Anda di halaman 1dari 59

PUTUSAN

Nomor : 296 / Pid.Sus / 2010 / PN BLT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Blitar yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam peradilan tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa : Nama Lengkap Tempat Lahir Umur/Tanggal Lahir Jenis Kelamin Kebangsaan Tempat Tinggal : : : : : : Drs. SUMADJI Bin PONTJO KROMO Blitar 54 Tahun / 9 Oktober 1956 Laki-laki Indonesia / Jawa RT.03 / RW.I / Desa Siraman, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar Agama Pekerjaan : : Islam PNS

Terdakwa ditahan berdasarkan Penetapan Penahanan : 1. Penyidik tanggal : 2. Penuntut Umum sejak 6 April 2010 s/d 25 April 2010. 3. Hakim Pengadilan Negeri tanggal 15 April 2010 s/d 14 Mei 2010. 4. Ketua Pengadilan Negeri tanggal 15 Mei 2010 s/d tanggal 13 Juli 201 5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya sejak tanggal 14 Juli 2010 s/d 12 Agustus 2010. Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukum; Pengadilan Negeri tersebut; Telah membaca berkas perkara dan surat-surat dalam perkara ini; Telah mendengar keterangan saksi-saksi dan terdakwa; Telah melihat dan meneliti barang bukti; Telah mendengar tuntututan Jaksa Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa Drs. Sumadji Bin Pontjo Kromo tidak terbukti bersalah telah melakukan Tindak Pidana secara melawan hukum, memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu koorporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebagaimana diatur dalam Pasal 2(1) jo. Pasal 18 UndangUndang No 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam dakwaan Primair.

2. Menyatakan terdakwa Drs. Sumadji Bin Pontjo Kromo bersalah telah melakukan Tindak Pidana Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau koorporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada

padanya karena jabatan atau kedudukannya yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebagaimana diatur dalam Pasal. 3 jo. Pasal 18 UndangUndang No 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam dakwaan Subsidair. 3. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. Sumadji Bin Pontjo Kromo dengan pidana penjara selama 1 ( satu ) tahun dikurangkan masa penahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan, dan membayar Denda sebesar Rp. 50.000.000.- ( lima puluh juta rupiah ) Subsidair 2 ( dua ) bulan kurungan. 4. Menghukum terdakwa Drs. Sumadji Bin Pontjo Kromo membayar uang pengganti sebesar Rp. 8.000.000 ,- ( delapan juta rupiah) dengan ketentuan jika terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama 1 (satu) bulan sesudah Putusan Pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka diganti dengan pidana penjara selama 1 ( satu ) bulan. 5. Menetapkan agar barang bukti berupa : 1. 1 bendel / 6 lembar Fotocopy buku rekening Bank BPD / Bank Jatim no 014207804 An.SLTP PGRI 02 Kesamben / SUMADJI 2. 1 lembar rekapitulasi dana SBMP yang diakses dari Buku rekening dana masuk, nilai penarikan dan nilai yang diberikan ke bendahara dengan pendukung kuitansi nilai selisih Rp.19.150.000,3. 1 lembar rekapitulasi dana BOS yang diakses dari Buku rekening dana masuk, nilai penarikan dan nilai yang diberikan ke bendahara dengan pendukung kuitansi nilai selisih Rp.16.043.167,4. 9 lembar kuitansi uang yang diberikan ke bendahara dari dana SBMP Rp.13.470.000,5. 12 lembar kuitansi uang yang diberikan ke bendahara dari dana BOS Rp.66.500.000,6. 1 buku LPJ / SPJ penggunaan dana SBMP anggaran 2004/2005 bagi SMP PGRI 02 Kesamben bagian bulan Januari-Februari-Maret-April 2004 ( kategori belum selesai) ditandatangani oleh pemegang Kas dan Kepala Sekolah. 7. 10 buku LPJ/SPJ penggunaan dana BOS 2005/2006 bagi SMP PGRI 02 Kesamben bagian bulan September 2005 s/d Januari 2007 (Kategori belum

selesai) ditandatangani oleh Drs.SUMADJI. 8. Buku rekening Tabungan Bank Jatim No.0142070804 An.SMP PGRI 02 Kesamben / Sumadji 9. Buku rekening tabungan Bank Jatim no rek. 0462017006 An.SMP PGRI 02 Kesamben / TUMPUK 10. 1 buku bukti pengeluaran oleh Kepala Sekolah Drs.Sumadji dan bendel kuitansi/pembelanjaan pengeluaran nilai Rp.17.310.625,- (buku sampul biru) 11. 1 lembar nota tindasan atas pembelian 12 buah papan tertanggal 30-06-2006 oleh SDN 02 Kesamben (warna merah muda) 12. 1 bendel Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor 531 tahun 2003 tanggal 17 Desember 2003 tentang Penetapan Pengelola Program Pemberian Subsidi Biaya Minimal Pendidikan dan lampirannya 13. 3 lembar SPPB (Surat Perjanjian Pemberian Bantuan) PKPS BBM/BOS 14. 1 bendel Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor 365 tahun 2006 tanggal 23 Agustus 2006 tentang Pembentukan Sekretariat Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) Bidang Pendidikan di Kab.Blitar tahun 2006 15. 1 bendel RAPBS dana PSBMP tahun 2004 16. 1 bendel fotocopy RAPBS tahun 2005 SMP PGRI 2 KESAMBEN 17. 1 bendel fotocopy RAPBS tahun 2006 SMP PGRI 2 KESAMBEN 18. 1 bendel RAPBS tahun 2005/2006 periode Juli s.d Desember 2005 19. 1 bendel RAPBS tahun 2006 periode bulan Januari s/d Juni 2006 20. 1 bendel kuitansi dan nota penggunaan dana SBMP Januari 2004 s/d Juni 2005 dan BOS periode Juli 2005 s/d Desember 2006. 21. 1 lembar kuitansi penyerahan uang tanggal 22-09-2007 sebesar Rp.10.000.000,22. 1 (satu) bendel FC subsidi dari pemerintah Tetap terlampir dalam berkas perkara. 23. Uang SBMP dan BOS Rp.17.882.542,- dirampas untuk Negara.6. Menetapkan supaya terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- ( lima ribu rupiah ). Telah mendengar permohonan dari terdakwa secara lesan yang pada pokoknya memohon hukuman yang seringan-ringannya; Menimbang bahwa terdakwa telah diajukan ke persidangan dengan surat dakwaan sebagai berikut ; DAKWAAN PRIMAIR : :

Bahwa ia terdakwa Drs. SUMADJI BIN PONTJO KROMO, selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, Blitar berdasarkan Surat Keputusan Ketua PPLP PGRI Propinsi Jawa Timur Nomor : 16 / C.1 / SMP / I / 2004 tanggal 15 Januari 2004, pada bulan Januari 2004 sampai dengan bulan Desember 2006 atau setidak-tidaknya pada waktu tertentu dalam tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, bertempat di SMP PGRI 02 Kesamben, Blitar atau setidak-tidaknya masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Blitar, secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu koorporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian negara, dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : Bahwa dalam tahun anggaran 2004 / 2005 SMP PGRI 02 Kesamben telah mendapatkan bantuan dana dari pemerintah berupa dana SBMP (Subsidi Biaya Minimal Pendidikan) yang berjumlah sebesar Rp. 32.620.000,- (tiga puluh dua juta enam ratus dua puluh ribu rupiah), dan kemudian dalam tahun anggaran 2005/ 2006 mendapat bantuan dana dari pemerintah berupa dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah) yang berjumlah sebesar Rp. 82.543.167,- (delapan puluh dua juta lima ratus empat puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah). Bahwa sesuai dengan Pedoman Teknis Pel;aksanaan Program Pemberian Subsidi Biaya Minimal Pendidikan (SBMP) tersebut, dimaksudkan untuk memberikan biaya kebutuhan mendasar dan pokok bagi siswa SD / MI, SMP / MTs Negeri dan Swasta dalam bentuk uang yang diberikan kepada lembaga dan bertujuan untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar ( SD / MI, SMP / MTs Negeri dan Swasta, membantu siswa untuk melanjutkasn jenjang yang lebih tinggi baik yang disebabkan oleh kondisi geografis, ekonomi maupun alasan sosial lainnya, dan untuk meningkatkan angka partisipasi kasar. Sedangkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sesuai dengan Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BOS Buku adalah bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Bahwa sebelum dana Subsidi Biaya Minimal Pendidikan (SBMP) dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) turun / terealisasi, diwajibkan bagi sekolah yang mendapatkan bantuan dana dari pemerintah tersebut untuk membuat RAPBS ( Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Sekolah). Dimana dalam pembuatan / penyusunan RAPBS dimaksud seharusnya dihadiri oleh Kepala Sekolah, Komite

dan semua guru, namun dalam pembuatan / penyusunan RAPBS tersebut, Terdakwa tidak pernah melibatkan Komite dan semua guru. Bahwa untuk pencairan dana SBMP maupun dana BOS tersebut seharusnya dilakukan oleh Kepala Sekolah bersama-sama dengan Bendahara, namun untuk pelaksanaannya dalam pencairan dana dimaksud dilakukan sendiri oleh Terdakwa selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, dengan cara Terdakwa memintakan tanda tangan slip pengambilan kepada Bendahara (saksi Tumpuk Indrayati) dan selanjutnya dana tersebut terdakwa ambil (dicairkan) sendiri di Bank BPD / Bank Jatim. Setelah dana SBMP diambil / dicairkan oleh Terdakwa sebesar Rp. 32.620.000,- (tiga puluh dua juta enam ratus dua puluh ribu rupiah), kemudian oleh Terdakwa diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 13.470.000,(tiga belas juta empat ratus tujuh puluh ribu rupiah). Sedangkan untuk dana BOS sebesar Rp. 82.543.167,- (delapan puluh dua juta lima ratus empat puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah) oleh Terdakwa diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 66.500.000,- (enam puluh enam juta lima ratus ribu rupiah). Bahwa sisa dana SBMP (Subsidi Biaya Minimal Pendidikan) dan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) masing-masing sebesar Rp. 19.150.000,- dan sebesar Rp. 16.043.167,- dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp. 35.193.167,yang ada pada Terdakwa, telah Terdakwa pergunakan antara lain untuk : 1. Kwintasi no 4 untuk kegiatan pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 2.130.000,- ( dua juta seratus tiga puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 2. Kwintasi no 5 untuk pembelian alat tulis kantor SMP PGRI 02 Kesamben sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 3. Kwintansi no 8 untuk pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barangnya tidak ada. 4. Kwintansi no 9 untuk pembelian buku pengembangan buku silabas sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 5. Kwintansi no 10 untuk biaya pelaporan sebesar Rp 65.075,- ( enam puluh lima ribu tujuh puluh lima rupiah ) tidak sesuai dengan pedoman umum BOS. 6. Kwintansi no 11 untuk pembelian 25 potong kain batik guru sebesar Rp 625.000,- ( enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) tidak dibenarkan menurut buku pedoman menurut SBMP. 7. Kwintansi no 20 untuk pembelian buku panduan UNAS klas 3 ( BIN, BIG, MTK ) sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif

8. Kwintansi no 21 untuk kegiatan lingkungan PPLP PGRI sebesar sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 9. Kwintansi no 23 untuk kegiatan pembelian material penunjang kegiatan olah raga sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 10. Kwintansi no 24 untuk pembelian material penunjang kegiatan ( buku MTK, Panduan UAN Klas 3 ) sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 11. Kwintansi no 31 untuk pembayaran partisipasi Ijasah sebesar Rp 59.000,( lima puluh sembilan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 12. Kwintansi no 34 untuk pembayaran penyetoran daftar susulan 29 siswa ke Surabaya sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 13. Kwintansi no 36 untuk pembelian alat-alat listrik sebesar Rp 14.000,- ( empat belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 14. Kwintansi no 37 untuk pembelian buku pengembangan pembelajaran dan buku silabas sebesar Rp 900.000,- ( sembilan ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 15. Kwintansi no 40 untuk pembayaran iuran Pramuka sebesar Rp 178.000,( seratus tujuh puluh delapn ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 16. Kwintansi no 41 untuk pembayaran Pengawasan ruang ulangan semester I sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 17. Kwintansi no 42 untuk pembayaran MKKS di DIKBUD Blitar sebesar Rp 250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 18. Kwintansi no 44 untuk pembelian 12 buah papan Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 19. Kwintansi no 45 untuk pembelian buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner, tinta parber sebesar Rp 1.913.000,- ( satu juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 20. Kwintansi no 46 untuk pembayaran pengawas ruang UAN dan transport sebesar Rp 600.000,- ( enam ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif.

Bahwa untuk pertanggung jawaban penggunaan dana SBMP dan dana BOS, masing-masing oleh Bendahara sekolah dan terdakwa selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, telah membuat SPJ / LPJ sendiri-sendiri, yang mana SPJ / LPJ yang dibuat Bendahara dilampiri dengan nota-nota pembelian, dan sebagainya, namun terhadap dana SBMP dan dana BOS yang ada pada terdakwa

dalam pembuatan SPJ / LPJ nya tidak dilampirkan bukti-bukti pendukung penggunaan dana tersebut ( nota, dan lainnya ). Bahwa dengan digunakannya dana SBMP dan dana BOS oleh terdakwa yang tidak sesuai dengan peruntukannya tersebut, maka Negara Cq. Pemerintah Kab Blitar telah dirugikan sebesar Rp 35.193.167,- ( tiga puluh lima juta seratus sembilan puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah ) atau setidaknya berjumlah sekitar itu Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 (1) Jo pasal 18 (1) UU RI No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU RI No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. SUBSIDAIR : Bahwa ia terdakwa Drs. SUMADJI Bin PONTJOKROMO selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben berdasarkan Surat Keputusan Ketua PPLP PGRI Propinsi Jawa Timur Nomor : 16/ C I / SMP / I / 2004 tanggal 15 Januari 2004, pada bulan Januari 2004 sampai dengan bulan Desember 2006 atau setidaktidaknya pada waktu tertentu dalam tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 bertempat di Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben atau setidak-tidaknya masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Blitar ,secara melawan hukum melakukan perbuatan dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau koorporasi, menyalah gunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau Perekonomian Negara, dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : Bahwa terdakwa selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben berdasarkan Surat Keputusan Ketua PPLP PGRI Propinsi Jawa Timur Nomor : 16/CI/SMP/I/2004 tanggal 15 Januari 2004 terhadap bantuan dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah ) mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada. Bila jumlah dana melebihi dari dana yang semestinya maka harus segera mengembalikan kelebihan dana tersebut ke rekening Satker Propinsi dengan memberitahukan ke tim PKPS BBM Kab / Kota. b. Bersama-sama dengan komite Sekolah, mengidentifikasi siswa miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran. c. Mengelola dana BOS secara bertanggung jawab dan transparan. d. Mengumumkan penggunaan dana BOS menurut komponen dan besar dananya di papan pengumuman sekolah. e. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan penggunaan dana di sekolah.

f. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat. g. Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim PKPS BBM Kab / Kota. Bahwa dalam tahun anggaran 2004 / 2005 SMP PGRI 02 Kesamben telah mendapat bantuan dana dari pemerintah berupa dana SBMP ( Subssidi Biaya Minimal Pendidikan ) yang berjumlah Rp 32.620.000,- ( tiga puluh dua juta enam ratus dua puluh ribu rupiah ) dan kemudian dalam tahun anggaran 2005 / 2006 mendapat bantuan dana dari Pemerintah berupa dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah ) yang berjumlah sebesar Rp 82.543.167,- ( delapan puluh dua juta lima ratus empat puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah ). Bahwa sesuai dengan pedoman teknis pelaksanaan program pemberian Subsidi Biaya Minimal Pendidikan ( SBMP ) tersebut dimaksudkan untuk memberikan biaya kebutuhan mendasar dan pokok bagi siswa SD / MI, SMP / MTs. Negeri dan Swasta dalam bentuk uang yang diberikan kepada lembaga, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar SD / MI, SMP / MTs. Negeri dan Swasta membantu siswa melanjutkan kedalam jenjang yang lebih tinggi baik yang disebabkan oleh kondisi geografis, ekonomi maupun alasan sosial lainnya, dan untuk meningkatkan angka partisipasi kasar. Sedangkan dana BOS sesuai dengan teknis pelaksanaanya program pemberian Biaya Operasional Sekolah ( BOS ) tersebut dimaksudkan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Bahwa sebelum dana Subsidi Biaya Minimal Pendidikan ( SBMP ) dan Biaya Operasional Sekolah ( BOS ) turun / terealisasi diwajibkan bagi sekolah yang mendapatkan bantuan dana dari pemerintah tersebut untuk membuat RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Sekolah ). Dimana dalam pembuatan / penyusunan RAPBS dimaksud seharusnya dihadiri oleh Kepala Sekolah, Komite dan semua guru, namun dalam pembuatan / penyusunan RAPBS tersebut Terdakwa tidak pernah melibatkan komite dan semua guru. Bahwa untuk pencairan dana SBMP maupun dana BOS tersebut seharusnya dilakukan oleh Kepala Sekolah bersama-sama bendahara, namun untuk pelaksanaannya dalam pencairan dana dimaksud dilakukan sendiri oleh terdakwa selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, dengan cara terdakwa memintakan tanda tangan slip pengambilan kepada bendahara ( saksi Tumpuk Indrayati ) dan selanjutnya dana tersebut terdakwa ambil / cairkan sendiri di Bank BPD / Bank Jatim. Setelah dana SBMP diambil / dicairkan oleh terdakwa sebesar Rp 32.620.000,- ( tiga puluh dua juta enam ratus dua puluh ribu rupiah )

kemudian diserahkan bendahara sebesar Rp 13.470.000,- (tiga belas juta empat ratus tujuh puluh ribu rupiah ) sedangkan dana BOS sebesar Rp 82.543.167,( delapan puluh dua juta lima ratus empat puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah ) setelah diambil / dicairkan oleh terdakwa melalui Bank BPD / Bank Jatim diserahkan kepada bendahara sebesar Rp 66.500.000,- ( enam puluh enam juta lima ratus ribu rupiah ). Bahwa sisa dana SBMP( Subssidi Biaya Minimal Pendidikan ) dan dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah ) masing-masing sebesar Rp 19.150.00,( sembilan belas juta seratus lima puluh ribu rupiah ) dan Rp 16.043.167,- ( enam belas juta empat puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah ) dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 35.193.167 ( tiga puluh lima juta seratus sembilan puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah ) sedangkan yang ada pada terdakwa dipergunakan untuk : 1. Kwintasi no 4 untuk kegiatan pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 2.130.000,- ( dua juta seratus tiga puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 2. Kwintasi no 5 untuk pembelian alat tulis kantor SMP PGRI 02 Kesamben sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 3. Kwintansi no 8 untuk pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 4. Kwintansi no 9 untuk pembelian buku pengembangan buku silabas sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 5. Kwintansi no 10 untuk biaya pelaporan sebesar Rp 65.075,- ( enam puluh lima ribu tujuh puluh lima rupiah ) tidak sesuai dengan pedoman anak BOS. 6. Kwintansi no 11 untuk pembelian 25 potong kain batik guru sebesar Rp 625.000,- ( enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) tidak dibenarkan menurut buku pedoman menurut SBMP. 7. Kwintansi no 20 untuk pembelian buku panduan UNAS klas 3 ( BIN, BIG, MTK ) sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 8. Kwintansi no 21 untuk kegiatan lingkungan PPLP PGRI sebesar sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 9. Kwintansi no 23 untuk kegiatan pembelian material penunjang kegiatan olah raga sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif

10. Kwintansi no 24 untuk pembelian material penunjang kegiatan ( buku MTK, Panduan UAN Klas 3 ) sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 11. Kwintansi no 31 untuk pembayaran partisipasi Ijasah sebesar Rp 59.000,( lima puluh sembilan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 12. Kwintansi no 34 untuk pembayaran penyetoran daftar susulan 29 siswa ke Surabaya sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 13. Kwintansi no 36 untuk pembelian alat-alat listrik sebesar Rp 14.000,- ( empat belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 14. Kwintansi no 37 untuk pembelian buku pengembangan pembelajaran dan buku silabas sebesar Rp 900.000,- ( sembilan ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 15. Kwintansi no 40 untuk pembayaran iuran Pramuka sebesar Rp 178.000,( seratus tujuh puluh delapn ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 16. Kwintansi no 41 untuk pembayaran Pengawasan ruang ulangan semester I sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 17. Kwintansi no 42 untuk pembayaran MKKS di DIKBUD Blitar sebesar Rp 250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 18. Kwintansi no 44 untuk pembelian 12 buah papan Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 19. Kwintansi no 45 untuk pembelian buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner, tinta parber sebesar Rp 1.913.000,- ( satu juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif 20. Kwintansi no 46 untuk pembayaran pengawas ruang UAN dan transport sebesar Rp 600.000,- ( enam ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif Bahwa untuk pertanggung jawaban penggunaan dana SBMP dan dana BOS, masing-masing oleh Bendahara sekolah dan terdakwa selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, telah membuat SPJ / LPJ sendiri-sendiri, yang mana SPJ / LPJ yang dibuat Bendahara dilampiri dengan nota-nota pembelian,dan

sebagainya, namun terhadap dana SBMP dan dana BOS yang ada pada terdakwa dalam pembuatan SPJ / LPJ nya tidak dilampirkan bukti-bukti pendukung penggunaan dana tersebut ( nota, dan lainnya ). Bahwa dengan digunakannya dana SBMP dan dana BOS oleh terdakwa yang tidak sesuai dengan peruntukannya tersebut, maka Negara Cq. Pemerintah Kab Blitar telah dirugikan sebesar Rp 35.193.167,- ( tiga puluh lima juta seratus

10

sembilan puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah ) atau setidaknya berjumlah sekitar itu. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalm pasal 3 Jo 18 (1) UU RI No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU RI No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Menimbang, bahwa terhadap dakwaan tersebut terdakwa mengatakan mengerti dan terdakwa juga tidak mengajukan keberatan (eksepsi). Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaanannya Penuntut Umum telah mengajukan saksi-saksi yang masing-masing telah didengar keterangannya dipersidangan sebagai berikut : 1. Saksi MAHENDRA, laki-laki, umur 43 tahun, kristen, swasta/jabatan sebagai guru SMP PGRI 02 kesamben Kab. Blitar, Indonesia/jawa, tempat lahir Blitar, tanggal 21 Agustus 1964, alamat di Jl singoludro No. 21 kel Rembang Kec. Sananwetan kota Blitar, S-1, di bawah sumpah menerangkan sbb ; Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar . Bahwa benar sesuai yang saksi ketahui dan saksi dengar bahwa Drs. SUMADJI selaku kepala SMP PGRI 02 kesamben telah menggelapkan uang dana SBMP (subsidi bantuan minimal sekolah) senilai Rp. 19.150.000,- dan dana BOS (bantuan operasional sekolah) senilai Rp. 16.043.167,Bahwa benar saksi mengerti adanya kejadian tersebut setelah diberitahu oleh saksi TUMPUK INDRAYATI, SPd. Yang menjabat selaku bendahara SMP PGRI 02 Kesamben, sebab uang yang telah dicairkan dari bank belum seluruhnya diserahkan kepada bendahara. Bahwa benar kejadian tersebut terjadi kurunwaktu diterimanya anggaran SBMP dan dana BOS berkisar tahun 2005-2006. Bahwa benar perbuatan tersebut dilakukan oleh saudara Drs. SUMADJI dengan cara bahwa setelah dana SBMP dan dana BOS tsb dicairkan dari bank BPD/ bank Jatim maka tidak seluruhnya dana itu diserahkan kepada bendahara untuk dikelola sebagai keperluan sekolah namun ada dana yang masih dibawa terdakwa Sumadji sesuai dengan catatan perincian yang dibuat bendahara. Bahwa benar sesuai dengan catatan bendahara yang tidak diserahkan kepada bendahara adalah dari dana SBMP senilai Rp. 19.150.000,- dan dana BOS adalah senilai Rp.16.043.167,-. Bahwa benar sehingga atas dana sekolah yang dibawa oleh Kepala sekolah Drs. SUMADJI tersebut maka kami sebagai pihak GTT dan para PTT tidak menerima pembayaran honor yang seharusnya diterima, sedangkan keadaan

11

belajar mengajar sekolah mengalami kacau sebab menjelang pelaksanaan Ujian/UAN. Bahwa benar saksi sebagai guru tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan RAPBS. Bahwa benar saksi dan pihak SMP PGRI 02 kesamben mengalami kerugian sebanyak Rp.35.193.000,-. Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi, dibenarkan oleh Terdakwa.

2. Saksi ABDUL HAKIM, laki-laki, umur 51 tahun, Islam, guru SMP PGRI 02 kesamben, indonesia/ jawa, tempat lahir Blitar, alamat desa kesambenRt.01/01 kesamben Blitar. Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar sehubungan adanya dugaan perbuatan penggelapan uang yang dilakukan oleh Drs. SUMADJI. Bahwa benar yang saksi ketahui adalah bahwa saksi pernah ditanya sama temantaman GTT/PTT tantang pengetikan SPJ/LPJ penggunaan dana BOS. Dan benar memang saksi yang melakukan pengetikan. Bahwa benar saksi berdinas sebagai PNS di SMP PGRI 02 kesamben mengajar sebagai guru, maka saksi telah disuruh oleh kepala sekolah Drs. SUMADJI untuk melakukan pengetikan SPJ/LPJ dana BOS dan dari hasil kerja tersebut saksi mendapatkan jasa pengetikan. Bahwa benar saksi menerangkan bahwa saksi kenal dengan Drs. SUMADJI karena sebagai kepala sekolah. Bahwa benar saksi tidak mengerti adanya perbuatan Drs. SUMADJI telah melakukan perbuatan menggunakan dana SBMP dan dana BOS. Bahwa benar saksi hanya disuruh membantu membuat atau mengetik SPJ/LPJ dari uang dana SBMP dan dana BOS yang telah diterima, setelah selesai pengetikan itu maka yang bertanggung jawab adalah kepala sekolah. Bahwa benar saksi tidak berhak menerima dana BOS atau SBMP tesebut sebab saksi sebagai PNS yang mengajar disekolah tersebut sedangkan dana SBMP dan dana BOS untuk penyelengaraan sekolah bagi GTT/PTT. Bahwa benar untuk jasa pengetikan saksi diberi imbalan biaya sebesar Rp. 75.000,- per buku dipergunakan untuk jasa dan pembelian kertas. Bahwa benar mengenai mengapa para GTT dan PTT belum tanda tangan pada kwitansi SPJ/LPJ maka saksi juga tidak mengerti sebab hanya mengetik saja dan yang bertanggung jawab adalah pihak kepala sekolah.

12

Bahwa benar saksi membuat 6 bendel buku sejak tahun 2005-2006, sedangkan untuk laporan yang lain saksi tidak mengetahui.

Bahwa benar dalam membuat / menyusun SPJ / LPJ penggunaan dana SBMP dan dana BOS tsb, saat itu tidak dilampirkan bukti2 pendukung penggunaan dana tersebut.

Bahwa saksi membenarkan barang bukti SPJ / LPJ yang ditunjukkan dipersidangan.

Bahwa benar untuk SMP PGRI 02 kesamben telah pernah menyusun RAPBS dalam penerimaan dana SBMP dan BOS tersebut saksi tidak tahu sama sekali dan yang saksi tahu hanya RAPBS tersebut disusun dan ditandatangani oleh kepala dan komite sekolah, sedangkan saksi tidak pernah diajak / diikutkan dalam penyusunan RAPBS tsb.

Bahwa benar apabila SMP PGRI 02 kesamben telah menerima dan menggunakan dana SBMP dan dana BOS tersebut maka harus mempertanggung jawabkan penggunaannya dan untuk mekanismenya bagaimana saksi tidak tahu sama sekali.

Bahwa benar sesuai dengan prosedur semua dana SBMP dan dana BOS, yang mana sebagian dana SBMP sebesar Rp.19.150.000,- dan dana BOS Rp.

16.043.167,- yang diduga digunakan untuk kepentingan pribadi kepala sekolah SMP PGRI 02 kesamben yaitu Drs. SUMADJI harus digunakan untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi dibenarkan oleh Terdakwa. 3. Saksi DARYONO, laki-laki, umur 43 tahun Islam guru SMP 1 Doko, Indonesia/ jawa, tempat lahir Blitar, tanggal 23 september 1964, alamat Dsn. Tepas Rt. 02/01 Kec. Kesamben Kab. Blitar. Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangan sudah benar yaitu sehubungan dengan penyalahgunaan dana SBMP tahun 2004-2005 dan dana BOS tahun 2005-2006 di SMP PGRI 02 kesamben. Bahwa benar untuk masalah dana SBMP tdan dana BOS tahun di SMP PGRI 02 kesamben tsb saksi sendiri tidak tahu sama sekali penggunaannya akan tetapi saksi pernah ditugaskan menjadi pengawas UNAS di SMP PGRI 02 kesamben tersebut pada tanggal 06-08 juni 2005. Bahwa benar setelah melaksanakan tugasnya sebagai pengawas selanjutnya saksi menerima uang sebanyak Rp. 25.000,- sebagai honor pengawas dan untuk selebihnya lagi tidak pernah menerima uang tambahan lebih dari Rp.25.000,tersebut.

13

Bahwa benar setelah saksi lihat di kwitansi pembayaran yang diajukan oleh Tdw.Drs. Sumadji yang pada saat itu menjabat sebagai kepala sekolah ternyata saya telah menerima 2 kali honorarium tersebut akan tetapi untuk tanda tangan pada kwitansi / bukti pembayaran tersebut semuanya bukan tanda tangan saksi (palsu).

Bahwa benar untuk uang yang telah diterima sebagai honor pengawas UNAS tersebut dari mana dananya saksi tidak tahu sama sekali.

Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi dibenarkan oleh Terdakwa. 4. Saksi TUMPUK INDRAYATI S.Pd, Perempuan, umur 34 tahun, Islam, Swasta/ bendahara SMP PGRI 02 Kesamben, Indonesia/ jawa, Tempat lahir Blitar, tanggal 24 Agustus 1974, Alamat Desa Kesamben RT. 02/01 Kesamben Blitar. Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan

semua keterangannya sudah benar sehubungan dengan adanya kejadian penggelapan uang dana SBMP dan dana BOS di sekolah SMP PGRI 02 Kesamben Blitar dimana saksi sebagai bendahara pemegang kas. Bahwa benar yang diduga sebagai pelaku adalah Drs. SUMADJI jabatan selaku kepala sekolah SMP PGRI 02 Kesamben Blitar, saksi kenal tapi bukan famili. Bahwa benar perbuatan tersebut dilakukan dalam hari tanggal lupa kurun waktu tahun 2005-2006 yang lalu sesuai dengan turunnya anggaran dana SBMP dan dana BOS. Bahwa benar saksi selaku bendahara setiap melakukan pencairan dana baik SBMP maupun dana BOS selalu tanda tangan slip penarikan namun setelah dana cair dari bank BPD/bank jatim maka uang tidak seluruhnya diberikan kepada saksi namun ada yang dibawa oleh Terdakwa Sumadji. Bahwa benar sesuai dengan catatan yang ada pada saksi bahwa saksi mencatat dana SBMP dari pemerintah tahun 2004-2005 sebanyak Rp. 32.620.000,- dan yang diserahkan kepada saksi adalah sebanyak Rp. 13.470.000,- sedangkan sebanyak Rp. 19.150.000,masih dibawa kepala sekolah bernama

Drs. SUMADJI. Bahwa benar dana BOS yang telah dicairkan pada tahun 2005-2006 adalah senilai Rp. 82.543.000,- yang diserahkan kepada saksi untuk keperluan sekolah adalah hanya sebesar Rp.66.500.000,- sedangkan yang sebanyakRp.16.043.167,masih dibawa oleh Tdw. Drs. SUMADJI. Bahwa benar ada beberapa lembar kwitansi yang dijadikan bukti oleh terdakwa sendiri dimana pengeluaran untuk SMP PGRI 02 Kesamben Blitar, menurut saksi tidak dengan sebenarnya / fiktif diantaranya kwitansi nomor

14

4,5,8,10,24,40,43,44,45,dan 46 dan mungkin masih ada kwitansi fiktif yang lainnya. Bahwa benar untuk masalah terdakwa pada tahun 2004-2005 dan 2005-2006 pernah memberikan uang saku kepada para Guru @ Rp. 50.000,- dan murid @ Rp. 10.000,- ketika melakukan Tour / rekreasi itu tidak benar karena yang mengeluarkan dana tersebut adalah pihak sekolah sendiri dan ada dalam pembukuan saksi serta terdakwa sendiri tidak pernah memberi tambahan honor kepada 24 orang Guru dan 3 orong PTT dan juga untuk pemberian honor kepada pengawas UAN/UNAS sudah ada biayanya sendiri dari pemerintah dan bukan diambil dari Uang SBMP atau BOS tersebut. Bahwa benar untuk pengeluaran yang saksi lakukan tersebut tercatat dalam buku kas. Bahwa benar dengan adanya kejadian tersebut maka pihak saksi dan pihak sekolah SMP PGRI 02 kesamben merasa dirugikan sebab selama dana dibawa oleh kepala sekolah maka pihak GTT dan PTT tidak diberikan haknya atau honor mengajar / bekerja. Bahwa benar saksi pernah disuruh menandatangani kwitansi dan SPJ / LPJ untuk pembetulan karena datanya tidak sesuai (awu-awu) / tidak sesuai dengan kenyataan maka saksi tidak menandatangani SPJ tersebut. Bahwa benar dengan kejadian tersebut maka situasi sekolah SMP PGRI 02 kesamben menjadi kacau karena menghadapi ujian/ UAN. Bahwa benar pihak SMP PGRI 02 kesamben mengalami kerugian berapa nilainya saksi tidak tahu persis akan tetapi sesuai data yang ada dan catatan saksi bahwa dana SBMP yang diterima sekitar Rp. 32.620.000,-dan yang diserahkan kepada saksi sebesar Rp. 13.470.000,- dan yang masih ada pada Terdakwa Sumadji sebesar Rp. 19.150.000,- dan untuk dana BOS yang diterima sekitar Rp. 82.543.000,- dan yang diserahkan kepada saksi sebesar Rp. 66.500.000,- dan yang masih ada pada Terdakwa Sumadji sebesar Rp.16.043.167,- sesuai dengan buku kas sekolah, dan mungkin untuk jumlah dana yang ada / diterima bisa lebih dari itu. Bahwa benar yang saksi ketahui semua sekolah harus membuat RAPBS akan tetapi selama menjadi bendahara ia tidak pernah diajak untuk menyusun RAPBS penerimaan dana SBMP dan dana BOS. Bahwa benar untuk mencairkan dana SBMP dan dana BOS tsb seharusnya dilakukan oleh Kepala Sekolah (Tdw. Sumadji) bersama Bendahara (saksi sendiri), namun dalam pelaksanaannya dalam pencairan dana tsb saksi tidak pernah diajak dalam mencairkan / mengambil dana dimaksud, dimana terdakwa.

15

Sumadji hanya meminta tanda tangan slip pengambilan kepada saksi dan meminta KTP asli milik saksi. Bahwa benar saksi tidak mengetahui SPPB PSBMP / PKPS BBM (BOS) akan tetapi setelah diberi tahu dan ditunjukkan oleh pemeriksa ternyata sebelum dana bantuan tersebut itu turun maka dibuat terlebih dahulu SPPB yang ditandatangani oleh pihak dari dinas P dan K kabupaten dan kepala sekolah. Bahwa benar yang saksi ketahui untuk SPPB BOS yang menandatangani dari dinas P dan K kabupaten tersebut adalah PUJI TAWAN WIDODO yang mana SK penunjukannya adalah dari Bupati Blitar. Bahwa benar bila SMP PGRI 02 kesamben telah menerima dana SBMP dan dana BOS dan selanjutnya dipergunakan tersebut seharusnya melaporkan

penggunaan dana tersebut ke dinas P dan K kabupaten dengan menunjukkan bukti-bukti yang sah dalam bentuk SPJ/LPJ. Bahwa benar untuk SMP PGRI 02 kesamben telah melaporkan pengguanaan dana tersebut atau tidak , saksi sama sekali tidak tahu. Bahwa benar sesuai prosedur yang ada seharusnya dana SBMP dan dana BOS yang diduga untuk kepentingan pribadi kepala sekolah SMP PGRI 02 kesamben yang bernama Drs. SUMADJI harus digunakan untuk kegiatan belajar mengajar termasuk dana ujian, pendaftaran siswa baru, kegiatan kesiswaan, kegiatan mutu guru dan sebagian untuk pengadaan sarana dan prasarana serta yang lainnya yang sesuai dengan RAPBS. Bahwa benar ia tidak tahu mengetahui SPJ/LPJ tersebut untuk kwitansi dan nota penggunaan dana SBMP dan dana BOS tersebut harus dilampirkan akan tetapi yang dilampirkan adalah kwitansi lain yang mana tandatangannya juga dipalsukan. Bahwa benar untuk masalah uang Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) yang ia terima dari sdr. SUMADJI tersebut adalah atas persetujuan dari kepala sekolah yang baru bernama sdr. SUYADI. Bahwa benar untuk uang tersebut sekarang ini masih disimpan pihak sekolah dan belum dipergunakan untuk kegiatan apapun karena masih ada permasalahan dan sekarang masih ditangani oleh pihak kepolisian. Bahwa benar bukti penggunaan dana SBMP dan dana BOS adalah berupa 1 (satu) kwitansi dan nota serta bukti penerimaan dana dari sdr. SUMADJI adalah berupa satu lembar kwitansi tanggal 22-9-2007. Bahwa benar dalam pemeriksaan saksi menerangkan dengan sebenarnya seperti keterangan yang selengkapnya dalam berita acara pemeriksaan.

16

5. Saksi SUPARMAN, laki-laki, umur 44 tahun, islam, ketua komite SMP PGRI 02 kesamben/ kades tepas, indonesia/ jawa, tempat lahir Blitar, tanggal 31 juni 1964, alamat rt. 01/05 Ds. Tepas kec. Kesamben kab. Blitar. Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar yaitu sehubungan dengan adanya dugaan memperkaya diri sendiri / korupsi sebagian dana SBMP tahun 2004-2005 dan dana BOS tahun 2005-2006 di SMP PGRI 02 kesamben yang diduga dilakukan oleh kepala sekolah yang bernama Drs. SUMADJI. Bahwa benar saksi menjabat sebagai ketua komite di SMP PGRI 02 kesamben mulaii tahun 2002 sampai sekarang yang ditunjuk oleh semua guru, wali murid dan kepala sekolah. Bahwa benar yang saksi ketahui tentang SBMP dan dana BOS adalah bahwa dana tersebut adalah bantuan dari pemerintah untuk sekolah, yang selanjutnya setelah dana tersebut dipergunakan harus dilpertanggung jawabkan lagi dengan membuat SPJ/LPJ. Bahwa benar saksi hanya mendengar kalau SMP PGRI 02 kesamben telah mendapat dana SBMP dan mendapat bantuan dana BOS . Bahwa benar selama menjabat ketua komite sekolah, dalam hal mendapat bantuan dana SBMP dan dana BOS tsb, dirinya tidak pernah sama sekali diajak / dilibatkan oleh kepala sekolah SMP PGRI 02 kesamben (Tdw. Sumadji) dalam hal penyusunan RAPBS , sehingga digunakan untuk apa saja dana bantuan SBMP dan dana BOS tersebut dirinya tidak tahu sama sekali yang mana RAPBS itu sendiri harus ditandatangani oleh kepala sekolah dan saksi sebagai ketua komite sekolah serta para guru. Bahwa saksi mengetahui kalau sebelum dana tersebut cair harus ada SPPB yang ditandatangani oleh kepala sekolah dan pihak P dan K setelah diberitahu dan ditunjukkan oleh pemeriksa berupa SPPB PKPS BBM atau lebih dikenal dengan BOS, sedangkan untuk yang SPPB SBMP dirinya tidak tahu sama sekali. Bahwa benar apabila pihak SMP PGRI 02 kesamben telah menerima dana SBMP dan dan BOS tersebut maka wajib melaporkan penggunaan dana tersebut kepada dinas Pdan K Kab. Blitar dalam bentuk SPJ/LPJ dan bukti-bukti yang ada. Bahwa benar Yang saksi ketahui seharusnya dana SBMP dan dana BOS yang digunakan untuk kepentingan pribadi kepala sekolah SMP PGRI 02 kesamben yang bernama Drs. SUMADJI tersebut, seharusnya digunakan untuk kepentingan belajar mengajar, meringankan beban siswa serta kegiatan sekolah lainnya.

17

Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi, dibenarkan oleh Terdakwa.

6. Saksi PUJI TAWAN WIDODO S.Pd.MM. laki-laki, 41 tahun, Kristen, PNS/ staf dinas PdanK kabupaten Blitar, Indonesia/ jawa, Lahir Blitar tanggal 16 Maret 1966, alamat BTN asabri Blok J No.21 Kel. Gedok, Blitar. Bahwa benar pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar yaitu sehubungan dengan adanya dugaan memperkaya diri sendiri / korupsi sebagian dana SBMP tahun 2004-2005 dan dana BOS tahun 2005-2006 di SMP PGRI 02 kesamben yang diduga dilakukan oleh kepala sekolah yang bernama Drs. SUMADJI. Bahwa benar dana tersebut dari pemerintah telah dicairkan kepada SMP PGRI 02 kesamben melalui kantor dinas P dan K kabupaten Blitar, dimana dikantor tersebut saksi yang menangani prosesnya. Bahwa benar saksi mengetahui adanya kejadian ini sebab sebelumnya telah didatangii oleh pihak SMP PGRI 02 kesamben mengenai adanya pencairan dana SBMP dan dana BOS tersebut dan saksi menerangkan kalau dananya sudah dicairkan / diturunkan seluruhnya. Bahwa benar sesuai dengan data yang ada bahwa SMP PGRI 02 kesamben mendapatkan dana SBMP sebanyak Rp. 32.620.000,- dan anggaran BOS sebanyak Rp. 82.543.167,Bahwa benar pencairan dari dinas Pendidikan kabupaten Blitar ke SMP PGRI 02 kesamben melalui Bank Jatim/ BPD. Kemudian yang mencairkan adalah piihak kepala sekolah SMP PGRI 02 kesamben dan bendahara sekolah. Bahwa benar saksi tidak mengetahui adanya penyelewengan sebagian dana tersebut dan saksi baru tahu setelah diberi tahu oleh bendahara TUMPUK INDRAYATI yang pernah datang kekantor saksi, menanyakan tentang adanya pencairan dana tersebut, dan saksi katakan kalau dana sudah dicairkan seluruhnya. Bahwa benar dengan adanya penyelewengan dana tersebut maka pihak SMP PGRI 02 kesamben harus bertanggung jawab sebab uang dana tersebut adalah untuk keperluan sekolah dan bukan untuk keperluan pribadi dari kepala sekolah. Bahwa benar untuk laporan pertanggungan jawab/ surat pertanggungan jawab penggunaan dana tersebut pihak kepala SMP PGRI 02 kesamben belum membuat tetapi pernah ditunjukkan kepada saksi dan karena belum memenuhi syarat maka saksi suruh membuat ulang, sehingga saat ini belum menyerahkan SPJ/LPJ.

18

Bahwa benar untuk masalah SMP PGRI 02 kesamben telah membuat RAPBS yang telah ditandatangani oleh kepala sekolah dan komite saksi tidak mengetahui pasti.

Bahwa benar sebelum dana turun maka sebelumnya dibuat SPPB yang ditandatanganii oleh kepala sekolah dan tim dari BOS kabupaten sebagai atas nama pemerintah yang memberikan bantuan.

Bahwa benar yang saksi ketahui untuk SPPB PSBMP tahun 2004-2005 dibuku petunjuk teknis belum ada dan untuk BOS tahun 2005-2006 sudah ada dan yang menandatangani adalah Drs. ISBAH SALIMI dari pihak dinas P dan K Kabupaten Bltar, sedangkan di SMP PGRI 02 kesamben yang menandatangani adalah kepala sekolah Drs. SUMADJI.

Bahwa benar untuk SK penunjukan saat progam PSBMP saksi tidak ingat ada atau tidak sedangkan untuk yang BOS benar ada SK dari BUPATI Blitar.

Bahwa benar sebagai personil yang ditunjuk sebagai menager PKPS BBM Kab. Blitar bersama dengan anggota yang lain telah melakukan tugas dan kewajiban mulaii pendataan, mensosialisasikan progam, membuat penetapan alokasi, monitoring dan mengadakan bimbingan teknis penyusunan laporan.

Bahwa benar setelah menerima bantuan tersebut maka SMP PGRI 02 kesamben wajib untuk melaporkan penggunaan dana tersebut ke dinas P dan K Kab. Blitar dan mekanismenya adalah dengan menunjukkan bukti-bukti penggunaan yang sah dalam bentuk SPJ / LPJ.

Bahwa benar yang saksi ketahui untuk SMP PGRI 02 kesamben dalam proses pelaporannya tidak tertib karena yang saksi ketahui dalam pencairan dana tersebut seharusnya kepala sekolah meminta rekom ke dinas P dan K akan tetapi yang dilakukan oleh kepala sekolah hanya meminta rekom ke cabang dinas yang ada di kecamatan saja sehingga proses pelaporannya tidak tertib.

Bahwa benar yang saksi ketahui seharusnya dana SBMP dan dana BOS yang digunakan untuk kepentingan pribadi kepala sekolah SMP PGRI 02 kesamben yang bernama Drs. SUMADJI tersebut harus digunakan untuk kepentingan belajar mengajar, meringankan beban siswa serta kegiatan sekolah lainnya.

Bahwa benar kalau hal tersebut terbukti maka jelas kepala SMP PGRI 02 kesamben telah merugikan murid-murid dan pihak pemerintah.

Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi dibenarkan oleh Terdakwa. 7. Saksi SUPARMI S.Pd, Perempuan, 50 tahun, Islam, Guru SMP I Doko, indonesia/ jawa, tempat lahir Blitar, tanggal 16 september 1957, alamat Dsn kemirigede Ds Tepas Rt. 05/ I kec kesamben Kab. Blitar.

19

Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar yaitu sehubungan dengan adanya dugaan memperkaya diri sendiri / korupsi sebagian dana SBMP tahun 2004-2005 dan dana BOS tahun 2005-2006 di SMP PGRI 02 kesamben yang diduga dilakukan oleh kepala sekolah yang bernama Drs. SUMADJI.

Bahwa benar untuk masalah dana SBMP dan dana BOS di SMP PGRI 02 kesamben itu saksi sendiri tidak tahu sama sekali penggunaannya akan tetapi saksi pernah ditugaskan menjadi pengawas UNAS di SMP PGRI 02 kesamben tersebut tanggal 06-08 juni 2005.

Bahwa benar setelah melaksanakan tugasnya sebagai pengawas selanjutnya saksi menerima uang sebanyak 2 kali yang saksi ingat hanya menerima Rp. 75.000,- sebagai honor pengawas dan untuk selebihnya lagi tidak pernah menerima uang tambahan lebih dari Rp. 75.000,- tersebut.

Bahwa benar setelah saksi melihat di kwitansi pembayaran yang diajukan oleh Drs. SUMADJI yang pada saat itu menjabat sebagai kepala sekolah ternyata telah menerima 2 kali honorarium tersebut akan tetapi untuk tandatangan pada kwitansi / bukti pembayaran tersebut yang satu lembar bukan tandatangannya ( palsu ) dan yang 1 lembar lagi mirip dengan tandatangannya.

Bahwa benar untuk uang yang telah saksi terima sebagai honor pengawas UNAS tersebut dari mana dananya saksi tidak tahu sama sekali.

Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi dibenarkan oleh Terdakwa.

8. Saksi JUWARTI S.Pd, perempuan, 38 tahun, Islam, Guru SMP 01 Kesamben, Indonesia / jawa, Tempat lahir Blitar, tanggal 24 Januari 1970, Alamat Dsn. Mangkurejo Ds tapakrejo Rt. 01/II Kec. Kesamben Kab. Blitar. Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar yaitu sehubungan dengan adanya penyalahgunaan dana SBMP tahun 2004/2005 dan dana BOS tahun 2006 di SMP PGRI 02 Kesamben. Bahwa benar untuk masalah dana SBMP tahun 2004 / 2005 dan BOS tahun 2005 / 2006 di SMP PGRI 02 Kesamben dirinya tidak tahu sama sekali penggunaanya, akan tetapi saksi pernah ditugaskan menjadi pengawas UNAS di SMP PGRI 02 Kesamben pada tanggal 06 08 Juni 2005. Bahwa benar setelah selesai melaksanakan tugassebagai pengawas, selanjutnya saksi menerima uang sebanyak 2 kali dan yang saksi ingat hanya menerima Rp. 75.000,- sebagai honor pengawas dan untuk selebihnya lagi tidak pernah

20

menerima uang tambahan lebih dari Rp. 75.000,- tersebut, tetapi hanya menerima sebesar Rp. 15.000,-. Bahwa benar setelah sdaksi lihat kwitansi pembayaran yang diajukan oleh Drs. Sumadji yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Sekolah ternyata saksi telah menerima 2 kali honorarium tersebut, akan tetapi untuk tanda tangannya pada kwitansi bukti pembayaran tersebut semuanya bukan tanda tangannya (palsu). Bahwa benar untuk uang yang telah saksi terima sebagai honor pengawas UNAS tersebut dari mana dananya saksi tidak tahu sama sekali. Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi dibenarkan oleh Terdakwa. 9. Saksi HARIYANTO, S.Pd, Laki-laki, Umur 44 tahun, Islam, PNS (Guru SD Kalimanis 02 / mantan GTT SMP PGRI 02 Kesamben), Indonesia / Jawa, Tempat lahir Blitar, tanggal 19 Juni 1963, Alamat Dsn. Dawung Ds. Pagerwojo Rt. 45 / XI Kec. Kesamben Kab. Blitar. Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar yaitu sehubungan dengan penyalahgunaan dana SBMP tahun 2004/ 2005 dan BOS tahun 2005 / 2006 di SMP PGRI 02 Kesamben . Bahwa benar saksi pernah menjabat sebagai Bendahara di sekolah tersebut hanya selama 3,5 bulan yaitu mulai bulan Maret sampai Juni 2007, yang mana pada saat itu di tunjuk langsung oleh Kepala Sekolah yang bernama Drs. SUMADJI. Bahwa benar saksi mengetahui kalau SMP PGRI 02 Kesamben pada tahun 2004 / 2005 mendapat dana SBMP dan tahun 2005 / 2006 mendapat dana BOS dan untuk berapakah besarnya saksi tidak tahu persis, dan pada saat itu yang menjadi Bendahara Sekolahnya adalah sdri. TUMPUK INDRAYATI. Bahwa benar saksi tidak pernah menerima dana sebesar Rp. 1.913.000,tertanggal 21 Desember 2006 untuk pembelian ATK berupa buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner dan tinta darker seperti kwitansi yang di buat oleh Drs. SUMADJI dan tanda tangan yang tertera di dalam kwitansi tsb bukan tanda tangannya. Bahwa benar pada tanggal 24 Pebruari 2007 saksi juga tidak pernah mengeluarkan dana untuk kepengawasan ruang ulangan semester I karena pada waktu itu saksi belum ditunjuk sebagai Bendahara sekolah. Bahwa benar dengan adanya 2 lembar kwitansi tersebut sama sekali tidak benar karena memang tidak pernah menerima dan mengeluarkan dana tersebut.

