekula pada sudut iris pada cincin Schwalbe. Endotel kornea berupa epitel selapis gepeng, membatasi permuakaan dalam kornea, mengandung organel-organel yang dapat melakukan transport aktif dan sintesis protein untuk sekresi.(5) Setelah melewati kornea, cahaya merambat melalui humor aquous, humor aquous adalah cairan berupa plasma dalam rongga anterior mata yang dibentuk oleh sel-sel epitel yang membatasi prosesus siliaris. Pembentukan aquous humor yaitu dimulai dari sekresi secara terus-menerus oleh epitel siliaris, kemudial dialirkan ke dalam camera oculi posterior melalui pupil dan masuk ke camera oculi anterior. Kemudian melalui jaringan trabekular ke kanalis schlemm, dialirkan melalui vena aquous ke vena episklera atau vena siliaris anterior
tekanan intraokular normal adalah 20 mmHg.(5)

Just MahaSiswa

(6)

Kemudian cahaya diteruskan ke lensa, lensa adalah struktur bikonveks transparan dan fleksibel yang terdiri dari korpus lentis, epitel subkapsular, dan serat-serat lensa. Setelah melewati lensa, cahaya diterukan ke humor vitreus. humor vitreus merupakan massa seperti gel yang tidak berwarna dan jernih seperti kaca, dan terdiri dari air, kolagen, dan asam hialuronat. Cahaya kemudian difokuskan ke retina. Retina adalah lapisan paling dalam dari ketiga lapisan mata yang berperan sebagai fotoreseptor karena terdapat sel kerucut, sel batang, sel bipolar dansel ganglion. Pada retina terdapat sepuluh lapisan dan neuron yang berfungsi menerima, menggabungkan, dan menangkap atau menghantarkan rangsangan ke otak untuk pemrosesan. Retina mempunyai lekukan dangkal pada dinding posteriornya yang hanya berisi kerucut dan merupakan daerah avaskular yang disebut fovea centralis, daerah tengahnya yaitu macula yang berfungsi memberikan ketajaman penglihatan terbesar. (5,) Proses fisiologi penglihatan, sinar yang berupa rangsangan cahaya yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui

Just MahaSiswa

konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Sinar masuk melalui pupil yang lebarnya di atur oleh iris kemudian dibiaskan ke lensa dan diteruskan sampai ke retina sehingga terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil. Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja. Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar. Kemudian sel-sel batang & kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui nervus opticus yang menyilang membentuk chiasma opticum yang berlanjut ke lobus occipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus occipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus occipital kiri akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus occipital rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan sehingga objek akan tampak sesuai bentuk aslinya.(14) Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan. Dimana ketajaman atau kejernihan penglihatan tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak. Alat yang digunakan untuk pengukuran visus seseorang yaitu Optotipi Snellen. Visus juga merupakan sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi yaitu berdasarkan sudut penglihatan minimal 1 derajat, serta

Just MahaSiswa

ukuran dari simbol yang bervariasi. Ini adalah pengukuran fungsi visual yang tersering digunakan dalam klinik. Istilah visus 20/20 adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda. Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai visus 6/6. Bilangan tersebut diperoleh dari rumus V = d / D, dimana visus diperoleh dari pembagian antara jarak seseorang ke optotipi snellen dan jarak normal seseorang melihat huruf paling kecil pada optotipi snellen dengan jarak 6 meter dalam satuan meter dan 20 feet dalam satuan feet.(13)

(4)

