Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PENGAUDITAN

DISUSUN OLEH : ANNA MARHAYENNI L (12/MPA-XXVIA/07)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS -PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

BUKTI AUDIT, TUJUAN AUDIT, PROGRAM AUDIT DAN KERTAS KERJA


Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit dibenak nya,sejak awal teah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporankeuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuanganklien menyajikan secara wajar,salam semua hal yang material,sesuai denganGAAP.untuk itu auditor hars memperoleh bahan bukti audit yang cukup dankompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat,disamping itu,pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh : 1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien. 2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan denganBuku dan catatan klien. 3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan. 4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian

A. Audit Top-Down VS Audit Bottom-Up Bukti audit top-down (top down evidence) berfokus pada upaya auditor dalam memperolehpemahaman tentang bisnis dan sumber di industri,tujuan dayanya untuk bisnis

manajemen,bagaimanamanajemen mencapaisasaran,keunggulan

menggunakan organisasi

kompetitif

pasaran,proses

inti,sertalaba dan arus kas yang dihasilkan.proses audit top-down memberikan buktitentang risiko bisnis strategis yang dihadapi klien,bagaimana klien menanggapi risiko tersebut,dan kelangsungan entitas. Bukti audit bottom-up berfokus pada pengujian secara langsung antar transaksi,saldo akun,serta sistem yang mencatat transaksi tersebut yang padaakhirnya menghasilkan saldo aku.bukti audit bottom-up meliputi beberapabentuk penarikan sample transaksi,atau penarikan sample terperinci yang mendukung saldo akun.

B. Keputusan Penting Tentang Bukti Audit Ketika merencanakan audit,auditor harus membuat 4 keputusan pentingtentang lingkup dan pelaksanaan audit.keputusan tersebut meliputi : 1. Sifat pengujian yang harus dilakukan. 2. Saat pengujian yang harus dilakukan.

3. 4.

Luas pengujian yang arus dilakukan. Penetapan staff untuk melaksanakan audit.

1. Sifat Pengujian yang Harus Dilakukan Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektifitas pengujian audit yangakan dilaksanakan.Pertama,prosedur audit tersebut harus dapat memberikanbukti tentang kinerja kompetitif suatu entitas atau terkait dengan tujuanspesifik yang ingin dicapai auditor.auditor juga harus mempertimbangkan biaya relatif dan efektifitas prosedur dalam kaitannya dengan tujuan audityang spesifik. 2. Saat Pengujian Audit Saat mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit sertamenarik kesimpulan audit.pengujian audit pada tanggal interim dapatmemberikan

pertimbangan awal mengenai masalah-masalah signifikasi yangdapat mempengaruhi laporan keuangan pada akhir tahun buku.auditor jugadapat memilih untuk melaksanakan pengujian substantif tentang kewajaransaldo akun sebelum tanggal neraca. 3. Luas Pengujian Audit Luas prosedur audit berkaitan dengan keputusan auditor tentang berapabanyak bukti audit yang harus diperoleh .bukti yang lebih banyak diperlukanuntuk mencapai suatu tingkat resiko deteksi yang rendah dibanding dengantingkat resiko yang tinggi. 4. Penetapan Staf Audit Auditor harus ditugaskan pada tugas-tugas yang telah ditetapkan dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan ,keterampilan,dan kemampuannya sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang sedangdiperiksa. Auditor membuat 4 pilihan penting yang berkaitan dengan bukti audit 1. Bukti apa yang akan diperoleh ( sifat) 2. Bilamana akan memperoleh bukti ( saat ) 3. Berapa banyak bukti yang akan diperoleh ( luas ) 4. Siapa yang akan ditugaskan untuk memperoleh bukti ( staff audit )

C. Tujuan Audit Spesifik dan Bukti Audit Asersi manajemen dalam laporan keuangan menjadi pedoman bagiauditor untuk merencanakan pengumpulan bukti audit.5 asersi manajemenyang digariskan dalam standar auditing yang berlaku umum ( GAAS) adalah sebagai berikut.

1. Keberadaan dan Keterjadian Auditor akan memastikan hal-hal berikut: Validitas/ pisah batas (cutoff): semua transaksi tercatat benar-benar telah terjadi selam periode akuntansi Validitas (validity): semua aktiva, kewajiban, ekuitas adalah valid dan telah dicatat sebagaimana mestinya dalam neraca. 2. Kelengkapan Auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut: Kelengkapan/ pisah batas (cutoff): semua transaksi yang terjadi dalam periode itu telah dicatat. Kelengkapan : smua saldo yang tercantum dalam neraca ,meliputi semua aktiva, kewajiban, dan ekuitas sebagaimana mestinya. 3. Hak dan kewajiban Tentang masalh hak dan kewajiban biasanya auditor menguji kepemilikian (ownership), kesesuaian antara hak entitas terhadap aktiva, serta hak kepemilikan yang jelas terhadap aktiva. 4. Penilaian atau Alokasi Auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut: Penerapan GAAP, bahwa saldo telah dinilai sebagaimana mestinya untuk mencerminkan penerapan GAAP dalam hal penilaian kotor dan alokasi jumlah tertentu anatarperiode Pembukuan dan pengikhtisaran, transaksi telah dibukukan dan diikhtisarkan sebagaimana mestinya dalam jurnal dan buku besar. Nilai bersih yang dapat direalisasikan, saldo-saldo telah dinilai sebagaimana mestinya pada nilai bersih yang dapat direalisasikan. 5. Penyajian dan Pengungkapan Pengkalsifikasian: transaksi dan saldo telah diklasifiksaikan sebagaimana mestinya dalam laporan keuangan Pengungkapan: semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP telah tercantum dalam laporan keuangan.

D. Bukti Audit, Informasi Penguat, Dan Prosedur Audit Data Akuntansi dan Informasi Penguat Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam laporan keuangan , yang terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung lainnya , yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dasar pembahasan bukti audit adalah Standar Pekerjaan Lapangan khususnya standar ketiga ,mendasari pembahasan bukti audityang berbunyi : Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit . Tipe Bukti Audit Tipe Data Akuntansi Pengendalian Intern. Catatan Akuntansi.

Tipe Informasi Penguat (corroborating information) Bukti Fisik. Bukti Dokumenter. Perhitungan. Bukti Lisan. Perbandingan dan Ratio. Bukti dari spesialis.

Kecukupan bukti audit Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit , meliputi : Materialitas. Resiko audit. Faktor faktor ekonomi. Ukuran dan karakteristik populasi.

Kompetensi Bukti Audit Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari buktibukti tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya , sah , obyektif , dan relevan.

Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai faktor , yaitu : Sumber bukti , Relevansi bukti , Obyektivitas bukti , Saat atau waktu.

Bukti kurang kompeten Dari dalam perusahaan

Faktor Kompetensi

Bukti Lebih Kompeten Dari luar perusahaan yang independen Pengendalian intern baik Perolehan atau pengetahuan langsung

Pengendalian intern lemah Perolehan atau pengetahuan tidak langsung Relevan tidak langsung

SUMBER

RELEVANSI

Relevan langsung

Subyektif Bukti di terapkan pada selain pada tgl neraca

OBYEKTIVITAS

Obyektif

Bukti diterapkan pada tgl SAAT/WAKTU neraca

Prosedur Audit Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pembahasan berikut ini akan berfokus pada review beberapa jenis prosedur yang digunakan oleh para auditor, prosedur ini dapat digunakan untuk mendukung pendekatan audit top-down maupun pendekatan auditor bottom-up. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan ketika merencanakan audit dan mengembangkan program audit. a. Prosedur Analitis (analytical procedures) Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan antara data. Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analitis

vertikal atau laporan persentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya. Dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi. Analisis regresi ini dapat melibatkan penggunaan data nonkeuangan maupun data keuangan. Prosedur analitis sering kali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari operasi serta membandingkan ukuran2 kunci ekonomi yang menggerakan bisnis dengan hasil keuangan terkait. Prosedur analitis umumnya digunakan dalam pendekatan top-down untuk mengembangkan harapan atas akun laporan keuangan dan untuk menilai kelayakan laporan keuangan dalam konteks tersebut. b. Inspeksi (inspectig) Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi sering klai digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti bottom-up maupun top-down. c. Konfirmasi Konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor untuk memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen diluar organisasi klien. Dalam kasus yang lazim, klien membuat permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang mengendalikan pengiriman permintaan keterangan tersebut. Permintaan tersebut juga meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima untuk mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Konfirmasi menyediakan bukti bottom-up penting dan digunakan dalam auditing karena bukti tersebut biasanya objektif dan berasal dari sumber independen d. Permintaan Keterangan Permintaan Keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditunjukan kepada manajemen atau karyawan, umunya berupa pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakan prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat langsung meminta keterangan pada pihak ekstern, seperti permintaan keterangan langsung kepada penasehat hukum klien tentang kemungkinan hasil litigasi.

e. Perhitungan Perhitungan dilakukan dalam (1) perhitungan fisik sumber daya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada (2) akuntansi seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang pertama mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sementara yang kedua dapat dipandangs sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik perhitungan ini menyediakan bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong untuk memperoleh bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi dari prosedur perhitungan. f. Penelusuran Penelusuran sering kali juga disebut sebagai penelusuran ulang, auditor : 1. memilih dddokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan. 2. Menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi [jurnal dan dalam buku besar]. Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi. Karena prosedur ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih rendah dari yang seharusnya dalam catatan akuntansi. g. Pemeriksaan Bukti Pendukung Pemeriksaan bukti pendukung meliputi : 1. Pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi. 2. Mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat hurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. h. Pengamatan Pengamatan berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. i. Pelaksanaan Ulang Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien.

j. Teknik Audit Berbantuan Komputer Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui berbagai media elektronik, maka auditor dapat menggunaka teknik audit berbantuan komputer untuk membantu beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.

E. Hubungan Antara Prosedur Audit, Jenis Bukti Audit, danAsersi


Prosedur Audit Contoh Penerapan Asersi Bukti Audit

Analitis

(1a,b)

Analitis

Penelusuran (2a,b) Pencocokan ke Dokumen (3a,b) Dokumen (4a,b) Inspeksi (5a,b) Perhitungan (6a,b) Fisik Pengamatan (Observasi) Pengajuan Pertanyaan

(7a,b) (8a,b) (9a,b)

Peryataan Tertulis

Lisan

Konfirmasi

(10a,b)

Konfirmasi

Pengerjaan Ulang

Matematis (11a,b)

Teknik Audit Berbantuan Komputer

(12a,b) Elektronik

Sumber: Jusup, Al. Haryono (2001)

Keterangan gambar: Prosedur


(1a) Membandingkan penjualan sesungguhnya dgn budget penjualan Menelusur faktur penjualan ke buku pembantu piutang dagang Mencocokkan data dlm bk pembantu piutang dgn faktur penjualan Menginspeksi laporan bank Menginspeksi gudang baru Menghitung kas yg ada dlm penyimpanan kas Mengamati perhitungan sediaan yg dilakukan klien Mengajukan pertanyaan kpd penasihat hukum klien ttg perkara pengadilan yg menyangkut klien Mengajukan pertanyaan kpd manajemen ttg sediaan yg usang/ rusak Mengkonfirmasi saldo rekening kas di bank ke bank yg bersangkutan Melakukan perhitungan ulang bunga terutang Membandingkan harga dlm arsip faktur dgn daftar harga (1b)

Asersi-asersi
Keberadaan, kelengkapan, & penilaian penjualan Kelengkapan & penilaian piutang dagang Keberadaan & penilaian piutang dagang Keberadaan, hal, & penilaian kas Keberadan gudang Penilaian kas Keberadaan, kelengkapan, & penilaian persediaan Semua asersi yg bersangkutan dgn utg bersyarat Penilaian sediaan

(2a) (3a) (4a) (5a) (6a) (7a) (8a)

(2b) (3b) (4b) (5b) (6b) (7b) (8b)

(9a)

(9b)

(10a) (11a) (12a)