21

Bahwa benar selama menjadi Bendahara kurang lebih selama 3,5 bulan, dirinya pernah disuruh oleh Tdw. Drs. Sumadji untuk mencairkan uang melalui Bank BPD di Kesamben sebanyak 2 (dua) kali dan uangnya telah digunakan untuk kepentingan sekolah.

Bahwa benar sesuai dengan yang saksi dengar dari Kepala sekolah Drs SUMADJI, SMP PGRI 02 Kesamben telah membuat RAPBS dalam penerimaan dana SBMP dan BOS.

Bahwa benar RAPBS tersebut dibuat dan di tanda tangani oleh Kepala Sekolah dan Komite Sekolah dengan tujuan untuk merencanakan penerimaan dan pengeluaran sekolah.

Bahwa benar setelah diberitahu dan ditunjukkan oleh pemeriksa selanjutnya ia baru mengetahui kalau sebelum dana SBMP dan BOS tersebut turun harus di buatkan SPPB yang di tanda tangani oleh pihak dari Dinas P dan K Kabupaten dan Kepala Sekolah.

Bahwa benar untuk personil yang di tunjuk menangani program bantuan SBMP dan BOS di SMP PGRI 02 Kesamben hanya PUJI TAWAN WIDODO dan ada SK penunjukan atau tidak saksi tidak tahu persis.

Bahwa benar Kemungkinan SMP PGRI 02 Kesamben telah melaporkan penggunaan dana. SBMP dan BOS tersebut dalam bentuk SPJ / LPJ karena untuk mendapatkan rekom pencairan dana tersebut harus membuat SPJ / LPJ terlebih dahulu.

Bahwa benar menurut saksi sesuai prosedur yang ada seharusnya dana. SBMP sebesar Rp 19.150.000;- dan dana BOS sebesar Rp. 16.043.167,-yang diduga digunakan untuk kepentingan pribadi Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben yang bernama Drs SUMADJI harus digunakan untuk Kegiatan PSB, Ulangan, Kelengkapan belajar mengajar, kegiatan kesiswaan, peningkatan mutu guru, makan minum harian termasuk makan minum rapat, perawatan ringan sekolah, membeli perlengkapan sekolah, Ekstrakurikuler, Untuk transport siswa miskin, pembelian buku dan kegiatan OSIS.

Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi dibenarkan oleh Terdakwa. 10. Saksi NUNIK PURWANINGSIH, Perempuan, Umur 36 tahun, Islam, Swasta (Staf PPLP Dasar dan Menengah PGRI Kab. Blitar), Indonesia/Jawa, Tempat lahir Blitar, tanggal 01 Juli 1971, Alamat Jl. Slamet Riyadi Lk. III Rt. 01 / III Kel. Sentul, Kec. Kepanjenkidul Kota Blitar. Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar yaitu sehubungan dengan penyalahgunaan dana

22

SBMP tahun 2004/ 2005 dan BOS tahun 2005 / 2006 di SMP PGRI 02 Kesamben. Bahwa benar Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu tugas Bendahara, karena mempunyai jabatan rangkap sehingga kalau ada pembayaran saksi yang melayani dan selanjutnya tetap dilaporkan kepada Bendahara PPLP Dasar dan Menengah PGRI tersebut. Bahwa benar yang saksi ingat untuk SMP PGRI 02 Kesamben melakukan pembayaran hanya untuk pembayaran Naskah Ulangan Semesteran dan iuran wajib 3 / 5 % dan untuk lainnya tidak ada. Bahwa benar untuk PPLP Dasar dan Menengah PGRI Kab. Blitar tidak pernah memfasilitasi / mengeluarkan Buku Pedoman Kurikulum 2004 kepada sekolah dasar maupun menengah. Yang mana ada kwitansi SMP PGRI 02 Kesamben yang membeli buku sebesar Rp. 2.130.000,-. Bahwa pada kwitansi tertangga1 29-3-2006 juga tidak benar kalau SMP PGRI 02 Kesamben telah membeli buku kurikulum tahun 2004 sebesar Rp. 350.000,karena kegiatannya tidak ada. Bahwa benar untuk pembelian 25 potong seragam batik sebesar Rp. 625.000,memang benar ada dan saksi yang menerima, akan tetapi itu tidak diharuskan karena terserah dari pribadi masing-masing guru, dan seharusnya pembelian tersebut tidak boleh di ambilkan dari dana SBMP atau BOS karena dana tersebut untuk kepentingan sekolah dan bukan untuk kepentingan pribadi guru. Bahwa pada kwitansi tanggal 29-03-2006 juga tidak benar kalau SMP PGRI 02 Kesamben telah membeli buku panduan UNAS Kl. 3 ( BIN, BIG, MTK ) karena PPLP Dasar dan Menengah PGRI Kab. Blitar tidak pernah mengeluarkan buku tersebut. Bahwa pada kwitansi tanggal 25-03-2006 juga tidak benar kalau SMP PGRI 02 Kesamben telah membayar untuk lomba Mapel Lingk. PPLP PGRI sebesar Rp. 350.000,- karena untuk pembayaran tersebut dijadikan satu dengan pengadaan naskah ulangan semester yang biasanya hanya sebesar Rp. 1.000,dikalikan dengan jumlah siswa yang ada. Bahwa benar untuk masalah adanya tandatangannya, saksi bisa menjelaskan bahwa kwitansi tersebut awalnya ada 3 lembar, yang mana untuk 1 lembar saksi tanda tangani sendiri dan nama terangnya, sedangkan untuk yang 2 lembar masih kwitansi kosong hanya tanda tangannya saja tanpa nama terang dan stempel yang selanjutnya di serahkan kepada Kepala Sekolah pada saat pembayaran Naskah Ulangan Semesteran untuk di ketik sendiri guna mempercepat proses pelaporan.

23

Bahwa benar

2 lembar kwitansi itulah yang di salahgunakan oleh Kepala

Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben (Drs. SUMADJI ), yang seolah-olah kegiatannya ada. Bahwa benar dengan adanya kejadian tersebut maka telah merugikan Negara dan SMP PGRI 02 Kesamben karena telah menggunakan dana SBMP dan BOS untuk kepentingan pribadi. Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi dibenarkan oleh Terdakwa.

11. Saksi PIUS WIDODO, laki-laki, Umur 36 tahun, Islam, Swasta/ Transportasi, Indonesia/ jawa, Tempat lahir Blitar, tangga! 1 Mei 1971, Alamat Jl. Riau Lingk. Keningaran Kel. Bajang Rt. 01/ III Kec. Talun Kab. Blitar. Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar yaitu sehubungan dengan penyalahgunaan dana SBMP tahun 2004/ 2005 dan BOS tahun 2005 / 2006 di SMP PGRI 02 Kesamben . Bahwa benar Drs. SUMADJI telah membeli beberapa buah papan kepadanya yaitu 6 buah papan absensi, 3 buah papan tata tertib sekolah dan 3 buah papan tata tertib siswa. Bahwa benar harga setiap papannva sebesar Rp 37.500,- sehinggaa total keseluruhan 12 buah papan sebesar Rp. 450.000,Bahwa benar pada saat membeli papan kepada saksi tersebut untuk nota pembelian adalah untuk SDN 02 Kesamben dan bukan untuk SMP PGRI 02 Kesamben, karena yang saksi ingat di stempel nota pembelian tsb adalah stempel dari SDN 02 Kesamben. Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi dibenarkan oleh Terdakwa.

12. Saksi Drs. ISBAH SALIMI, laki-laki, Umur 50 tahun, Islam, PNS / Dinas P dan K Kab. Blitar Sub. Din. Bina Program, Indonesia / Jawa, Tempat lahir Blitar, tanggal 20 Maret 1958, Alamat Rt. 01/Lk. Brubuh Kel. Kalipang Kec. Sutojayan Kab. Blitar. Bahwa benar saksi pernah meberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar yaitu sehubungan dengan adanya dugaan memperkaya diri sendiri / korupsi sebagian dana SBMP dan BOS di SMP PGRI 02 Kesamben yang diduga dilakukan oleh Kepala Sekolah yang bernama Drs. SUMADJI.

24

Bahwa benar sebelum dana SBMP atau BOS tersebut turun maka harus di buat RAPBS ( Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Sekolah ) yang merupakan acuan untuk penggunaan dana tersebut.

Bahwa benar yang saksi ketahui bahwa RAPBS tersebut dibuat dan di tanda tangani oleh pihak Kepala Sekolah dan Komite Sekolah yang selanjutnya diajukan ke Dinas P dan K untuk di tanda tangani agar dana bantuan tersebut turun.

Bahwa benar saksi tidak pernah mengetahui kalau SMP PGRI 02 Kesamben telah pernah menyusun RAPBS tersebut.

Bahwa benar sebelum dana tersebut turun benar ada SPPB ( Surat Perjanjian Pemberian Bantuan ) yang di buat oleh pihak Dinas P dan K dan Kepala Sekolah, untuk SPPB BOS ada dan saksi yang menandatangani sebagai Manager PKPS BBM Bidang Pendidikan Kab. Blitar.

Bahwa benar untuk SPPB SBMP yang saksi tidak tahu sama sekali karena pada saat itu saksi belum menjabat sebagai Kasubdin Bina Program dan masih di jabat oleh Drs. H. SUGITO.

Bahwa benar saksi ditunjuk sebagai Personil PKPS BBM tersebut sesuai dengan SK Bupati Blitar Nomor 365 tahun 2006 tentang Pembentukan Sekretariat yang susunannya ada 16 orang.

Bahwa benar sebagai Personil yang di tunjuk dan sebagai manager PKPS BBM Kab.Blitar bersama dengan anggota yang lain telah melakukan, tugas dan kewajiban mulaii pendataan, mensosialisasikan program, membuat penetapan alokasi, monitoring dan mengadakan bimbingan tekhnis penyusunan laporan dan telah melaksanakan pelaporan secara tertulis ke Sat Ker BOS Propinsi.

Bahwa benar setelah menerima bantuan dana SBMP dan BOS tersebut selanjutnya pihak sekolah wajib melaporkan penggunaan dana tersebut ke Dinas P dan K dalam bentuk SPJ / LPJ beserta bukti-bukti penggunaan, sedangkan yang saksi ketahui untuk SMP PGRI 02 Kesamben pelaporannya tidak tertib yang maksudnya adalah untuk mengambil / mencairkan dana tersebut seharusnya mengambil rekom ke Dinas P dan K akan tetapi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben Drs SUMADJI mengambil rekom di Cabang Dinas P dan K yang ada di Kecamatan.

Bahwa benar sesuai dengan prosedur yang saksi ketahui untuk dana BOS harus digunakan untuk kegiatan PSB, Ulangan, Kelengkapan Belajar Mengajar, Kegiatan Kesiswaan, Peningkatan Mutu Guru, Makan minum harian termasuk makan minum rapat, honorarium guru, perawatan ringan sekolah, membeli

25

perlengkapan sekolah, Ekstrakurikuler, Untuk transport siswa miskin, pembelian buku dan kegiatan OSIS. Bahwa benar seharusnya dana SBMP sebesar Rp. 19.150.000,- dan BOS sebesar Rp. 16.043.167,yang diduga digunakan untuk kepentingan pribadi Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben yang bernama Drs SUMADJI harus digunakan untuk kepentingan sekolah. Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan.

Atas keterangan saksi dibenarkan oleh Terdakwa. 13. Saksi Drs H SUGITO, laki-laki, Umur 57 tahun, Islam, Purna PNS, Indonesia/ jawa, Tempat lahir Klaten, tanggal 18 Mei 1951, Alamat Jl. Raya Minggiran No. 120 Kec. Papar Kab. Kediri Bahwa benar saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik Polisi dan semua keterangannya sudah benar yaitu sehubungan dengan adanya dugaan memperkaya diri sendiri / korupsi sebagian dana SBMP tahun 2004/ 2005 dan BOS tahun 2005 / 2006 di SMP PGRI 02 Kesamben yang diduga dilakukan oleh Kepala Sekolah yang bernama Drs SUMADJI. Bahwa benar yang saksi ketahui hanya masalah dana SBMP saja karena untuk yang BOS yang menangani adalah Drs ISBAH SALIMI. Bahwa benar yang saksi ketahui dana SBMP tersebut berasal dari Pemerintah Tingkat I sebesar 70% dan Pemerintah Tingkat II sebesar 30%. Bahwa benar yang saksi ketahui untuk SMP PGRI 02 Kesamben telah menerima dana SBMP tahun 2004/ 2005 sedangkan untuk besarnya berapa saksi tidak ingat lagi. Bahwa benar secara Prosedural SMP PGRI 02 Kesamben telah membuat RAPBS karena untuk mendapatkan dana SBMP maupun BOS tersebut harus membuat RAPBS terlebih dahulu sebagai pertanggung jawaban penggunaan dana tersebut yang ditanda tangani Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, sedangkan kenyataan di lapangan telah dibuat atau tidak saksi tidak tahu sama sekali. Bahwa benar sebelum dana SBMP atau BOS tersebut turun juga di buat SPPB yang di tanda tangani oleh saksi sebagai Manager PSBMP dan Kepala Sekolah. Bahwa benar yang saksi ingat untuk penunjukan personil PSBMP tersebut ada Surat Keputusan dari Bupati Blitar Nomor 531 tahun 2003. Bahwa benar sebagai personil yang di tunjuk tersebut saksi telah melaksanakan tugasnya yang diantaranya mensosialisasikan program, membuat penetapan alokasi, mengadakan bimbingan tekhnis pelaporan dan setelah itu kewajibannya adalah melaporkan hasil pelaksnaan tugasnya ke Bupati dan Gubernur.

26

Bahwa benar apabila SMP PGRI 02 Kesamben telah menerima dan menggunakan dana SBMP dan BOS tersebut, maka pihak SMP PGRI 02 Kesamben berhak untuk melaporkan penggunaan dana tersebut dalam bentuk SPJ / LPJ ke Dinas P dan K Kab. Blitar, dan kenyataan di lapangan telah membuat SPJ / LPJ tersebut atau tidak saksi tidak tahu sama sekali.

Bahwa benar secara Prosedural dana SBMP dan BOS tersebut digunakan untuk, sasaran yang diantaranya Peningkatan proses belajar mengajar, Peningkatan program kesiswaan, peningkatan kualitas tenaga pendidikan, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan.

Bahwa

benar

yang

saksi

ketahui

seharusnya

dana

SBMP

sebesar

Rp. 19.150.000,- dan BOS sebesar Rp. 16.043.167,- yang diduga digunakan untuk kepentingan pribadi Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben yang bernama Drs. Sumadji tersebut harus digunakan untuk 5 sasaran tersebut. Saksi membenarkan barang bukti dipersidangan. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakawa membenarkan.

Menimbang, bahwa dipersidangan telah didengar keterangan terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut : Bahwa peristiwa terjadi pada kurun waktu anggaran tahun 2004/2005 untuk Dana SBMP dan anggaran tahun 2005/2006 untuk Dana BOS. Bahwa pada kurun waktu tersebut terdakwa menjabat selaku Kepala SMP PGRI 02 Kesamben berdasarkan SK. No. 16/C.1/SMP/I/2004 tanggal 15 Januari 2004 dari PPLP Dasar dan Menengah PGRI Jawa Timur. Bahwa untuk Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, Blitar telah menerima dana SBMP dan BOS dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yaitu dana SBMP sebesar Rp. 32.620.000,- dan dana Bos sebesar Rp. 82.543.167,- jumlah Rp. 115.163.167, Bahwa sebelum SMP PGRI 02 Kesamben menerima bantuan dana SBMP atau BOS maka harus membuat RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Sekolah). Bahwa seharusnya RAPBS tersebut di susun oleh Kepala Sekolah, Dewan Guru dan Komite Sekolah, namun dalam pelaksanaan RAPBS Terdakwa susun /atau sendiri. Bahwa RAPBS di buat 5 (lima) bendel dengan rincian yang 4 (empat) bendel untuk Dinas P dan K Kabupaten Blitar dan 1 (satu) bendel dikembalikan ke Sekolah untuk Arsip. Bahwa sebelum penerimaan bantuan tersebut juga di buat SPPB (Surat Perjanjian Pemberian Bantuan ) antara pihak sekolah dengan Dinas P dan K Kabupaten Blitar, sebanyak 5 (lima) lembar dengan rincian 4 (empat) lembar untuk Dinas dan 1 (satu) lembar untuk sekolah.