Darah merupakan suatu jaringan ikat khusus yang terdiri atas dua komponen yaitu berupa elemen berbentuk disebut sel darah, dan elemen tidak berbentuk yang berupa cairan disebut plasma. Plasma darah berwarna kekuningan, tembus cahaya, dan terdapat sekitar 45% dari darah, yang mengandung nutrient, zat hasil metabolisme yang sudah tidak berguna, dan hormon. Sedangkan sel-sel darah adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keeping-keping darah) terdapat sekitar 55% dari darah. Sel eritrosit
Just MahaSiswa

merupakan sel yang tidak berinti dengan luas permukaan 130 mikron persegi, berbentuk cakram bikonkaf dengan masa hidup 120 hari, dan mengandung protein pembawa O2 yaitu hemoglobin (Hb). Pada sel eritrosit bisa terjadi Fenomena Rouleaux yaitu kecenderungan eritrosit menempel satu sama lain pada permukaan konkafnya yang terjadi pada hambatan sirkulasi dan pendarahan. Sel leukosit merupakan sel yang berinti, berbentuk sferis, gerakannya amoeboid (aktif), dan berperan sangat penting dalam sistem pertahanan organism terhadap invasi bakteri dan benda asing. Jumlah leukosit kurang lebih 5000-9000 per cc darah, dan dibagi menjadi dua golongan yaitu, leukosit granular adalah leukosit yang mempunyai granula spesifik, dan laukosit agranular adalah leukosit yang tidap mempunyai granula spesifik. Yang tergolong leukosit granular yaitu, netrofil, eosinofil, dan basofil. Sedangkan yang tergolong leukosit agranular yaitu, limfosit dan monosit. Trombosit disebut juga keeping-keping darah karena merupakan fragmen-fragmen sel, yang berbentuk seperti cakram bikonveks, lonjong, dan tidak berinti. Jumlah normalnya 200.000-400.000 per cc darah. Fungsi trombosit dalam hemostatis (penghentian darah) adalah sebagai berikut : bila terjadi lesi pada pembuluh darah, endotel pembuluh darah terputus, trombosit segera berkumpul dan menempel pada luka dengan membentuk trombus yang menutup luka. Trombosit dalam thrombus melepaskan enzim tromboplastin dari granulanya, enzim ini membantu perubahan protrombin menjadi thrombin dan thrombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin yaitu benang-benang halus penutup luka. Banyak proses biokimia dalam darah, seperti proses pembekuan darah, sintesis dan katabolisme heme, biosintesis eritrosit, dan lain sebagainya. Disini akan dibahas tentang biosintesis eritrosit. Proses pembentukan terutama terjadi di sumsum darah merah, pada orang dewasa juga terjadi di medulla os sternum, ossis vertebrae, klavikula, scapula dan os pelvis. Dalam proses sintesis tersebut diperlukan protein, Fe, Cu, vitamin B12, asam folat dan vitamin B6. Stem stell, sebagai bahan karena pluripoten yang bisa berubah menjadi sel-sel
Just MahaSiswa

10

apapun, dengan bantuan interleukin menjadi CFU-E. Lalu CFU-E dengan bantuan Interleukin dan Eritropoetin menjadi BFU-E dan selanjutnya menjadi eritroblast. Setelah itu eritroblast menjadi retikulosit dan akhirnya terbentuk eritrosit sebagai hasil akhir. Pembuluh darah bertugas mengarahkan dan menyebarkan darah yang kaya O2 dari jantung ke jaringan-jaringan di seluruh tubuh, dan juga untuk mengembalikan darah kaya kaya CO2 dari jaringan ke jantung. Sistem pembuluh darah terbagi menjadi, makrovaskulatur yaitu pembuluh dengan diameter lebih dari 0,1 mm seperti arteriol besar, arteri muskular, dan vena muscular, serta mikrovaskulatur sebagai tempat terjadinya pertukaran antara darah dan jaringan sekitarnya pada keadaan normal dan proses peradangan seperti arteriol, kapiler, dan venula pascakapiler. Pembuluh darah memiliki tiga lapisan utama, yaitu tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia. Semakin besar pembuluhnya, semakin nyata adanya ketiga lapisan tersebut. Sedangkan, pembuluh dibagi menjadi pembuluh kapiler, pembuluh arteri, dan pembuluh vena.(11) Pembuluh kapiler disebut juga pembuluh sebagai tempat pertukaran air, larutan, makromolekul antar darah dan jaringan ke darah karena dindingnya tipis dan aliran darahnya lambat. Pembuluh kapiler ini dibatasi oleh sel endotel yang berinti gepeng, terletak memanjang sesuai dengan aliran darah, berwarna biru dan menonjol kedalam lumen. Kapiler dikelilingi oleh selubung tipis atas serat kolagen dan elastin tipis disertai sel perivaskular (perisit). Perisit terdapat di sejumlah tempat sepanjang kapiler dan venula pascakapiler. Perisit ini berasal dari mesenkim dengan cabang-cabang sitoplasma panjang yang

mengelilingi sebagian sel-sel endotel. Terdapat miosin, aktin, dan tropomiosin didalam perisit yang berfungsi untuk kontraktilitas. Kapiler terdiri dari tiga jenis, yaitu : Kapiler Kontinu (somatik), merupakan kapiler yang paling umum ditemukan pada kebanyakan organ jaringan seperti pada otot, paru, sistem saraf pusat, kulit, jaringan ikat, dan kelenjar eksokrin. Kapiler

Just MahaSiswa

11

bertingkap (kapiler bertingkap) Kapiler ini dijumpai pada jaringan tempat berlangsungnya pertukaran zat secara cepat antara jaringan dan darah. Misalnya pada mukosa usus, kelenjar endokrin, glomerulus ginjal, dan pancreas. Kapiler sinusoidal Kapiler ini terutama ditemukan didalam hati dan organ hematopoietik seperti sumsum tulang dan limpa. (11) Pembuluh arteri terbagi menjadi tiga jenis, antara lain Arteriol, arteri sedang, dan arteri besar (Aorta). Arteriol merupakan pembuluh arteri yang berukuran paling kecil, berlumen bundar atau agak lonjong yang relatif sempit dan memiliki dinding yang relatif tebal. Arteri sedang disebut juga arteri muscular karena pada bagian tunika media nya banyak tersusun oleh otot polos sirkular. Arteri besar (Aorta) merupakan arteri yang berukuran paling besar. (11) Pembuluh vena terdiri dari tiga jenis, yaitu venula, vena sedang dan vena besar. Venula umumnya memiliki lumen yang tidak bundar, tapi lonjong kearah gepeng, seringnya dinding tampak bergelombang, biasanya lebih besar daripada arteriol, dengan unsur jaringan ikat yang lebih menonjol. Vena sedang berdinding lebih tipis daripada arteri yang setaraf, tetapi umumnya lumennya jauh lebih lebar dan biasanya bergelombang. Vena Besar sangat mirip dengan arteri besar, dengang lapisan tunika intima memiliki lapisan subendotel yang lebih besar, mengandung sedikit serat otot polos, dan batas antara tunika media dan tunika adventisia menjadi tidak jelas. (11) Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak dirongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) disebelah anterior dan vertebra (belakang) di posterior. (3) Batas-batas jantung normal dalam rongga toraks dapat dilihat pada batas kanan / dextra dari tepi cranial costa tiga kanan sekitar 2cm dari linea sternalis turun ke caudal sampai tepi caudal costa 5 kanan, batas bawah / caudal mulai dari costa 5 kanan ke kiri menyilang linea mediana sampai di spatium interkostalis kelima kiri
Just MahaSiswa

12

(agak lateral linea para sternalis), batas kiri / sinistra dari spatium interkostalis kiri sampai ke cranial spatium interkostalis kedua kiri sekitar 3cm linea sternalis, batas atas / cranial mulai dari spatium interkostalis kiri dan kanan (datang pada tempat dimulainya batas kanan).

