Anda di halaman 1dari 18

Modul Pembelajaran .....

UNIT III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

A.

PENGANTAR

Saudara, setelah anda mempelajari tentang proses keperawatan pada bab tentang konsep dan masalah- masalah yang terjadi pada lansia, selanjutnya materi yang akan disajikan dalam bab ini adalah merupakan konsep proses asuhan keperawatan pada lansia. Pada proses asuhan keperawatan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan secara keseluruhan, tahap kedua melakukan analisa data yang didapatkan lalu merumuskkan diagnosa keperawatan, tahap ketiga membuat perencanaan tindakan keperawatan, dan tahap terakhir adalah melakukan evaluasi keperawatan secara keseluruhan dengan menggunakan rumusan SOAP. Pada bab ini akan diawali dengan tahap pengumpulan data, dilanjutkan dengan tahap-tahap yang berhubungan dengan pengkajian keperawatan, yaitu: validasi data dan identifikasi pola/masalah, dan dilanjuti dengan menganalisa data yang didapat, merumuskan diagnosa keperawatan dan membuat perencanaan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul. Dan diakhiri dengan melakukan evaluasi.

B.

TUJUAN

Materi yang tersaji dalam bab ini akan membekali anda sebagai mahasiswa dengan wawasan ilmu nantinya sangat bermanfaat bagi anda sebagai seorang perawat profesional pemula untuk dapat melakukan pengkajian keperawatan dengan baik. Pada mata kuliah ini Anda juga akan diberikan bekal bagaimana cara mengumpulan data, memvalidasi data dan identifikasi pola/masalah. Selanjutnya mengingat bahwa materi ini juga ada kaitannya dengan materi yang ada pada mata ajar KDK (Konsep Dasar Keperawatan) maka pelajarilah materi ini dengan sunguh-sungguh agar anda tidak kesulitan saat mempelajari materi ini.

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Modul Pembelajaran .....

Selanjutnya, marilah kita pelajari dengan seksama bab ini untuk mengetahui apa, mengapa dan bagaimana melakukan asuhan keperawatan ?

C.

BAHAN BACAAN

Asuhan keperawatan pada lansia merupakan suatu rangkaian kegiatan dari proses keperawatan yang ditujukan pada lansia.Kegiatan tersebut meliputi pengkajian pada lansia dengan memperhatikan kebutuhan biofisik, psikologis, kultural dan spiritual; menganalisis suatu masalah kesehatan / keperawatan dan membuat diagnosa keperawatan, membuat perencanaan, melaksanakan perencanaan serta terakhir melakukan evaluasi. A. Tujuan pemberian asuhan keperawatan pada lansia adalah sebagai berikut : 1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan melalui perawatan dan pencegahan. 2. Membantu mempertahankan serta memperbesar semangat hidup klien lansia. 3. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit. 4. Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses keperawatan. 5. Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upaya promotif, preventif dan rehabilitative. 6. Membantu lansia menghadapi kematian dengan damai dan dalam lingkungan yang nyaman. Sasaran asuhan keperawatan pada lansia adalah klien lansia yang berada di keluarga, panti sebagai individu atau kelompok ), juga kelompok masyarakat ( posyandu lansia/ karang wreda ). Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memberikan asuhan keperawatan : 1. Hubungan timbal balik antara aspek fisik dan psikososial pada lansia. 2. Efek dari penyakit dan ketidakmampuan/keterbatasan ( disability ) pada status fungsional. 3. Menurunnya efisiensi dari mekanisme homeostatis, misalnya : respon terhadap stress menurun sehingga mudah terinfeksi dan sulit menghadapi kematian pasangan. 4. Kurang atau belum adanya standar keadaan sehat atau sakit dari klien. 5. Perubahan respon terhadap penyakit dimana tanda dan gejalanya tidak spesifik terhadap pengobatan. 6. Kerusakan fungsi kognitif, sepert : lupa ( memory loss ), bingung. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam menjalin hubungan dengan lansia adalah sebagai berikut:

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Modul Pembelajaran ..... 1. Lingkungan ( fisik dan psikologis ) a. Siapkan area yang adekuat, contoh : klien di kursi roda. b. Suasana tenang dan tidak rebut / bising, contoh : suara TV, radio. c. Nyaman dan tidak panas. d. Gunakan cahaya yang agak redup, hindari cahaya langsung. e. Tempatkan pada posisi yang nyaman bila berganti posisi atau tanyakan apakah ingin ditempat tidur. f. Sediakan waktu yang cukup dan air minum. g. Privasi harus dijaga. h. Perhitungkan tingkat energy dan kemampuan klien. i. Sabar, rileks dan tidak terburu-buru. Beri klien waktu untuk menjawab pertanyaan. j. Perhatikan tanda-tanda kelelahan ( mengeluh, respon menjadi lambat, mengerut dan tersinggung ). k. Rencanakan apa yang akan dikaji. l. Melakukan pengkajian pada saat energy klien meningkat, contoh : sehabis makan. 2. Interview ( sikap perawat : perasaan, nilai dan kepercayaan ). a. Mengetahui mitos mitos seputar lansia. b. Menjelaskan tujuan wawancara. c. Menggunakan berbagai tehnik untuk mengimbangi kebutuhan pengumpulan data dengan kepentingan klien. d. Mencatat data harus seijin klien. e. Pada awal interaksi perawat harus merencanakan bersama klien cara yang apling efektif dan nyaman. f. Menggunakan sentuhan. g. Sesuaikan situasi dan kondisi wawancara. h. Bicara tidak terlalu keras. 3. Klien a. Beberapa kultur yang mempengaruhi kemampuan klien untuk berpartisipasi dalam wawancara. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penuaan adalah hereditas, nutrisi, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungasn dan stress. c. Perawat harus menyadari factor-faktor ini karena kemampuan lansia untuk mengkomunikasikan semua informasi penting sangat ditentukan oleh kelengkapan dan kesesuaian wawancara.

B. Proses keperawatan pada lansia meliputi hal-hal dibawah ini : 1. Pengkajian Status kesehatan pada lansia dikaji secara komprehensif, akurat dan sistimatis. Informasi yang dikumpulkan selama pengkajian harus dapat dipahami dan didiskusikan dengan anggota tim, keluarga klien, dan pemberi pelayanan interdisipliner.

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Modul Pembelajaran ..... Tujuan dari melakukan pengkajian adalah untuk menentukan kemampuan klien dalam memelihara diri sendiri, melengkapi data dasar untuk membuat rencana keperawatan, serta memberi waktu pada klien untuk berkomunikasi. Pengkajian ini merliputi aspek fisik, psikis, social dan spiritual dengan melakukan kegiatan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik ( CGA : Comprehensive Geriatric Assessment ). a. Pengkajian fisik meliputi: Wawancara tentang: pandangan lanjut usia tentang kesehatannya, kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia, kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri,kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran. Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil, kebiasaan gerak badan/olah raga/senam lanjut usia. Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan, kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam berobat. Masalah seksual yang dirasakan. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi,perkusi dan auskultasi untuk mengetahui perubahan fungsi system tubuh. Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah head to toe (dari ujung kepala sampai ujung kaki) dan system tubuh. Sistem persarafan : - Kesimetrisan raut wajah - Tingkat kesadaran, adanya perubahan dari otak: tidak semua orang menjadi senil, kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah - Mata: pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak - Pupil: kesamaan, dilatasi - Ketajaman penglihan menurun karena menua: jangan diuji didepan jendela, gunakan tangan atau gambar, cek kondisi kacamata - Gangguan sensori - Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengan, tinnitus, serumen telinga bagian luar jangan dibersihkan - Adanya rasa sakit atau nyeri Sistem kardiovaskuler : - Sirkulasi perifer, warna dan kehangatan - Auskultasi denyut nadi apical - Periksa adanya pembengkakan vena jugularis - Pusing - Nyeri/sakit - Edema Sistem gastro intestinal : - Status gizi - Asupan diet - Anoreksi, tidak dapat mencerna, mual, muntah - Mengunyah, menelan - Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut - Auskultasi bising usus
4

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Modul Pembelajaran ..... Palpasi apakah perut kembung, ada pelebaran kolon Apakah ada konstipasi(sembelit), diare, inkontinensia alvi

Sistem genitourinaria : - Urine (warna dan bau) - Distensi kandung kemih, inkontinensia(tidak dapat menahan untuk BAK) - Frekuensi, tekanan atau desakan - Pemasukan dan pengeluaran cairan - Disuria - Seksualitas: kurang minat melakukan hubungan seks, adanya disfungsi nseksual, gangguan ereksi, dorongan/daya seks menurun, hilangnya kekuatan dan gairah seksualitas, adanya kecacatan sosial yang mengarah keaktivitas seksual Sistem kulit : - Temperatur kulit dan tingkat kelembaban, keutuhan kulit: luka, luka terbuka,robekan, kekenyalan kulit(turgor), perubahan pigmen - Adanya jaringan parut - Keadaan kuku - Keadaan rambut Sistem muskuloskeletal : - Kontraktur: atrofi otot, tendon mengecil, ketidakadekuatan gerakan sendi - Tingkat mobilisasi: ambulasi dengan atau tanpa bantuan peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot, kemampuan melangkah atau berjalan - Kifosis - Paralisis - Gerakan sendi b. Pengkajian psikologis Apakah mengenal masalah utamanya, bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan, apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak, apakah memandang kehidupan dengan optimis, bagaimana mengatasi stress yang dialami, apakah mudah dalam menyesuaikan diri, apakah lanjut usia serting mengalami kegagalan, apakah harapan pada saat ini dan akan dating. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses pikir, alam perasaan, orienmtasi, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah. c. Pengkajian sosial-ekonomi Sumber keuangan lanjut usia, apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang, dengan siapa ia tinggal, kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia, bagaimana pandangan langsung lanjut usia terhadap lingkungannya, berapa sering lanjut usia berhubungan

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Modul Pembelajaran ..... dengan orang lain diluar rumah, siapa saja yang biasa mengunjungi, seberapa besar ketergantungannya, apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada. d. Pengkajian spiritual Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya, apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah; apakah dengan bverdoa, apakah lanjut usia terlibat tabah dan tawakal. Pengkajian pada lansia yang ada di keluarga dilakukan dengan melibatkan keluarga sebagai orang terdekat yang mengetahui tentang masalah kesehatan lansia.Sedangkan pengkajian pada kelompok lansia dipanti ataupun di masyarakat dilakukan dengan melibatkan penanggung jawab kelompok lansia, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan. Untuk itu, format pengkajian yang digunakan adalah format pengkajian pada lansia yang dikembangkan sesuai dengan keberadaan lansia. Format pengkajian yang dikembangkan minimal terdiri atas : data dasar ( identitas, alamat, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, dan suku bangsa );data biopsikososial,spiritual dan kultural; lingkungan; status fungsional; fasilitas penunjang kesehatan yang ada; serta pemeriksaan fisik. 2. Diagnosa keperawatan Perawat menggunakan hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis keperawatan .Diagnosa keperawatan dapat berupa diagnosis keperawatan individu, diagnosis keperawatan keluarga dengan lansia, ataupun diagnosis keperawatan pada kelompok lansia. Diagnosa keperawatan fisik / biologis yang dijumpai antara lain gangguan nutrisi kurang/ lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan tidak adekuat; gangguan persepsi sensorik; pendengaran, penglihatan berhubungan dengan adanya hambatan penerimaan dan pengiriman rangsang; kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri; gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri; perubahan pola pernafasan berhubungan dengan penyempitan jalan nafas atau adanya sekret; gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan sendi; resiko cedera;Diagnosa keperawatan psikososial: isolasisosial berhubungan dengan perasaan curiga ; menarik diridari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu; harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak; cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas;depresi berhubungan dengan isolasi social; koping tidak adekuat berhubungan dengan ketidak mampuan mengemukakan perasaan secara tepat; Diagnosa keperawatan spiritual : reaksi berduka/berkabung berhubungan dengan ditinggal pasangan; marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami; penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi kematian; perasaan

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Modul Pembelajaran ..... tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat. Contoh diagnosis keperawatan lansia dengan masalah keperawatan gangguan sensori persepsi; penglihatan adalah sebagai berikut : 1. Diagnosis keperawatan pada lansia secara individu : gangguan sensori-persepsi : penglihatan yang berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan/hambatan penerimaan dan pengiriman rangsang 2. Diagnosis keperawatan pada keluarga dengan lansia : gangguan sensori-persepsi : penglihatan pada ibu S di keluarga bapak A yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat lansia dengan katarak 3. Dianosis keperawatan pada kelompok lansia dipanti : resiko cedera pada kelompok lansia di panti X yang berhubungan dengan penurunan penglihatan ditandai dengan 80% lansia di panti X mengatakan tidak dapat melihat jauh, 20% lansia di panti X pernah jatuh diselokan karena tidak melihat jalan dengan jelas, 80% lansia di panti X tampak lensa matanya keruh 3. Rencana keperawatan. Perawat mengembangkan rencana pelayanan yang berhubungan dengan lansia dan hal-hal lain yang berkaitan.Tujuan, prioritas serta pendekatan keperawatan yang digunakan dalam rencana keperawatan termasuk didalamnya kepentingan terapeutik, promotif, preventif dan rehabilitatif Rencana keperawatan membantu klien memperoleh dan mempertahankan kesehatan pada tingkatan yang paling tinggi, kesejahteraan dan kualitas hidup dapat tercapai, demikian juga halnya untuk menjelang kematian secara damai. Rencana dibuat untuk keberlangsungan pelayanan dalam waktu yang tak terbatas, sesuai dengan respon atau kebutuhan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana keperawatanadalah : 1. Sesuaikan dengan tujuan yang spesifik dimana diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar 2. Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan 3. Kolaborasi dengan profesi kesehatan yang terkait yang terkait 4. Tentukan prioritas. Klien mungkin sudah puas dengan kondisinya, bangkitkan perubahan tetapi jangan dipaksakan, rasa aman dan nyaman adalah yang utama 5. Sediakan waktu yang cukup untuk klien 6. Dokumentasikan rencana keperawatan yang telah dibuat 4. Tindakan keperawatan Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.Perawat memberikan pelayanan kesehatan untuk memelihara kemampuan fungsional lansia dan mencegah komplikasi serta meningkatkan ketidakmampuan. Tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan dari setiap diagnosis
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 7

Modul Pembelajaran ..... keperawatan yang telah dibuat dengan didasarkan pada konsep asuhan keperawatan gerontik. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada lansia : a. Menumbuhkan dan membina hubungan saling percaya dengan cara memanggil nama klien b. Menyediakan penerangan yang cukup; cahaya matahari, ventilasi rumah, hindarkan dari cahaya yang silau, penerangan dikamar mandi, dapur, dan ruangan lain sepanjang waktu c. Meningkatkan rangsangan panca indra melalui buku-buku yang dicetak besar dan berikan warna yang dapat dilihat d. Mempertahankan dan melatih daya orientasi realita : kalender, jam, foto-foto serta banyaknya jumlah kunjungan e. Memberikan perawatan sirkulasi : hindari pakaian yang sempit, mengikat/menekan, mengubah posisi, dukung untuk melakukan aktivitas, serta melakukan penggosokan pelan-pelan waktu mandi f. Memberikan perawatan pernafasan dengan membersihkan hidung, melindungi dari angin dan meningkatkan aktivitas pernafasan dengan latihan nafas dalam( latihan batuk ). Hati-hati dengan terapi oksigen, perhatikan tanda-tanda gelisah, keringat berlebihan, gangguan penglihatan, kejang otot dan hipotensi g. Memberikan perawatan pada organ pencernaan : beri makan porsi kecil tapi sering, beri makan yang menarik dan dalam keadaan hangat, sediakan makanan yang disukai, makanan yang cukup cairan, banyak makan sayur dan buah, berikan makanan yang tidak membentuk gas, serta sikap fowler waktu makan h. Memberikan perawatan genitourinaria dengan mencegah inkontinensia dengan menjelaskan dan memotivasi klien untuk BAK tiap 2 jam serta observasi jumlah urine pada saat akan tidur. Untuk seksualitas sediakan waktu untuk konsultasi i. Memberikan perawatan kulit. Mandi gunakan sabun yang mengandung lemak, hindari menggosok kulit dengan keras, potong kuku tangan dan kaki, hindari menggaruk dengan keras, serta berikan pelembab ( lotion ) untuk kulit j. Memberikan perawatan musculoskeletal: bergerak dengan keterbatasan, ubah posisi tiap 2 jam, cegah osteoporosis dengan latihan, latihan aktif/pasif, serta anjurkan keluarga untuk membuat klien mandiri k. Memberikan perawatan psikososial : jelaskan dan motivasi untuk sosialisasi, bantu dalam memilih dan mengikuti aktivitas, fasilitasi pembicaraan, sentuhan pada tangan untuk memelihara rasa percaya, berikan penghargaan, serta bersikap empati l. Memelihara keselamatan: usahakan agar pagar tempat tidur (pengaman) tetap dipasang, posisi tempat tidur yang rendah, kamar dan lantai tidak berantakan dan licin, cukup penerangan, bantu untuk berdiri, serta berikan penyangga pada waktu berdiri bila diperlukan m. Memelihara kebersihan fisik: kebersihan mulut dan gigi harus tetap dijaga dengan menyikat gigi dan kumur-kumur secara teratur meskipun sudah ompong., bagi lansia yang mempunyai gigi agak lengkap dapat menyikat gigi sendiri dua kali sehari pada pagi dan malam hari
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 8

Modul Pembelajaran ..... sebelum tidur., bila menggunakan gigi palsu berikan perawatan pada gigi palsu tersebut. Kebersihan kepala dan rambut: klien lansia nyang masih aktif dapat mencuci rambutnya sendiri, untuk klien yang banyak berbaring ditempat tidur harus lebih diperhatikan kebersihan rambutnya hal ini dilakukan mengingat posisi tidur sering membuat rambut kusut, kering , bau serta gatal-gatal.Kebersihan kuku, potong kuku minimal 1 minggu sekali secara teratur, pada klien yang tidak mampu sendiri keluarga dan perawat dapat membantu memotongnya. n. Memberikan keseimbangan gizi: masalah gizi dan penyakit yang dipengaruhi oleh makanan yang seringkali menimpa lansia adalah berkaitan dengan masalah kekurangan dan kelebihan gizi Kekurangan gizi yang kerap terjadi pada lansia adalah kekurangan energy, protein, anemia karena kurang asam folat (vitamin B kompleks) , dapat diberikan makanan seperti : hati, terung-terungan, bayam, asparagus, ikan tuna, ikan laut dan umbi-umbian sedangkan B12 (kobalamin) dapat diberikan: hati, kepiting, ikan salmon, susu, keju dan daging serta kuning telur, untuk seng (zinc) terdapat pada ikan darat, daging, hati dan telur, sedangkan kalsium dapat diberikan ikan salmon, sarden dan kacang-kacangan. Kelebihan asupan energy dari makanan dapat pula timbul masalah obesitas, jantung coroner dan diabetes mellitus Dianjurkan juga untuk makan makanan yang mengandung serat yang larut dalam air seperti: apel, jeruk, pir, kacang merah dan kedelai, selain itu buah dan sayuran juga merupakan sumber vitamin dan mineral 5. Evaluasi keperawatan Perawat harus mengevaluasi secara terus menerus respon klien dan keluarga terhadap tindakan yang tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Evaluasi dilakukan untuk tercapainya tujuan dan memperbaharui data, diagnosis keperawatan serta rencana keperawatan jika tindakan keperawatan yang dilakukan belum mencapai tujuan yang diharapkan. Evaluasi dibuat dalam catatan perkembangan menggunakan SOAP (subjektif, objektif, analisis, perencanaan).

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Modul Pembelajaran .....

D. FORMAT PENGKAJIAN 1 MASALAH KESEHATAN KRONIS


Keluhan kesehatan atau gejala yang dirasakan klien dalam waktu 3 bulan terakhir berkaitan dengan fungsi-fungsi Fungsi Penglihatan 1. Penglihatan kabur 2. Mata berair 3. Nyeri pada mata Fungsi Pendengaran 4. Pendengaran berkurang 5. Telinga berdenging Fungsi Paru (Pernafasan) 6. Batuk lama disertai keringat malam 7. Sesak nafas 8. Berdahak/sputum Fungsi Jantung 9. Jantung berdebar-debar 10. Cepat lelah 11. Nyeri dada Fungsi Pencernaan 12. Mual/muntah 13. Nyeri ulu hati 14. Makan dan minum banyak (berlebih) 15. Perubahan kebiasaan BAB (mencret atau sembelit) Fungsi Pergerakan 16. Nyeri kaki saat berjalan 17. Nyeri pinggang atau tl. Belakang 18. Nyeri persendian/bengkak Fungsi Persyarafan 19. Lumpuh/kelemahan pada kaki atau Tangan 20. Kehilangan rasa 10 Selalu (3) Sering (2) Jarang (1) T.Pernah (0)

NO A

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Modul Pembelajaran .....


21. Gemetar/tremor 22. Nyeri / pegal pada daerah tengkuk I Fungsi Sal. Perkemihan 23. BAK banyak 24. Sering BAK pada malam hari 25. Tidak mampu mengontrol pengeluaran air kemih (ngompol) JUMLAH ANALISA HASIL : SKORE : 25 = Tidak ada masalah kesehatan kronis s.d. masalah kesehatan kronis ringan SKROE : 26 - 50 = Masalah kesehatan kronis sedang SKORE : 51 = Masalah kesehatan kronis berat

FUNGSI KOGNITIF
Pengkajian fungsi dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang serta daya ingat.

Petunjuk : Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respons klien NO 1 2 3 4 5 6 ITEM PERTANYAAN Jam berapa sekarang ? Jawab :.. Tahun berapa sekarang ? Jawab: Kapan bapak/ibu lahir ? Jawab :.. Berapa umur bapak/ibu sekarang ? Jawab :. Dimana alamat bapak/ibu sekarang ? Jawab : Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ibu ? bapak/ibu ? Jawab :. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ BENAR SALAH

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

11

Modul Pembelajaran ..... ibu ? Jawab :. Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ? sekarang ? Jawab :. Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ? Jawab :. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 Jawab :. JUMLAH BENAR

8 9 10

Analisis hasil : Skore Benar : 8 - 10 : Tidak ada gangguan Skore Benar : 0 - 7 : Ada gangguan

STATUS FUNGSIONAL
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari- hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9

ITEM PERTANYAAN Mandi dikamar mandi (menggosok,membersihkan,dan menge ringkan badan) Menyiapkan pakaian, membuka, dan mengenakannya. Memakan makanan yang telah disiapkan. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri (menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi, mencukur kumis ) Buang air besar di WC ( membersihkan dan mengeringkan daerah bokong ) Dapat mengontrol pengeluaran feses ( tinja ) Buang air kecil dikamar mandi (membersihkan dan menge ringkan daerah kemaluan ) Dapat mengontrol pengeluaran air kemih Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau ke luar ruangan

MANDIRI (Nilai 1)

TERGANTUNG (nilai 0)

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

12

Modul Pembelajaran ..... tanpa alat bantu, seperti tongkat Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianut Melakukan pekerjaan rumah, seperti : merapihkan tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan ruangan Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan uang sendiri ) Menggunakan sarana transfortasi untuk untuk bepergian Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat) Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluar ga dalam hal penggunaan uang, aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi , olah raga dan menyalurkan hobi) JUMLAH POIN MANDIRI Analisis hasil : Point : 13 - 17 : Mandiri Point : 0 - 12 : Ketergantungan

10 11 12 13 14 15

16

17

4
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

STATUS PSIKOLOGIS
Apakah Bapak/Ibu dalam Satu Minggu Terakhir Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani ? Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas anda ? Merasa bahwa kehidupan anda hampa ? Sering merasa bosan? Mempunyai semangat yang baik setiap waktu ? Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan ? Penuh pengharapan akan masa depan ? Merasa bahagia di sebagian besar waktu ? Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? Seringkali merasa tidak berdaya ? YA TIDAK TIDAK TIDAK YA YA TIDAK YA TIDAK TIDAK
13

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Modul Pembelajaran ..... 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 NO 28 29 30 Sering merasa gelisah dan gugup ? Memilih tinggal dirumah daripada pergi melakukan sesuatu yang bermanfaat ? Seringkali merasa khawatir akan masa depan ? Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat di bandingkan orang lain ? Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang ? Seringkali merasa merana ? Merasa kurang bahagia ? Sangat khawatir terhadap masa lalu ? Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan ? Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru ? Merasa dalam keadaan penuh semangat ? Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda ? Seringkali menjadi kesal dengan hal yang sepele ? Seringkali merasa ingin menangis ? Merasa sulit untuk berkonsentrasi ? Menikmati tidur ? Apakah bapak/Ibu dalam satu minggu terakhir : Memilih menghindar dari perkumpulan sosial ? Mudah mengambil keputusan ? Mempunyai pikiran yang jernih ? TIDAK YA
YA

TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK YA TIDAK TIDAK TIDAK YA TIDAK YA TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK YA

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU

Analisa Hasil : Terganggu nilai 1 Normal nilai 0 Nilai : 6 - 15 : Depresi ringan sampai sedang
Nilai : 16 - 30 : Depresi berat Nilai : 0 - 5 : Normal

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

14

Modul Pembelajaran .....

E.

RANGKUMAN

Sasaran asuhan keperawatan pada lansia adalah klien lansia yang berada di keluarga, panti sebagai individu atau kelompok ), juga kelompok masyarakat ( posyandu lansia/ karang wreda ). Tujuan pemberian asuhan keperawatan pada lansia adalah sebagai berikut : Mempertahankan kesehatan serta kemampuan melalui perawatan dan pencegahan, membantu mempertahankan serta memperbesar semangat hidup klien lansia, menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit, meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses keperawatan, melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upaya promotif, preventif dan rehabilitative, membantu lansia menghadapi kematian dengan damai dan dalam lingkungan yang nyaman. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memberikan asuhan keperawatan : Hubungan timbal balik antara aspek fisik dan psikososial pada lansia, efek dari penyakit dan ketidakmampuan/keterbatasan ( disability ) pada status fungsional, menurunnya efisiensi dari mekanisme homeostatis, misalnya : respon terhadap stress menurun sehingga mudah terinfeksi dan sulit menghadapi kematian pasangan, kurang atau belum adanya standar keadaan sehat atau sakit dari klien, perubahan respon terhadap penyakit dimana tanda dan gejalanya tidak spesifik terhadap pengobatan, kerusakan fungsi kognitif, sepert : lupa ( memory loss ), bingung.

F.

EVALUASI FORMATIF

Untuk mengetahui pemahaman Anda tentang pengumpulan data, bahaslah bersama pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Kasus untuk soal no : 1 s/d 6

Ibu H tinggal di panti A , sudah 2 hari ini mengeluh tidak nafsu makan karena masih merasa mual dan ingin muntah setiap kali mencoba untuk makan. Ibu H mengatakan bahwa rasa ingin minumpun tidak ada, sehingga ibu H dalam satu hari hanya minum kurang lebih 1 2 gelas saja. Ibu H dibawa ke rumah sakit karena kondisi umum yang semakin lemah, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, muka pucat, mukosa bibir kering dan putih, ibu H tampak kurus, berat badan 38 kg, tinggi badan 160 cm, turgor kulit menurun/lambat, tanda-tanda vital : suhu 380C, respirasi : 18x/menit, TD : 110/70 mmHg, nadi : 86x/menit, waktu makan siang ibu H hanya menghabiskan 3 4 sendok makan , minum hanya gelas dan ibu H mengatakan ingin muntah setelah makan makanan tersebut. Untuk lebih mengetahui kondisi kesehatannya, ibu H diperiksa darah hasilnya
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 15

Modul Pembelajaran ..... kadar hb 10 mg%, leukosit 11.000 ml/dl, albumin dalam batas normal begitu juga dengan trombosit dan hematokrit dalam batas normal, ibu H selalu curiga bila ada perawat yang mendekatinya. Pertanyaan : 1. Yang termasuk data subjektif pada kasus diatas adalah : a. Makan hanya 3-4 sendok b. Mukosa bibir kering dan putih c. Mengatakan ingin muntah sehabis makan d. Badan ibu H tampak kurus 2. Sedangkan yang termasuk data objektif pada kasus diatas adalah : a. Ibu H mengeluh tidak nafsu makan b. Rasa ingin minum tidak ada c. Rasa ingin muntah setiap kali habis makan d. Tinggi badan 160 cm, berat badan 38 kg, ibu H tampak kurus 3. Rumusan diagnosa keperawatan fisik yang dapat ditegakan berdasarkan data diatas adalah : a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan tidak adekuat b. Isolasi sosial b.d perasaan curiga c. Marah terhadap Tuhan b.d kegagalan yang dialami d. Menarik diri dari lingkungan b.d perasaan tidak mampu 4. Sedangkan rumusan diagnosa keperawatan psikososial yang dapat disimpulkan berdasarkan data diatas adalah : a. Kurang volume cairan dan elektrolit b.d asupan cairan yang tidak adekuat b. Isolasi sosial b.d perasaan curiga c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan makanan yang tidak adekuat d. Reaksi berkabung b.d ditinggal pasangan 5. Hal-hal yang harus diperhatikan saat kita menyusun rencana tindakan keperawatan adalah : a. Tidak perlu melibatkan klien dan keluarga karena akan mempersulit tindakan yang akan dilakukan b. Menyusun rencana tindakan tidak memerlukan waktu yang lama c. Selalu mendokumentasikan rencana keperawatan yang telah dibuat d. Kerjasama dengan profesi kesehatan lain tidak dibutuhkan 6. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan pada soal no. 3 adalah : a. Hindari pakaian yang sempit, mengikat/menekan b. Sentuhan pada tangan untuk memelihara rasa percaya c. Selalu bersikap empati d. Beri makan porsi kecil tapi sering, dan dalam kedaan hangat 7. Masalah kekurangan gizi yang kerap terjadi pada lansia adalah kekurangan energy, protein dan anemia karena kurang asam folat ( vitamin B kompleks )tindakan yang dapat dilakukan dengan memberikan makanan seperti : a. Kepiting dan ikan salmon b. Susu dan keju
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 16

Modul Pembelajaran ..... c. Daging dan kuning telur d. Bayam dan asparagus 8. Sedangkan makanan yang banyak mengandung vitamin B 12 ( kobalamin ) adalah : a. Ikan salmon, keju b. Terung-terungan c. Umbi-umbian d. Sayuran berwarna hijau

Kasus untuk soal no : 9 s/d 10 Panti Werdha Wisma A dihuni oleh 10 lansia laki-laki, panti ini belum memiliki program yang melibatkan lansia secara aktif. Saat pengkajian didapatkan data 80 % lansia dipanti tersebut mengatakan tidak dapat melihat jauh, dan 20 % mengatakan pernah jatuh diselokan karena tidak melihat jalan dengan jelas dan 80 % lansia didapati lensa matanya keruh. 9. Berdasarkan data pada kasus diatas maka rumusan diagnosa yang dapat ditegakan adalah : a. Resiko cedera pada kelompok lansia di Panti Werdha Wisma A b.d penurunan penglihatan b. Gangguan sensori persepsi : penglihatan b.d penurunan ketajaman penglihatan c. Gangguan sensori persepsi penglihatan pada Ibu. X di keluarga Bapak A b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat lansia dengan katarak d. Resiko cedera pada Tn.X b.d penurunan ketajaman penglihatan 10. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan pada soal no. 9 adalah : a. Menyediakan alat bantu yang dibutuhkan oleh lansia b. Meningkatkan rangsangan panca indra melalui buku-buku yang dicetak besar dan berikan warna yang dapat dilihat c. Menyediakan penerangan yang secukupnya seperti lampu yang digunakan cukup 5 watt saja d. Buka pintu dan jendela agar kebutuhan ventilasi terpenuhi
== ======== SELAMAT MENGERJAKAN ==========

G. KUNCI JAWABAN

1. 2. 3. 4. 5.

C D A B C

6. D 7. D 8. A 9. A 10. B

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

17

Modul Pembelajaran .....

H. UMPAN BALIK

Bagi mahasiswa dapat menjawab 8 dari 10 pertanyaan diatas dengan tepat akan mendapatkan nilai 100

I. DAFTAR PUSTAKA

Fatimah. ( 2010 ). Merawat manusia lanjut usia : suatu pendekatan proses keperawatan gerontik. Jakarta : TIM

Maryam. RS, dkk. ( 2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta : Salemba Medika. Nugroho. W. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC. Tamher, dkk. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Watson. R. (2003). Perawatan pada lansia. Jakarta : EGC Kushariyadi. (2010). Asuhan keperawatan pada klien lanjut usia. Jakarta : Salemba Medika

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai