Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara kita adalah negara yang kebanyakan penduduknya melakukan
kegiatan pertanian. Salah satu contoh hasil pertanian adalah kopi, karena kopi
dapat diolah menjadi minuman yang banyak digemari kebanyakan orang di
seluruh dunia. Manfaat kopi banyak antara lain sebagai penyegar badan dan
pikiran, badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang setelah minum kopi
panas. Lebih-lebih orang yang sudah menjadi pencandu kopi, bila tidak
minum kopi rasanya akan capek dan tak dapat berpikir.
Selama kurang lebih 30 tahun yang terakhir ini perkembangan di
bidang teknologi pengolahan kopi lebih terbatas dibandingkan dengan
perkembangan dibidang budidaya. Dari 1 hektar kebun kopi dapat ditanam
3.000 batang pohon kopi dan satu batang bisa menghasilkan 10 kilogram kopi
basah, jadi 1 hektar kebun kopi dapat menghasilkan 30 ton kopi basah. Kopi
hanya dapat diperdagangkan dalam bentuk biji-biji kering yang sudah terpisah
dari daging buah dan kulit arinya, sebelum kopi tersebut digoreng dan
ditumbuk atau digiling sampai halus sebagai bubuk untuk dibuat minuman.
Biji-biji kopi yang diperdagangkan itu disebut Kopi beras atauMarkt
koffie, untuk mendapatkan kopi beras perlu ada pengolahan.
Diberbagai tempat mungkin kita dapat menemukan atau melihat mesin
pemecah biji kopi dengan berbagai bentuk mesin yang dapat memisahkan kulit
dengan biji. Secara umum penggunaan mesin ini belum secara merata dipakai
dikalangan petani kopi, hal ini disebabkan masih banyaknya petani
menggunakan cara tradisional atau menggunakan motor disel padahal kalau
para petani menggunakan alat pengupas kopi yang menggunakan motor listrik
1
dalam proses pemisahan kulit dengan biji kopi tentu peminatnya akan lebih
banyak , karena hemat biaya dan mudah perawatan.
Dengan latar belakang demikian maka penulis menemukan ide untuk
merancang bangun mesin pemecah dan pemisah biji kopi, dimana mesin ini
nantinya diharapkan menghasilkan tingkat produktivitas yang lebih baik
dengan tidak mengurangi tingkat kualitas produksi yang diperoleh. Dan
diharapkan juga mesin pemecah dan pemisah biji kopi ini dapat berguna untuk
pengabdian kemasyarakat, sehingga dapat membantu para petani dalam
pengolahan hasil tanaman kopinya
1.2 Pokok Permasalahan
Untuk mendapatkan suatu hasil desain yang memenuhi persyaratan
teknis, penulis mencoba merancang. Adapun yang akan penulis lakukan
adalah menghitung berbagai perhitungan teknis dari elemen-elemen mesin
yang menjadi bagian dari alat tersebut dan diharapkan dari perhitungan itu
diperoleh kondisi batasnya yang akan dijadikan acuan dalam pemilihan bahan
yang sesuai dengan yang dibutuhkan atau paling tidak mendekatinya.
1.3 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan dan pembuatan mesin pemecah biji kopi yang
penulis lakukan ini adalah dapat memperoleh suatu alat bantu dalam usaha
agrobisnis yang dapat memberikan keuntungan lebih namun ekonomis dan
tepat guna.
Manfaat yang dapat diperoleh dari perancangan dan pembuatan mesin
pemecah biji kopi ini adalah dapat memberikan pengetahuan dan menambah
wawasan kepada pembaca dalam pemilihan bahan, perancangan teknik dan
2
berbagai teknik dalam proses pengerjaan alat, dan juga dapat digunakan untuk
pengabdian kepada masyarakat.
1.4 Manfaat Perancangan
1. Alat ini mudah dioperasikan dalam industri rumah tangga.
2. Memberikan suatu proses yang dapat mengefisienkan waktu dan tenaga
kerja.
3. Memberikan pengetahuan dan penambahan wawasan kepada pembaca
dalam pemiihan bahan, perancangan teknik dan berbagai teknik dalam
proses pengerjaan alat.
1.5 Batasan Masalah
Metode yang digunakan dalam perancangan Alat Pengupas Kulit Biji
Kopi ini yaitu menggunakan Metode Perancangan 2221 VDI (Verein Deutsher
Ingenieure/Persatuan Insinyur Jerman).
Agar dapat memberikan gambaran yang jelas tentang alat yang
dimaksud, maka perlu adanya pembatasan masalah pada alat tersebut,
batasannya adalah:
1. Kapasitas produksi alat pengupas biji kopi tersebut adalah di atas 65
kg/jam.
2. Penggerak yang digunakan adalah motor listrik.
3. Kulit kopi yang dikupas hanya bagian yang dalamnya saja, karena kulit
kopi yang bagian luar masih mudah di kupas tanpa bantuan suatu alat.
4. Kebisingan dan getaran alat pada saat dioperasikan diperkirakan kecil,
sehingga tidak perlu dibahas.
5. Perancangan hanya difokuskan pada proses pengupasan kulit biji kopi saja
tanpa pembahasan mengenai proses penggilingan biji kopi, dikarenakan
2
keterbatasan waktu dan biaya.
6. Perhitungan rangka penopang alat pengupas biji kopi tidak dihitung
dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya.
1.6 Metode Penulisan
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan Tugas
Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Metode studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur yang
berhubungan dengan pokok permasalahan atau pembahasan.
2. Metode observasi yaitu mengunjungi tempat dan sumber data yang dapat
berguna untuk penulisan laporan ini.
3. Metode ini dilakukan dengan mengamati langsung objek yang dibahas
dilapangan sehingga memperoleh gambaran langsung tehadap objek
secara teorotis.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini dibagi dalam 5 bab, yang masing-masing bab
dibagi dalam sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut.
PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Maksud dan
Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup Masalah, Metode Pengumpulan
Data, dan Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori teori dalam perencanaan,meliputi
penentuan prinsip kerja, peralatan penghancur ,penggerak dan
transmisi daya.
2
DESAIN KONSEP PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan mengenai perancangan mesin pengupas biji
kopi beserta diagram alirnya, pembentukan konsep dan
perancangan detail.
ANALISA PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan tentang analisa perhitungan hasil desain dari
proses perancangan mesin pengupas kulit biji kopi dan kapasitas
produk.
KESIMPULAN
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan pembahasan yang diambil
pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang diajukan
berdasarkan hasil pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biji Kopi
Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh dimana
1
saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dan temperature yang
sangat dingin atau juga daerah-daerah tandus yang memang tidak cocok bagi
kehidupan tanaman kopi. Ada sekitar 70 jenis kopi, walaupun jenis kopi
banyak, namun hanya dua spesies pohon kopi yang secara umum dikenal
untuk diproduksi sebagai produk kopi, yaitu :
a) Kopi Arabika
Berasal dari spesies pohon kopi (Coffea Arabica) kopi jenis ini yang
paling banyak diproduksi yaitu sekitar lebih dari 60 persen produk kopi
dunia, tinggi pohon kopi ini antara 4 hingga 6 meter, yang berdaun
kecil, halus mengkilap, panjang daun 12-15 cm x 6 cm.
b) Kopi Robusta
Berasal dari spesies pohon kopi (Coffea Canephora) tinggi pohon kopi
ini sekitar 12 meter, yang berdaun besar, mengkilap.
Gambar 2.1 Pohon biji kopi
Cara pengolahan kopi ada dua macam, yaitu :
Pengolahan kering yang Hasil pungutan langsung dijemur selama 10-
14 hari, kalo ternyata buah kopi sudah kering, kopi disimpan sebagai
kopi glondongan, bila ingin dijual kopi glondongan ditumbuk untuk
melepas biji dari kulit arinya.
2
Pengolahan basah Kopi dari kebun dipisahkan yang masak, yang hijau
dan yang kering, seperti terlihat pada gambar 2.2. Kopi yang masak
itu kemudian dimemarkan dengan cara ditumbuk dan sebelum di
tumbuk dibasahi dahulu untuk memudahkan pememaran, setelah kulit
terlepas, biji-biji kopi direndam dalam air selama 3-6 hari. Sesudah itu
biji kopi yang masih berkulit ari dibersihkan lalu dijemur, setelah kopi
kering kemudian di tumbuk lagi agar kulit arinya lepas, lalu ditampi,
seperti terihat pada gambar 2.3
Gambar 2.2 Buah kopi yang sudah masak
Gambar 2.3 Biji kopi yang masih berkulit ari
2.1 Prinsip Kerja
1
Prinsip kerja dari alat pengupas biji kopi ini adalah pemanfaatan gerak
rotasi yang dihasilkan oleh screw conveyor menjadi gerak translasi yang
mendorong biji kopi lalu dikupas pada bagian piringan pengupas biji kopi.
Sehingga biji kopi yang keluar sudah terkelupas kulitnya.
Pada alat ini terdapat beberapa bagian yang mempunyai fungsi yang
berbeda, namun saling mendukung suatu kinerja yang baik. Bagian-bagian
tersebut adalah:
a) Penggerak putaran poros
b) Screw conveyor
c) Piringan Pengupas
d) Corong penampungan
e) Tutup dan saluran pemasukan
f) Rumah slinder dan saluran pengeluaran
g) Dan meja dudukan
Berikut ini adalah prinsip kerja dari setiap bagian tersebut :
2.1.1 Screw Conveyor
Screw conveyor berfungsi untuk menghantarkan biji kopi dari
corong penampungan diarahkan kepiringan batu penggilas. Prinsip
kerjanya sama dengan prinsip kerja dari ulir pada mur dan baut yaitu
mengubah gaya radial menjadi gaya aksial yang sifatnya mendorong
atau menarik mur sebagai pasangannya sesuai dengan arah putarannya,
Screw conveyor dapat dilihat pada gambar 2.4
2
Gambar 2.4. Screw conveyor
( Sumber : Spivakousky and V. Dyachkov, Conveyor and Related Equipment)
Dimana poros ditinjau secara mekanika adalah alat yang
mengubah gerakan rotasi menjadi gerak translasi. Poros Screw
conveyor dipandang sebagai sebuah ulir daya yang digunakan untuk
mengangkat beban bergerak dari murnya. Dari keadaan ini dapat di
asumsikan bahwa putaran poros mengalami tahanan gesek yang
dinyatakan dalam angka koefisien gesek.
Jadi semua gesekan yang terjadi sudah diwakili oleh angka
koefisien gesek tersebut.
Screw conveyor terdiri dari poros yang digabung dengan ulir
yang berputar sepanjang saluran pemasukan dan unit penggerak
pemutar poros. Pada saat poros berputar, material dalam hal ini biji
kopi yang telah diisikan kedalam saluran pemasukan akan terdorong
kedepan sepanjang saluran pemasukan menuju piringan penggilas.
Aplikasi Screw conveyor ini sangat terbatas, Screw conveyor tidak
1
dapat digunakan untuk mengangkut material :
Material berupa padatan yang besar
Material yang mudah hancur
Kelebihan Screw conveyor ini antara lain :
Disain yang sederhana
Perawatan yang mudah
Lebih efektif untuk mepasukan material yang seragam ( rata-
rata ukuran nya sama )
Jenis-jenis Screw conveyor
Dalam mendisain Screw conveyor, harus diperhatikan
terhadap material apa yang dipindahkan. Jenis-jenis Screw
conveyor yang umum digunakan, yaitu :
a) Continuous screw
Digunakan untuk memindahkan material berupa butiran dan
bubuk yang tidak padat, seperti terlihat pada gambar 2.5
2
Gambar 2.5 Continuous screw
( Sumber : Spivakousky and V. Dyachkov, Conveyor and Related Equipment )
b) Robbon screw
Digunakan untuk memindahkan material yang sifatnya
menggumpal, seperti terlihat pada gambar 2.6
Gambar 2.6 Ribbon screw
( Sumber : Spivakousky and V. Dyachkov, Conveyor and Related Equipment )
c) Paddle flight
Digunakan untuk mengaduk untuk mencampur dari dua atau
lebih material yang berbeda, seperti terlihat pada gambar 2.7
1
Gambar 2.7 Paddle fligh
(Sumber : wiromojo, Suhadi, Dr-ing. Diktat pengenalan kontruksi mesin
industri)
Bagian-bagian Screw conveyor terdiri dari
a) Poros
b) Ulir dari pelat baja
c) Poros penggerak yang disatukan dengan bushing
d) Pin dengan sistem baut
Bagian-bagian Screw conveyor dapat dilihat pada gambar 2.8
Gambar 2.8 bagian-bagian dari Screw conveyor
( Sumber : Spivakousky and V. Dyachkov, Conveyor and Related Equipment )
2.1.1.1Perhitungan Kapasitas Screw conveyor
Kapasitas dari Screw conveyor tergantung dari
diameter, screw pitch, putaran dan efisiensi daerah vertikal
screw.
2
Q=V
Q=60.D24 S.n...C (ton/jam) (2.1) (Ref. 1)
Dimana :
Q = Kapasitas Screw conveyor (ton/jam )
V = Kapasitas material yang dipindahkan (m
3
/jam)
D = Diameter Screw conveyor (m)
S = Pitch Screw conveyor (m)
n = Putaran Screw (rpm)
= Massa jenis material yang dipindahkan (ton/m
3
)
= Efisiensi daerah vertikal Screw conveyor
C = Faktor kemiringan
F = Faktor friksi / koefisien gesek material
= Sudut kemiringan Screw conveyor (
0
)
Untuk mendapatkan besarnya gaya dorong yang
dihasilkan oleh Screw conveyor, digunakan analisa gaya-gaya
dari pasangan mur dan baut oleh karena kesamaan prinsip kerja
yang digunakan.
2.1.1.2Perhitungan Daya Screw Conveyor
Daya yang direncanakan untuk menggerakkan Screw
conveyor dapat dihitung dengan rumus :
N0=QL0367(kW) .(2.2) ( Ref. 1)
Dimana :
N
0
= Daya yang direncanakan (kW)
2
0 = Faktor keamanan
L = Panjang Screw (m)
2.1.1.3Perhitungan Torsi Screw Conveyor
M0=975N0n(kgm) .(2.3) ( Ref. 1)
Dimana :
M
0
= Torsi (kgm)
N
0
= Daya yang direncanakan (kW)
N = Putaran Screw (rpm)
2.1.1.4Perhitungan Kecepatan Screw Conveyor
v=Sn60(m/s) .(2.4) (Ref. 1)
Dimana :
V = Kecepatan Screw Conveyor (m/s)
S = Pitch Screw (m)
n = Putaran Screw (rpm)
2.1.1.5Perhitungan beban permeter Screw conveyor
q=Q3,6v(kg/m) ..(2.5) (Ref. 1)
Dimana :
q = Beban permeter (kg/m)
Q = Kapasitas Screw conveyor (ton/jam)
2.1.1.6Perhitungan Gaya Aksial Screw conveyor
P=qLf (kg) (2.6) (Ref. 1)
2
Dimana :
P = Gaya aksial Screw conveyor (kg)
q = Beban permeter (ton/jam)
L = panjang Screw conveyor
f
=
Faktor friksi/koefisien gesek material dengan baja
2.1.2 Piringan Pengupas
Tugas utama mengupas kulit biji kopi ini dilakukan pada
piringan batu penggilas. Dimana prinsip kerjanya adalah
menggesekkan kulit biji kopi tersebut pada piringan penggilas yang
berputar sehingga kulit biji kopi tersebut dapat terkelupas.
2.1.3 Motor Listrik/Penggerak
Penggerak putaran poros yang digunakan adalah sebuah motor
listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa
putaran poros. Torsi yang dihasilkan dari putaran motor listrik tersebut
diperbesar dengan cara mereduksinya dengan menggunakan rangkaian
puli, motor induksi dapat dilihat pada gambar 2.9
1
Gambar 2.9 Motor induksi
2.1.4 Sabuk V
Sabuk-V digunakan untuk memindahkan daya antara dua poros
sejajar . Poros-poros harus terpisah pada suatu jarak minimum tertentu,
yang tergantung pada jenis pemakaian sabuk-V agar dapat bekerja
secara efisien. Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang
trapezium, tenunan tetoran atau semacamnya dipergunakan sebagai inti
sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan
dikeliling alur pulinyang berbentuk V pula, bagian sabuk yang sedang
membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian
dalamnya akan bertambah besar, gaya gesekan juga akan bertambah
karena pengaruh bentuk sabuk yang akan menghasilkan daya transmisi
yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan
keunggulan sabuk-V dibanding sebagian besar daya atau transmisi
menggunakan sabuk-V. Dalam penggunaannya sabuk-V sering terjadi
slip antara puli dan sabuk-V sehingga putaran yang diteruskan tidak
1
memiliki perbandingan yang konstan, komponen dan diamaeter sabuk
V dapat dilihat pada gambar 2.10
Gambar 2.10 komponen dan diameter sabuk V
( Sumber : Sularso Kiyokatsu Suga )
Keterangan :
1) Terpal
2) Bagian penarik
3) Karet pembungkus
4) Bantal kare
Transmisi sabuk-V hanya dapat menghubungkan poros-poros
yang sejajar dengan arah putaran yang sama, putaran yang bekerja
lebih halus dan tidak berisik. Untuk mempertinggi daya transmisi dapat
dipakai beberapa sabuk yang dipasang berdekatan, karena sabuk-V
biasanya dipakai untuk menurunkan putaran maka perbandingan yang
umum yang dipakai adalah perbandingan reduksi i (i>1)
Dimana :
n1n2=i=Dpdp=1u ;u=1i (2.11) (Ref. 4 )
Kecepatan linier sabuk-V ( v )
v=dpn160x1000 (2.12) (Ref. 4 )
2
Panjang keliling sabuk ( L )
L=2c+2dp+Dp+14C(Dp-dp)2
Bilamana pemindahan daya menggunakan 2 buah roda transmisi
beralur, hubungan antara jarak kedua titik pusat sumbu roda transmisi
dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
c=bb2- 8 (Dp-dp )22
Dan b dapat dihitung dari :
b = 2L 3,14 (Dp + dp) (2.13) (Ref. 4 )
Setelah daya rencana dan putaran poros penggerak didapat
maka pemilihan sabuk dapat disesuaikan, diagram pemilihan sabuk
dapat dilihat pada gambar 2.11
Gambar 2.11 Diagram pemilihan sabuk
( Sumber : Sularso Kiyokatsu Suga )
2.1.1 Puli
Puli digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang
lainnya dengan menggunakan sabuk karena perbandingan kecepatan
adalah kebalikan perbandingan dari diameter pada puli penggerak dan
yang digerakkan, maka dimeter puli harus secara teliti dipilih agar
1
mendapatkan hasil yang diinginkan. Puli yang digunakan terbuat dari
bahan baja karena baja memiliki kekuatan yang baik dan ringan.
Karena perbandingan kecepatan adalah kebalikan perbandingan dari
diameter pada puli penggerak, puli dapat dilihat pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Puli
2.1.2 Corong Penampang
Corong penampang ini berfungsi untuk menampung biji-biji
kopi yang belum terkelupas kulit-kulitnya untuk diarahkan ke Screw
Conveyor yang mana selanjutnya biji-biji kopi tersebut akan digilas
sehingga terkelupas kulitnya.
2.1.3 Tutup dan Saluran Pemasukan
Berfungsi sebagai Cover dari Screw Conveyor atau sebagai
saluran yang menghubungkan corong penampungan dengan rumah
slinder, juga sebagai tutup dari piringan penggilas.
2.1.4 Rumah Slinder dan Saluran Pengeluaran
Berfungsi sebagai tutup piringan penggilas, sehingga ketika
proses pengupas kulit kopi dengan cara di gilas sedang berlangsung,
biji-biji kopi tersebut tidak berhamburan keluar. Hasil pekerjaan
2
tersebut segera diarahkan melalui saluran pengeluaran untuk
ditampung dalam bak penampung.
2.1.5 Meja Dudukan
Berfungsi sebagai dudukan dari alat pengupas kulit biji kopi,
dudukan motor listrik dan dudukan poros puli penggerak mesin.
2.2 Peralatan Penghancur
Pada industri perkebunan, seringkali produk dihancurkan, digiling atau
dipecahkan menjadi produk yang lebih kecil terlebih dahulu. Pada dasarnya
penghancuran atau pemecahan ini bertujuan untuk mengambil hasil biji atau
buahnya.
Untuk memenuhi kebutuhan proses, seperti jenis material dan ukuran
produk serta kapasitas produksi. Mesin-mesin penghancur dibagi menjasi tiga
jenis, hal ini didasarkan oleh prinsip kerja yang digunakan oleh mesin. Pada
industri yang berkembang saat ini banyak alat penghancur yang berfungsinya
untuk menghasilkan produk dengan ukuran yang lebih kecil untuk memenuhi
kebutuhan produksi dan pasar. Jenis-jenis mesin penghancur :
1. Nipping Machines
a. Jaw Crusher
b. Gyratory Crusher
c. Roller Crusher
1. Mesin impak
2
a. Rotary
b. Pin Mills
c. Stamp Mills
1. Stamp Mills
Dan dari ketiga jenis mesin diatas alat yang digunakan
pengupas biji kopi termasuk jenis Nipping Machines yaitu jenis Roller
Crusher.
2.1.1 Nipping Machines
Nip dalam bahasa Indonesia diartikan memeras, sesuai dengan
artinya prinsip kerja dari Nipping Machines adalah dengan melakukan
penekanan dimana material berada dalam dua permukaan. Tekanan
tersebut dapat berasal dari berat alat itu sendiri ataupun berasal dari
gaya luar. Keunggulan mesin ini dibanding dengan jenis mesin lain
adalah kemampuan mesin untuk menghancurkan benda yang besar.
2.1.1.1 Jaw Crusher
Ciri-ciri yang membedakan mesin ini dengan mesin
yang lain adalah dua buah lempengan yang membuka dan
menutup mirip seperti rahang. Mekanisme kerjanya adalah
paling tidak salah satu piringan tersebut melakukan gerak
bolak-balik terhadap lainnya. Ukuran produk dari mesin ini
dapat disesuaikan pada bukaan bawahnya, dimana pelat diberi
kemiringan tertentu seperti pada gambar 2.13
1
Gambar 2.13 Jaw Crusher
2.1.1.2 Gyratory Crusher
Ciri khusus dari mesin ini adalah kerucut padat yang
dipasang pada sebuah poros, dimana poros tersebut berputar
secara eksentris dan kerucut ini ditempatkan pada sebuah
cangkang. Pergerakan kerucut yang eksentris akan membuat
pembukaan penutup seperti terlihat pada gambar 2.14
Gambar 2.14 Gyratory Crusher
2.1.1.3 Roller Crusher
Mesin ini sering kali digunakan untuk menghancurkan
gandum dan biji-bijian. Cirri khusus dari mesin ini
1
adalahpenghancur dan rol yang dilengkapi dengan gigi (mirip
dengan roda gigi) seperti terlihat pada gambar 2.15
Gambar 2.15 Roller Crusher
2.1.2 Mesin Impak
Prinsip kerja mesin ini adalah dengan mentrasfer energi kinetik
dari bagian mesin yang bergerak ke material. Energi kinetik yang
ditransfer ini akan menyebabkan tegangan dalam material.
Dikarenakan tegangan dalam terjadi, maka pada produk hasil
penghancuran tidak terjadi tegangan sisa. Jenis-jenis mesin impak :
2.1.2.1 Rotary
Pada mesin ini transfer energi kinetik dilakukan oleh
bagian pemukul pada mesin. Pemukul yang berjumlah lebih
dari dua berputar pada poros dengan kecepatan tinggi. Energi
kinetik ini akan ditransfer keproduk agar terjadi tegangan
dalam produk, seperti pada gambar 2.16
2
Gambar 2.16 Rotary
2.1.2.2 Pin Mills
Ciri-ciri mesin ini adalah dua buah piringan berjarum
yang dipasang secara konsentrik. Salah satu piringan akan
bergerak berputar, kemudian pin akan mentrasfer energi kinetik
pada benda kerja, seperti pada gambar 2.17
1
Gambar 2.17 Pin Mills
(Sumber : wiromojo, Suhadi, Dr-ing. Diktat pengenalan kontruksi mesin
industri)
2.1.2.3 Stamp Mills
Secara garis besar prinsip kerja mesin ini mirip dengan
tempa drop hammer, dimana hammer akan dijatuhkan dari
ketinggian tertentu secara priodik, seperti pada gambar 2.18
Gambar 2.18 Stamp Mills
(Sumber : wiromojo, Suhadi, Dr-ing. Diktat pengenalan kontruksi mesin
industri)
2
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
3.1 Metode Perancangan Alat Pengupas Kulit Biji Kopi
Metoda Perancangan merupakan proses berpikir sistematis terhadap
suatu sistem, komponen atau produk bahkan proses untuk mencapai sesuatu
yang diharapkan seperti mendapatkan atau mengumpulkan data yang
diperlukan, kemudian menyajikan, mengolah dan menganalisa data tersebut.
Metodologi perancangan dapat juga dikatakan sebagai proses pengambilan
keputusan.
Merancang adalah kegiatan untuk merumuskan suatu rancangan dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia, sedangkan perancangan mesin dapat
diartikan merumuskan suatu rancangan dari sistem dan segala yang berkaitan
dengan mesin. Metode Perancangan dengan VDI (Verein Deuttscher
3
Ingenieure) 2221. Adapun tahap-tahap rancangannya adalah :
1. Penjabaran tugas
2. Perancangan dengan konsep
3. Pembentukan konsep
4. Perancangan dengan terperinci
Tahap yang terdapat diatas tersebut dapat merupakan dasar dari tahap
berikutnya, dan tahapan tersebut dapat dipecahkan secara analisis dan
sintensis. Analisis adalah penguraian suatu sistem yang rumit menjadi elemen-
elemennya dan kemudian mempelajari karakteristik masing-masing elemen
tersebut. Sedangkan sintesis adalah penggabungan kembali elemen-elemen
yang diketahui karakteristik untuk menciptakan sistem yang baru. Berikut ini
adalah susunan proses pembuatan mesin pengupas kulit biji kopi yang penulis
susun sesuai dengan rencana perancangan seperti terlihat pada gambar 3.1 :
2
Start
Perhitungan Konstruksi
Data Hasil
Pengujian
Selesai
Studi Literatur
Penyediaan Bahan
Permesinan
Perakitan
Kesimpulan
Analisa
Rangka/Dudukan Saluran
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi
3.1 Tahap Penjabaran Tugas
Merupakan tahap awal perancangan, dimulai dari pengumpulan
1
informasi. Lalu ditentukan batasan-batasan perancangan yang dituangkan
kedalam suatu daftar syarat yang bersifat menunjang dengan apa saja yang
akan didisain. Dari informasi tersubut ditentukan hal-hal yang tercantum
didalam batasan atau syarat-syarat berikut ini :
a. Syarat Mutlak D ( Demand )
Syarat yang harus dipenuhi dalam kondisi apapun, supaya rancangan
baerhasil. Jika syarat ini tidak terpenuhi maka rancangan akan gagal.
b. Syarat yang diharapkan W ( Whishes)
Syarat yang dipenuhi jika memungkinkan, jika syarat ini tidak
terpenuhi, maka tidak menjadi masalah dan kemungkinannya sangat
kecil dalam mempengaruhi rancangan.
2
Tugas
Fase Hasil Kerja Langkah Kerja
Menyiapkan produksi dan
instruksi operasi
Melengkapi layout
keseluruhan
Pengembangan layout
modul-modul kunci
Menguraikan menjadi
modul yang dapat
diwujudkan
Mencari prinsip solusi Menentukan fungsi dan
strukturnya
Penjelasan dan penentuan
tugas
Hasil keseluruhan Hasil awal Struktur modul Prinsip solusi Struktur fungsi Spesifikasi Realisasi lebih lanjut Fase 4
Perancangan
detail
Fase 3
Perancangan
wujud
Fase 2
Perancangan
konsep
Fase 1
Klarifikasi
tugas
Dokumentasi produk
165432 7
1
Gambar 3.2 Diagram Alir Perancangan
3.1 Spesifikasi Daftar Kehendak
Spesifikasi daftar kehendak seperti terlihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 DAFTAR SPESIFIKASI
SARJANA TEKNIK
FTI MESIN ISTN
SPESIFIKASI DAN SUB
FUNGSI
IDENTIFIKASI
KLASIFIKASI
HALAMAN = 1
PERUBAHAN D / W DAFTAR KEHENDAK PENANGGUNG
JAWAB
1
1
2
3
D
D
D
W
W
D
D
D
D
D
D
W
GEOMETRI
Bahan uji : biji kopi.
Dimensi maksimal biji kopi : 1,5
cm
Dimensi mesin ringkas dan
sederhana.
Menghasilkan butiran biji kopi.
Kapasitas yang maksimum.
Mengikuti standart dari
ISO/ASTM/DIN.
KINEMATIKA
Jenis gerakan rotasi dan translasi.
Arah gerak rotasi dan berulang.
GAYA DAN MOMEN
Besar gaya maksimum tarik dan
tekan adalah 2000 N.
Gaya yang bekerja adalah gaya
radial menjadi gaya aksial.
Populasi gaya harus stabil.
Putaran motor pembangkit gaya
dapat mencapai 1500 rpm.
Kurva gaya vs waktu harus dapat
ditampilkan.
Tabel 3.1 ( Lanjutan )
SARJANA TEKNIK
FTI MESIN ISTN
SPESIFIKASI DAN SUB
FUNGSI
IDENTIFIKASI
KLASIFIKASI
HALAMAN = 2
PERUBAHAN D / W DAFTAR KEHENDAK PENANGGUNG
JAWAB
4
D
W
TENAGA (ENERGI)
Mampu dioperasikan oleh energi 1
orang dewasa.
Sumber energy dari alat ini dapat
mudah diubah dan dikembangkan
lebih lanjut tanpa mengubah
prinsip kerja dari alat.
1
5
6
D
D
D
D
W
W
W
D
D
D
W
W
D
D
D
Konsumsi daya yang bekerja
3HP/220V/50Hz, 1500 rpm.
Effesiensi harus tinggi.
Geseran yang terjadi hanya pada
gerak translasi.
Hubungan daya penggerak dengan
yang digerakan sederhana.
Diharapkan temperature dan
kelembaban yang terjadi kecil.
Diharapkan ventilasi pendinginan
terbuka.
Daya yang dipakai dapat
ditampilkan.
MATERIAL (BAHAN)
Bahan yang digunakan besi dan
alumunium.
Material dipilih telah standart
(dimensi rata-rata).
Bahan konstruksi harus tahan
korosi dan memenuhi syarat
higienis.
Harga material / bahan baku tidak
mahal (relative murah).
Bahan konstruksi yang digunakan
mudah didapatkan.
SIGNAL
Signal input dan output selama
pembebanan dapat disesuaikan.
Menggunakan tombol-tombol yang
dioperasikan.
Tombol emergency
SARJANA TEKNIK
FTI MESIN ISTN
SPESIFIKASI DAN SUB
FUNGSI
IDENTIFIKASI
KLASIFIKASI
HALAMAN = 3
PERUBAHAN D / W DAFTAR KEHENDAK PENANGGUNG
JAWAB
3
Tabel 3.1 (Lanjutan)
7
D
D
D
W
D
D
D
W
D
D
D
D
D
W
KESELAMATAN/KEAMANAN
Bagian yang bergerak/bekerja
ditutup langsung.
Tidak membahayakan operator
dan orang lain.
Tidak beroperasi.
Tidak berisik
PEMBUATAN/PRODUKSI
Menggunakan komponen standart.
Komponen utama dapat
dibuat/ditangani sendiri.
Suku cadang harus mudah dibuat.
Proses pembuatan yang paling
sesuai dikerjakan sendiri
(komponen-komponen kecil)
Mutu dan toleransi dapat dijaga.
PERAKITAN
Dapat dibongkar dan dipasang
sendiri.
Sistem perakitan komponen
mudah dipahami.
Dirakit pada pabrik yang
memproduksi alat pengupas kulit
biji kopi.
TRANSPORTASI
Peralatan mudah apabila dikirim
Mudah dipindah-pindah.
SARJANA TEKNIK
FTI MESIN - ISTN
SPESIFIKASI DAN SUB
FUNGSI
IDENTIFIKASI
KLASIFIKASI
HALAMAN = 4
1
Tabel 3.1 (Lanjutan)
PERUBAHAN D / W DAFTAR KEHENDAK PENANGGUNG
JAWAB
11
12
13
14
15
16
D
W
W
D
D
D
D
W
W
D
D
W
D
D
D
PEMAKAIAN/OPERASI
Dioperasikan manual.
Mudah dipindah-pindahkan.
Operator tidak memerlukan
keahlian khusus.
Pengoprasian mudah dipahami.
PERAWATAN
Periode perawatan dilakukan 1
bulan sekali.
Sistem perawatan mudah
dipahami.
Perbaikan alat harus mudah
ditangani oleh mekanik secara
umum.
Kerusakan yang terjadi harus
mudah diamati.
Biaya perawatan tidak terlalu
mahal.
LINGKUNGAN
Bebas polusi dan tidak bising.
DAUR ULANG
Apabila terjadi kerusakan dapat
diperbaiki.
Limbah hasil produksi dapat
didaur ulang.
BIAYA
Biaya produksi serendah
mungkin.
JADWAL
Waktu perakitan ditentukan.
Waktu pengiriman ditentukan
3.2 Tahap Perancangan Dengan Konsep
Meliputi penentuan masalah utama, pembuatan struktur fungsi,
1
mencari prinsip-prinsip pemecahan masalah, mengkombinasikan prinsip-
prinsip pemecah masalah menjasi konsep varian, lalu dievaluasi terhadap
criteria teknik dan ekonomi. Hasilnya berupa pemecahan masalah serta
mendasar atau konsep mengenai apa yang disebut struktur fungsi prinsip
pemecahan masalah dan konsep varian.
3.2.1 Penentuan Masalah Utama
Dalam menentukan masalah utama, harus terlepas dari batasan-
batasan produk yang dirancang seperti dimensi, energi yang
digunakan, sistem penekanan yang digunakan, kekuatan materi dan
lain sebagainya. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk mempermudah
dalam mecari alternatif mekanisme yang digunakan.
Masalah utama perancangan pada alat pengupas kulit biji kopi
ini adalah merancang suatu alat pengupas kulit biji kopi yang dapat
mengupas kulit biji kopi dengan segala ukurannya dan biji kopi
tersebut mudah terbelah dan mampu dioperasikan oleh seorang
operator, dengan harga mesin yang mudah terjangkau.
3.2.2 Pembuatan Stuktur Fungsi
Yang dimaksud struktur fungsi adalah rangkaian dari berbagai
subfungsi yang menjalankan fungsi keseluruhan dan mempunyai
hubungan antara masukan dan pengeluaran yang diinginkan.
Untuk membuat struktur fungsi, pertama-tama dibuat terlebih
dahulu fungsi keseluruGhan dari alat yang dirancang, fungsi
keseluruhan dari perancangan mesin pengupas kulit biji kopi seperti
terlihat pada gambar 3.3
2
Energi Energi Material Material Signal Signal

Gambar 3.3 struktur fungsi keseluruhan alat pengupas kulit biji kopi
3.2.3 Pembuatan Stuktur Sub Fungsi
Dari fungsi keseluruhan dibuat menjadi struktur fungsi
dengan jalan memperkirakan sub-sub fungsi yang diperlukan.
Struktur sub fungsi untuk alat pengupas kulit biji kopi seperti terlihat
pada gambar 3.4
Gambar 3.4 sub fungsi alat pengupas kulit biji kopi
1
Alat pengupas
kulit biji kopi
Penampung biji
kopi
Mekanisme
pemindah dan
penekan material
Mekanisme
pengupas
material
Energi
penggerak
Sistem
reduksi
Kontrol
energi
M
i
S
i
E
i
E
o
M
o
S
o
E
o
Dimana :
E
i
= Energi input
S
i
= Signal input
M
i
= Material input
E
o
= Energi output.
S
o
= Signal output
M
o
= Material output
3.2.4 Prinsip Solusi (menseleksi Kombinasi yang Sesuai)
Prinsip solusi harus ditentukan untuk variasi sub fungsi didalam
suatu sistem, dan prinsip solusi ini kemudian dikombinasikan lagi
sehingga didapat suatu prinsip solusi yang sesuai dengan spesifikasi
yang telah dibuat.
Prinsip solusi alat pengupas kulit biji kopi menggambarkan
secara sketsa dari sub fungsi yang berupa penampung biji kopi, sistem
reduksi, daya motor, transfer daya, penyimpan daya, proses terjadinya
gaya radial dan aksial. Dengan dicari beberapa prinsip solusinya, maka
akan didapat kombinasi gerak dari struktur fungsinya pada prinsipnya
dapat dilaksanakan sub fungsi tersebut.
Prinsip solusi untuk alat pengupas kulit biji kopi akan
ditampilkan dan digambarkan pada kolom matrik seperti terlihat pada
tabel 3.2
1
TABEL 3.2 TABEL MATRIK PRINSIP SOLUSI
Prinsip solusi 1 2 3
1 Penampung biji
melinjo
Model A
Model C
2 Mekanisme
pemindah dan
penekan material
Hidraulik
2
Screw
conveyor
3 Mekanisme
pengupas
material
Piringan
vertikal
Piringan
horizontal
Rol
4 Kontrol energi
Mata
Sensor
5 Sistem reduksi
(pemindah daya)
Sabuk gilir Roda gigi
V-belt & puli
6 Energi
penggerak
Motor listrik Energi angin
3
EnergiManual/
manusia
3.3 Tahap Pembentukan Konsep
Sebelum konsep varian yang paling menjanjikan dapat ditemukan,
pemilihan prinsip kombinasinya haruslah pertama-tama disiapkan untuk
keperluan evaluasi. Kombinasi-kombinasi prinsip solusi digambarkan
beberapa sketsa (gambar lay out), kemudian dipilih lay out yang sesuai yang
lebih banyak memenuhi persyaratan-persyaratan yang terdapat pada
spesifikasi dan unggul menurut kriteria teknis dan ekonomis. Penyajian
gambar lay out desain seperti terlihat pada tabel 3.3 dan prinsip solusi varian
dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.3 Sub Varian
Prinsip solusi
Sub fungsi
1 2 3
1 Penampung biji
melinjo
Model A
Model B
Model C
2 Mekanisme
pemindah dan
penekan material
4
Screw
conveyor
Hidraulik
3 Mekanisme
pengupas
material
Piringan
vertikal
Piringan
horizontal
Rol
4 Kontrol energi
Mata
Sensor
5 Sistem reduksi
(pemindah daya)
Sabuk gilir Roda gigi
V-belt & puli
6 Energi
penggerak
Motor listrik
5
EnergiManual/
manusia
Energi angin
Varian-varian tersebut antara lain :
Varian
1
= 1.1 - 2.1 3.1 4.2 5.2 6.1 ( lihat gambar 3.5)
Varian
2
= 1.2 2.1 3.1 4.2 5.3 6.1 ( lihat gambar 3.6)
Varian
3
= 1.3.- 2.1 3.1 4.2 5.1 6.1 ( lihat gambar 3.7)
Tabel 3.4 Prinsip Solusi Varian
6
Varian 1
1.1 3.1
4.2 5.2 6.1
7
2.1
Varian 2
1.2
3.1
4.2
5.3
6.1
8
2.1
Varian 3 1.3
3.1
4.2 5.1 6.1
9
2.1
10
Gambar 3.5 Lay Out Varian I
11
Gambar 3.6 Lay Out Varian II
12
Gambar 3.7 Lay Out Varian III
3.3.1 Evaluasi Varian Konsep
Evaluasi konsep yang dilakukan didasarkan pada prinsip
penilaian menurut VDI 2225, yang secara umum dilakukan dengan
cara menentukan kriteria evaluasi dan bobot kriteria.
Evaluasi konsep terhadap varian-varian yang didapat dilakukan
berdasarkan kriteria teknik, juga ditinjau dari spesifikasi yang telah
dibuat sebelumnya, dalam hal ini adalah pada syarat utama atau syarat
mutlak. Syarat utama yang sudah terpenuhi, dalam hal ini belum
mencakup keseluruhan syarat.
3.3.1.1Evaluasi Dengan Tabel Seleksi
Evaluasi tabel seleksi pohon objektif dan nilai bobot
dapat dilihat pada tabel 3.5, gambar 3.8 dan tabel 3.6
13
Tabel 3.5 tabel seleksi
1
2
3
V1
V2
V3
A B C D E F G Sv Keterangan
Biaya yang di ijinkan
Perawatan dan keselamatan
Sesuai dengan keinginan perancang
Efesiensi tempat
Prinsipnya rasional /dapat diwujudkan
Memenuhi kebutuhan dari daftar kehendak
Memenuhi tugas keseluruhan
( + ) Meningkatkan solusi
( - ) Menghilangkan solusi
( ? ) Mungumpulkan solusi
( Periksa kembali solusi )
( ! ) Periksa spesifikasi
Keputusan tanda solusi
variant (Sv):
K
e
p
u
t
u
s
a
n
( + ) Setuju
( - ) Tidak
( ? ) Kekurangan informasi
( ! ) Periksa spesifikasi
Evaluasi solusi variant ( Sv ) dengan
PEMILIHAN KRITERIA
SARJANA
TEKNIK
MESIN SI - ISTN
TABEL SELEKSI
Hal . Tugas
Akhir
M
e
n
c
a
n
t
u
m
k
a
n

s
o
l
u
s
i

v
a
r
i
a
n
t

(

S
v

)
KEPUTUSAN
+ + + + - + +
+ + - + + - +
+ + + + + + + +
+
+ Diharapkan
Diharapkan
Diharapkan
3.3.1.2Evaluasi Dengan Pohon Objektif
14
G e t a r a n G a y a L u a r
K e c i l
K e m u d a h a n
P e n g o p e r a s i a n
0.6 0.2 4 0.3 0.0 7 2
T i d a k m e m e r l u k a n
o p e r a t o r k h u s u s
0.4 0.1 6 0.2 0.0 4 8
P e r s i a p a n o p e r a s i n y a
m u d a h
0.5 0.1 5
K e m u n g k i n a n
K e s a l a h a n k e c i l
K e m u n g k i n a n
k e s a l a h a n o p e r a t o r
s e d i k i t
P r o d u k s i K o m p o n e n
M u d a h
0.4 0.1 2
0.5 0.1 5
0.5 0.1 5
P e r a k i t a n n y a M u d a h
J u m l a h k o m p o n e n
s e d i k i t
0.5 0.0 7 5
0.2 0.0 3
K e r u m i t a n k o m p o n e n
s e d i k i t
P e m a k a i a n k o m p o n e n
s t a n d a r
0.3 0.0 4 5
0.3 0.0 6
P e r a w a t a n n y a m u d a h
S u k u C a d a n g b a n y a k
t e r s e d i a
0.2 0.0 4
0.6 0.0 2 4
P e r s i a p a n o p e r a s i
m u d a h
P e n g e c e k a n d a t a
m u d a h
0.4 0.0 1 6
0.2 0.2
B i a y a P r o d u k s i d a n
O p e r a s i o n a l
P r o s e s P r o d u k s i
F a k t o r K e a m a n a n
K e m a m p u a n
P e n g o p e r a s i a n
0.3 0.3
0.3 0.3
0.4 0.4
W = 1 W = 1
M e s i n P e m e c a h K u l i t
B u a h B i d a r a
0.0 1 6
0.0 2 4
0.0 6
0.1 5
0.0 4 5
0.0 3
0.0 7 5
0.1 2
0.1 5
0.1 6
0.0 4 8
0.0 7 2
1 W
Gam
bar 3.8 Evaluasi Pohon Objektif
15
Mesin pengupas biji
kopi
T
a
b
e
l

3
.
6

n
i
l
a
i

b
o
b
o
t
16
Dengan melihat tabel kiteria evaluasi tersebut maka di
dapat :
Varian 1 : 2,796
Varian 2 : 2,972
Varian 3 : 2,888
Jadi :
Wj V
AWVj
n
Rt
max
Varian I =
0591 . 0
12 4
838 , 2

x
Varian II =
0679 . 0
12 4
261 , 3

x
Varian III =
0578 . 0
12 4
774 , 2

x
Maka diambil kesimpulan alat yang paling memenuhi
daftar spesifikasi adalah varian 2.
3.1.1.1Analisa Alat Pengupas kulit biji kopi
Dalam perancangan alat pengupas kulit biji kopi ini
digunakan suatu analisa gaya, yang mana suatu gaya digerakan
oleh sebuah motor listrik dan putarannya dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan. Kemudian energi listrik yang dihasilkan
oleh motor tersebut diubah menjadi energi mekanik untuk
mendorong biji kopi penuju piring pengupas, seperti terlihat
pada gambar 3.9
17
Gambar 3.9 Alat pengupas kilit biji kopi
3.2 Tahap Perancangan Detail
Perancangan wujud dan perancangan detail dijelaskan sebagai satu
kesatuan dengan cara memberikan gambar bentuk alat yang dirancang beserta
dengan penjelasan fungsi masing masing komponen dari setiap bagian
proses. Langkah-langkah pembuatan prototipe alat pengupas kulit biji kopi ini
dapat dijelaskan melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut :
Tahap 1 : Pembuatan komponen-komponen alat.
Tahap 2 : Perakitan komponen-komponen alat.
Tahap 3 : Pembuatan meja dudukan.
Tahap 4 : Perakitan.
18
3.1.1 Tahap 1 Pembuatan komponen-komponen alat
1) Rumah bantalan
Terbuat dari baja pejal yang dibuat dengan dimensi dan
dimasukan pada pipa datar penghantar biji kopi, seperti terlihat
pada gambar 3.10
Gambar 3.10 Rumah bantalan
2) Pipa datar penghantar biji kopi
Terbuat dari pipa baja dengan d
out
72mm, d
in
62mm, dan
panjang 155mm. pipa tersebut dibuat lubang dengan diameter
58 mm untuk pipa tegak, seperti terlihat pada gambar 3.11
Gambar 3.11 Pipa datar penghantar biji kopi
3) Pipa tegak penghantar biji kopi
19
Terbuat dari pipa baja dengan d
out
58mm, d
in
56mm,
panjang 125mm. dilakukan pemotongan dan penghalusan pada
salah satu ujung lubang, seperti terlihat pada gambar 3.12
Gambar 3.12 Pipa tegak penghantar biji kopi
Setelah itu kedua pipa tersebut digabung dengan cara
pengelasan dan juga dilakukan proses pengalusan las-lasan
dengan cara menggerinda.
4) Corong pemasukan
Terbuat dari plat stainless stell 0,3mm, yang proses
pembuatannya diroll dan dipatri. Seperti terlihat pada gambar
3.13
Gambar 3.13 Corong pemasukan
5) Rumah pasangan batu penggilas
20
Terbuat dari pipa baja dengan d
out
240 mm, d
in
224mm
dengan panjang 120mm. pada salah satu sisinya dibubut
dengan d
out
234 mm dengan ketebalan 8 mm, seperti terlihat
pada gambar 3.14
Gambar 3.14 Rumah pasangan batu penggilag
Lalu digabungkan dengan plat d
out
234 mm dan d
in
72
mm yang terdapat 4 buah lubang 10 mm dengan dara
pengelasan.
6) Piring pemegang batu penggilas a (diam)
Terbuat dari plat dengan ketebalan 8mm, d
out
180mm,
d
in
72mm. pada plat tersebut terdapat 4 buah baut yang dilas,
seperti terlihat pada gambar 3.15
21
Gambar 3.15 Piringan pemegang batu penggilas a (diam)
7) Piring pemegang batu penggilas b (berputar)
Terbuat dar plat dengan ketebalan 5mm, d
out
180mm, d
in
62mm. pada plat tersebut dibuat 4 buah lubang untuk masukan
baut, seperti terlihat pada gambar 3.16
Gambar 3.16 Piringan pemegang batu penggilas b (berputar)
8) Pemegang batu penggilas b
Terbuat dari plat dengan d
out
180mm, d
in
60mm, dan
ketebalan 8mm yang digabung dengan boss pemegangnya
22
dengan cara pengelasan. Adapun dimensi boss adalah d
out
60mm, d
in
25mm dan tinggi 35mm, pada plat tersebut dibuat
lubang dengan d 10mm sebanyak 4 buah, seperti terlihat pada
gambar 3.17
Gambar 3.17 Pemegang batu penggilas b
9) Penutup rumah pasangan batu penggilas
Terbuat dari plat d
out
224mm, d
in
36mm, dan ketebalan
8mm yang digabung dengan dudukan bantalan dan dilas,
seperti terlihat pada gambar 3.18
Gambar 3.18 Penutup rumah pasangan batu penggilas
10) Corong pengeluaran
Terbuat dari plat stainless stell 0,3mm yang proses
pembuatannya adalah ditekuk dan dipatri, seperti terlihat pada
gambar 3.19
23
Gambar 3.19 Corong pengeluaran
11) Poros berulir
Poros yang digabung dengan ulir yang berputar
sepanjang saluran pemasukan, pada saat poros berputar, biji-
biji kopi yang telah diisikan ebalam saluran pemasukanakan
terdorong kedepan menuju batu penggilas, adapun diameter
poros 25mm, dan panjang 336mm, yang digabung dengan ulir
dengan cara pengelasan, seperti terlihat pada gambar 3.20
Gambar 3.20 Poros berulir
3.6.2 Tahap II Perakitan komponen-komponen alat
Setelah komponen-komponen dibuat, lalu dirakit. Adapun
urutannya sebagai berikut :
1. Merakit piringan pemegang batu penggilas dan pemegangnya
24
2. Merakit poros berulir
3. Memasang bantalan pada masing-masing dudukan bantalan
4. Memasang batu pengilas yang diam pada rumahnya dengan
cara dibaut
5. Memasang poros berulir yang terpasang piringan batu
penggilas pada rumah alat
6. Memasang penutup rumah pasangan batu penggilas
7. Memasang dudukan puli atas
8. Memasang corong pemasukan dan pengeluaran
Gambar 3.21 Alat yang dirakit
3.6.3 Tahap III Pembuatan meja dudukan
Meja dudukan terbuat dari besi siku yang dipotong sesuai
dimensi. Lalu potongan tersebut digabungan dengan cara pengelasan,
dalam hal ini juga dipasang motor listrik pada dudukan,.
25
3.6.4 Tahap IV perakitan
Didalam tahap ini kita melakukan pemasangan alat pada meja
dudukan dan memasang v belt penghubung puli motor dengan puli
alat, memasang kabel untuk motor listrik dan stop kontak. Setelah
dilakukan perakitan alat pengupas kulit biji kopi, maka alat ini siap
untuk dilakukan pengujian.
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Dalam perancangan suatu konstruksi bangunan mesin terdapat suatu kendala
yaitu dalam hal pemilihan bahan. Hal ini perlu diperhatikan agar struktur yang dibuat
mampu melaksanakan fungsinya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Dalam
melaksanakan tujuan tersebut, perlu penetapan kekuatan, kekakuan dan sifat fisis dari
26
materialnya. Untuk itu perlu dihitung gaya-gaya yang terjadi pada alat pengupas kulit
biji kopi ini, yang memungkinkan terjadinya kegagalan dan kesalahan dalam
pemilihan bahan, maupun bentuk konstruksi.
Data perencanaan :
P = 3Hp
= 3.0,735 kW
= 2,205 kW
n
1
= 1500 rpm
n
2
= 500 rpm
i = 1 : 2,84
Dimana :
P = Daya motor (kW)
n
1
= Putaran motor (rpm)
n
2
= Putaran yg dikehendaki (rpm)
i = Perbandingan transmisi
1. Perhitungan Daya Minimal Pengupasan Kulit Biji Kopi
Sebelum melakukan perhitungan terhadap komponen-komponen alat
yang akan dipergunakan, dalam hal ini alat pengupas kulit biji kopi, harus
diketahui besarnya daya minimal yang diperlukan untuk mengupas kulit biji
kopi.
Berdasarkan referensi, Human Factors Design Handbook, Wesley E.
Woodson, Bari Tilman, Peggy Tilman, Mc Graw Hil Inc, didapatkan suatu
data kemampuan tangan untuk melakukan suatu pekerjaan yaitu sebesar 22 N
27
dan dengan kecepatan putar 100 rpm pada jari jari 75 mm. Dari data-data
tersebut, dapat diketahui besarnya daya pengupasan kulit biji kpoi yang
dilakukan oleh tangan yaitu:
P = T.n sehingga : P = F.r.(2..n/60)
T = F.r = 22 N.0,075 m(2..100 rpm/60)
n = (2..n/60) = 17,27 (Nm)
Daya tersebut adalah merupakan daya minimal pengupasan kulit biji
kopi.
2. Perencanaan Motor Listrik
Daya out put motor adalah P = 2,205 kW. Karena berbagai macam
faktor keamanan maka daya tersebut harus dilakukan koreksi pertama.
Berdasarkan tabel pemilihan bahan dipilih nilai faktor koreksi fc = 1,1.
Pd = fc.P
= 1.1.(2,205 kW)
= 2,425 (kW)
Kerena momen puntir /torsi adalah T (kg.mm), maka :

,
_

,
_

60
. . 2
1000
1
n T
Pd


Sehingga :
1
5
1
10 74 , 9
n
Pd
T
35 , 1663
1500
425 , 2
10 74 , 9
5
1
T
(kg.mm)
28
3. Perencanaan Sistem Transmisi v-belt
Direncanakan :
n
1
= 1500 rpm C
1
= 370 mm
n
2
= 500 rpm d
p
= 65 mm
i = 1 : 2,84
Dimana :
n
1
= Putaran motor listrik (rpm)
n
2
= Putaran yang dikehendaki (rpm)
i = Perbandingan transmisi
C
1
= Jarak antar sumbu poros (mm)
dp = Diameter puli kecil (mm)
Dp = Diameter puli besar (mm)
Karena sabuk v-belt digunakan untuk menurunkan putaran, maka
perbandingan yang umum dipakai adalah dengan menggunakan rumus
perbandingan transmisi i (i >1), dimana :
dp
Dp
i
n
n

2
1


Sehingga diameter puli besar (mm) adalah :
2
1
n
dp n
Dp

6 , 184
500
65 1500

Dp
(mm) 185 (mm)
Kecepatan linear sabuk v-belt (m/s) adalah :
29
1000 60
1

dp n
v


83 , 4
1000 60
65 1500


v
(m/s)
Jarak sumbu poros dan panjang keliling sabuk berturut-turut adalah
tergantung dengan faktor C
1
(mm) dan L
1
(mm) sebesar :
( ) ( )
2
1
1 1
4
1
2
2 dp Dp
C
Dp dp C L

+ + +

( ) ( ) 23 , 142 . 1 65 185
370 4
1
185 65
2
370 2
2
1

+ + +

L
(mm) 1143 (mm).
Dalam dunia industri untuk mendapatkan ukuran panjang sabuk yang
panjangnya sama dengan hasil pengukuran umumnya sukar. Untuk itu harus
dihitung panjang jarak antar sumbu poros yang sebenarnya (C
aktual
).
) ( 2
1
dp Dp L b +

1501 ) 65 185 ( 1143 2 + b
(mm)
Sehingga :
8
) ( 8
2 2
dp Dp b b
C
aktual
+


85 , 331
8
) 65 185 ( 8 1501 1501
2 2

aktual
C
= 332 (mm)
30
Berdasarkan tabel standar pemilihan sabuk dan puli, maka
direncanakan pemakaian sabuk tipe A 46 standar kerena panjang keliling
sabuk tidak lebih dari 45 inchi.
4. Perhitungan Screw Conveyor
Secara mekanika poros adalah alat yang mengubah gerak rotasi
menjadi gerak translasi. Poros yang ada disini dapat dianggap sebagai ulir
daya yang digunakan umtuk mengangkat beban bergerak dari murnya. Pada
mesin ini, poros seakan-akan bergerak mundur dari butiran biji kopi. Tetapi
poros ini dalam kenyataannnya, tetap diam pada tempatnya, butiran biji
kopilah yang bergerak.
Bahan pembuatan poros dapat dibuat dengan berbagai jenis baja
dengan kekekuatan tinggi, bisa berupa baja paduan chromium, Nickel,
Molybdenum dengan kadar karbon rendah. Bahan poros perlu diperlakukan
pengerjaan awal guna mendapatkan kekerasan yang sempurna dan kuat. Bila
poros tersebut sudah terbentuk, ulirnya juga harus mendapatkan perlakuan
panas, yang tujuannnya agar ulir tersebut menjadi keras. Dalam hal ini dengan
flame hardening atau dengan nitriding agar menjadi tahan aus. Agar tahan
korosi dan mudah dalam membersihkannnya, bahan poros dilapisi dengan
chrome.
31
1. Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor
Direncanakan screw conveyor dengan data-data sebagai berikut:
Diameter ulir (D) : 60 (mm)
Dalam alur (d
a
) : 17 (mm)
Diameter poros (d
s
) : 25 (mm)
Asumsi koefisien gesek (') : 0,85
Putaran (n
2
) : 500 (rpm)
Pitch screw (S) : 0,8 x D (mm)
Efisiensi daerah vertical () : 0,125
Massa jenis material () : 1,25 (ton/m
3
)
Faktor kemiringan (C) : 1
Kemiringan screw conveyor () : 0
Faktor keamanan material (
0
) : 4,0
Kapasitas yang dapat ditampung oleh screw conveyor dapat
dihitung dengan menggunakan rumus (2.1) :
V Q
C n S
D
Q . . . .
4
60
2

)] 1 ( ) 25 , 1 ( ) 125 , 0 ( ) 500 ( ) 06 , 0 8 , 0 [(
4
) 06 , 0 (
60
2


Q
636 , 0 Q
(ton/jam)
32
Dimana:
Q = Kapasitas screw conveyor (ton/jam)
V = Kapasitas material yang dipindahkan (m/jam)
= Efisiensi daerah vertical screw conveyor
D = Diameter screw conveyor (m)
S = 0,8 x D = pitch screw (m)
n = Putaran screw conveyor (rpm)
= Massa jenis material yang dipindahkan (ton/m
3
)
C = Faktor kemiringan screw conveyor
Kapasitas per meter kubik screw conveyor :
V Q
508 , 0
25 , 1
636 , 0

Q
V
(m
3
/jam)
2. Perhitungan Daya Screw Conveyor
Data-data perencanaan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Panjang poros L = 336 (mm)
Faktor keamanan material
0
= 4,0
Untuk menentukan daya yang dibutuhkan pada poros screw conveyor
dapat digunakan rumus (2.2) :
33
367
0
0
QL
N
(kW)
367
0 , 4 336 636 , 0
0

N
33 , 2
0
N
(kW)
Karena faktor penggunaan reduksi kecepatan dengan sistem puli dan
sabuk, maka diambil efesiensi bahan
p
= 0,95. Sehingga daya motor yang
dibutuhkan untuk menggerakkan screw conveyor sebesar :
p
N
N

0
0

423 , 2
95 , 0
33 , 2
0
t t N
(kW)
3. Perhitungan Torsi (Momen Puntir) Screw Conveyor
Torsi ditransmisikan oleh motor listrik menuju poros screw conveyor
dapat dihitung dengan rumus (2.3) :
2
0
0
975
n
N
M
500
33 , 2
975
0
M
5435 , 4
0
M
(kg.m) = 4543,5 (kg.mm)
34
4. Kecepatan Screw Conveyor
60
2
Sn
v

4 , 0
60
500 048 , 0

v
(m/s)
5. Beban per meter Screw Conveyor
v
Q
q
6 , 3


44 , 0
4 , 0 6 , 3
636 , 0

q
(kg/m)
6. Gaya aksial Screw Conveyor
'
qLf P

66 , 125 85 , 0 336 44 . 0 P
(kg)
7. Perhitungan Tekanan Ulir
Dalam perencanaan dan perhitungan tekanan screw, digunakan prinsip
kerja dari pasanagan mur dan baut. Poros ditinjau secara mekanika adalah
sebagai alat yang berfungsi merubah gerak rotasi menjadi gerak translasi.
35
Poros dilihat sebagai ulir daya yang digunakan untuk mengangkat beban
bergerak dari murnya.Dalam keadaan ini, dapat diasumsikan bahwa putaran
poros mengalami tahanan gesek yang dinyatakan dalam angka koefisien
gesekan. Semua gesekan yang terjadi sudah terwakili oleh besarnya koefisien
gesek tersebut. Berdasarkan diagram benda bebas tersebut, maka kita dapat
membuat gambar diagram benda bebas pada screw beserta gaya - gaya yang
bekerja.
Gambar 4.1 Diagram benda bebas pada screw
( Sumber : Shigley, Joseph. E., Mechanical Engineering, hal 231, McGraw Hill Inc)
Dari diagram benda bebas tersebut kita dapat menentukan gaya
penekanan yang dihasilkan oleh screw. Dengan menganalisanya kita dapati:
Gaya dorong ulir ke depan :
P
n
cos
n
cos f
m
sin f
m
+ W = 0
P
n
cos
n
cos = f
m
sin + f
m
W
Sehingga :

cos . cos
sin
n
m m
W f f
Pn
+

(i)
Dimana:
36
P
n
= gaya dorong ulir ke depan (kg.mm)

m
= gaya gesek material dengan baja (kg.mm)
W = gaya dorong akibat putaran poros (kg.mm)

n
= sudut pasang = 15
= sudut helix = 20
Gaya dorong akibat putaran poros
cos
2
sin cos
2
m
a
n n
a
f
d
p
d
Tr
,
_

+
,
_

(ii)
Substitusi (ii) ke (i) :
} cos ) sin ( {tan
2

m m m
a
f W f f
d
Tr + +
,
_

(iii)


tan
2
} cos ) sin ( {tan
2

,
_

+ +
,
_

a
m m m
a
d
Tr f f f
d
W
866 , 1
20 tan
2
17
5435 , 4 } 20 cos 85 , 0 ) 85 , 0 20 sin 85 , 0 ( 20 {tan
2
17

,
_

+ +

,
_

W
(kg.m)
Substitusikan (i) :
312 , 3
20 cos 15 cos
866 , 1 85 , 0 20 sin 85 , 0

+ +
Pn
(kg.m) = 3312 (kg.mm)
5. Perencanaan Poros dan Pasak
Pada mesin pengupas kulit biji kopi ini, hanya terdapat 2 buah poros
37
yaitu poros pada motor listrik dan poros pada screw conveyor, yang pada
bagian poros screw conveyor tersebut terdapat ulir untuk menghantarkan biji-
biji kopi.
Ketika mesin bekerja, poros tersebut mengalami pembebanan akibat
adanya momen gaya dan torsi secara statis. Poros ini direncanakan dan telah
diuji keamanannya dengan Teori Energi Distorsi dan Teori Tegangan
Geser Maksimum.
1. Perencanaan Poros
Direncanakan bahan poros S 45 C-D. Berdasarkan tabel
pemilihan bahan didapat besarnya harga kekuatan tarik
B
= 60
(kg/mm
2
). Karena pengaruh penggunaan bahan C-D yang dipengaruhi
oleh masa dan baja paduan, maka diambil harga faktor keamanan
material sebesar S
1
= 6,0. Juga akibat pengaruh pemasangan alur
pasak, konsentrasi tegangan yang cukup tinggi, dan kekasaran
permukaan, maka harus dimasukkan faktor keamanan material sebesar
S
2
= 2,0. Maka tegangan geser yang diijinkan
a
(kg/mm
2
) sebesar :
2 1
Sf Sf
B
a


5
0 , 2 0 , 6
60

(kg/mm
2
)
Pada poros akan mendapat beban puntir dan lentur, sehingga
pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser
xy
karena momen
puntir T dan tegangan lentur
x
karena momen lentur M. Untuk bahan
poros yang pejal dengan penampang bulat dapat digunakan Teori
38
Tegangan Geser Maksimum.
2 2
3 max
) ( ) (
16
T K M K
d
t m
+


Dimana :
3
16
d
T
xy


3
32
d
M
x


Perhitungan momen puntir/torsi dapat dicari dengan rumus :
n
Pd
T
5
10 74 , 9

Jika beban dikenakan pada suatu permukaan poros , maka :
1
5
1
10 74 , 9
n
Pd
T
35 , 1663
1500
425 , 2
10 74 , 9
5
1
T
(kg.mm) pada poros motor
2
5
2
10 74 , 9
n
Pd
T
9 , 4723
500
425 , 2
10 74 , 9
5
2
T
(kg.mm) pada poros screw conveyor
Berdasarkan standar ASME, untuk menghitung diameter poros
secara sederhana dimana sudah dimasukkan pengaruh kelelahan karena
beban berulang yang dinyatakan dengan dengan faktor koreksi K
t
= 1,5
39
jika beban tersebut dikenakan sedikit kejutan atau tumbukan. Serta
faktor koreksi K
m
= 2,0 karena faktor beban dengan tumbukan ringan.
Dipakai rumus :

3 / 1
. .
1 , 5
1
]
1

T K K d
m t
a
s


Sehingga :
3 / 1
1
35 , 1663 0 , 2 5 , 1
5
1 , 5
1
]
1


S
d
202 , 17
1

S
d
(mm) = 18 (mm) aman untuk digunakan
3 / 1
2
9 , 4723 0 , 2 5 , 1
5
1 , 5
1
]
1


S
d
36 , 24
2

S
d
(mm) = 25 (mm) aman untuk digunakan
Kemudian dicari besarnya nilai tegangan geser
xy
yang terjadi
pada kedua poros tersebut.
3
16
d
T
xy



Sehingga :
453 , 1
18
35 , 1663 16
3 1

xy
(kg/mm
2
)
540 , 1
25
9 , 4723 16
3 2

xy
(kg/mm
2
)
40
Berdasarkan table pemilihan bahan, tegangan lentur yang
diijinkan sebesar
x
= 45 (kg/mm
2
). Kemudian dicari juga besarnya
nilai momen lentur/bengkok M
b
:
3
32
d
M
x

b x
M .

3
32
d
b


Sehingga :
1 1
.
b x b
M
93 , 25751 18
32
45
3
1


b
M
(kg.mm)
2 2
.
b x b
M
15 , 68994 25
32
45
3
2


b
M
(kg.mm)
Untuk mencari besarnya tegangan geser makasimal, digunakan
Teori Tegangan Geser Maksimum :
2 2
3 max
) ( ) (
16
T K M K
d
t m
+


Sehingga :
2
1
2
1 3
1
1 max
) ( ) (
16
T K M K
d
t b m
S
+

2 2
3 1 max
) 35 , 1663 5 , 1 ( ) 93 , 25751 0 , 2 (
18
16
+

41
053 , 44
1 max

(kg/mm
2
)
2
2
2
2 3
2
2 max
) ( ) (
16
T K M K
d
t b m
S
+

2 2
3 2 max
) 9 , 4723 5 , 1 ( ) 15 , 68994 0 , 2 (
25
16
+

069 , 44
2 max

(kg/mm
2
)
Berdasarkan Teori Tegangan Geser Maksimum, karena harga

max1
dan
max2
lebih kecil dari harga
x
yang diijinkan, maka bahan
poros dinyatakan aman untuk digunakan.
x

2 max 1 max
Aman digunakan
2. Perencanaan Pasak
Biasanya pada mesin yang mengalami torsi pada suatu poros dan
melibatkan suatu kecepatan putaran digunakan pasak agar tidak terjadi slip
yang ukurannnya disesuaikan. Pada kondisi pembebanan yang berlebihan,
pasak akan mengalami pergeseran sebelum poros atau komponen mesin
lainnya mengalami kerusakan. Oleh karena itu, pasak perlu didisain sebaik
mungkin.
42
Gambar 4.2 Pasak jenis flat
( Sumber : Sularso, Suga , Kiyokatsu, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, PT Pradnya Paramitha )
Mencari Panjang Pasak Minimal
Direncanakan pasak menggunakan bahan S55C. Dari tabel standarisasi
pemilihan pasak yang disesuaikan dengan ukuran diameter poros didapat
ukuran nominal pasak sebesar :
Untuk d = 18, ukuran pasak b x h = 6 x 6 (mm)
Untuk d = 25, ukuran pasak b x h = 8 x 7 (mm)
Besarnya batas kekuatan tarik pasak
B
= 66 (kg/mm
2
) dan besarnya
batas mulur / tegangan lentur
x
= 40 (kg/mm
2
). Sehingga gaya tangensial
yang terjadi sepanjang pasak adalah :
2 /
S
d
T
F

dimana: F = Gaya (N)
T = Torsi (kg.mm)
d
S
= Diameter poros (mm)
2 /
1
1
1
S
d
T
F
817 , 184
2 / 18
35 , 1663
1
F
(kg)
43
2 /
2
2
2
S
d
T
F
912 , 377
2 / 25
9 , 4723
2
F
(kg)
Faktor keamanan S
k1
= 6,0 dan S
k2
= 2,0 maka tegangan geser
ka
yang diijinkan:
2 1 k k
B
ka
Sf Sf


5 , 5
0 , 2 0 , 6
66

ka

(kg/mm
2
)
Dari harga tegangan geser yang diijinkan
ka
= 5,5 (kg/mm
2
) dapat
dicari besarnya panjang pasak yang diinginkan l (mm).
l b
F
ka



Sehingga :
5 , 5
6
817 , 184
1 1 1
1
1

l l b
F
k

(kg/mm
2
) jadi l
1
5,60 (mm)
5 , 5
8
912 , 377
2 2 2
2
2

l l b
F
k

(kg/mm
2
) jadi l
2
8,59 (mm)
Gaya geser
k
(kg/mm
2
) yang bekerja pada penampang mendatar b x l
(mm
2
) oleh gaya F (kg) adalah :
l b
F
k



Sehingga :
44
50 , 5
60 , 5 6
817 , 184
1 1
1
1

l b
F
k

(kg/mm
2
)
49 , 5
59 , 8 8
912 , 377
2 2
2
2

l b
F
k

(kg/mm
2
)
Karena harga tegangan geser
k
(kg/mm
2
) yang terjadi pada pasak tidak
lebih besar atau sama dengan harga tegangan geser ijin
ka
(kg/mm
2
), maka
pasak aman untuk digunakan.
6. Perencanaan Bantalan
Dalam perencanaan pembuatan alat ini, digunakan dua buah bantalan
pada porosnya. Bantalan yang digunakan, dalam hal ini direncanakan adalah
bantalan gelinding jenis rol kerucut (Tapered Roller Bearing) yang mampu
untuk menahan beban radial dan aksial yang terjadi.
Keterangan:
T = lebar bantalan
d = diameter dalam bantalan
D = diameter luar bantalan
45
Gambar 4.3 Bantalan rol kerucut
( Sumber : Shigley, Joseph. E., Mechanical Engineering, hal 332, McGraw Hill Inc)
Direncanakan bantalan membawa beban radial pada masing-masing
bantalan yaitu :
Bantalan A F
rA
= 1663,35 (kg)
Bantalan B F
rB
= 4723,90 (kg)
beban aksial yang terjadi pada bantalan A F
tA
= 125,66 (kg)
kecepatan poros (n) = 500 (rpm)
Umur bantalan direncanakan Lh = 30.000 (jam)
Diameter minimum poros yaitu d
S
= 25 (mm)
The Anti Friction Bearing Manufacturers Association (AFBMA)
merekomendasikan perhitungan beban ekuivalen untuk bantalan rol kerucut
sebagai berikut, yaitu:
tA A rB B A rA A
F Y F Y Y F P + + ) / ( 5 , 0 4 , 0

rB B
F P
Dimana :
P
A
= beban radial ekuivalen pada bantalan A
46
P
B
= beban radial ekuivalen pada bantalan B
F
rA
= beban radial yang terjadi pada bantalan A
F
rB
= beban radial yang terjadi pada bantalan B
F
tA
= beban aksial yang terjadi pada bantalan A
Y
A
= faktor aksial untuk bantalan A berdasar tabel
Y
B
= faktor aksial untuk bantalan B berdasar tabel
Sehingga :
Beban ekuivalen pada bantalan A adalah:
66 , 125 75 , 1 90 , 4723 ) 75 , 1 / 75 , 1 ( 5 , 0 35 , 1663 4 , 0 + +
A
P
195 , 3247
A
P
(kg)
Beban ekuivalen pada bantalan B adalah :
9 , 4723
rB B
F P
(kg)
Bantalan dirancang untuk pemakaian selama 30.000 jam, sehingga
jumlah putaran yang dihasilkan adalah :
Ld = (30.000 h) x (500 rpm) x (60 min/h) = 900.000.000 rev
Beban dasar dinamis yang dibutuhkan C
A,
dengan harga k = 3,33 adalah :
k
d
A A
L
P C
/ 1
6
10

,
_



86 , 24990
10
10 9
195 , 3247
30 , 0
6
8

,
_



A
C
(kg)
Dengan cara yang sama, didapatkan harga C
B
sebesar :
47
k
d
B B
L
P C
/ 1
6
10

,
_



78 , 36355
10
10 9
90 , 4723
30 , 0
6
8

,
_



B
C
(kg)
Dari table pemilihan bantalan gelinding didapat nomor bantalan yang
sesuai dengan diameter poros dan beban dasar dinamis yaitu :
Nomor bantalan 30305
Kapasitas nominal dinamis spesifik C = 3300 kg
Kapasitas nominal statis spesifik C
0
= 2250 kg
Dimensi : d=25mm
D=62mm
T=18,25mm
Pemakaian direncanakan 6 jam/hari, bantalan didesain untuk
pemakaian selama 30.000 jam, maka penggantian bantalan dilakukan setelah
13,4 tahun
7. Perhitungan Kapasitas Produksi
Alat dioperasikan setiap harinya : 6 jam
Kapasitas produksi (65 kg x 60 menit x 6 jam) : 2340 kg/hari
Kapasitas produksi selama 1 bulan (25 hari efektif) : 58.500 kg/bln
Kapasitas produksi selama 1 tahun : 702.000 kg/thn
48
BAB V
KESIMPULAN
1. Perancangan pembuatan alat pengupas kulit biji kopi ini
menggunakan Metode VDI 2221, mengahasilkan 3 varian yang
dapat dipilih, setelah dilakukan seleksi lebih lanjut dengan
menggunakan objective tree maka varian no 2 yang mendapat nilai
tertinggi dengan bobot 0,0679 dan selanjutnya dilakukan
perencanaan dimensi terhadap varian tersebut.
2. Mesin pengupas kulit biji kopi ini menggunakan motor listrik DC
dengan daya 3 HP dan putaran motor 1500 rpm. Ukuran dimensi
maksimum alat sebesar panjang x lebar x tinggi adalah 61 cm x 31
cm x 114 cm. Alat ini mampu melakukan tugas utamanya yaitu
mengupas kulit biji kopi serta memudahkan proses pengupasan dari
cara tradisional menjadi mekanis yang dapat mengefesiensikan
waktu dan tenaga kerja.
3. Secara teoritis kapasitas kulit biji kopi yang dapat dikupas sebesar
65 kg/jam = 1,083 kg/mnt dan alat dioperasikan oleh 1 orang
operator yang bertugas memasukan biji kopi ke dalam corong
pemasukan dan mengambil biji kopi yang telah dikupas dari corong
pengeluaran. Bahan kopi yang akan dikupas telah diseleksi terlebih
dahulu ukuran dimensi maksimal rata rata biji kopi 1,3 cm.
49
50

Anda mungkin juga menyukai