(10)

Secara anatomis, jantung adalah organ tunggal namun sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa terpisah. Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga, satu rongga atas, dan satu rongga bawah di masing-masing paruh. Rongga atas (atrium) dibagi menjadi atrium dextra dan sinistra. (3) Atrium dextra menerima darah yang kembali ke jantung melalui vena cava superior, vena cava inferior, dan sinus coronarius, kemudian memindahkannya ke rongga bawah (ventrikel) dextra melewati katup trikuspidalis yang selanjutnya memompa darah dari jantung ke paru-paru melalui arteri pulmonalis dextra dan sinistra melewati katup semilunaris pulmonalis. Keluarnya darah dari ventrikel disebabkan karena adanya kontraksi dari otot papillaris yang menyebabkan katup
Just MahaSiswa

13

semilunaris pulmonalis terbuka, dan katup trikuspidalis tertutup. Darah yang sampai ke paruparu mengalami proses oksigenasi dan kemudian ke jantung melalui vena pulmonalis, masuk ke atrium sinistra. Darah yang kaya O2 dari atrium sinistra dipindahkan ke ventrikel sinistra melalui katup bikuspidalis. Dari ventrikel sinistra darah keluar melalui aorta melewati katup semilunaris aorta dan akan diedarkan keseluruh tubuh. (3) Sistem sirkulasi terbagi menjadi dua, yaitu sistem sirkulasi sistemik merupakan aliran darah dari jantung sebelah kiri, dan sistem sirkulasi pulmonal merupakan aliran darah dari jantung sebelah kanan. (9)

(8)

Just MahaSiswa

14

Beberapa area yang digunakan untuk mengukur denyut nadi yaitu, area pergelangan tangan (regio carpal anterior lateral) pada arteri radialis, area siku (regio brachialis anterior medial) pada arteri brachialis, area trigonum caroticum pada arteri carotis communis, regio subinguinalis pada arteri femoralis, region genus anterior pada arteri poplitea, regio maleolus medialis pada arteri tibialis posterior, dan regio dorsum pedis pada arteri dorsum pedis. Percabangan arteri dari jantung dimulai dari aorta. Pada aorta terdapat 3 percabangan, yaitu truncus brachiocephalica, arteri carotis communis sinistra, dan arteri subclavia sinistra. Truncus brachiocephalica selanjutnya bercabang menjadi arteri carotis communis dextra, dan arteri subclavia dextra. Arteri carotis communis dextra dan sinistra memperdarahi bagian superior. Sedangkan arteri subclavia memperdarahi tungkai atas. Setelah melewati costa I menjadi arteri axillaris, dan menjadi arteri brachialis saat sejajar dengan muskulus teres major, dan bercabang lagi menjadi arteri ulnaris dan arteri radialis. Aorta descendens sebelum diafragma merupakan aorta thoracalis, setelah melewati diafragma menjadi aorta abdominalis dan kemudian bercabang menjadi arteri iliaca communis sinistra dan dextra. Arteri iliaca communis bercabang lagi menjadi arteri iliaca interna dan iliaca externa. Arteri iliaca interna memperdarahi bagian genital dan arteri iliaca externa memperdarahi bagian tungkai bawah. Arteri iliaca externa member percabangan yaitu arteri femoralis, arteri circumflexa medial dan lateral, dan arteri profunda femoralis. Arteri femoralis melewati hiatus adductorius hunteri kebagian posterior dan pada region genu menjadi arteri poplitea. Arteri poplitea pada daerah 1/3 cruris akan bercabang menjadi arteri tibialis anterior, arteri tibialis posterior, dan arteri peroneus. Arteri tibialis posterior pada daerah plantar pedis menjadi arteri plantar pedis, sedangkan arteri tibialis anterior pada daerah dorsum pedis menjadi arterri dorsum pedis. Pada pemeriksaan tekanan darah banyak pembuluh darah yang bisa didengar, tetapi yang lebih lazim dan umum digunakan adalah arteri brachialis dan arteri radialis.

Just MahaSiswa

15

Glaukoma adalah sekelompok penyakit kerusakan saraf optik (neuropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan intraokular pada papil saraf optik. Beberapa faktor resiko terjadinya glaukoma yaitu, usia yang lebih dari 40 tahun, peningkatan tekanan intraokuler, diabetes mellitus, riwayat trauma okular, penggunaan kortikosteroid topikal sistemik ataupun endogen selama jangka waktu yang panjang, myopia, penyakit vascular karotis, penyakit distiroid, kehilangan darah akut, anemia, riwayat hipertensi sistemik, insufisiensi vascular, penyakit migrain.(15,16)

Just MahaSiswa

16

Bab IV Kesimpulan Pasien menderita glaukoma dikarenakan tekanan intraokulernya melebihi batas normal. Hal tersebut disebabkan karena cairan humor aquousnya menumpuk dimata sehingga menekan kesegala arah karena humor aquous dibentuk setiap saat oleh badan siliaris. oleh karena itu setiap kali pasti ada pergantian cairan aqueous humor. Hal tersebut yang menyebabkan mata terasa berat, sakit kepala, melihat pelangi disekitar lampu, mual dan muntah. Jika cairan itu menekan ke depan, maka kornea membengkak, lalu indeks bias berubah, dan penderita melihat pelangi atau yang disebut HALO di sekitar cahaya yang berwarna putih. Karena pembengkakan ini pula, pasien akan merasa sakit dan mata menjadi merah. Jika sakit ini diteruskan sampai ke otak, dari nervus opticus (II) mengenai nervus vagus (X) yang mengatur bagian pencernaan, maka penderita merasakan mual dan muntah. Selain itu pasien juga mempunyai riwayat diabetes mellitus yang mempertinggi resiko terkena glaucoma. Karena resiko terkena glaucoma semakin tinggi jika ada riwayat diabetes mellitus.

Just MahaSiswa

17

Bab V Daftar Pustaka 1. Sherwood L. Fisiologi Manusia. 6th ed. Jakarta : EGC ; 2011. p. 211-3. 2. Available from : http://septiadiah.files.wordpress.com/2011/04/eye_g02_anatomy_label_600.jpg. Accessed on December 20, 2011. 3. Sherwood L. Fisiologi Manusia. 6th ed. Jakarta : EGC ; 2011. p. 328 4. Available from : http://www.colorado.edu/intphys/Class/IPHY3430200/image/eye.jpg. Accessed on December 20, 2011. 5. Gunawijaya FA, Kartawiguna E, Arkeman H, David. Diktat Kuliah Histologi 2. Jakarta : FK Universitas Trisakti ; 2003. p. 69-71, 74. 6. Gunawijaya FA, Kartawiguna E, Arkeman H, David. Diktat Kuliah Histologi 2. Jakarta : FK Universitas Trisakti ; 2003. p. 72. 7. Available from : http://dm-ambisius.blogspot.com/2011/04/glaukomasekunder_24.html. Accessed on December 20, 2011. 8. Available from : http://grandmall10.files.wordpress.com/2010/04/darah.jpg. Accessed on December 20, 2011. 9. Costanzo. Essential Fisiologi Kedokteran. 5th ed. Jakarta : Binarupa Aksara. p. 113. 10. Available from : http://4.bp.blogspot.com/_kL59uBoiK0o/S6D2ryY6ZHI/AAAAAAAAABQ/EzPLO C60_sk/s400/Cardiac_anatomy.jpg. Accessed on December 20, 2011. 11. Histologi Pembuluh Darah. Available from : http://www.scribd.com/doc/69986815/HISTOLOGI-PEMBULUH-DARAH. Accessed on December 22, 2011. 12. .Green JH. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara. p. 48-9.
Just MahaSiswa

18

13. Sekilas Tentang Visus Mata. Available from : http://hayato31.blogspot.com/2009/04/visus-adalah-ketajaman-atau-kejernihan.html. Accessed on December 19, 2011. 14. Indera Penglihat. Available from : http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0087%20Bio%202-10a.htm. Accessed on December 19, 2011. 15. Glaukoma Primer Sudut Terbuka. Available from : http://myreferat.blogspot.com/2010/10/glaukoma-primer-sudut-terbuka.html. Accessed on December 19, 2011. 16. Definisi, diagnosis, dan penatalaksanaan glaucoma. Available from : http://fkunhas.com/category/kesehatan-mata/glaukoma. Accessed on December 19, 2011.

Just MahaSiswa

19

Anda mungkin juga menyukai