27

Bahwa yang menandatangani di SPPB untuk pihak dari Dinas P dan K Kabupaten Blitar adalah Manager BOS Kabupaten Blitar yang bernama Drs ISBAH SALIMI dan dari SMP PGRI 02 Kesamben adalah terdakwa sendiri sebagai Kepala Sekolah, sedangkan untuk SPPB SBMP terdakwa tidak ingat ada atau tidak. Bahwa sesuai Pedum ataupun petunjuk tekhnisnya bahwa untuk pencairan dana SBMP maupun dana BOS tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah bersama-sama Bendahara dan dana atau uangnya harus disimpan oleh Bendahar dan tidak diperbolehkan dibawa atau dipegang oleh Kepala Sekolah. Bahwa dalam pencairan dana SBMP maupun BOS telah diambil atau dicairkan sendiri oleh terdakwa dengan cara terdakwa meminta tanda tangan atau slip pengambilan terlebih dahulu dan meminta KTP asli kepada Bendahara. Bahwa dana SBMP dan BOS tersebut secara bertahap telah terdakwa ambil atau cairkan di Bank Jatim atau BPD dan setelah uang cair secara bertahap tadi maka sebagian terdakwa serahkan kepada Bendahara TUMPUK INDRAYATI dan sebagian Terdakwa bawa simpan sendiri. Bahwa dari keseluruhan dana SBMP yang diterima sebesar Rp. 32.620.000,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 13.470.000,- sedangkan untuk dana BOS yang diterima sebesar Rp. 82.543.167,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 66.500.000,- yang mana dana SBMP sebesar Rp. 19.150.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 16.043.167,- dengan jumlah sebesar Rp. 35.193.000,- yang ada pada terdakwa telah digunakan untuk : 1. Kwintasi no 4 untuk kegiatan pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 2.130.000,- ( dua juta seratus tiga puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 2. Kwintasi no 5 untuk pembelian alat tulis kantor SMP PGRI 02 Kesamben sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 3. Kwintansi no 8 untuk pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 4. Kwintansi no 9 untuk pembelian buku pengembangan buku silabas sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 5. Kwintansi no 10 untuk biaya pelaporan sebesar Rp 65.075,- ( enam puluh lima ribu tujuh puluh lima rupiah ) tidak sesuai dengan pedoman anak BOS. 6. Kwintansi no 11 untuk pembelian 25 potong kain batik guru sebesar Rp 625.000,- ( enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) tidak dibenarkan menurut buku pedoman menurut SBMP.

28

7. Kwintansi no 20 untuk pembelian buku panduan UNAS klas 3 ( BIN, BIG, MTK ) sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 8. Kwintansi no 21 untuk kegiatan lingkungan PPLP PGRI sebesar sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 9. Kwintansi no 23 untuk kegiatan pembelian material penunjang kegiatan olah raga sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 10. Kwintansi no 24 untuk pembelian material penunjang kegiatan ( buku MTK, Panduan UAN Klas 3 ) sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 11. Kwintansi no 31 untuk pembayaran partisipasi Ijasah sebesar Rp 59.000,( lima puluh sembilan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 12. Kwintansi no 34 untuk pembayaran penyetoran daftar susulan 29 siswa ke Surabaya sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 13. Kwintansi no 36 untuk pembelian alat-alat listrik sebesar Rp 14.000,- ( empat belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 14. Kwintansi no 37 untuk pembelian buku pengembangan pembelajaran dan buku silabas sebesar Rp 900.000,- ( sembilan ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 15. Kwintansi no 40 untuk pembayaran iuran Pramuka sebesar Rp 178.000,- (seratus tujuh puluh delapan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 16. Kwintansi no 41 untuk pembayaran Pengawasan ruang ulangan semester I sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 17. Kwintansi no 42 untuk pembayaran MKKS di DIKBUD Blitar sebesar Rp 250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 18. Kwintansi no 44 untuk pembelian 12 buah papan Rp 450.000,- ( empatratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 19. Kwintansi no 45 untuk pembelian buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner, tinta parber sebesar Rp 1.913.000,- ( satu juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 20. Kwintansi no 46 untuk pembayaran pengawas ruang UAN dan transport sebesar Rp 600.000,- ( enam ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif

Bahwa benar yang seharusnya dana tersebut diperuntukkan SMP PGRI 02 Kesamben yaitu di gunakan untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar,

29

peningkatan mutu guru, peningkatan mutu siswa, kegiatan ekstrakurikuler dan sarana prasarana Bahwa benar Terdakwa mengerti bahwa dana dari pemerintah yang diterima tersebut seharusnya seluruhnya untuk keperluan sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, dan Terdakwa yang bertanggung jawab sebagai Kepala Sekolah. Bahwa benar setelah pihak sekolah menggunakan dana SBMP dan BOS tersebut selanjutnya mempertanggung jawabkan penggunaan dana tersebut ke Dinas P dan K Kab. Blitar dengan membuat SPJ/ LPJ. Bahwa benar dengan adanya penggunaan uang SBMP dan BOS tadi maka terdakwa sudah membuat SPJ/LPJ namun belum seluruhnya selesai ditanda tangani kwitansi penggunaan uang dari guru-guru sebab tidak diberikan sesuai haknya, sehingga SPJ dan LPJ yang mau diserahkan kepada Dinas Pendidikan lewat saksi PUJI TAWAN WIDODO ditolak untuk diperbaiki. Bahwa benar dari dana sejumlah Rp. 35.193.000,-, yang awalnya ada pada Terdakwa, sebesar Rp. 10.000.000,- telah Terdakwa kembalikan ke sekolah SMP PGRI 02 Kesamben dan sebesar Rp. 17.882.542,- telah disita petugas / Penyidik dan dijadikan barang bukti. Bahwa benar besarnya dana / uang yang masih ada pada Terdakwa kurang lebih sebesar Rp. 8.000.000,-. Terdakwa membenarkan barang bukti dipersidangan. Menimbang, bahwa dipersidangan telah diajukan barang bukti berupa : 1. 1 bendel / 6 lembar Fotocopy buku rekening Bank BPD / Bank Jatim no 014207804 An.SLTP PGRI 02 Kesamben / SUMADJI 2. 1 lembar rekapitulasi dana SBMP yang diakses dari Buku rekening dana masuk, nilai penarikan dan nilai yang diberikan ke bendahara dengan pendukung kuitansi nilai selisih Rp.19.150.000,3. 1 lembar rekapitulasi dana BOS yang diakses dari Buku rekening dana masuk, nilai penarikan dan nilai yang diberikan ke bendahara dengan pendukung kuitansi nilai selisih Rp.16.043.167,4. 9 lembar kuitansi uang yang diberikan ke bendahara dari dana SBMP Rp.13.470.000,5. 12 lembar kuitansi uang yang diberikan ke bendahara dari dana BOS Rp.66.500.000,6. 1 buku LPJ / SPJ penggunaan dana SBMP anggaran 2004/2005 bagi SMP PGRI 02 Kesamben bagian bulan Januari-Februari-Maret-April 2004 (kategori belum selesai) ditandatangani oleh pemegang Kas dan Kepala Sekolah.

30

7. 10 buku LPJ/SPJ penggunaan dana BOS 2005/2006 bagi SMP PGRI 02 Kesamben bagian bulan September 2005 s/d Januari 2007 (Kategori belum selesai) ditandatangani oleh Drs.SUMADJI. 8. Buku rekening Tabungan Bank Jatim No.0142070804 An.SMP PGRI 02 Kesamben / Sumadji 9. Buku rekening tabungan Bank Jatim no rek. 0462017006 An.SMP PGRI 02 Kesamben / TUMPUK. 10. 1 buku bukti pengeluaran oleh Kepala Sekolah Drs.Sumadji dan bendel kuitansi/pembelanjaan pengeluaran nilai Rp.17.310.625,- (buku sampul biru) 11. Uang SBMP dan BOS Rp.17.882.542,12. 1 lembar nota tindasan atas pembelian 12 buah papan tertanggal 30-06-2006 oleh SDN 02 Kesamben (warna merah muda) 13. 1 bendel Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor 531 tahun 2003 tanggal 17 Desember 2003 tentang Penetapan Pengelola Program Pemberian Subsidi Biaya Minimal Pendidikan dan lampirannya 14. 3 lembar SPPB (Surat Perjanjian Pemberian Bantuan) PKPS BBM/BOS 15. 1 bendel Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor 365 tahun 2006 tanggal 23 Agustus 2006 tentang Pembentukan Sekretariat Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) Bidang Pendidikan di Kab.Blitar tahun 2006 16. 1 bendel RAPBS dana PSBMP tahun 2004 17. 1 bendel fotocopy RAPBS tahun 2005 SMP PGRI 2 KESAMBEN 18. 1 bendel fotocopy RAPBS tahun 2006 SMP PGRI 2 KESAMBEN 19. 1 bendel RAPBS tahun 2005/2006 periode Juli s.d Desember 2005 20. 1 bendel RAPBS tahun 2006 periode bulan Januari s/d Juni 2006 21. 1 bendel kuitansi dan nota penggunaan dana SBMP Januari 2004 s/d Juni 2005 dan BOS periode Juli 2005 s/d Desember 2006. 22. 1 lembar kuitansi penyerahan uang tanggal 22-09-2007 sebesar Rp.10.000.000,23. 1 (satu) bendel FC subsidi dari pemerintah barang bukti tersebut telah disita sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan terdakwa maupun saksi-saksi telah membenarkannya sehingga dapat dipertimbangkan sebagai barang bukti yang sah dalam perkara ini; Menimbang, bahwa dari keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa, suratsurat yang dihubungkan dengan barang bukti serta petunjuk maupun keadaan-keadaan yang terungkap dipersidangan, maka Majelis Hakim mendapat fakta-fakta hukum (yuridis) sebagai berikut :

31

Bahwa peristiwanya terjadi pada kurun waktu anggaran 2005/2006 untuk dana SBMP dan anggaran tahun 2005/2006 untuk dana BOS. Bahwa pada waktu itu terdakwa menjabat selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben berdasarkan SK. No. 16/C.1/SMP/I/2004 tanggal 15 Januari 2004 dari PPLP Dasar dan Menengah PGRI Jawa Timur. Bahwa pada waktu terdakwa menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, Blitar telah menerima bantuan dana SBMP dan dana BOS dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar sebagai berikut : dana SBMP sebesar Rp. 32.620.000,(tiga puluh dua juta enam ratus dua puluh ribu rupiah) dan dana BOS sebesar Rp. 82.543.167,- (delapan puluh dua juta lima ratus empat puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah) sehingga keseluruhan dana yang diterima tersebut berjumlah Rp. 115.163.167,- (seratus lima belas juta seratus enam puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah). Bahwa sebelum menerima dana bantuan baik SBMP maupun BOS harus sudah dibuat RAPBS ( Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Sekolah) yang di susun oleh Kepala Sekolah bersama dengan Dewan Guru dan Komite Sekolah tetapi dalam pelaksanaannya RAPBS di susun sendiri oleh Terdakwa. Bahwa dalam pencairan dana SBMP maupun dana BOS sesuai dengan Pedum atau petunjuk tekhnis untuk pencairannya dilakukan oleh Kepala Sekolah bersama-sama dengan Bendahara dan uangnya harus disimpan oleh Bendahara dan tidak diperbolehkan dibawa atau dipegang oleh Kepala Sekolah. Bahwa dalam pelaksanaannya pencairan dana SBMP maupun dana BOS yang mengambil atau mencairkan adalah terdakwa sendiri dengan cara terdakwa meminta tanda tangan slip pengambilan dan meminta KTP asli kepada Bendahara TUMPUK INDRAYATI, selanjutnya setelah dana cair secara bertahap oleh terdakwa yang sebagian diserahkan kepada Bendahara TUMPUK INDRAYATI dan sebagian lainnya terdakwa bawa atau simpan sendiri.

32

Bahwa benar dari dana SBMP yang diterima sebesar Rp. 32.620.000,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp.13.470.000,-, sedangkan untuk dana BOS yang diterima sebesar Rp. 82.543.167,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 66.500.000,-, yang mana dana SBMP sebesar Rp. 19.150.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 16.043.167,- dengan jumlah sebesar Rp. 35.193.000,-, yang ada pada Terdakwa telah digunakan untuk : 1. Kwintasi no 4 untuk kegiatan pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 2.130.000,- ( dua juta seratus tiga puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 2. Kwintasi no 5 untuk pembelian alat tulis kantor SMP PGRI 02 Kesamben sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 3. Kwintansi no 8 untuk pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 4. Kwintansi no 9 untuk pembelian buku pengembangan buku silabas sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 5. Kwintansi no 10 untuk biaya pelaporan sebesar Rp 65.075,- ( enam puluh lima ribu tujuh puluh lima rupiah ) tidak sesuai dengan pedoman anak BOS. 6. Kwintansi no 11 untuk pembelian 25 potong kain batik guru sebesar Rp 625.000,- ( enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) tidak dibenarkan menurut buku pedoman menurut SBMP. 7. Kwintansi no 20 untuk pembelian buku panduan UNAS klas 3 ( BIN, BIG, MTK ) sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 8. Kwintansi no 21 untuk kegiatan lingkungan PPLP PGRI sebesar sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 9. Kwintansi no 23 untuk kegiatan pembelian material penunjang kegiatan olah raga sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 10. Kwintansi no 24 untuk pembelian material penunjang kegiatan ( buku MTK, Panduan UAN Klas 3 ) sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 11. Kwintansi no 31 untuk pembayaran partisipasi Ijasah sebesar Rp 59.000,( lima puluh sembilan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif.

33

12. Kwintansi no 34 untuk pembayaran penyetoran daftar susulan 29 siswa ke Surabaya sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 13. Kwintansi no 36 untuk pembelian alat-alat listrik sebesar Rp 14.000,- ( empat belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 14. Kwintansi no 37 untuk pembelian buku pengembangan pembelajaran dan buku silabas sebesar Rp 900.000,- ( sembilan ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 15. Kwintansi no 40 untuk pembayaran iuran Pramuka sebesar Rp 178.000,- (seratus tujuh puluh delapan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 16. Kwintansi no 41 untuk pembayaran Pengawasan ruang ulangan semester I sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 17. Kwintansi no 42 untuk pembayaran MKKS di DIKBUD Blitar sebesar Rp 250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 18. Kwintansi no 44 untuk pembelian 12 buah papan Rp 450.000,- ( empatratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 19. Kwintansi no 45 untuk pembelian buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner, tinta parber sebesar Rp 1.913.000,- ( satu juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 20. Kwintansi no 46 untuk pembayaran pengawas ruang UAN dan transport sebesar Rp 600.000,- ( enam ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif Bahwa terdakwa menyadari kalau dana dari Pemerintah yang diterima seharusnya seluruhnya untuk keperluan sekolah SMP PGRI 02 Kesamben yaitu digunakan untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar, peningkatan mutu guru, peningkatan mutu siswa, kegiatan ekstrakurikuler dan saran prasarana. Bahwa dengan adanya penggunaan uang SBMP dan BOS maka terdakwa sudah membuat SPJ/LPJ namun belum seluruhnya selesai ditandatangani kwitansi penggunaan uang dari guru-guru sebab tidak diberikan sesuai haknya, sehingga SPJ dan LPJ yang mau diserahkan kepada Dinas Pendidikan lewat saksi PUJI TAWAN WIDODO ditolak untuk diperbaiki. Bahwa dari dana sebesar Rp. 35.193.000,- (tiga puluh juta seratus sembilan puluh tiga ribu rupiah) yang awalnya ada pada terdakwa selanjutnya sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) telah terdakwa kembalikan ke sekolah SMP PGRI 02 Kesamben dan yang sebesar Rp. 17.882.542,- telah disita penyidik dan dijadikan barang bukti. Bahwa dana yang masih ada pada terdakwa sejumlah Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah) .

34

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, maka Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan apakah perbuatan yang dilakukan, telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana seperti yang didakwakan oleh Penuntut Umum; Menimbang, bahwa terdakwa telah diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum dengan dakwaan yang disusun secara subsidairitas sebagai berikut : Dakwaan Primair : perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 ayat(1) jo pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan UU RI No. 31Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dakwaan Subsidair : perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 3 jo pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Menimbang, bahwa untuk dapat dipersalahkan melanggar ketentuan pasalpasal tersebut, maka semua unsur yang terkandung dalam pasal-pasal yang didakwakan tersebut harus dipenuhi oleh perbuatan terdakwa Menimbang, bahwa dakwaan Penuntut Umum telah disusun secara Subsidairitas, sehingga Majelis akan mempertimbangkan dakwaan Primair terlebih dahulu sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 (1) jo pasal 18 UU RI

Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang unsur-unsurnya sebagai berikut : 1. Setiap Orang; 2. Secara Melawan Hukum; 3. Memperkaya Diri Sendiri atau Orang lain atau Suatu Korporasi; 4. Yang Dapat Merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara. Ad. 1 Setiap Orang; Menimbang, bahwa yang dimaksud Setiap Orang sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 3 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi; Menimbang, bahwa menurut Martiman Prodjo Hamidjojo, SH.MM dalam bukunya Penerapan Pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi, hal. 52-53, disebutkan istilah yang lazim dalam perundang-undangan pidana ataupun KUHP memakai kata Barang Siapa atau salinan dari Hij Die (teks KUHP)dan yang dimaksud dengan Setiap Orangatau Barang Siapa adalah orang atau orang-orang yang apabila orang atau orang-orang tersebut terbukti memenuhi unsur-unsur delik yang

35

diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka orang-orang itu disebut sebagai si pelaku atau si pembuat dari delik tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan terdakwa Dra SUMADJI Bin PONTJO KROMO telah membenarkan identitasnya

sebagaimana dalam surat dakwaan, sehingga terdakwa adalah orang sebagai subyek hukum yang didakwa telah melakukan tindak pidana tersebut dan memiliki kemampuan mempertanggung jawabkan perbuatannya itu; Menimbang, bahwa subyek hukum yang memiliki kemampuan bertanggung jawab adalah didasarkan kepada keadaan dan kemampuan jiwanya, yang dalam doktrin hukum pidana ditafsirkan sebagai dalam keadaan sadar; Menimbang, bahwa pada saat melakukan perbuatannya itu terdakwa berada dalam kedaan sadar, tidak berada dalam pengaruh dan tekanan dari pihak manapun juga, oleh karenanya terhadap diri terdakwa haruslah dianggap mampu bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur Setiap Orang di dalam dakwaan ini telah terpenuhi. Ad. 2 Unsur Secara Melawan Hukum; Menimbang, bahwa unsur kedua ini terdiri dari beberapa sub unsur yang masing-masing saling berkaitan. Dimana yang dimaksud dengan Secara Melawan Hukum dalam rumusan delik ini berdasarkan penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 adalah mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti materiil, yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan, namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan social dalam masyrakat, maka perbuatan tersebut dapat dipidana. Oleh karena itu perbuatan melawan hukum dapat diartyikan sebagai perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan atau rasa keadilan atau norma-norma kehidupan social, walaupun sifat melawan hukum materiil dalam funsi yang positif telah ada putusan Mahkamah Konstitusi No. 003/P.UU.IV/ 2006 tanggal 25 Juli 2006 dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sehingga yang masih berlaku hanya sifat melawan hukum dalam arti formil, yang pada hakekatnya sifat melawan hukum secara materiil sudah melekat pada sifat melawan hukum formil sebagai perbuatan yang tidak patut dan tidak terpuji. Demikian pula revisi maupun perubahan terhadap bunyi pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 sampai saat ini belum ada;

36

Menimbang, bahwa menurut Satochid Kartanegara delik dengan rumusan formil adalah delik yang dianggap telah voltooid (sepenuhnya terlaksana) dengan dilakukannya suatu perbuatan yang dilarang artinya untuk membuktikan seseorang dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana (korupsi) cukup hanya dibuktikannya unsurunsur melawan hukum yang sudah dirumuskan. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta dipersidangan , terdapat kesesuaian antara keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa dan barang bukti yaitu : Bahwa pada waktu terdakwa menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben berdasarkan SK. No. 16/C.1/SMP/I/2004 tanggal 15 Januari 2004 dari PPLP Dasar dan Menengah PGRI Jawa Timur, telah menerima dana SBMP dan BOS dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yaitu dana SBMP kurun waktu anggaran 2004/2005 sebesar Rp. 32.620.000,- (tiga puluh dus juta enam ratus dua puluh ribu rupiah) dan dana BOS kurun waktu 2005/2006 sebesar Rp. 82.543.167,(delapan puluh dua juta lima ratus empat puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah). Bahwa sebelum dana cair maka harus dibuat RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Sekolah) yang seharusnya disusun oleh Kepala Sekolah bersama dengan Dewan Guru dan Komite Sekolah, tetapi dalam pelaksanaannya RAPBS terdakwa susun atau buat sendiri. Bahwa benar sesuai Pedum ataupun petunjuk tekhnisnya bahwa untuk pencairan dana SBMP maupun dana BOS tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah bersamasama Bendahara dan dana / uangnya harus disimpan oleh bendahara dan tidak diperbolehkan dibawa / dipegang oleh Kepala Sekolah. Bahwa benar dalam pencairan dana SBMP maupun dana BOS telah diambil / dicairkan sendiri oleh Terdakwa, dengan cara Terdakwa meminta tanda tangan slip pengambilan dan meminta KTP asli kepada bendahara. Bahwa benar dana SBMP dan BOS tersebut secara bertahap telah Terdakwa ambil atau cairkan di Bank Jatim/BPD dan setelah uang cair secara bertahap tadi maka sebagian Terdakwa serahkan kepada bendahara TUMPUK INDRAYATI dan sebagian Terdakwa bawa.

Bahwa benar dari dana SBMP yang diterima sebesar Rp. 32.620.000,- yang
diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp.13.470.000,-, sedangkan untuk dana BOS yang diterima sebesar Rp. 82.543.167,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 66.500.000,-, yang mana dana SBMP sebesar Rp. 19.150.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 16.043.167,- dengan jumlah sebesar Rp. 35.193.000,-, yang ada pada Terdakwa telah digunakan untuk :

37

1. Kwintasi no 4 untuk kegiatan pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 2.130.000,- ( dua juta seratus tiga puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 2. Kwintasi no 5 untuk pembelian alat tulis kantor SMP PGRI 02 Kesamben sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 3. Kwintansi no 8 untuk pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 4. Kwintansi no 9 untuk pembelian buku pengembangan buku silabas sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 5. Kwintansi no 10 untuk biaya pelaporan sebesar Rp 65.075,- ( enam puluh lima ribu tujuh puluh lima rupiah ) tidak sesuai dengan pedoman anak BOS. 6. Kwintansi no 11 untuk pembelian 25 potong kain batik guru sebesar Rp 625.000,- ( enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) tidak dibenarkan menurut buku pedoman menurut SBMP. 7. Kwintansi no 20 untuk pembelian buku panduan UNAS klas 3 ( BIN, BIG, MTK ) sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 8. Kwintansi no 21 untuk kegiatan lingkungan PPLP PGRI sebesar sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 9. Kwintansi no 23 untuk kegiatan pembelian material penunjang kegiatan olah raga sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 10. Kwintansi no 24 untuk pembelian material penunjang kegiatan ( buku MTK, Panduan UAN Klas 3 ) sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 11. Kwintansi no 31 untuk pembayaran partisipasi Ijasah sebesar Rp 59.000,( lima puluh sembilan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 12. Kwintansi no 34 untuk pembayaran penyetoran daftar susulan 29 siswa ke Surabaya sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 13. Kwintansi no 36 untuk pembelian alat-alat listrik sebesar Rp 14.000,- ( empat belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 14. Kwintansi no 37 untuk pembelian buku pengembangan pembelajaran dan buku silabas sebesar Rp 900.000,- ( sembilan ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 15. Kwintansi no 40 untuk pembayaran iuran Pramuka sebesar Rp 178.000,- (seratus tujuh puluh delapan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif.

38

16. Kwintansi no 41 untuk pembayaran Pengawasan ruang ulangan semester I sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 17. Kwintansi no 42 untuk pembayaran MKKS di DIKBUD Blitar sebesar Rp 250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 18. Kwintansi no 44 untuk pembelian 12 buah papan Rp 450.000,- ( empatratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 19. Kwintansi no 45 untuk pembelian buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner, tinta parber sebesar Rp 1.913.000,- ( satu juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 20. Kwintansi no 46 untuk pembayaran pengawas ruang UAN dan transport sebesar Rp 600.000,- ( enam ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. Bahwa benar yang seharusnya dana tersebut diperuntukkan SMP PGRI 02 Kesamben yaitu di gunakan untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar, peningkatan mutu guru, peningkatan mutu siswa, kegiatan ekstrakurikuler dan sarana prasarana Bahwa benar Terdakwa mengerti bahwa dana dari pemerintah yang diterima tersebut seharusnya seluruhnya untuk keperluan sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, dan Terdakwa yang bertanggung jawab sebagai Kepala Sekolah. Bahwa benar setelah pihak sekolah menggunakan dana SBMP dan BOS tersebut selanjutnya mempertanggung jawabkan penggunaan dana tersebut ke Dinas P dan K Kab. Blitar dengan membuat SPJ/ LPJ. Bahwa benar dengan adanya penggunaan uang SBMP dan BOS tadi maka terdakwa sudah membuat SPJ/LPJ namun belum seluruhnya selesai ditanda tangani kwitansi penggunaan uang dari guru-guru sebab tidak diberikan sesuai haknya, sehingga SPJ dan LPJ yang mau diserahkan kepada Dinas Pendidikan lewat saksi PUJI TAWAN WIDODO ditolak untuk diperbaiki. Bahwa benar dari dana sejumlah Rp. 35.193.000,-, yang awalnya ada pada Terdakwa, sebesar Rp. 10.000.000,- telah Terdakwa kembalikan ke sekolah SMP PGRI 02 Kesamben dan sebesar Rp. 17.882.542,- telah disita petugas / Penyidik dan dijadikan barang bukti. Bahwa benar besarnya dana / uang yang masih ada pada Terdakwa kurang lebih sebesar Rp. 8.000.000,-. Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas, telah secara nyata ada unsur kesengajaan dan disadari oleh terdakwa untuk tidak mengembalikan uang dana yang masih disimpan terdakwa sebagai Kepala Sekolah sebesar Rp. 35.193.000,- (tiga puluh lima juta seratus sembilan puluh tiga ribu rupiah) dimana keseluruhan dana yang diterima baik dana SBMP maupun dana BOS adalah sebesar

39

Rp. 115.163.167,- (seratus lima belas juta seratus enam puluh tiga ribu seratus enam puluh tujuh rupiah) sedangkan pada waktu pencairan secara bertahap yang diserahkan kepada Bendahara TUMPUK INDRAYATI baru sebesar Rp. 79.970.000,- (tujuh puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah), dan perbuatan terdakwa tersebut adalah merupakan perbuatan melawan hukum , yang dalam doktrin hukum pidana dapat diartikan sebagai perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan (hukum tertulis) dan/ atau rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial masyarakat; Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur secara melawan hukum di dalam dakwaan telah terpenuhi; Ad. 3 Unsur Memperkaya Diri Sendiri atau Orang Lain atau Suatu Korporasi. Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi adalah selalu dan terus menerus tanpa berhenti menambah harta kekayaan dengan jalan melawan hukum, hingga kekayaan yang diperoleh sebagai tambahan itu tidak seimbang dengan penghasilan atau sumber kekayaan yang dia miliki. Dalam artian sebagai suatu kondisi yang obyektif, kemampuan materiilnya lebih meningkat, dan dalam kondisi yang subyektif, walaupun orang yang bersangkutan tidak merasa kaya. Jadi unsur niat untuk memperkaya dirilah yang terlebih dahulu dibuktikan baik sebagai suatu tinjauan yang subyektif maupun obyektif pada diri terdakwa. Sedangkan korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisir, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum; Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat perbuatan memeperkaya diri atau orang lain atau suatu korporasi adalah perbuatan yang menyebabkan subyek hukum itu mendapat penambahan kekayaan (yang dapat dinilai dengan mata uang) secara drastic atau dalam jumlah uang yang sedemikian rupa sehingga kekayaan tersebut baik dalam jul]mlah (kuantitas) maupun dalam nilai secara ekonomis (kualitas) bertambah besar; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa sendiri, diperoleh fakta bahwa terdakwa sebagai Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben telah menerima dana baik SBMP maupun BOS dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yaitu dana SBMP kurun waktu anggaran 2004/2005 sebesar Rp. 32.620.000,- dan dana BOS kurun waktu anggaran sebesar Rp.82.543.167,sehingga berjumlah RP. 115.163.167,Bahwa benar sesuai Pedum ataupun petunjuk tekhnisnya bahwa untuk pencairan dana SBMP maupun dana BOS tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah bersama-

40

sama Bendahara dan dana / uangnya harus disimpan oleh bendahara dan tidak diperbolehkan dibawa / dipegang oleh Kepala Sekolah. Bahwa benar dalam pencairan dana SBMP maupun dana BOS telah diambil / dicairkan sendiri oleh Terdakwa, dengan cara Terdakwa meminta tanda tangan slip pengambilan dan meminta KTP asli kepada bendahara. Bahwa benar dana SBMP dan BOS tersebut secara bertahap telah Terdakwa ambil atau cairkan di Bank Jatim/BPD dan setelah uang cair secara bertahap tadi maka sebagian Terdakwa serahkan kepada bendahara TUMPUK INDRAYATI dan sebagian Terdakwa bawa. Bahwa benar dari dana SBMP yang diterima sebesar Rp. 32.620.000,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp.13.470.000,-, sedangkan untuk dana BOS yang diterima sebesar Rp. 82.543.167,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 66.500.000,-, yang mana dana SBMP sebesar Rp. 19.150.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 16.043.167,- dengan jumlah sebesar Rp. 35.193.000,-, yang ada pada Terdakwa telah digunakan untuk : 1. Kwintasi no 4 untuk kegiatan pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 2.130.000,- ( dua juta seratus tiga puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 2. Kwintasi no 5 untuk pembelian alat tulis kantor SMP PGRI 02 Kesamben sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 3. Kwintansi no 8 untuk pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 4. Kwintansi no 9 untuk pembelian buku pengembangan buku silabas sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 5. Kwintansi no 10 untuk biaya pelaporan sebesar Rp 65.075,- ( enam puluh lima ribu tujuh puluh lima rupiah ) tidak sesuai dengan pedoman anak BOS. 6. Kwintansi no 11 untuk pembelian 25 potong kain batik guru sebesar Rp 625.000,- ( enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) tidak dibenarkan menurut buku pedoman menurut SBMP. 7. Kwintansi no 20 untuk pembelian buku panduan UNAS klas 3 ( BIN, BIG, MTK ) sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 8. Kwintansi no 21 untuk kegiatan lingkungan PPLP PGRI sebesar sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 9. Kwintansi no 23 untuk kegiatan pembelian material penunjang kegiatan olah raga sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif.

41

10. Kwintansi no 24 untuk pembelian material penunjang kegiatan ( buku MTK, Panduan UAN Klas 3 ) sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 11. Kwintansi no 31 untuk pembayaran partisipasi Ijasah sebesar Rp 59.000,( lima puluh sembilan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 12. Kwintansi no 34 untuk pembayaran penyetoran daftar susulan 29 siswa ke Surabaya sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 13. Kwintansi no 36 untuk pembelian alat-alat listrik sebesar Rp 14.000,- ( empat belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 14. Kwintansi no 37 untuk pembelian buku pengembangan pembelajaran dan buku silabas sebesar Rp 900.000,- ( sembilan ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 15. Kwintansi no 40 untuk pembayaran iuran Pramuka sebesar Rp 178.000,- (seratus tujuh puluh delapan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 16. Kwintansi no 41 untuk pembayaran Pengawasan ruang ulangan semester I sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 17. Kwintansi no 42 untuk pembayaran MKKS di DIKBUD Blitar sebesar Rp 250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 18. Kwintansi no 44 untuk pembelian 12 buah papan Rp 450.000,- ( empatratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 19. Kwintansi no 45 untuk pembelian buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner, tinta parber sebesar Rp 1.913.000,- ( satu juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 20. Kwintansi no 46 untuk pembayaran pengawas ruang UAN dan transport sebesar Rp 600.000,- ( enam ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif

Bahwa benar setelah pihak sekolah menggunakan dana SBMP dan BOS tersebut selanjutnya mempertanggung jawabkan penggunaan dana tersebut ke Dinas P dan K Kab. Blitar dengan membuat SPJ/ LPJ.

- Bahwa benar dengan adanya penggunaan uang SBMP dan BOS tadi maka terdakwa
sudah membuat SPJ/LPJ namun belum seluruhnya selesai ditanda tangani kwitansi penggunaan uang dari guru-guru sebab tidak diberikan sesuai haknya, sehingga SPJ dan LPJ yang mau diserahkan kepada Dinas Pendidikan lewat saksi PUJI TAWAN WIDODO ditolak untuk diperbaiki.

42

Bahwa benar dari dana sejumlah Rp. 35.193.000,-, yang awalnya ada pada Terdakwa, sebesar Rp. 10.000.000,- telah Terdakwa kembalikan ke sekolah SMP PGRI 02 Kesamben dan sebesar Rp. 17.882.542,- telah disita petugas / Penyidik dan dijadikan barang bukti.

Bahwa benar besarnya dana / uang yang masih ada pada Terdakwa kurang lebih sebesar Rp. 8.000.000,-. Menimbang, bahwa dari fakta yang terungkap dipersidangan, Majelis

Hakim berkesimpulan bahwa walaupun secara nyata bahwa kekayaan terdakwa terdapat penambahan, akan tetapi penambahan kekayaan tersebut tidaklah secara terus menerus dan bersifat drastis sebagaimana pengertian memeperkaya diri atau orang lain atau korporasi tersebut diatas; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian-uraian pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi di dalam dakwaan ini tidak terpenuhi; Menimbang, bahwa oleh karena salah satu unsur dalam dakwaan primair tidak terpenuhi, maka kepada terdakwa haruslah dibebaskan dari dakwaan primair tersebut; Menimbang, bahwa oleh karena salah satu unsur dakwaan primair tidak terbukti, maka Majelis Hakim akan membuktikan dakwaan selebihnya yaitu dakwaan Subsidair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 3 Jo pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindakan Pidana Korupsi, dengan unsur-unsur sebagai berikut ; 1. Setiap Orang; 2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi; 3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan;

4. Yang Dapat merugikan keuangan Negara atau Perekonomian Negara;


Ad.1. Setiap Orang; Menimbang, bahwa oleh karena unsur setiap orang atau barang siapa telah terbukti sebagaimana dipertimbangkan dalam dakwaan primair, maka Majelis berkesimpulan bahwa unsur setiap orang telah terpenuhi; Ad.2. Dengan Tujuan Menguntungkan Diri Sendiri atau Orang Lain atau Korporasi; Menimbang, bahwa unsur subyektif dari unsur ini adalah tujuan si pelaku dalam melakukan tindak pidana yaitu menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi, pada dasarnya tujuan tersebut telah dikehendaki oleh pelaku untuk menguntungkan diri sendiri atau hendak mendapatkan untung tanpa alas hak, sehingga

43

unsur melawan hukum secara diam-diam ada dalam pengertian pasal tersebut walaupun tidak nampak secara tersurat, sebab tiap perbuatan delik, selalu ada unsur melawan hukum, kecuali dibuktikan sebaliknya. Dalam hal ini cukup dinilai dari kenyataan yang terjadi dikaitkan dengan perilaku terdakwa sesuai dengan kedudukan yang dimilikinya; Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap dipersidangan yaitu dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa, terbukti : Bahwa benar Kejadian terjadi pada kurun waktu anggaran 2004/2005 untuk dana SBMP dan anggaran tahun 2005/2006 untuk dana BOS. Bahwa benar Terdakwa menjabat selaku Kepala SMP PGRI 02 Kesamben berdasarkan SK. No. 16/C.1/SMP/I/2004 tanggal 15 Januari 2004 dari PPLP Dasar dan Menengah PGRI Jawa Timur. Bahwa benar untuk sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, Blitar telah menerima dana SBMP dan BOS dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yaitu dana SBMP sebesar Rp. 32.620.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 82.543.167,- jumlah Rp. 115.163.167, Bahwa benar seharusnya RAPBS tersebut di susun oleh Kepala Sekolah, Dewan Guru dan Komite sekolah,.namun dalam pelaksanaan RAPBS Terdakwa susun / buat sendiri. Bahwa benar sesuai Pedum ataupun petunjuk tekhnisnya bahwa untuk pencairan dana SBMP maupun dana BOS tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah bersamasama Bendahara dan dana / uangnya harus disimpan oleh bendahara dan tidak diperbolehkan dibawa / dipegang oleh Kepala Sekolah. Bahwa benar dalam pencairan dana SBMP maupun dana BOS telah diambil / dicairkan sendiri oleh Terdakwa, dengan cara Terdakwa meminta tanda tangan slip pengambilan dan meminta KTP asli kepada bendahara. Bahwa benar dana SBMP dan BOS tersebut secara bertahap telah Terdakwa ambil atau cairkan di Bank Jatim/BPD dan setelah uang cair secara bertahap tadi maka sebagian Terdakwa serahkan kepada bendahara TUMPUK INDRAYATI dan sebagian Terdakwa bawa. Bahwa benar dari dana SBMP yang diterima sebesar Rp. 32.620.000,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp.13.470.000,-, sedangkan untuk dana BOS yang diterima sebesar Rp. 82.543.167,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 66.500.000,-, yang mana dana SBMP sebesar Rp. 19.150.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 16.043.167,- dengan jumlah sebesar Rp. 35.193.000,-, yang ada pada Terdakwa telah digunakan untuk :

44

1. Kwintasi no 4 untuk kegiatan pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 2.130.000,- ( dua juta seratus tiga puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 2. Kwintasi no 5 untuk pembelian alat tulis kantor SMP PGRI 02 Kesamben sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 3. Kwintansi no 8 untuk pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 4. Kwintansi no 9 untuk pembelian buku pengembangan buku silabas sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 5. Kwintansi no 10 untuk biaya pelaporan sebesar Rp 65.075,- ( enam puluh lima ribu tujuh puluh lima rupiah ) tidak sesuai dengan pedoman anak BOS. 6. Kwintansi no 11 untuk pembelian 25 potong kain batik guru sebesar Rp 625.000,- ( enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) tidak dibenarkan menurut buku pedoman menurut SBMP. 7. Kwintansi no 20 untuk pembelian buku panduan UNAS klas 3 ( BIN, BIG, MTK ) sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 8. Kwintansi no 21 untuk kegiatan lingkungan PPLP PGRI sebesar sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 9. Kwintansi no 23 untuk kegiatan pembelian material penunjang kegiatan olah raga sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 10. Kwintansi no 24 untuk pembelian material penunjang kegiatan ( buku MTK, Panduan UAN Klas 3 ) sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 11. Kwintansi no 31 untuk pembayaran partisipasi Ijasah sebesar Rp 59.000,( lima puluh sembilan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 12. Kwintansi no 34 untuk pembayaran penyetoran daftar susulan 29 siswa ke Surabaya sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 13. Kwintansi no 36 untuk pembelian alat-alat listrik sebesar Rp 14.000,- ( empat belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 14. Kwintansi no 37 untuk pembelian buku pengembangan pembelajaran dan buku silabas sebesar Rp 900.000,- ( sembilan ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 15. Kwintansi no 40 untuk pembayaran iuran Pramuka sebesar Rp 178.000,- (seratus tujuh puluh delapan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif.

45

16. Kwintansi no 41 untuk pembayaran Pengawasan ruang ulangan semester I sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 17. Kwintansi no 42 untuk pembayaran MKKS di DIKBUD Blitar sebesar Rp 250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 18. Kwintansi no 44 untuk pembelian 12 buah papan Rp 450.000,- ( empatratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 19. Kwintansi no 45 untuk pembelian buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner, tinta parber sebesar Rp 1.913.000,- ( satu juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 20. Kwintansi no 46 untuk pembayaran pengawas ruang UAN dan transport sebesar Rp 600.000,- ( enam ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif Bahwa benar yang seharusnya dana tersebut diperuntukkan SMP PGRI 02 Kesamben yaitu di gunakan untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar, peningkatan mutu guru, peningkatan mutu siswa, kegiatan ekstrakurikuler dan sarana prasarana. Bahwa benar Terdakwa mengerti bahwa dana dari pemerintah yang diterima tersebut seharusnya seluruhnya untuk keperluan sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, dan Terdakwa yang bertanggung jawab sebagai Kepala Sekolah. Bahwa dengan adanya dana SBMP dan dana BOS yang masih ada pada terdakwa sejumlah kurang lebih Rp. 35.193.000,- yang telah digunakan bukan untuk kepentingan sekolah SMP PGRI 02 Kesamben tersebut, maka negara atau Pemerintah Kabupaten Blitar telah dirugikan sebesar Rp. 35.193.000,-. Bahwa benar dari dana sejumlah Rp. 35.193.000,-, yang awalnya ada pada Terdakwa, sebesar Rp. 10.000.000,- telah Terdakwa kembalikan ke sekolah SMP PGRI 02 Kesamben dan sebesar Rp. 17.882.542,- telah disita petugas / Penyidik dan dijadikan barang bukti. Bahwa benar besarnya dana / uang yang masih ada pada Terdakwa kurang lebih sebesar Rp. 8.000.000,-. Menimbang, bahwa dengan masih adanya sebagian dana SBMP dan dana BOS sebesar Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah) yang dikuasai oleh terdakwa berarti telah menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi, sehingga unsur ini hemat Majelis telah terpenuhi menurut hukum; Ad.3. Menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan atau Sarana yang ada padanya karena Jabatan atau Kedudukan; Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan menyalahgunakan kewenangan dapat didefinisikan sebagai perbuatan yang dilakukan oleh orang yang berhak melakukannya, akan tetapi kewenangan tersebut dilakukan secara melawan hukum oleh

46

mereka yang memiliki jabatan atau kedudukan, sedangkan menyalahgunakan kesempatan artinya menyalahgunakan peluang atau keleluasaan yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan, bahwa yang dimaksud dengan menyalahgunakan kesempatan atau sarana artinya orang yang menyalahgunakan alat-alat atau perlengkapan yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan; Menimbang, bahwa dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa dipersidangan diperoleh fakta : Bahwa benar Kejadian terjadi pada kurun waktu anggaran 2004/2005 untuk dana SBMP dan anggaran tahun 2005/2006 untuk dana BOS. Bahwa benar Terdakwa menjabat selaku Kepala SMP PGRI 02 Kesamben berdasarkan SK. No. 16/C.1/SMP/I/2004 tanggal 15 Januari 2004 dari PPLP Dasar dan Menengah PGRI Jawa Timur, terhadap bantuan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut : 1. Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada. Bila jumlah dana melebihi dari dana yang semestinya maka harus segera mengembalikan kelebihan dana tersebut kerekening Satker Propinsi dengan memberitahukan ke tim PKPS BBM Kab / Kota. 2. Berasama-sama dengan Komite Sekolah mengidentifikasi siswa miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran. 3. Mengelola dana BOS secara bertanggungjawab dan transparan. 4. Mengumumkan penggunaan dana BOS menurut komponen dan besar dananya dipapan pengumuman sekolah. 5. Bertanggungjawab terhadap penyimpanan penggunaan dana di sekolah. 6. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat. 7. Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim PKPS BBM Kab / Kota. Bahwa benar untuk sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, Blitar telah menerima dana SBMP dan BOS dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yaitu dana SBMP sebesar Rp. 32.620.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 82.543.167,- jumlah Rp. 115.163.167, Bahwa benar sebelum SMP PGRI 02 Kesamben menerima bantuan dana SBMP atau BOS maka harus membuat RAPBS ( Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Sekolah ).

Bahwa benar seharusnya RAPBS tersebut di susun oleh Kepala Sekolah, Dewan
Guru dan Komite sekolah, namun dalam pelaksanaan RAPBS Terdakwa susun / buat sendiri. Bahwa benar sesuai Pedum ataupun petunjuk tekhnisnya bahwa untuk pencairan dana SBMP maupun dana BOS tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah bersama-

47

sama Bendahara dan dana / uangnya harus disimpan oleh bendahara dan tidak diperbolehkan dibawa / dipegang oleh Kepala Sekolah. Bahwa benar dalam pencairan dana SBMP maupun dana BOS telah diambil / dicairkan sendiri oleh Terdakwa, dengan cara Terdakwa meminta tanda tangan slip pengambilan dan meminta KTP asli kepada bendahara. Bahwa benar dana SBMP dan BOS tersebut secara bertahap telah Terdakwa ambil atau cairkan di Bank Jatim/BPD dan setelah uang cair secara bertahap tadi maka sebagian Terdakwa serahkan kepada bendahara TUMPUK INDRAYATI dan sebagian Terdakwa bawa. Bahwa benar dari dana SBMP yang diterima sebesar Rp. 32.620.000,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp.13.470.000,-, sedangkan untuk dana BOS yang diterima sebesar Rp. 82.543.167,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 66.500.000,-, yang mana dana SBMP sebesar Rp. 19.150.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 16.043.167,- dengan jumlah sebesar Rp. 35.193.000,-, yang ada pada Terdakwa telah digunakan untuk : 1. Kwintasi no 4 untuk kegiatan pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 2.130.000,- ( dua juta seratus tiga puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 2. Kwintasi no 5 untuk pembelian alat tulis kantor SMP PGRI 02 Kesamben sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 3. Kwintansi no 8 untuk pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 4. Kwintansi no 9 untuk pembelian buku pengembangan buku silabas sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 5. Kwintansi no 10 untuk biaya pelaporan sebesar Rp 65.075,- ( enam puluh lima ribu tujuh puluh lima rupiah ) tidak sesuai dengan pedoman anak BOS. 6. Kwintansi no 11 untuk pembelian 25 potong kain batik guru sebesar Rp 625.000,- ( enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) tidak dibenarkan menurut buku pedoman menurut SBMP. 7. Kwintansi no 20 untuk pembelian buku panduan UNAS klas 3 ( BIN, BIG, MTK ) sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 8. Kwintansi no 21 untuk kegiatan lingkungan PPLP PGRI sebesar sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 9. Kwintansi no 23 untuk kegiatan pembelian material penunjang kegiatan olah raga sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif.

48

10. Kwintansi no 24 untuk pembelian material penunjang kegiatan ( buku MTK, Panduan UAN Klas 3 ) sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 11. Kwintansi no 31 untuk pembayaran partisipasi Ijasah sebesar Rp 59.000,( lima puluh sembilan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 12. Kwintansi no 34 untuk pembayaran penyetoran daftar susulan 29 siswa ke Surabaya sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 13. Kwintansi no 36 untuk pembelian alat-alat listrik sebesar Rp 14.000,- ( empat belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 14. Kwintansi no 37 untuk pembelian buku pengembangan pembelajaran dan buku silabas sebesar Rp 900.000,- ( sembilan ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 15. Kwintansi no 40 untuk pembayaran iuran Pramuka sebesar Rp 178.000,- (seratus tujuh puluh delapan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 16. Kwintansi no 41 untuk pembayaran Pengawasan ruang ulangan semester I sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 17. Kwintansi no 42 untuk pembayaran MKKS di DIKBUD Blitar sebesar Rp 250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 18. Kwintansi no 44 untuk pembelian 12 buah papan Rp 450.000,- ( empatratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 19. Kwintansi no 45 untuk pembelian buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner, tinta parber sebesar Rp 1.913.000,- ( satu juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 20. Kwintansi no 46 untuk pembayaran pengawas ruang UAN dan transport sebesar Rp 600.000,- ( enam ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif .

Bahwa benar yang seharusnya dana tersebut diperuntukkan SMP PGRI 02 Kesamben yaitu di gunakan untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar, peningkatan mutu guru, peningkatan mutu siswa, kegiatan ekstrakurikuler dan sarana prasarana

Bahwa benar Terdakwa mengerti bahwa dana dari pemerintah yang diterima
tersebut seharusnya seluruhnya untuk keperluan sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, dan Terdakwa yang bertanggung jawab sebagai Kepala Sekolah. Bahwa benar dari dana sejumlah Rp. 35.193.000,-, yang awalnya ada pada Terdakwa, sebesar Rp. 10.000.000,- telah Terdakwa kembalikan ke sekolah SMP

49

PGRI 02 Kesamben dan sebesar Rp. 17.882.542,- telah disita petugas / Penyidik dan dijadikan barang bukti. Bahwa benar besarnya dana / uang yang masih ada pada Terdakwa kurang lebih sebesar Rp. 8.000.000,-. Menimbang, bahwa kedudukan (Jabatan) terdakwa adalah sebagai Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben Blitar yang bertanggung jawab secara penuh terhadap pengelolaan dana SBMP dan dana BOS tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, Majelis

berkesimpulan bahwa unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya telah terpenuhi menurut hukum; Ad.4. Yang Dapat Merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara; Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan yang dapat merugikan keuangan Negara atau Perekonomian Negara adalah sama artinya dengan menjadi ruginya keuangan negara atau berkurangnya keuangan negara (R. Wiyono SH dalam bukunya Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, hal. 32 ); Menimbang,bahwa selanjutnya yang dimaksud dengan :Keuangan Negara sebagaimana dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau tidak dipisahkan termasuk didalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat lembaga negara baik tingkat pusat ataupun di daerah; Menimbang, bahwa arti dapat dalam unsur ke-4 ini haruslah diartikan sebagai suatu perbuatan yang menimbulkan kerugian negara dengan tanpa dirinci dan menyebut bentuk dan jumlah kerugian negara tertentu sebagaimana halnya tindak pidana materiil (Drs. Adam Chazawi, SH dalam bukunya Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, hal. 45); Menimbang, bahwa walaupun Penuntut Umum dipersidangan tidak

menghadirkan saksi ahli yang dapat menghitung kerugian Negara secara akurat, namun berdasarkan perhitungan Majelis Hakim besarnya kerugian negara akibat perbuatan terdakwa adalah : Bahwa benar Terdakwa menjabat selaku Kepala SMP PGRI 02 Kesamben berdasarkan SK. No. 16/C.1/SMP/I/2004 tanggal 15 Januari 2004 dari PPLP Dasar dan Menengah PGRI Jawa Timur. Bahwa benar untuk sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, Blitar telah menerima dana SBMP dan BOS dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yaitu dana SBMP sebesar Rp. 32.620.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 82.543.167,- jumlah Rp. 115.163.167,-

50

Bahwa benar sesuai Pedum ataupun petunjuk tekhnisnya bahwa untuk pencairan dana SBMP maupun dana BOS tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah bersamasama Bendahara dan dana / uangnya harus disimpan oleh bendahara dan tidak diperbolehkan dibawa / dipegang oleh Kepala Sekolah.

Bahwa benar dalam pencairan dana SBMP maupun dana BOS telah diambil / dicairkan sendiri oleh Terdakwa, dengan cara Terdakwa meminta tanda tangan slip pengambilan dan meminta KTP asli kepada bendahara.

Bahwa benar dana SBMP dan BOS tersebut secara bertahap telah Terdakwa ambil atau cairkan di Bank Jatim/BPD dan setelah uang cair secara bertahap tadi maka sebagian Terdakwa serahkan kepada bendahara TUMPUK INDRAYATI dan sebagian Terdakwa bawa.

Bahwa benar dari dana SBMP yang diterima sebesar Rp. 32.620.000,- yang
diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp.13.470.000,-, sedangkan untuk dana BOS yang diterima sebesar Rp. 82.543.167,- yang diserahkan kepada Bendahara sebesar Rp. 66.500.000,-, yang mana dana SBMP sebesar Rp. 19.150.000,- dan dana BOS sebesar Rp. 16.043.167,- dengan jumlah sebesar Rp. 35.193.000,-, yang ada pada Terdakwa telah digunakan untuk : 1. Kwintasi no 4 untuk kegiatan pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 2.130.000,- ( dua juta seratus tiga puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 2. Kwintasi no 5 untuk pembelian alat tulis kantor SMP PGRI 02 Kesamben sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 3. Kwintansi no 8 untuk pembelian buku pedoman kurikulum 2004 sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 4. Kwintansi no 9 untuk pembelian buku pengembangan buku silabas sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 5. Kwintansi no 10 untuk biaya pelaporan sebesar Rp 65.075,- ( enam puluh lima ribu tujuh puluh lima rupiah ) tidak sesuai dengan pedoman anak BOS. 6. Kwintansi no 11 untuk pembelian 25 potong kain batik guru sebesar Rp 625.000,- ( enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) tidak dibenarkan menurut buku pedoman menurut SBMP. 7. Kwintansi no 20 untuk pembelian buku panduan UNAS klas 3 ( BIN, BIG, MTK ) sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 8. Kwintansi no 21 untuk kegiatan lingkungan PPLP PGRI sebesar sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif.

51

9. Kwintansi no 23 untuk kegiatan pembelian material penunjang kegiatan olah raga sebesar Rp 450.000,- ( empat ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 10. Kwintansi no 24 untuk pembelian material penunjang kegiatan ( buku MTK, Panduan UAN Klas 3 ) sebesar Rp 350.000,- ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 11. Kwintansi no 31 untuk pembayaran partisipasi Ijasah sebesar Rp 59.000,( lima puluh sembilan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 12. Kwintansi no 34 untuk pembayaran penyetoran daftar susulan 29 siswa ke Surabaya sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 13. Kwintansi no 36 untuk pembelian alat-alat listrik sebesar Rp 14.000,- ( empat belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 14. Kwintansi no 37 untuk pembelian buku pengembangan pembelajaran dan buku silabas sebesar Rp 900.000,- ( sembilan ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 15. Kwintansi no 40 untuk pembayaran iuran Pramuka sebesar Rp 178.000,- (seratus tujuh puluh delapan ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 16. Kwintansi no 41 untuk pembayaran Pengawasan ruang ulangan semester I sebesar Rp 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 17. Kwintansi no 42 untuk pembayaran MKKS di DIKBUD Blitar sebesar Rp 250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 18. Kwintansi no 44 untuk pembelian 12 buah papan Rp 450.000,- ( empatratus lima puluh ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 19. Kwintansi no 45 untuk pembelian buku polio, kapur tulis, bolpoin, tinta poliner, tinta parber sebesar Rp 1.913.000,- ( satu juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif. 20. Kwintansi no 46 untuk pembayaran pengawas ruang UAN dan transport sebesar Rp 600.000,- ( enam ratus ribu rupiah ) barang tidak ada / fiktif Bahwa benar yang seharusnya dana tersebut diperuntukkan SMP PGRI 02 Kesamben yaitu di gunakan untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar, peningkatan mutu guru, peningkatan mutu siswa, kegiatan ekstrakurikuler dan sarana prasarana Bahwa benar Terdakwa mengerti bahwa dana dari pemerintah yang diterima tersebut seharusnya seluruhnya untuk keperluan sekolah SMP PGRI 02 Kesamben, dan Terdakwa yang bertanggung jawab sebagai Kepala Sekolah.

52

Bahwa benar dari dana sejumlah Rp. 35.193.000,-, yang awalnya ada pada Terdakwa, sebesar Rp. 10.000.000,- telah Terdakwa kembalikan ke sekolah SMP PGRI 02 Kesamben dan sebesar Rp. 17.882.542,- telah disita petugas / Penyidik dan dijadikan barang bukti.

Bahwa benar besarnya dana / uang yang masih ada pada Terdakwa kurang lebih sebesar Rp. 8.000.000,-. Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas,

Majelis Hakim berependapat bahwa dana SBMP dan BOS yang digunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa Drs Sumadji delaku Kepala Sekolah SMP PGRI 02 Kesamben sejumlah Rp. 35.193.167,- untuk kepentingan diluar ketentuan sebagaimana yang diatur dalam pedoman umum atau petunjuk pelaksanaan SBMP dan BOS, sehingga unsur yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara di dalam dakwaan ini telah terpenuhi; Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur yang terdapat dalam dakwaan Subsidair telah terpenuhi sebagaimana diuraikan diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 jo Pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan UU RI No, 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dinyatakan bersalah dan selama proses persidangan berlangsung Majelis Hakim tidak menemukan adanya alasan pemaaf maupun pembenar pada diri terdakwa yang dapat menghapuskan pertanggung jawaban pidana atas segala perbuatan pidana yang dilakukannya, maka kepada terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 jo Pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dan oleh karenanya patut dijatuhkan pidana yang setimpal dengan kesalahannya; Menimbang, bahwa oleh karena selam proses pemeriksaan terhadap terdakwa telah dilakukan penahanan, maka sesuai ketentuan Pasal 22 ayat (4) KUHAP penahanan yang telah dijalani terdakwa tersebut dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 jo Pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun Tindak Pidana Korupsi tentang Prubahan UU RI

53

No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, diatur mengenai kumulasi penjatuhan hukuman pokok, yaitu hukuman penjara dan hukuman denda, maka kepada diri terdakwa selain dijatuhi pidana penjara juga patut untuk dijatuhkan pidana denda yang besarnya akan ditetapka dalam amar putusan ini; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 18 ayat (1) huruf b UU RI No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, disebutkan bahwa selain pidana tambahan sebagaimana dimaksud dalam KUHP, pidana tambahan dalam tindak pidana korupsi salah satunya adalah pembayaran uang pengganti yang jumlah sebanyakbanyaknya sama dengan harta benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi; Menimbang, bahwa kerugian Negara yang wajib dipertanggung jawabkan oleh terdakwa dan harus dikembalikan dalam bentuk pidana tambahan berupa uang pengganti adalah sebesar sebesar Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah) yang berasal dari selisih kerugian Negara; Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan berupa : 1. 1 bendel / 6 lembar Fotocopy buku rekening Bank BPD / Bank Jatim no 014207804 An.SLTP PGRI 02 Kesamben / SUMADJI 2. 1 lembar rekapitulasi dana SBMP yang diakses dari Buku rekening dana masuk, nilai penarikan dan nilai yang diberikan ke bendahara dengan pendukung kuitansi nilai selisih Rp.19.150.000,3. 1 lembar rekapitulasi dana BOS yang diakses dari Buku rekening dana masuk, nilai penarikan dan nilai yang diberikan ke bendahara dengan pendukung kuitansi nilai selisih Rp.16.043.167,4. 9 lembar kuitansi uang yang diberikan ke bendahara dari dana SBMP Rp.13.470.000,5. 12 lembar kuitansi uang yang diberikan ke bendahara dari dana BOS Rp.66.500.000,6. 1 buku LPJ / SPJ penggunaan dana SBMP anggaran 2004/2005 bagi SMP PGRI 02 Kesamben bagian bulan Januari-Februari-Maret-April 2004 (kategori belum selesai) ditandatangani oleh pemegang Kas dan Kepala Sekolah. 7. 10 buku LPJ/SPJ penggunaan dana BOS 2005/2006 bagi SMP PGRI 02 Kesamben bagian bulan September 2005 s/d Januari 2007 (Kategori belum selesai) ditandatangani oleh Drs.SUMADJI. 8. Buku rekening Tabungan Bank Jatim No.0142070804 An.SMP PGRI 02

54

Kesamben / Sumadji 9. Buku rekening tabungan Bank Jatim no rek. 0462017006 An.SMP PGRI 02 Kesamben / TUMPUK. 10. 1 buku bukti pengeluaran oleh Kepala Sekolah Drs.Sumadji dan bendel kuitansi/pembelanjaan pengeluaran nilai Rp.17.310.625,- (buku sampul biru) 11. Uang SBMP dan BOS Rp.17.882.542,12. 1 lembar nota tindasan atas pembelian 12 buah papan tertanggal 30-06-2006 oleh SDN 02 Kesamben (warna merah muda) 13. 1 bendel Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor 531 tahun 2003 tanggal 17 Desember 2003 tentang Penetapan Pengelola Program Pemberian Subsidi Biaya Minimal Pendidikan dan lampirannya 14. 3 lembar SPPB (Surat Perjanjian Pemberian Bantuan) PKPS BBM/BOS 15. 1 bendel Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor 365 tahun 2006 tanggal 23 Agustus 2006 tentang Pembentukan Sekretariat Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) Bidang Pendidikan di Kab.Blitar tahun 2006 16. 1 bendel RAPBS dana PSBMP tahun 2004 17. 1 bendel fotocopy RAPBS tahun 2005 SMP PGRI 2 KESAMBEN 18. 1 bendel fotocopy RAPBS tahun 2006 SMP PGRI 2 KESAMBEN 19. 1 bendel RAPBS tahun 2005/2006 periode Juli s.d Desember 2005 20. 1 bendel RAPBS tahun 2006 periode bulan Januari s/d Juni 2006 21. 1 bendel kuitansi dan nota penggunaan dana SBMP Januari 2004 s/d Juni 2005 dan BOS periode Juli 2005 s/d Desember 2006. 22. 1 lembar kuitansi penyerahan uang tanggal 22-09-2007 sebesar Rp.10.000.000,23. 1 (satu) bendel FC subsidi dari pemerintah akan Majelis pertimbangkan dalam amar putusan; Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana , maka sesuai Pasal 222 ayat (1) KUHAP kepada terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara; Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana kepada terdakwa, maka sesuai Pasal 197 ayat (1) huruf f KUHAP akan dipertimbangkan terlebuh dahulu hal-hal yang memberatkan maupun hal-hal yang meringankan bagi diri terdakwa, yaitu sebagai berikut : Hal-hal yang memberatkan : Perbuatan terdakwa mengakibatkan kerugian Negara; Perbuatan terdakwa bertentangan dengan semangat Pemerintah dalam memberantas dan memerangi tindak pidana korupsi; Hal-hal yang meringankan :

55

Terdakwa belum pernah dihukum; Terdakwa bersikap sopan di persidangan; Terdakwa merasa bersalah, menyesal dan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya; Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga. Menimbang, bahwa untuk mempersingkat putusan ini, maka segala hal yang tertuang dalam berita acara persidangan adalah merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam putusan ini; Mengingat Pasal 3 jo Pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupai sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini. M EN G A D I L I : Menyatakan terdakwa Drs. SUMADJI BIN PONTJO KROMO tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan Primair; Membebaskan terdakwa oleh karena itu dari dakwaan Primair tersebut; Menyatakan terdakwa Drs. SUMADJI BIN PONTJO KROMO telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 jo Pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan UU RI No. 31 Tahun 1999 tantang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dalam surat dakwaan Subsidair; Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. SUMADJI BIN PONTJO KROMO dengan pidana penjara selama : 1 (satu) Tahun; Menetapkan masa selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan. Menjatuhkan Pidana Denda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila tidak dibayar maka diganti dengan hukuman kurungan selama 2 (dua) bulan. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. SUMADJI bin PONTJOKROMO

dengan pidana tambahan dengan membayar uang pengganti sebesar Rp. 8.000.000,(delapan juta rupiah), dengan ketentuan jika terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap, maka harta benda dapat disita, dengan ketentuan apabila

56

terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka diganti dengan hukuman kurungan selama 1 (satu) bulan. Memerintahkan agar barang bukti berupa : 1. 1 bendel / 6 lembar Fotocopy buku rekening Bank BPD / Bank Jatim No 014207804 An. SLTP PGRI 02 Kesamben / SUMADJI 2. 1 lembar rekapitulasi dana SBMP yang diakses dari Buku rekening dana masuk, nilai penarikan dan nilai yang diberikan ke bendahara dengan pendukung kuitansi nilai selisih Rp.19.150.000,3. 1 lembar rekapitulasi dana BOS yang diakses dari Buku rekening dana masuk, nilai penarikan dan nilai yang diberikan ke bendahara dengan pendukung kuitansi nilai selisih Rp.16.043.167,4. 9 lembar kuitansi uang yang diberikan ke bendahara dari dana SBMP Rp.13.470.000,5. 12 lembar kuitansi uang yang diberikan ke bendahara dari dana BOS Rp.66.500.000,6. 1 buku LPJ / SPJ penggunaan dana SBMP anggaran 2004/2005 bagi SMP PGRI 02 Kesamben bagian bulan Januari-Februari-Maret-April 2004 (kategori belum selesai) ditandatangani oleh pemegang Kas dan Kepala Sekolah. 7. lO buku LPJ/SPJ penggunaan dana BOS 2005/2006 bagi SMP PGRI 02 Kesamben bagian bulan September 2005 sid Januari 2007 (Kategori belum selesai) ditandatangani oleh Drs.SUMADJI. 8. Buku rekening Tabungan Bank Jatim No.0142070804 An.SMP PGRI 02 Kesamben 1 Sumadji 9. Buku rekening tabungan Bank Jatim no rek. 0462017006 An.SMP PGRI 02 Kesamben / TUMPUK 10. 1 buku bukti pengeluaran oleh Kepala Sekolah Drs.Sumadji dan bendel Kwitansi / pembelanjaan pengeluaran nilai Rp.17.31 0.625,- (buku sampul biru) 11. 1 lembar nota tindasan atas pembelian 12 buah papan tertanggal 30-06-2006 oleh SDN 02 Kesamben (warna merah muda) 12. 1 bendel Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor 531 tahun 2003 tanggal 17 Desember 2003 tentang Penetapan Pengelola Program Pemberian Subsidi Biaya Minimal Pendidikan dan lampirannya 13. 3 lembar SPPB (Surat Perjanjian Pemberian Bantuan) PKPS BBM/BOS 14. 1 bendel Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor 365 tahun 2006 tanggal 23 Agustus 2006 tentang Pembentukan Sekretariat Program Kompensasi

Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) Bidang Pendidikan di Kab.Blitar tahun 2006.

57

15. 1 bendel RAPBS dana PSBMP tahun 2004. 16. 1 bendel fotocopy RAPBS tahun 2005 SMP PGRl2 KESAMBEN 17. 1 bendel fotocopy RAPBS tahun 2006 SMP PGRl2 KESAMBEN 18. 1 bendel RAPBS tahun 2005/2006 periode Juli s.d Desember 2005 19. 1 bendel RAPBS tahun 2006 periode bulan Januari s/d Juni 2006 20. 1 bendel kuitansi dan nota penggunaan dana SBMP Januari 2004 s/d Juni 2005 dan BOS periode Juli 2005 s/d Desember 2006. 21. 1 lembar kuitansi penyerahan uang tanggal 22-09-2007 sebesar Rp.l 0.000.000,22. 1 (satu) bendel FC subsidi dari pemerintah Tetap terlampir dalam berkas perkara. 23. Uang SBMP dan BOS Rp. 17.882.542,- dirampas untuk Negara. Membebani kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000,(lima ribu rupiah).

Demikian diputus dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Blitar pada hari RABU, Tgl. 7 Juli 2010 oleh kami SUNDARI, SH. sebagai Hakim Ketua, TORNADO EDMAWAN, SH.MH. dan ASMUDI, SH.MH masingmasing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari SENIN, tanggal 12 Juli 2010 diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi oleh kedua Hakim Anggota tersebut, dengan dibantu oleh NILAWATI, SH Panitera Pengganti pada Pengadilan negeri tersebut dan dihadiri TRIYONO, SH. Sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan negeri Blitar serta Terdakwa dan Penasehat Hukumnya.

HAKIM ANGGOTA,

HAKIM KETUA,

Ttd. TORNADO EDMAWAN, SH.MH. Ttd. A S M U D I, SH.MH. PANITERA PENGGANTI, Ttd. NILAWATI, SH

Ttd. S U N D A R I , SH.

58

CATATAN :

Putusan ini telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena baik Terdakwa maupun Jaksa Penuntut Umum telah menerima baik putusan.

Panitera Pengganti, Ttd. NILAWATI, SH

Turunan putusan ini diberikan kepada dan atas permintaan Penasehat Hukum Terdakwa pada Tanggal Juli 2010
PANITERA PENGADILAN NEGERI BLITAR

RENGGO WAHYUDI, SH.MM NIP. 19571012 198303 1003

59

Anda mungkin juga menyukai