(10b) (11b) (12b)

Keberadaan, hak, & penilaian kas Penilaian utang bunga Penilaian penjualan

F. Program Audit Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan audit, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan serta harus mempersiapkan suatu program audit tertylis untuk setiap audit. Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit. Program audit juga mendokumentasikan strategi audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan prosedur audit top-down dan bottom-up ketika

mengembangkan suatu program audit. Jenis pengujian yang termasuk dalam program audit meliputi :

1. Prosedur Analitis. Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data keuangan dan data non-keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan. 2. Prosedur awal. Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan bisnis dan industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar. 3. Pengujian Estimasi Akuntansi. Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo. 4. Pengujian pengendalian adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari auditor. 5. Pengujian transaksi adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching transaksi berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari. 6. Pengujian Saldo. Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item yang membentuk saldo tersebut. 7. Pengujian penyajian dan pengungkapan. Mengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP.

G. Kertas Kerja Menurut PSA No. 15, Kertas Kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan auditor mengenai audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Fungsi kertas kerja adalah: 1. Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit 2. Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit 3. Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing

Jenis Kertas Kerja 1. Kertas Kerja Neraca Saldo Merupakan penghubung antara rekening-rekening buku besar klien dengan pos-pos yang dilaporkan dalam laporan keuangan Merupakan pengontrol atas kertas-kertas kerja yang lain Memberi petunjuk pada kertas kerja mana dimuat bukti audit untuk setiap pos laporan keuangan

2. Daftar dan Analisis (Schedules and analysis) Istilah kertas kerja Daftar dan kertas kerja Analisis bisa saling menggantikan untuk menunjukkan kertas kerja individual yang berisi bukti-bukti yang mendukung pos-pos yang terdaftar dalam daftar saldo pemeriksaan. Apabila

beberapa rekening buku besar digabungkan untuk tujuan pelaporan, maka perlu dibuat suatu daftar kelompok/daftar utama. Daftar Utama/Daftar Kelompok menunjukkan kertas kerja daftar atau analisis individual yang berisi bukti audit yang diperoleh untuk masing-masing rekening yang termasuk dalam kelompok yang bersangkutan. 3. Memorandum - Memo Audit adalah data tertulis yang dibuat auditor dalam bentuk uraian. - Memo bisa berupa komentar atas pelaksanaan prosedur audit dan kesimpulan yang dicapai. 4. Ayat Jurnal Penyesuain dan Reklasifikasi - Jurnal Penyesuian audit adalah koreksi atas kekeliruan, penghilangan, atau kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang dilakukan oleh klien. - Jurnal Reklasifikasi berkaitan dengan penyajian saldo-saldo yang benar dalam laporan keuangan secara baik.

Menyusun Kertas Kerja 1. Judul. Setiap kertas kerja harus memuat nama klien,judul deskriptif yang dapatmengidentifikasikan isi dari kertas kerja tersebut. 2. Nomor indeks. Setiap kertas kerja diberi nomor indeks atau nomor referensi untuktujuan identifikasi atau pengarsipan. 3. Referensi silangData dalam kertas kerja yan diambil dari kertas kerja lainnya atau yangdigunakan dalam kertas kerja lain harus diberi referensi silang dengannomor. 4. Tanda koreksiMenunjukan bahwa auditor telah melaksanakan sejumlah prosedurpada item item dimana tanda pengecekan tersebut diberikan. 5. Tanda tangan dan tanggal Setelah menyelesaikan msing-masing tugasnya,penyusunan atau pe-review kertas kerja harus membubuhkan paragraf dan tanggal padakertas kerja.hal ini

dimaksud untuk menetapkan tanggung jawab ataspekerjaan dan review yang dilaksanakan.

Me-review Kertas Kerja Review kertas kerja tingkat pertama dilakukan oleh supervisor dari penyusun, seperti atasan atau manajernya. Review dilakukan apabila pekerjaan pada segmen tertetntu dalam suatu audit telah diselesaikan. Review lainnya dilakukan atasa kerja apabila pekerjaan lapangan telah diselesaiakan semuanya.

Pengarsipan Kertas Kerja Dapat dilakukan menurut dua kategori, yaitu: Arsip Permanen: berisi data yang diperkirakan akan berguna bagi auditor pada banyak penugasan di masa yang akan datang untuk klien yang bersangkutan. Arsip tahun berjalan: berisi informasi penguat yang berhubungan dengan pelaksanaan program audit pada tahun berjalan Item-item yang dijumpai dalam arsip permanen: Kepemilikan Kertas Kerja Audit. Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk auditor, adalah milik auditor (akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja tersebut harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara teratur sesuai dengan urutan yang logis. Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan Kode rekening dan buku pedoman prosedur Bagan organisasi Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk-produk utama Ketentuan penerbitan saham dan obligasi Salinan kontrak jangka panjang Daftar rencana depresiasi aktiva tetap dan amortisasi utang jangka panjang Ringkasan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan klien

kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau profesi akuntan. Selama melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlah informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasi tentang gaji karyawan penting (key personels), rencana advertensi, data biaya produksi dan metode penentuan harga jual produk. Jika auditor membocorkan informasi-informasi pada pihak ketiga atau kepada karyawan kliennya, maka auditor tersebut dapat dimintai pertanggung jawabannya atau dituntut ke pengadilan.

Comprehensive Questions Chapter 5 5-30 (Assertion) 1. The allowance for doubtful accounts is fairly presented in amount valuation or alocation 2. All accouts payable owed as of the balance sheet date are included in the financial statements existence or occurence 3. All purchase returns recorded in the general are valid existence and occurance 4. There is a risk that purchases made in the last week of the month might be recorded in the following period rights and obligations 5. The client may have factored accounts receivable existence and occurance 6. The clients has used special-purpose entities to finance a building. Neither the building nor the debt is included in the financial statements completness 7. A retail client values its inventory using the retail method of accounting valuation or allocation 8. A construction client uses the percentage of completion method for recognized revenues valuation or allocation 9. A client has defined befnefit pension plan and does not have competent emlpoyees ro write footnote disclosures rights and obligations 10. A client acquired a subsidiary company and paid a high amount off goodwill whwn the stock market, and resulting values, were all-time highs valuation or alocation 11. A client financed the acquisition of assets using prefered stock that pays 3 pecent dividend and must be redeemed from sgareholders next year rights and obligations

5-33 (Risk Componets and relationship) a. Definisi empat jenis risiko audit - Resiko audit (risk audit) adalah resiko auditor tanpa sadar tidak melakukan modifikasi pendapat sebagaimana mestinya atas laporan keaungan yang mengandung salah saji. - Resiko bawaan (inherent risk) adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait. Risiko bawaan selalu ada dan tidak oernah mencapai angka nol.

- Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko bahwa suatu salah saji material, yang dapat terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern perusahaan. Risiko pengendalian tidak pernah mencapai keyakinan penuh bahwa semua salah saji material akan dapat dideteksi ataupun dicegah. - Risiko Deteksi (detection risk) risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas penerapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko pengendalian. b. Penghitungan resiko deteksi yang direncanakan dengan menggunalan model resiko audit. AR = IR x CR x DR AR: Audit Risk CR: Control Risk DR: Detection Risk DR= (AR) / (IR x CR) A. AR = 1 %, IR = 20%, CR = 50% DR = (AR) / (IR x CR) DR = (1%) / (20% x 50%) DR = 0,1% B. AR = 1 %, IR = 100%, CR = 7% DR = (AR) / (IR x CR) DR = (1%) / (100% x 7%) DR = 0,143 % C. AR = 5%, IR = 20%, CR = 50% DR = (AR) / (IR x CR) DR = (5%) / (20% x 50%) DR = 0,5 % D. AR = 5 %, IR = 50%, CR = 40% DR = (AR) / (IR x CR) DR = (5%) / (50% x 40%) DR = 0,25 % E. AR = 5 %, IR = 100%, CR = 7%

DR = (AR) / (IR x CR) DR = (5%) / (100% x 7%) DR = 0,714 % F. AR = 5 %, IR = 100%, CR = 80% DR = (AR) / (IR x CR) DR = (5%) / (100% x 80%) DR = 0,0625 % G. AR = 10 %, IR = 50%, CR = 20% DR = (AR) / (IR x CR) DR = (10%) / (50% x 20%) DR = 10% c. Peringkat tujuah keadaan dari bukti audit yang paling banyak diperlukan. A. Audit Risk = 1% Total resiko = 20% + 50% + 0,1% = 70,1% B. Audit Risk = 1% Total resiko = 100% + 7% + 0,143% = 107,143% C. Audit Risk = 5% Total resiko = 20% + 50% + 0,5% = 70,5% D. Audit Risk = 5% Total resiko = 50% + 40% + 0,25% = 90,25% E. Audit Risk = 5% Total resiko = 100% + 7% + 0,714% = 107,714% F. Audit Risk = 5% Total resiko = 100% + 80% + 0,0625 = 108,0625% G. Audit Risk = 10% Total resiko = 50% + 20% + 10% = 80%

Terdapat hubungan terbalik antara risiko audit dan jumlah bukti yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Semakin rendah tingkat risiko audit yang ingin dicapai, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan.

Peringkat 1 2 3 4 5 6 7

Keadaan A B C D E F G

Jumlah Resiko Resiko Audit: 1%, Total Resiko: 70,1% Resiko Audit: 1%, Total Resiko: 107,143% Resiko Audit: 5%, Total Resiko: 70,5% Resiko Audit: 5%, Total Resiko: 90,25% Resiko Audit: 5%, Total Resiko: 107,714% Resiko Audit: 5%, Total Resiko: 108,062% Resiko Audit: 10%, Total Resiko: 80%

d. Untuk keadaan E: Risiko deteksi sebesar 0,714%, berarti

auditor perlu

merencanakan pengujian subtantif dengan suatu cara yang akan menghasilkan risiko yang dapat diterima bahwa terdapat kemungkinan kegagalan sekitar sebesar 0,714% dalam mendeteksi salah saji yang material. Risiko ini dapat diterima jika auditor memiliki keyakinan Untuk keadaan E: Risiko deteksi sebesar 10%, berarti auditor perlu

merencanakan pengujian subtantif dengan suatu cara yang akan menghasilkan risiko yang dapat diterima bahwa terdapat kemungkinan kegagalan sekitar sebesar 10% dalam mendeteksi salah saji yang material. Risiko ini dapat diterima jika auditor memiliki keyakinan e. Perubahan pada resiko deteksi yang direncanakan jika dipengaruhi oleh keadaan berikut: 1. Peningkatan dalam resiko audit yang diharapkan, maka resiko deteksi yang diharapakan juga akan meningkat (berbanding lurus). 2. Penurunan dalam risiko bawaan terukur, maka akan mengakibatkan risiko deteksi yang diharapkan akan meningkat (berbanding terbalik) 3. Peningkatan risiko pengendalian terukur yang direncanakan maka akan mengakibatkan penuruanan dalam risiko deteksi yang diharapakan (berbanding terbalik)

6-26 (Audit Programs and Assertion) a. Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut

menyatakan bahwa prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit. Program audit juga mendokumentasikan strategi audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan prosedur audit topdown dan bottom-up ketika mengembangkan suatu program audit. b. Auditor menterjemahkan asersi audit menjadi tujuan audit spesifik ketika mengembangkan program audit karena setiap tujuan audit memerlukan bukti audit yang berbeda-beda dan tujuan audit dikembangkan untuk setiap asersi. c. Pada saat mengaudit asersi keberadaan dan keterjadian, maka tujuan audit spesifik yang harus dilakukan adalah: Transaksi: transaksi dan peristiwa yang dicatat benar-benar telah terjadi selama periode akuntansi dan bersangkutan dengan entitas tersebut. Saldo: semua aktiva, kewajiban dan ekuitas mempunyai saldo yang valid dan telah dicatat sebagaimana mestinya dalam neraca. d. Pada saat mengaudit asersi penilaian atau alokasi, maka tujuan audit spesifik yang harus dilakukan adalah: Transaksi: transaksi telah dibukukan dan diikhtisarkan sebagaimana mestinya dalam jurnal dan buku besar Saldo: aktiva, kewajuban dan ekuitas dimasukkan dalam laporan keungan pada jumlah yang tepat dan setiap hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan tepat.

6-29 (Adjusting and Reclasifying Entries) 1. Perlengkapan kantor memiliki saldo $2.400. Persediaan pada tanggal 31 Desember menunjukkan nilai $1.700 untuk perlengkapan yang ada. Penyesuaian: Beban Perlengkapan Perlengkapan $ 700 $ 700

2. Terdapat dua akun asuransi dalam neraca saldo, yaitu Asuransi Dibayar Dimuka senilai $9.200 dan Beban Asuransi senilai $2.800. Asuransi yang belum jatuh tempo pada tanggal neraca adalah senilqi $3.000 Dalam kasus ini yang terjadi adalah salah pencatatan dalam jumlah Beban Asuransi. Asuransi yang belum jatuh tempo adalah senilai $3.000, berati Beban Asuransi diacatat terlalu kecil $3.400 , seharusnya tercatat adalah sebesar $6.200 (9.200-3.000)

Penyesuaian: Beban Asuransi $ 3.400 $ 3.400

Asuransi dibayar di muka

3. Seluruh penerimaan sewa seniali $25.000 telah dikreditkan sebagai pendapatan sewa. Pada akhir tahun buku terdapat sewa senilai $5.000 yang masih belum diterima. Penyesuaian: Sewa diterima di muka $20.000 Pendapatan Sewa $20.000

4. Penyisihan piutang tak tertagih memiliki saldo kredit sebesar $6.000. sedangkan skedul umur piutang menunjukkan angka estimasi piutang yang tidak tertagih sebesar $14.000 Dalam hal ini berarti perkiraan penyisihan piutang tak tertagih memiliki saldo yang dicatat terlalu kecil sebesar $8.000 (14.000-6.000) Penyesuaian: Beban penyisihan piutang tak tertagih Penyisihan piutang tak tertagih $8.000 $8.000

5. Saldo hutang usaha sebesar $ 122.400. Termasuk dalam jumlah ini adalah uang muka yang diterima dari Brian Co. sejumlah $10.400 untuk pembelian dengan penyerahan kemudian. Penyesuaian:

6. Buku besar menunjukkan piutang bunga sebesar $3.200 pada awal tahun. Semua tagihan bunga telah dikreditkan sebagai pendapatan bunga. Pada tanggal 31 Desember tahun berjalan, jumlah piutang bunga yang masih harus diterima adalah sebesar $3.800. Dalam hal ini berarti piutang bunga dicatat terlalu kecil sebesar $600 (3.800-3.200) Penyesuaian: Piutang bunga $600 $600

Pendapatan bunga

7. Pengeluaran modal sebesar $6.000 telah didebitkan sebagai beban perbaiakn mesin pada tanggal 1 Oktober. Persentase penyusutan mesin adalah 10% per tahun. Penyesuain:

8. Biaya angkut masuk $5.000 telah didebit sebagai biaya angkut keluar Dalam hal ini berarti terdapat kesalah pencatatan perkiraan. Penyesuaian: Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menormalkan kembali perkiraan biayaa ngkut masuk. Pada saat pembayaran jurnalnya adalah: Biaya angkut keluar Kas $5.000 $5.000

Untuk menormalkan jurnalnya adalah: Kas Biaya angkut keluar $5.000 $5.000

Kemudian langkah selanjutnya adalah mencatat kembali jurnal yang benar: Biaya angkut masuk Kas $5.000 $5.000

9. Saldo piutang usaha adalah $118.400. Saldo ini merupakan saldo bersih pelanggan dengan saldo kredit $15.000 Penyesuaian:

10. Saldo hutang obligasi sebesar $550.000. Obligasi yang jatuh tempo selama tahun depan adalah $50.000. Penyesuain: Hutang obligasi $500.000 Beban obligasi $500.000

Anda mungkin juga menyukai