Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan Gejala Klinis Kelumpuhan UMN dan LMN Distribusi kelemahan/kelumpuhan o tot UMN y y y y y y LMN y y Ekstrimitas superior: Abductor,

external rotator and extensor Ekstrimitas inferi or: Flexor, internal rotator and dorsiflexor Akibatnya spastic posture (tangan d an pergelangan tangan fleksi, kaki ekstensi) Lesi di atas pyramidal decussation: efek pada sisi kontralateral Lesi di bawah pyramidal decussation: efek pada sis i ipsilateral Otot midline/aksial: tidak terefek melainkan lesi bilateral. Karen a menerima inervasi dual dari hemsifera kiri dan kanan otak (laring, leher, waja h atas, mastikasi, lidah) Distribusi segmental yang tipikal Lokasi lesi dapat di ketahui dari informasi distribusi kelemahan /kelumpuhan otot Tonus otot dan muscle wasting UMN y y y Lesi kronik: Spasticity, clasp knife pada regangan pasif. Resistensi meningkat p ada kelajuan regangan Lesi akut: Flaccidity dan hypotonia Bisa tidak terjadi seb arang atrofi karena masih terdapat LMN, tetapi pada jangka lama bisa terjadi atr ofi karena otot tidak digunakan. Tiada resistensi terhadap regangan pasif Otot m enjadi flaccid pada 2-3 minggu setelah onset penyakit LMN y y Refleks UMN y y LMN y y Lesi kronik: Hiperrefleksik pada deep tendon reflex (reflex arc masih ada), juga terjadi Babinski sign dan klonus Lesi akut: Tiada atau lemahnya deep tendon ref lex Tiada deep tendon reflex (bagian eferen reflex arc berkurang) Refleks abnorm al tidak pernah ada Fasciculation (tanda-tanda dinervasi) UMN y LMN y Tidak ada Ada

Anda mungkin juga menyukai