Anda di halaman 1dari 4

Hal 2 - 1 Sesuai dengan arahan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) metode pemetaan dilakukan adalah melalui teknik

pemetaan fotogrametri. Teknik pemetaan fotogrametri adalah suatu teknik pemetaan dan pengukuran yang dilakukan tidak secara langsung melainkan dengan menggunakan foto udara sebagai media perantara. Teknik ini sudah lama dipergunakan untuk berbagai keperluan diantaranya : Topografi, irigasi dan pengairan, perencanaan wilayah dan lain - lain. Teknik ini diakui sebagai suatu teknik pemetaan yang cepat dan lebih murah, dibandingkan dengan teknik lainnya, dan dapat memberikan hasil yang baik. Nilai tambah lainnya dari teknik pemetaan cara fotogrametri yaitu, peta yang dihasilkan memberikan gambaran dari objek-objek permukaan bumi diatasnya secara utuh. Para perencana akan dengan mudah dan leluasa melakukan perencanaan, interpretasi, dan pemahaman kondisi yang terjadi di lapangan, bukan saja bentuk topografi tetapi juga objek-objek yang ada diatas permukaan bumi, baik objek alami (seperti tanaman, kondisi sungai) tetapi juga objek buatan manusia (seperti pemukiman, jalan, dll). 2.1. Pemotretan Udara Medium Format Sistem pemotretan digital dengan metoda medium format adalah merupakan generasi terbaru metode fotogarametri. Teknik pemotretan medium format digital tersebut adalah suatu teknik pemotretan dengan menggunakan kamera yang umum (bukan kamera untuk pemotretan udara). Oleh karena itu, pada masa lalu teknik ini masih sering diperdebatkan terutama dalam hal geometri/ketelitian kamera dan jumlah foto yang dihasilkan cukup banyak. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, dimana sistem hardware kamera telah mengalami peningkatan yang luar biasa, yaitu dengan adanya BAB 2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI Hal 2 - 2 kamera digital dan perkembangan teknik hitungan serta teknologi penunjang lainnya seperti alat GPS dan pesawat udara, maka sistem pemotretan medium format saat ini merupakan alternatif pemotretan yang cukup baik. Dengan pesawat berawak seperti yang akan kami lakukan, maka pengambilan foto akan lebih terkontrol. Keuntungan lain dengan metode ini adalah dapat menanggulangi kendala-kendala proses pemotretan udara secara konvensional (foto udara dengan kamera metrik), baik yang sifatnya teknis berupa bahan/material foto yang sulit diperoleh dipasaran (apabila dilakukan dengan metoda konvensional), maupun kendala alam berupa awan dan cuaca. Secara operasional pemotretan dilakukan pada ketinggian 700 meter dari permukaan bumi dengan panjang focus 24 mm. Pada ketinggian keberadaan awan akan minimal ( awan biasanya muncul pada ketinggian 1500 meter), yang mana akan mempercepat proses pemotretan yang bebas awan dan kabut. Pada ketinggian ini hasil pemotretan memberikan gambar yang sangat jelas dan tajam yang mana akan sangat membantu dalam proses indetifikasi lahan untuk pembuatan peta. Foto diambil dengan overlap 60 % dan sidelap 30 %, yang mana akan menghasilkan foto stereo (memungkinkan dilakukannya pengukuran ketinggian). Daerah yang dipakai pada foto frame tersebut adalah daerah yang bertampalan yang secara geometris deformasinya paling kecil. Sistem pemotretan dilakukan dengan menggunakan GPS Kinematik, dimana raw data GPS direkam dan diolah sehingga posisi setiap exposure kamera dapat diketahui dengan teliti. Peralatan Kamera juga dilengkapi dengan camera stabilizer dan sensor yang mendeteksi kemiringan foto dan mengoreksi secara fisik posisi kamera, sehingga

diperoleh foto yang tegak. Setiap frame foto terekam ukuran kemiringannya dengan akurat yang mana data ini bersama dengan Hal 2 - 3 data GPS akan dipakai untuk proses pengolahan foto pada proses pemetaan. 2.2. Kamera Digital Kamera udara digital adalah suatu jenis kamera yang mana perekaman objek dilakukan dengan menyimpan dalam bentuk digital (jadi tidak disimpan sebagai film). Dalam amera tersebut terdapat sensor berupa CCD dengan ukuran yang sangat kecil, yang mampu menyimpan data dalam ukuran sampai sebesar 4 mikrometer. Dengan ukuran sebesar itu, maka walaupun lensa kamera tidak terlalu besar (berkisar sebesar 24 mm), kamera masih mampu merekam objek dengan sangat baik dan teliti. Sebagai contoh, untuk pemotretan dengan tinggi terbang 300 meter, maka dapat diperoleh data dengan resolusi/ketelitian pixel 6 cm (ukuran lapangan). Dengan demikian objek-objek yang dipotret akan sangat jelas dan sangat baik ketelitiannya. Sistem kamera digital tersebut juga merekam data digital berwarna, yang memberikan tampilan warna yang natural. Hal ini sangat baik untuk proses interpretasi objek, khususnya bagi keperluan pemetaan dan perencanaan. Selain itu bila kita bandingkan dengan kamera metrik, kamera medium format ini jauh lebih kecil dalam pengaruh pergeseran relief ( relief displacement ) dikarenakan mempunyai harga focus kamera yang lebih kecil dan tinggi terbang lebih Gambar 2.1. Kamera Digital Hal 2 - 4 rendah bila menggunakan kamera medium format. Seperti diilustrasikan berikut ini : Dengan harga focus kamera yang lebih kecil, medium sangatlah baik untuk proses pembuatan peta orthophoto. Disamping itu, mendapatkan kualitas geometri yang lebih baik, perlu diperhatikan masalah kualitas daripada kamera itu sendiri, untuk itu perlu adanya Kalibrasi Kamera yaitu hitungan analitis mendapatkan besaran-besaran focus kamera, distorsi lensa, letak pusat foto dan lain lain. Untuk mendapatkan besaran data kalibrasi kamera, dilakukan proses kalibrasi kamera secara rutin, untuk menghindari kemungkinan berubahnya konfigurasi mekanis pada system kamera. Dalam pelaksanaannya kalibrasi kamera dilkukan dengan dua tahap : - Kalibrasi di laboratorium dengan menggunakan grid plate yang stabil dengan system pengolahan data kalibrasi yang menghitung besaran-besaran parameter kamera dan kualitas gambar. - Kalibrasi lapangan, yaitu dengan memotret daerah yang telah diukur dengan seksama pada berbagai ketinggian 150.0 mm 24.0 mm Medium Format Camera Metric Camera Gambar 2.2. Perbandingan focus lensa metrik dan medium Format Hal 2 - 5

terbang dan dihitung parameter-parameter kalibrasi kamera dengan memperhatikan kemiringan kamera. Berikut kami ilustrasikan pemodelan hasil Kalibrasi kamera sehingga didapatkan besaran distorsi lensa dan akan menjadi parameter koreksi terhadap foto udara yang akan diproses sehingga mendapatkan kualitas geometri yang optimal. Pada proses pengambilan foto, system kamera dilengkapi dengan sensor-sensor yang merekam segala gerak-gerik kamera untuk menjamin posisi kamera dalam kondisi tegak, cruising pesawat sesuai dengan arah terbang dan ketinggian yang benar, serta exposure time yang tepat untuk mendapatkan overlap yang diharapkan. Data-data rekaman tersebut akan dipergunakan sebagai data pengolahan dalam proses pengolahan data. Sistem ini meupakan system pemotretan udara kinematik dimana posisi kamera (kemiringan dan posisi geografis) terekam setiap saat. Komponen peralatan yang dipakai terdiri dari : Gambar 2.6. Visualisasi 3 Dimensi Hitungan hasil Kalibrasi Kamera Medium Format 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 Distorsi Arah - X Distorsi Arah - Y Hal 2 - 6 - Sensor perekam kemiringan foto berupa encoders dengan 9000 pulsa. - Interface untuk merekam digital data kemiringan - Alat GPS Geodetics Real Time Kinematic / Dual Frequency - Laptop dengan software pengendalian kamera. 2.3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan Peta Garis Skala 1:1.000 Wilayah Kecamatan Cibitung ini meliputi : 1. Persiapan 2. Pemotretan Udara a. Pemasangan Tugu dan Premark b. Pemotretan Udara Medium Format 3. Pengukuran Kontrol Tanah c. Pengukuran Titik Kontrol Horisontal

d. Pengukuran Titik Kontrol Vertikal (Trigonometri) 4. Triangulasi Udara dan Block Adjustment 5. Identifikasi Lapangan a. Pencetakan Foto Udara untuk Identifikasi b. Identifikasi Lapangan 6. Pembuatan Peta Dasar Digital a. Digital Stereoplotting b. Digital Kartografi 7. Pembuatan Peta Foto Skala 1: 1.000 c. Digital Ortofoto d. Digital Kartografi 8. Pencetakan Peta Dasar/Peta Foto Skala 1: 1.000 a. Hardcopy Peta Dasar dan Peta Foto b. Softcopy Peta Dasar dan Peta Foto 9. Pelaporan. Dari lingkup kegiatan diatas secara garis besar tahapan pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut: Hal 2 - 7 8. PENCETAKAN PETA DASAR DAN PETA FOTO 3. PENGUKURAN KONTROL TANAH 5. IDENTIFIKASI LAPANGAN A. PEMASANGAN TUGU/PREMARK B. PEMOTRETAN UDARA MEDIUM FORMAT C. PENCETAKAN FOTO UDARA PENGUKURAN TITIK KONTROL 4. TRIANGULASI UDARA A. DIGITAL STEREOPLOTING B. IDENTIFIKASI LAPANGAN 1. PERSIAPAN 6. PEMBUATAN PETA DASAR DIGITAL B. DIGITAL KARTOGRAFI 6.PEMBUATAN PETA FOTO SKALA 1:1000 A. HARDCOPY DAN SOFTCOPY PETA DASAR SKALA 1:1000 B. HARDCOPY DAN SOFTCOPY PETA FOTO SKALA 1:5.000 9. LAPORAN B. LAPORAN AKHIR A. LAPORAN BULANAN JALUR PELAPORAN Keterangan : TAHAPAN KEGIATAN PEMBUATAN PETA DIGITAL SKLA1:1000 KECAMATAN CIBITUNG 1. PEMOTRETAN UDARA Hal 2 - 8 Gambar 2.8. Diagram Tahapan Pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai