LAPORAN KASUS
FRAKTUR KOMINUTIF HUMERUS KIRI
DENGAN RADIAL NERVE PALSY
OLEH :
PEMBIMBING:
dr. Arnold
dr. Edwin
SUPERVISOR:
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. YT
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
RM : 691064
Tanggal Pendaftaran : 2 Desember 2014
2. Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri pada lengan kiri atas
Dialami sejak 3 hari sebelum masuk RSWS karena kecelakaan lalu lintas.
Pasien merupakan penumpang ambulance dan duduk tepat disebelah pengemudi
ambulance. Sesaat sebelum kecelakaan pengemudi berusaha mendahului mobil
didepannya namun setelah berhasil mendahului pengemudi membuat posisi
ambulance terlalu kekiri dan saat itu tiba-tiba pengemudi membanting kemudinya
kekanan yang mengakibatkan ambulance tersebut terguling dua kali dan saat itu
pasien tidak mengenakan sabuk keselamatan dan tidak mengetahui persis
bagaimana posisinya didalam ambulance pada saat terguling. Pasien hanya ingat
setelah ambulance terguling mereka terlempar keluar ambulance ke sawah dan
pada saat itu pasien sudah dalam posisi duduk dengan lengan kiri yang tidak bisa
digerakkan dan terasa kram. Tidak ada riwayat kehilangan kesadaran, tidak ada
muntah. Pasien merupakan seorang teknisi dan dominan tangan kanan.
Sebelumnya pasien sempat dirawat di rumah sakit Palopo.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Umum : Sadar / Gizi cukup
b. Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/ min
Pernapasan : 16 x/ min
Suhu : 36,9oC
c. VAS : 6 / 10
d. Status Lokalis :
Lengan kiri atas
Inspeksi : Deformitas (+), Swelling (+), Luka (-). Hematoma (-)
Palpasi : Pembengkakan (+)
ROM : Gerakan aktif dan pasif dari sendi pundak dan siku tidak dapat
dievaluasi karena nyeri
NVD : Sensibilitas hipoestesi sepanjag distribusi radial nerve, pulsasi
dari arteri radialis teraba, ekstensi jari jempol (-), ekstensi
pergelangan tangan (-), OK sign (+), abduksi dan adduksi digiti
(+), CRT <2 detik.
4. Laboratorium
a. WBC : 10.830/ul
b. RBC : 4.300.000/ul
c. HBG : 13,4 g/dl
d. HCT : 37,1 %
e. PLT : 213.000/ul
f. CT : 3’00’’
g. BT : 7’00’’
h. HBsAg : Non-reactive
5. Radiologi
6. Resume
Seorang laki-laki 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan utama
nyeri pada lengan kiri atas yang dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk ke
RSWS. Pasien merupakan penumpang dalam ambulance saat ambulance tersebut
terguling. Pasien merupakan seorang teknisi dan dominan tangan kanan.
2. ETIOLOGI
Umumnya fraktur yang terjadi, dapat disebabkan beberapa keadaan berikut:
1. Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
puntir mendadak, kontraksi otot ekstrim.
2. Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki
terlalu jauh.
3. Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur
patologis
Penyebab Fraktur adalah :
1. Kekerasan langsung; Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada
titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka
dengan garis patah melintang atau miring.
2. Kekerasan tidak langsung: Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah
tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah
biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor
kekerasan.
3. Kekerasan akibat tarikan otot: Patah tulang akibat tarikan otot sangat
jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa t wisting, bending dan penekanan,
kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
Tipe Batasan
III Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, fraktur segmental
terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan kecepatan tinggi,
fraktur terbuka di pertanian, fraktur yang perlu repair vaskuler dan
fraktur yang lebih dari 8 jam setelah kejadian.
External fixation sangat berguna pada kasus ini, namun jika
intramedullary nail sudah terlanjur digunakan dan terfiksasi stabil, nail
tidak perlu dilepas
2. Komplikasi Lanjut
a. Delayed Union and Non-Union
Fraktur transversa kadang membutuhkan waktu beberapa bulan
untuk menyambung kembali, terutama jika traksi digunakan
berlebihan (penggunaan hanging cast jangan terlalu berat).
Penggunaan teknik yang sederhana mungkin dapat menyelesaikan
masalah, sejauh ada tanda-tanda pembentukkan kalus (callus) cukup
baik dengan penanganan tanpa operasi, tetapi ingat untuk tetap
membiarkan bahu tetap bergerak. Tingkat non-union dengan
pengobatan konservatif pada fraktur energi rendah kurang dari 3%.
Fraktur energi tinggi segmental dan fraktur terbuka lebih cenderung
mengalami baik delayed union dan non-union.
Intermedullary nailing menyebabkan delayed union, tetapi jika
fiksasi rigid dapat dipertahankan tingkat non-union dapat tetap
dibawah 10%.
b. Joint stiffness
Joint stiffness sering terjadi. Hal ini dapat dikurangi dengan
aktivitas lebih awal, namun fraktur transversa (dimana abduksi bahu
nyeri disarankan) dapat membatasi pergerakan bahu untuk beberapa
minggu.
Tambahan, pada anak-anak, fraktur humerus jarang terjadi. Pada
anak-anak di bawah 3 tahun kemungkinan kekerasan pada anak perlu
difikirkan. Fraktur dirawat dengan bandage sederhana pada lengan
hingga ke badan untuk 2-3 minggu. Pada anak yang lebih tua
memerlukan plaster splint pendek.
DAFTAR PUSTAKA
.EGC : Jakarta .
5. Apley, A. Graham. 1995. Buk u Aj ar Or topedi dan Fr aktur Sistem
Apley.
111.