Anda di halaman 1dari 5

PENCEGAHAN DAN PE NANGGULANGAN AIDS MENURUT PANDANGAN AGAMA HINDU

A. Pengertian IMS dan HIV/AIDS IMS dan HIV/AIDS adalah penyakit yang berkaitan dengan perilaku seksual. IMS menyebabkan infeksi alat reproduksi apabila tidak segera diobati dengan tepat maka infeksi dapat menjalar dan dapat menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kecacatan, kemandulan, bahkan kematian. Beberapa jenis IMS yang cukup membahayakan, yaitu: 1. Gonor (GO, Kencing nanah) yang dapat mengakibatkan kemandulan 2. Sifilis (raja singa) dapat mengakibatkan keterbelkangan mental pada anak yang lahir 3. Herpes genetalis yang dapat mengakibatkan kanker rahim 4. Klamidia yang mengakibatkan rasa nyeri pada saat kencing 5. Trikomoniasis vaginalis menyebabkan infeksi pada saluran tuba dan palopi 6. Kandidiasis vaginalis menimbulkan keputihan sperti susu bergumpal disertai gatal dan panas 7. Kutil kelamin dapat mengakibatkan knker leher rahim atau kulit sekitar rahim AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome) bukanlah penyakit, dan tidak menular, yang menular adalah virus HIV (Human Immune Deficiency Virus). Penyakit ini umunya disebabkan oleh homoseksula dan biseksual. Penularan HIV disebabkan oleh: 1. Hubungan seksula dengan pengidap HIV tanpa perlindungan 2. Tranfusi darah yang sudah tercemar HIV 3. Kontak darah dan cairan vagina, ibu yang mengidap HIV dengan darah dan cairan bayinya pada proses melahirkan 4. Melalui jarum suntik, akupuntur, tindik dan alat lain yang telah dipakai oleh pengidap AIDS B. Pencegahan IMS dan HIV/AIDS Berjangkitnya virus HIV dari tubuh penderita ke tubuh yang sehat disebabkan perantara hubungan seksual, alat-alat suntik, donor darah dan ibu yang sedang terinfeksi HIV. Menurut ajran Hindu berjangkitnya suatu penyakit ke tubuh seseorang karena dilanggarnya norma-norma agam yang telah digariskan dalam kitab suci Veda. Upaya pencegahan adalah melaksanakan usaha-usaha

yang dapat menghindarkan seseorang dari penyakit IMS dan AIDS itu sendiri. Pencegahan HIV secara medis dapat dilakukan dengan cara: 1. Menggunakan kondom sebelum melakukan senggama bagi pasangan yang ada kemungkinan salah satunya sudah terinfeksi HIV 2. Mengusahakan melakukan tranfusi darah yang bebas HIV 3. Menghindari kehamilan bagi yang terinfeksi HIV 4. Pengendalian infeksi 5. Sterilisasi khusus 6. Cegah pergantian jarum suntik 7. Menunda hubungan kelamin Ajaran Hindu memberi beberapa alternatif untuk mencegah berjangkitnya AIDS ketubuh manusia, diantaranya: a. Jalur Brahmacari (masa menuntut ilmu), bagi yang belum kawin Brahmacarin adalah masa menuntut ilmu pengetahuan suci Veda, pengetahuan tentang Tuhan dan ciptaan-Nya. Pada masa ini kewajiban mereka adalah belajar, berdoa, hidup sederhana, mengendalikan keinginan pikiran, disiplin dalam hal makanan, tidur dsb, serta dilarang melakukan kegiatan seksual baik dengan lawan jenis, sesama jenis, maupun menyianyiakan sperma/ovum. b. Jalur Grahastin (hidup berumah tangga/suami istri) Jalur grahastin yaitu kehidupan berumah tangga/lembaga perkawinan yang diikat oleh dharmaning alaki-arabi (kewajiban suami-istri) disertai dengan pantangan/larangannya, dengan harapan diperoleh keturunan yang baik suputra bukan kuputra. Didalam memilih pasangan/calon istri dapat dipedomi kitab Veda Smrti III Sloka 6-11 yang isinya menghindari calon dari keluarga yang tidak menghiraukan upacara suci, tidak mempunyai keturunan laki-laki dan tidak mempelajari Veda. Didalam melakukan hubungan seksual dapat dipedomani kitab Veda Smrti III.45 s/d 50 dan 60; IX.41, 101 dan 102 yang memuat ajaran tentang waktu berhubungan seksual dengan istri, kepuasanmasing-masing pihak suamiistri dan kesetiaan dalam keluarga. c. Jalur Peningkatan Sradha Disamping melalui dua jalur tersebut upaya yang sangat mendasar harus dilakukan adalah mempertebal Sradha dan Bhakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Kuasa) dan Sloka-sloka Veda. Dengan melaksanakan ketentuan yang ditetapkan dalam Veda makan keutuhan keluarga dengan perilaku hidup sehat akan terwujud, yang berarti terhindar dari penyakit IMS dan HIV/AIDS.

C. Penanggulangan Terhadap Penyakit AIDS Yang dimaksud dengan penanggulangan dalam konteks ini adl usahausaha yang dapat dilakukan untuk paling tidak menyebabkan seseorang yang terkena AIDS dapat bertahan hidup (sikap lebih lama), atau bahkan mungkin sembuh sama sekali dari penyakit ADIS yang dideritanya. Keyakinan yang optimis ini akan membangkitkan pikiran seseorang untuk berbuat sesuatu guna merubah keadaan yang sebelumnya menderita menjadi bahagia, bodoh menjadi pandai, menderita suatu penyakit menjadi sembuh. Manusia hendaknya senantiasan bersyukur kehadapan Sang Hyang Widhi, karena telah dilahirkan sebagai manusia walaupun hidup sebagai orang yang hina dan menderita. Sebgai umat Hindu yang memiliki dasar keyakinan Panca Sradha hendaknya senantiasa menerima kehidupan ini sebagai hasil (buah karma) dari setiap perbuatan. Manusia memang seringkali tertipu oelh kebodohan (awidya) sendiri. Dalam ajaran karmaphala telah ditegaskan bahwa, apapun yang dinikmati dalam hidup ini adl merupakan jerih payahnya sendiri. Hanya masalahnya soal wujud dan waktu; artinya hasil perbuatan membohongi orang, akan tetapi bisa saja dalam bentuk akibat yang lain, misalnya dipukul orang dsb. Jika hukum tsb dapat dihayati dan diyakini maka apapun wujud kehidupan sekarang ini dan suasana yang bagaimanapun dialami (termasuk menderita IMS dan HIV/AIDS), akan dapat diterima dengan penuh kesadarna dan jiwa besar, tanpa menuding pihak lainnya sbg penyebab penderita itu. Metode Penagggulanganulangan Selama gejala-gejala khas yang belum tampak, penderita masih mampu menolong dirinya sendiri. Hal ini dapt dilakukan dengan cara mengatur pola makanan dengan gizi yang tinggi, istirahat ayng cukup agar tidak terlalu lelah, menghindari stres serta infeksi. Metode penyembuhan secara spiritual menurut Hindu ad Selama gejala-gejala khas yang belum tampak, penderita masih mampu menolong dirinya sendiri. Hal ini dapt dilakukan dengan cara mengatur pola makanan dengan gizi yang tinggi, istirahat ayng cukup agar tidak terlalu lelah, menghindari stres serta infeksi. Metode penyembuhan secara spiritual menurut Hindu adl dgn penyerahan diri disertai permohonan terhadap Sang Hyang Widhi. Memasrahkan diri adl merupakan suatu cara /jalan untuk penyatuan diri dgn sangkan paraning dumadi (Tuhan YME), yaitu: aktifitas yang memerlukan kesungguhan, keseriusan dan ketekunan. Akhirnya dari proses tsb dapat diketahui bahwa upaya memasrahkan/menyerahkan diri tsb memerlukan perjuangan yang bersungguhsungguh (subha karma) dan dari kenyataan ini pula dapat dilihat bahwa sesungguhnya tidak ada pengampunan tanpa usaha yang baik.

Langkah-langkah Penanggulangan Para penderita IMS dan HIV/AIDS adl manusia biasa yang membutuhkan bimbingan dan kasih sayang. Tuhan tidak membedakan siapapun dan apapun di dunia ini, dihadapan Tuhan semuanya sama, sebagaimana disbadakan dalam Pncamo Veda IX.29. Karena itu bagi yang sehat hendaknya memberi perlakuan yang wajar kepada para penderita, HIV/AIDS, baik terhadap mereka yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Perlakuan Terhadap yang Masih Hidup Walaupun obat untuk menyembuhkan penyakit AIDS belum ditemukan namun sebagai insan beragama yang yaik akan kemahakuasaan Tuhan hendaknya selalu optimis dalam mengatasi penderitaan, paling tidak masih tetap bertahan dalam keadaan tsb. Untuk itu kepada penderita harus diberikan bimbingan agar: 1. Senantiasa bersyukur dengan kelahiran sebagai manusia, walaupun hidup sebagai orang hina (Sarasamucacaya.3) 2. Senantiasa berserah diri kepada Sang Pencipta sbg benih abadi, pengemban, kekuatan, pelindung dan penentu segal ciptaan-Nya (termasuk kesembuhan ataupun kematian) Karena itu setiap saat pikiran ini hanya ditujukan kepada-Nya shg diseberangkan darimlautan penderitaan. Perlakuan Terhadap yang Meninggal Kematian adl sebuah kodrat karma yang tak dapat dihindari. Bila da kematian, sanak keluarga dan kerabat akan bersedih dan menyatakan ikut berduka cita kemudian berparisipasi merawat jenazah. Khusus untuk perawatan jenazah AIDS dalam penanganannya harus dilakukan dgn memperhatikan langkahlangkah pengamanan, seperti: memberikan suntikan formalin terhadap jenazah, menggunakan sarung tangan, kaki/badan (terutama bagi yang mempunyai luka) agar tidak beresiko terjangkit HIV/AIDS. Sebaiknya jenazah dan segala perlengkapannya langsung dikremasi/dibakar dalam rangka Upacara Ngaben (Atiwa-tiwa).

Anda mungkin juga menyukai