Anda di halaman 1dari 28

REFERAT TUMBUH KEMBANG

Disusun Oleh : IZATUL FARHANAH BINTI RAAID 030.07.295 Pembimbing : Dr. Rudi Ruskawan Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT ANAK RUMAH SAKIT OTORITA BATAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 2012

BAB I PENDAHULUAN Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak saat konsepsi hingga sampai berakhirnya masa remaja. Hal inilah yang membedakan anak dari orang dewasa. Jadi anak tidak bisa diidentifikasi dengan dewasa dalam bentuk kecil. Ilmu pertumbuhan dan perkembangan merupakan dasar Ilmu Kesehatan Anak dan kedua istilah itu disatukan menjadi ilmu tumbuh kembang, oleh karena meskipun merupakan proses yang berbeda, keduanya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Seorang anak memiliki ciri khas berbeda dengan orang dewasa baik anatomi, fisiologis maupun biokimia. Mempelajari tumbuh kembang mempunyai tujuan umum, menjaga agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik-mental, emosi dan sosial sesuai dengan potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia dewasa yang berguna. Disamping itu tujuan khususnya adalah mengetahui dan memahami proses pertumbuhan dan perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa agar kita dapat mendeteksi yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan dan segera dapat mengatasi permasalahannya.

BAB II TUMBUH KEMBANG Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan ( growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) 2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu. Sedangkan untuk tercapai tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.

1. Tahapan Tumbuh Kembang Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa Walaupun terdapat beberapa variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut : Tabel 1.1 Tahap-tahap tumbuh kembang anak dan remaja 1. Masa prenatal a. Masa embrio : konsepsi 8 minggu b. Masa janin/fetus : 9 minggu lahir 2. Masa bayi : 0-1 tahun a. Masa neonatal : usia 0-28 hari b. Masa pasca neonatal : 29hari 1 tahun 3. Masa pra-sekolah : usia 1-6 tahun 4. Masa sekolah : usia 6-18/20 tahun a. Masa pra-remaja : usia 6-10 tahun b. Masa remaja : 1. Masa remaja dini 2. Masa remaja lanjut

2. Ciri-ciri Pertumbuhan Secara garis besar terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan yaitu : 1. Perubahan ukuran Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus akan bertambah besar dengan peningkatan kebutuhan tubuh. 2. Perubahan proporsi Anak bukanlah dewasa kecil, tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relative mempunyai proporsi yang lebih besar

dibanding dengan umur-umur lainnya. Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada orang dewasa titil pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi simphisis pubis. 3. Hilangnya ciri-ciri lama Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya refleks-refleks primitive. 4. Timbulnya ciri-ciri baru Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama proses pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi sus yang telah lepas dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita dan lain-lain.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Proses pertumbuhan dan perkembangan anak tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor yang dapat dirubah /dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat dirubah atau dimodifikasi yaitu faktor lingkungan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah sebagai berikut :

1.

Faktor Genetik a. Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh

hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di Negara maju yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai balita 2. Faktor Lingkungan a. Faktor prenatal i. Gizi ibu pada waktu hamil ii. Mekanis iii. Toksin/ zat kimia iv. Endokrin v. Radiasi vi. Infeksi vii. Stress viii. Imunitas ix. Anoksia embrio b. Faktor postnatal i. Lingkungan biologis 1. Ras/suku bangsa 2. Jenis kelamin 3. Umur 4. Gizi 5. Perawatan kesehatan 6. Kepekaan terhadap penyakit 7. Penyakit kronis 8. Fungsi metabolisme 9. Hormon : hormon somatropin (growth hormon), hormon tiroid,hormon glukotiroid, hormon-hormon seks. ii. Faktor fisik 1. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah 2. Sanitasi 3. Keadaan rumah

4. Radiasi iii. Faktor psikososial 1. Stimulasi 2. Motivasi belajar 3. Ganjaran atau hukum yang wajar 4. Kelompok sebaya 5. Stress 6. Sekolah 7. Cinta dan kasih sayang 8. Kualitas interaksi anak-orang tua iv. Faktor keluarga dan adat istiadat 1. Pekerjaan/pendapatan keluarga 2. Pendidikan ayah/ibu 3. Jumlah saudara 4. Jenis kelamin dalam keluarga 5. Stabilitas rumah tangga 6. Kepribadian ayah/ibu 7. Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu 8. Agama 9. Urbanisasi 10. Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran. 4. Kebutuhan Dasar Seorang Anak ASUH (Kebutuhan biomedis)

o Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan deteksi dan intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit.

ASIH ( Kebutuhan emosional)

o Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang,

diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian, tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan, tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh penuh kasih sayang adalah salah satunya.

ASAH (Kebutuhan akan stimulasi mental dini)

o Cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang diberikan sedini dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4-5 tahun pertama (golden year) sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan kecerdasan, kemandirian, ketrampilan dan produktivitas yang baik.

BAB III Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Penilaian Status Gizi Anak Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut : a. Umur. Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan . b. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu. c. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu

terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun. Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh. Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan. Untuk menentukan status gizi, kita bias gunakan dua cara yaitu Z score dan CDC : 1. Tabel Interpretasi Skor Z Z score TB/U > + 3 SD > + 2 SD > +1 SD 0 Median < -1 SD < - 2SD < -3 SD Normal Normal Normal Normal Pendek Sangat pendek Indicator pertumbuhan BB/U Normal Normal Gizi kurang Gizi buruk BB/TB Obese Gizi lebih BMI /U Obese Gizi lebih

Resiko gizi lebih Resiko gizi lebih Normal Normal Kurus Sangat kurus Normal Normal Kurus Sangat kurus

2. Tabel interpretasi CDC

Contoh Kasus untuk menentukan status gizi : An Ahmad, Jenis Kelamin : Laki laki , Usia 4 tahun BB : 18 kg TB : 98 cm Menurut Z-score :

Menurut dari Tabel BB/ U : Nilai yang didapat kan adalah 0 (median), merujuk ke table interprestasi skor Z, anak ini termasuk dalam berat badan yang normal.

Menurut CDC :

Status Gizi : Contoh : BB/U x 100% 18kg/ 16 kg ( BB yang ideal untuk usia 4 tahun) x 100% = 112% ( menurut table termasuk gizi baik yaitu diantara 80-120%)

BAB IV Perkembangan anak Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Bahkan ada sarjana mengatakan The child is the father of man. Sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangai kualitas sumber daya manusia kelak hari. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya/orang dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak. Penilaian perkembangan anak pada fase awal umumnya dibagi menjadi 4 kemampuan fungsional, yaitu motorik kasar, motorik halus, dan penglihatan, berbicara, bahasa dan pendengaran serta sosial emosi dan perilaku. Salah satu alat untuk skrining yang dipakai secara internasional yaitu DDST (Denver Development Screening Test) disebut sebagai Denver II dengan menggunakan pass-fail ratings pada 4 ranah perkembangan, yaitu personal sosial, fine motor adaptive, language, dan gross motor untuk anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. Frakenburg , dkk (1981) melalui DSST (Denver Developmental Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu: 1. Personal social (kepribadian/tingkah laku social). a. Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus).

a. Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda, dll 3. Language (bahasa). a. Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan 4. Gross motor ( perkembangan motorik kasar). a. Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

Milestone perkembangan anak Fine Motor/Adaptive Unfisted Bats at objects Objects to midline Transfers objects Raking grasp Finger feeds Primitive pincer Neat pincer Voluntary release Mean 3 months 3 months 4 months 5 months 7 months 7 months 8 months 9 months 12 months Normal Range 0 to 4 months 2 to 5 months 3 to 6 months 4 to 7 months 5 to 10 months 5 to 10 months 6 to 10 months 7 to 10 months 10 to 15 months

Helps with dressing Spoon feeds Uses cup open/sippy Imitates housework Handedness Helps with undressing Undresses self Toilet training

12 months 15 months 15 months 18 months 24 months 24 months 36 months

10 to 16 months 12 to 18 months 10 to 18 months 14 to 24 months 18 to 30 months 22 to 30 months 30 to 40 months 24 to 36 months

Language Cooing Laugh Turns to voice Razzing Babbling Dada/mama non-specifically Gesture games Understands no, Mama/dada specifically

Mean 3 months 4 months 4 months 5 months 6 months 8 months 9 months 10 months 10 months

Normal Range 1 to 4 months 3 to 6 months 3 to 6 months 4 to 8 months 5 to 9 months 6 to 10 months 7 to 12 months 9 to 18 months 9 to 14 month

One step command with a gesture Immature jargoning One step command w/out a gesture Points to body parts Mature jargoning Puts two words together Pronouns inappropriately Two step command States first name Pronouns appropriately

12 months 13 months 15 months 18 months 18 months 24 months 24 months 24 months 34 months 36 months

10 to 16 months 10 to 18 months 12 to 20 months 12 to 24 months 16 to 24 months 20 to 30 months 22 to 30 months 22 to 30 months 30 to 40 months 30 to 42 months

Social/Emotional Social smile Object permanence Stranger anxiety Affective sharing Uses mother as secure base Separation distress Independence

Mean 5-6 weeks 9 months 9 months 10 months 12 months 12 months 18 months

Normal Range 1 to 3 months 6 to 12 months 6 to 12 months 9 to 18 months 9 to 18 months 9 to 24 months 12 to 36 months

Parallel play Associative play Cooperative play

24 months 30 months 36 months

12 to 30 months 24 to 48 months

BAB V INSTRUMEN TES PERKEMBANGAN Ahli penyakit anak sekarang mempunyai banyak instrumen perkembangan yang dapat dipilih. Instrumen yang paling baik adalah yang mempunyai data psikometrik yang baik, termasuk sensitifitas, spesifitas, validitas, dan realibilitas yang baik, dan telah distandarisasi pada populasi luas. Instrumen yang dipakai oleh orang tua anak, seperti Parents Evaluation of Developmental Status, Ages and Stages Questionnaires, dan Child Development Inventories Mempunyai data psikometrik yang baik dan mempunyai keunggulan dimana untuk melakukannya membutuhkan waktu yang singkat bila dibandingkan dengan instrument yang membutuhkan pemeriksaan langsung oleh ahli penyakit anak. Instrument seperti Denver-II screening test, Bayley Infant Neurodevelopmental Screener, Battelle Developmental Inventory, Early Language Milestone Scale, dan Brigance Screens melibatkan pemeriksaan langsung terhadap kemampuan anak. The CAT-CLAMS merupakan tes yang didesain khusus untuk dapat digunakan oleh ahli penyakit anak untuk menilai kemampuan kognitif dan bahasa dari anak. Setiap tes skrining mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing masing. Contohnya the Denver-II screening test yang telah digunakan secara luas, namun mempunyai sensitifitas dan spesifitas yang rendah tergantung dari interpretasi hasilnya. Setiap tes juga harus dilakukan sesuai instruksi yang ada, jika tidak maka hasilnya akan tidak valid. Skrining untuk psikososial dan tingkah laku pada anak terdapat beberapa tantangan, anak dengan perkembangan yang terhambat mempunyai resiko yang tinggi untuk memiliki masalah tingkah laku. Kebanyakan instrument skrining perkembangan tidak dapat menilai pada area ini secara adekuat. Instrument tes seperti the Temperament and Atypical Behavior Scale, Child Behavioral Checklist, The Carey Temperament Scales, Eyberg Child Behavior Inventory, Pediatric Symptom Checklist, and Family Psychosocial Screening, dapat membantu dalam mendeteksi masalah tingkah laku. Akhir akhir ini terdapat peningkatan ketertarikan dalam skrining anak untuk autistic spectrum disorders karena terdapatnya peningkatan pada prevalensi dan kemampuan untuk diagnosis dan intervensi dini. Instrument

skrining spesifik seperti the Checklist for Autism in Toddlers (CHAT), dapat membantu ahli penyakit anak untuk diagnostik, tetapi dapat terjadi kesalahan karena mempunyai sensitifitas yang rendah dan spesifitas yang tinggi. Tes yang paling sering digunakan adalah Denver Developmental Screening Test-II (Denver II). Bagaimanapun juga, dibalik kepopularannya, DDST II tidak berfungsi baik sebagai tes skrining, karena mempunyai sensitifitas yang terbatas dan validitas yang rendah. Tetapi tes ini tetap bernilai karena kemudahannya untuk digunakan. Skrining yang mempunyai sensitifitas dan spesifitas yang baik dengan menggunakan 10 set dari pertanyaan yang terstruktur yang dapat diperhatikan oleh orang tua di berbagai area perkembangan, pendekatan ini telah diformalkan sebagai Parents Evaluation of Developmental Status (PEDS) questionnaire. Cara ini merupakan cara yang akurat karena secara umum orang tua merupakan pengamat yang akurat dari tingkah laku dan perkembangan anak. Lebih jauh lagi efisiensi dari skrining dapat ditingkatkan dengan menggunakan skrining level kedua untuk anak yang dicurigai bermasalah dengan menggunakan The Ages and Stages Questionnaires (ASQ). Tes ini terdiri dari seri 11 pertanyaan yang didesain untuk dapat dilakukan di rumah dari usia 4 sampai 48 bulan, dan mempunyai validitas dan realibilitas yang baik sebesar 76-91%, meskipun ASQ mungkin gagal untuk mengidentifikasikan hampir 13% anak dengan keterlambatan perkembangan. Penilaian dan interpretasi dapat dilakukan dengan cepat, dimana sangat cocok untuk seseorang yang sibuk. Skrining untuk keterlambatan bahasa sangat penting, dikarenakan terdapat hubungan yang kuat antara bahasa dan perkembangan kognitif dan kemampuan pendidikan. Early Language Milestone (ELM) membutuhkan waktu pengerjaan 2-3 menit, sensitifitas untuk bahasa dan kognitif sangat tinggi bila dibandingkan dengan tes diagnostik standar baku. Masalah psikiatri dan tingkah laku sangat sering terjadi dan sering bersamaan dengan keterlambatan perkembangan. Skrining untuk masalah tingkah laku dapat dengan menggunakan Pediatric Symptom Checklist, yang sederhana dan validitas yang baik. Deteksi perkembangan anak untuk tes psikomotorik dengan menggunakan Denver Developmental Screening test II (DDST II), yaitu salah satu tes metode skrening yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik

kasar, dan bahasa pada anak. DDST II merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering digunakan di klinik atau rumah sakit bagi tumbuh kembang anak. Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
a. Aspek Perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan.Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai: 1)Personal Social (perilaku sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. 2)Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otototot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. 3)Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan 4)Gross motor (gerakan motorik kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. b. Alat yang digunakan Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa). Lembar formulir DDST II Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya. c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia: 3-6 bulan 9-12 bulan 3-24 bln 3 tahun 4 tahun 5 tahun 2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap. d. Penilaian Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO). CARA PEMERIKSAAN DDST II Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites. 1) Abnormal

a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia . 2) Meragukan a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 3) Tidak dapat dites Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. 4) Normal Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun. Contoh perhitungan anak dengan prematur: An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula! Diketahui: Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006 Tanggal periksa : 1-4-2008 Prematur : 32 minggu Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. Lula? Jawab: 2008 4 1 An. Lula prematur 32 minggu 2006 8 5 Aterm = 37 minggu _________ Maka 37 32 = 5 minggu 1 7 -26 Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1 tahun 8 bulan atau 20 bulan Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah: 1 tahun 7 bulan 26 hari 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari Atau 1 tahun 7 bulan atau 19 bulan Interpretasi dari nilai Denver II Advanced Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut) OK Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75

Caution Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90 Delay Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu Interpretasi tes Normal Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan Suspect Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan Untestable Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90% Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable: Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.

BAB VI Masalah perkembangan anak Ada 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui. Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus. Dengan memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini kelainan pada anak kita sehingga langkah-langkah antisipasi lebih cepat yang bias kita ambil. Anak yang cerdas adalah harapan setiap orang tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat. Berikut 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui : 1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. 2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya. 3. Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri. 4. Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin. 5. Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. 6. Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. 7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

DAFTAR PUSTAKA 1. Nelson HD, Nygren P, Walker M et al. Screening for Speech and Language Delay in Preschool Children: Systematic Evidence Review for the US Preventive Services Task Force. Pediatrics 2006;117;e298-e319 2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Ed, Gde Ranuh. Penerbit buku kedokteran EGC; Jakarta, 1995: 1-31, 37-42, 63-65 3. Tanuwijaya, Suganda. Konsep Umum Tumbuh Kembang. Dalam: Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Penyunting : Narendra M, Sularyo T, Suyitno H, Gde Ranuh. Sagung Seto. Jakarta, 2002:2-11 4. Hardjono S, Sulaiman I, Moersintowarti B.N. Gagal Tumbuh (Failure To Thrive). Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak No. 32, Oktober 2002 5. Kurniasih, Dedeh. Panduan Tumbuh Kembang Bayi usia 1-12 bulan. Penyunting : Rini Sekartini 6. Soetjiningsih. Perkembangan Anak dan Permasalahannya, Dalam : Tumbuh kembang Anak dan Remaja. Penyunting : Narendra M, Sularyo T, Suyitno H, Gde Ranuh. Sagung Seto. Jakarta, 2002: 86-93 7. Narendra MB, suryawan A, irwanto. 2006. Naskah lengkap continuing education ilmu kesehatan anak XXXVI penyimpangan tumbuh kembang anak. bag/SMF ilmu kesehatan anak FK UNAIR. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai