Anda di halaman 1dari 37

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Gambaran keadaan masyarakat Indonesia dimasa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai INDONESIA SEHAT 2010. Untuk dapat mewujudkan INDONESIA SEHAT 2010, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yakni: 1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan 2) Mendorong kemandirian masyarakat 4) Memelihara dan meningkatkan untuk hidup sehat , 3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Salah satu upaya untuk mendukung misi tersebut, adalah dengan penyediaan berbagai sarana pelayanan kesehatan. Seperti tercantum dalam SKN, Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan strata pertama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Untuk mencapai hasil optimal dan meningkatkan mutu serta kinerja Puskesmas, Departemen Kesehatan sejak tahun 2002 telah melaksanakan revitalisasi Puskesmas, yang meliputi pengembangan kebijakan Puskesmas, pengadaan tenaga dan perbaikan fisik dan perlatan. Upaya revitalisasi Puskesmas dalam bidang fisik antara lain melalui penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK ) Bidang Kesehatan. DAK Bidang Kesehatan dialokasikan untuk meningkatkan mutu, daya jangkau dan melalui peningkatan sarana kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

pelayanan kesehatan Puskesmas dan jaringannya yang berada terutama

didaerah

terpencil,

perbatasan

dan

daerah

dengan

tingkat

derajat

kesehatannya belum optimal. B. RUANG LINGKUP Dana alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan tahun 2006 ini diarahkan untuk kegiatan :
1.

Pengadaan peralatan medis dan non medis

diperuntukan untuk :

peningkatan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Perawatan, Puskesmas Keliling, Polindes. 2. Peningkatan fisik Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas 3. Peningkatan fisik Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan 4. Rehabilitasi fisik dan/atau pengadaan Puskesmas Keliling Perairan/ Puskesmas Terapung serta Puskesmas keliling Roda Empat. Artinya kegiatan yang dilaksanakan dapat berupa : a. b. c. d. rehabilitasi fisik Puskesmas Keliling Perairan/Terapung rehabilitasi fisik Puskesmas Keliling Roda Empat pengadaan Puskesmas Keliling Perairan/Terapung pengadaan Puskesmas Keliling Roda Empat.

5. Pembangunan/ rehabilitasi gedung Puskesmas/Puskesmas Pembantu (Pustu)/ Pondok Bersalin desa (Polindes) termasuk artinya kegiatan yang dilaksanakan dapat berupa : a. b. c. d. e. f. Pembangunan baru Puskesmas Pembangunan baru Puskesmas Pembantu Pembangunan baru Polindes Rehabilitasi gedung Puskesmas Rehabilitasi gedung Puskesmas Pembantu Rehabilitasi gedung Polindes

g. h. i.

Perluasan gedung Puskesmas Perluasan gedung Puskesmas Pembantu Perluasan gedung Polindes

6. Pengadaan Kendaraan Roda Dua untuk petugas puskesmas 7. Pembangunan/reahabilitasi Rumah dinas Dokter, Perawat, dan Bidan Puskesmas. Artinya kegiatan yang dilaksanakan dapat berupa : a. b. Pembangunan Rumah dinas dokter, perawat, bidan Rehabilitasi rumah dinas dokter, perawat, bidan

Masing-masing daerah dapat memilih kegiatan tersebut diatas sesuai dengan prioritas di daerah seperti dijelaskan pada BAB II dan memperhatikan alokasi DAK Bidang Kesehatan tahun 2006 yang diterima.

C. PENGERTIAN 1. Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksanan teknis Dinas Kesehatan kabupate/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 2. Puskesmas Pembantu Adalah unit pelayanan kesehatan sederhana yang merupakan bagian integral dari Puskesmas yang melaksanakan sebagian tugas Puskesmas. 3. Puskesmas Perawatan Adalah Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas perawatan berfungsi sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke institusi rujukan. 4. Puskesmas Keliling Adalah unit pelayanan kesehatan keliling berupa kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor dengan dilengkapi peralatan kesehatan,

peralatan

komunikasi

serta

sejumlah

tenaga

yang

berasal

dari

Puskesmas. 5. Puskesmas Keliling Perairan/Terapung Adalah Puskesmas keliling berbentuk perahu bermotor atau kapal yang dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan non kesehatan, tenaga dan penunjang lainnya , yang disesuaikan dengan fungsi puskesmas. 6. Pondok Bersalin Bidan Desa (Polindes) Adalah bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat atas dasar musyawarah untuk memberikan pelayanan KIA/KB serta pelayanan kesehatan lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan. 7. Rumah Dinas adalah rumah yang diperuntukkan untuk Dokter, Perawat dan Bidan yang bertugas di Puskesmas.
8.

Peralatan medis dan non medis adalah peralatan kesehatan dasar untuk puskesmas dan jaringannya sebagaimana mengacu pada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001

9. Kendaraan Roda Dua adalah sepeda motor yang digunakan petugas Puskesmas untuk kegiatan operasional Puskesmas. 10. Rehabilitasi adalah upaya perbaikan sarana puskesmas dan jaringannya baik dalam penampilan atau ukuran (perluasan).

B A B II KEBIJAKAN UMUM

1.

DAK Bidang Kesehatan merupakan bantuan kepada daerah tertentu untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang merupakan kewenangan dan tanggungjawab daerah kearah peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas dan jaringannya

2.

DAK Bidang Kesehatan untuk membantu daerah membiayai kebutuhan fisik sarana, prasarana dan peralatan medis dan non medis yang merupakan prioritas nasional di bidang kesehatan.

3.

DAK Bidang Kesehatan digunakan dalam suatu Kab/Kota akan digunakan sebesar 35% untuk kegiatan bangunan fisik dan 65% untuk pengadaan alatalat kesehatan (medis dan non medis), termasuk didalmnya alat-alat penunjang kegiatan kesehatan seperti Puskesmas Keliling, dll. Pengadaan peralatan medis dan non medis mengacu kepada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001. Khusus untuk peralatan promosi kesehatan di puskesmas mengacu kepada Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah sesuai SK Menkes nomor 1.114/ Menkes/SK/VIII/2005 tanggal 1 Agustus 2005. Sedangkan peralatan medis dan non medis untuk keperluan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan mengacu kepada buku Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan terbitan Ditjen PPM dan PL tahun 2004.

4.

DAK Bidang Kesehatan

diprioritaskan untuk mendukung 6 (enam)

program pokok Puskesmas untuk meningkatklan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak, menurunkan prevalensi gizi buruk, menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan setempat dan meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat. Pendistribusian alokasi anggaran DAK Bidang Kesehatan ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Biaya pemeliharaan/perawatan prasarana dan peralatan medis dan non medis menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Pendistribusian alokasi anggaran ke Puskesmas dan jaringannya tidak didasarkan azas pemerataan namun diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pemanfaatannya. Disamping itu perlu memperhatikan beban kerja Puskesmas lokasi puskesmas serta daerah perbatasan, terpencil, tertinggal, lintas jalan rawan kecelakaan, rawan dan paska bencana serta rawan dan paska konflik. Dukungan DAK agar tidak terjadi duplikasi dengan sumber pembiayaan lain serta memperhatikan memperhatikan kualitas, optimalisasi pemanfaatan dan jaminan pemeliharaannya termasuk didalamnya ketersediaannya suku cadang. 8. Beban kerja Puskesmas dari aspek masalah kesehatan, kunjungan Puskesmas, kedudukan strategis Puskesmas dan kegiatan Puskesmas yang dilakukan.

5.

6.

7.

B A B III PUSKESMAS PEMBANTU A. PEMBANGUNAN 1. Kriteria Umum : Pembangunan Puskesmas Pembantu dimaksudkan untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan, utamanya di tingkat desa. Kriteria umum pembangunan baru Puskesmas Pembantu, adalah : a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Pembantu, karena : 1). Pengembangan wilayah desa, yang disebabkan oleh pemekaran wilayah kecamatan, pemukiman baru (transmigrasi, penempatan kembali, dll) atau daerah yang berkembang pesat. 2). Terjadinya bencana alam, yang mengakibatkan kerusakan total pada Puskesmas Pembantu. 3). Relokasi Puskesmas Pembantu, yang disebabkan adanya jalur hijau, perubahan Tata Ruang Wilayah, terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan, bangunan yang masih menumpang pada Kantor Kepala Desa/ Kelurahan ataupun warga. b. Pembangunan Puskesmas Pembantu agar mempertimbangkan ketersediaan tenaga kesehatan sesuai pedoman serta aspek lain yang berhubungan dengan rekruitmen ketenagaan. c. Puskesmas Pembantu yang telah dibangun agar menyediakan biaya operasional d. Lokasi : 1). Berada di tengah pemukiman penduduk 2). kepadatan penduduk, berkisar antara 3.000 5.000 penduduk, atau terdapat pertimbangan lain.
7

untuk

upaya

kesehatan

dan

pemeliharaan

oleh

Pemerintah Daerah melalui Puskesmas induknya.

3). Jarak lokasi pembangunan baru Puskesmas Pembantu dengan sarana kesehatan lain, dengan kisaran 3 5 km, atau terdapat pertimbangan lain. e. Pembangunan baru Puskesmas Pembantu meliputi gedung Puskesmas Pembantu, rumah petugas, sarana air bersih, listrik, peralatan medis dan non medis , meubelair dan sarana penunjang lainnya. 2. Kriteria Teknis : Pembangunan a. Luas bangunan : Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi setempat dengan memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/kegiatan. Sedangkan jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. b. Denah Tata Ruang : Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Denah dari kebutuhan tata ruang mengacu pada buku Pedoman Pembangunan Sarana Kesehatan. c. Peralatan medis dan non medis : Agar Puskesmas Pembantu berfungsi dengan baik, perlu pengadaan peralatan medis dan non medis, serta sarana penunjang. Kebutuhan minimal peralatan medis dan non medis terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001. Puskesmas Pembantu mengacu pada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar baru Puskesmas Pembantu diharapkan mempertimbangkan kriteria teknis sebagai berikut :

B. REHABILITASI / PERLUASAN 3. Rehabilitasi Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di Puskesmas Pembantu, perlu adanya rehabilitasi fisik. Adapun kriteria adalah sebagai berikut : a. Kriteria Umum 1) Rehabilitasi dilaksanakan bagi bangunan dengan kondisi rusak berat dan sedang yang dikhawatirkan bertambah kerusakannya dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. 2) Diutamakan untuk Puskesmas Pembantu yang berada di lokasi a) Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, atau b) Perkebunan Inti Rakyat atau permukiman transmigrasi, atau
c)

Pariwisata, industri kecil dan menengah, atau

d) Perbatasan antar desa. b. Kriteria teknis Rehabilitasi Puskesmas Pembantu diharapkan mempertimbangkan kriteria teknis sebagai berikut : 1) Rehabilitasi bangunan. 2) Rehabilitasi dapat pula untuk penyediaan air bersih, pembuatan sarana pembuangan limbah serta sarana penunjang lainnya (termasuk melengkapi dan menambah meubelair). 3) Denah tataruang bangunan mengacu pada Pedoman Pembangunan Sarana Kesehatan. 4) Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. perlu mempertimbangkan tingkat kerusakan fisik

4. Perluasan Guna meunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di Puskesmas Pembantu, perlu adanya perluasan fisik. Perluasan dilaksanakan pada bangunan/sarana yang membutuhkan perluasan. Kriteria perluasan fisik, adalah : a. Kriteria Umum 1) Perluasan Puskesmas Pembantu dilaksanakan pada lokasi yang tidak memungkinkan untuk ditingkatkan menjadi Puskesmas, yang disebabkan karena keterbatasan lahan maupun adanya Rencana Tata Ruang Wilayah. Perluasan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan lahan dan kemampuan. 2) Perluasan bangunan tersebut difokuskan untuk kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
3)

Diutamakan untuk Puskesmas Pembantu yang berada di lokasi : a) Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, atau b) Perkebunan Inti Rakyat atau permukiman transmigrasi, atau
c)

Pariwisata, industri kecil dan menengah, atau

d) Perbatasan antar desa b. Kriteria teknis Perluasan Puskesmas Pembantu diharapkan mempertimbangkan kriteria teknis sebagai berikut : 1) Perluasan sarana fisik adalah : a) merenovasi ruang tempat tinggal petugas kesehatan (lama), menjadi ruang pelayanan, konsekuensinya adalah harus membangun baru rumah tinggal petugas kesehatan, untuk menggantikan rumah tinggal yang lama. b) menambah ruang pelayanan pada Puskesmas Pembantu yang lama, yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan.
1

bangunan, alternatif yang dapat dipilih

2) Denah tataruang bangunan mengacu pada Pedoman Pembangunan Sarana Kesehatan. 3) Perluasan menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat sepanjang tersedia. C. PENINGKATAN PUSKESMAS PEMBANTU Pembangunan Puskesmas yang berasal dari peningkatan peningkatan Puskesmas Pembantu perlu mempertimbangkan ktiteria beikut ini: 1. Kriteria Umum : Kriteria umum peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas adalah sebagai berikut : a. 1) 2) 3) 4) Kebutuhan akan adanya Puskesmas: Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas. Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk Wilayah kerja sangat luas Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau, perubahan Rencana Tata Ruang/ Wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan b. Puskesmas c. Peningkatan agar Puskesmas Pembantu ketersediaan menjadi tenaga mempertimbangkan

pelaksananya dan aspek lainnya. Puskesmas Pembantu yang telah menjadi Puskesmas agar disediakan dana operasional dan pemeliharaan untuk kegiatan pelayanan Puskesmas oleh Pemerintah Daerah. d.

Puskesmas Pembantu pada lokasi : Pertumbuhan penduduk tinggi, baik dari kelahiran maupun migrasi, atau Perkebunan Inti Rakyat atau permukiman transmigrasi, atau
1

Berdekatan dengan sentra-sentra ekonomi baru, atau Wilayah yang akan berkembang. Puskesmas yang merupakan peningkatan dari

e.

Puskesmas Pembantu, perlu dilengkapi dengan sarana dan peralatan kesehatan serta sarana penunjang lainnya.
f.

Pengadaan sarana dan peralatan medis dan non medis Puskesmas dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah setempat , baik bersumber dana APBN maupun APBD, atau sumber lain yang memungkinkan.

2. Kriteria Teknis : Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas, diharapkan mempertimbangkan kriteria teknis sebagai berikut : a. Luas lahan dan bangunan : Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/ kegiatan yang dilaksanakan. Guna meningkatkan fungsi pelayanannya, luas lahan yang diperlukan untuk peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas, minimal adalah 305 m2, dengan rincian kebutuhan tata ruangnya adalah sebagai berikut : ruangan dengan luas 2x50 m2 diperuntukkan bagi tenaga kesehatan (perawat, bidan, dan lain-lain), ruang dengan luas 1x70 m2 diperuntukkan bagi rumah dokter, sedangkan ruangan dengan fungsi pelayanan seluas 135 m2. Namun apabila ketersediaan lahan tidak memungkinkan, dapat mempertimbangkan untuk peningkatan dengan pembangunan ke atas (bertingkat). Alternatif lain adalah dengan meningkatkan ruang untuk fungsi pelayanan (Puskesmas induk) seluas 135 m2, dengan catatan rumah

dokter dan tenaga kesehatan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas tersebut. b. Denah Tata Ruang Rancangan tata ruang/ bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Denah tata ruang mengacu pada buku Pedoman Pembangunan Sarana Kesehatan. c. Peralatan medis dan non medis : Peningkatan Puskesmas Pembantu yang menjadi Puskesmas dapat berfungsi dengan baik, harus dilengkapi dengan sarana dan peralatan medis dan non medis Puskesmas. Kebutuhan minimal peralatan medis dan non medis Puskesmas, mengacu pada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001 .

B A B IV PUSKESMAS A. Pembangunan PEMBANGUNAN Puskesmas dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, utamanya pada pelayanan kesehatan dasar masyarakat. Setiap kecamatan diharapkan minimal mempunyai 1 (satu) Puskesmas sebagai penanggungjawab kesehatan di wilayah tersebut. Pembangunan Puskesmas ada dua macam yaitu : 1. Pembangunan Baru 2. Peningkatan puskesmas pembantu Pembangunan Baru Kriteria pembangunan baru Puskesmas adalah : 3. Kriteria Umum : b. Kebutuhan akan adanya Puskesmas karena : 1) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas. 2) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk. 3) Wilayah kerja sangat luas 4) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau, perubahan Rencana Tata Ruang/ Wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan. c. Pembangunan baru Puskesmas dilaksanakan, apabila tidak terdapat Puskesmas Pembantu yang dapat ditingkatkan menjadi Puskesmas. d. Pembangunan baru puskesmas agar memperhatikan ketersediaan tenaga kesehatan pelaksana serta aspek lain yang terkait.

e. Puskesmas yang telah dibangun agar disediakan biaya operasional untuk upaya kesehatan dan pemeliharaan Puskesmas oleh Pemerintah Daerah. f. Lokasi Puskesmas : 1) Di tengah wilayah kerja, sehingga mudah terjangkau baik dari segi jarak maupun sarana transportasi, dari seluruh wilayah kerjanya. 2) Terdapat di tengah pemukiman penduduk, atau di wilayah dengan penduduk terbanyak. 3) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah. g. Pembangunan baru Puskesmas dilengkapi dengan sarana dan peralatan kesehatan serta sarana penunjang lainnya. 2. Kriteria Teknis : Pembangunan baru Puskesmas perlu mempertimbangkan kriteria teknis sebagai berikut : 1) Luas lahan dan bangunan : Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/ kegiatan yang dilaksanakan Guna memberikan pelayanan yang optimal. 2) Denah Tata Ruang Rancangan tata ruang/ bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Denah tata ruang mengacu pada buku Pedoman Pembangunan Sarana Kesehatan. 3) Peralatan medis dan non medis : Agar Puskesmas berfungsi dengan baik, perlu dilengkapi dengan sarana dan peralatan medis dan non medis. Kebutuhan minimal peralatan medis dan non medis mengacu pada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001.

B. REHABILITASI / PERLUASAN Rehabilitasi Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di Puskesmas, perlu adanya rehabilitasi fisik, pada bangunan yang mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Kriteria Umum : Kriteria umum rehabilitasi fisik Puskesmas, adalah : d. Puskesmas dengan kondisi rusak berat atau sedang, yang apabila tidak dilakukan rehabilitasi akan berakibat : 1) Kerusakan bertambah parah 2) Gedung Puskesmas tidak dimanfaatkan untuk pelayanan e. Puskesmas dengan kunjungan pasien tinggi. f. Puskesmas pada lokasi : 1) dengan kepadatan penduduk tinggi, atau 2) Perkebunan Inti Rakyat atau permukiman transmigrasi, atau
3) 4)

Pariwisata, industri kecil dan menengah, atau Jalan raya dan rawan kecelakaan.

g. Rehabilitasi dapat pula untuk pembangunan sarana air bersih, pembuatan sarana pembuangan limbah serta sarana penunjang lainnya, termasuk meubelair 2. Kriteria Teknis : Rehabilitasi Puskesmas perlu mempertimbangkan kriteria teknis sebagai berikut : b. Rehabilitasi dapat pula untuk pembangunan sarana air bersih, pembuatan sarana pembuangan limbah serta sarana penunjang lainnya, termasuk meubelair.

c. Denah tataruang bangunan mengacu pada Pedoman Pembangunan Sarana Kesehatan. d. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. Perluasan Perluasan Puskesmas perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut : 1. Kriteria Umum Adapun kriteria umum perluasan Puskesmas adalah : a. Adanya kebutuhan : 1) Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih optimal. 2) Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan untuk peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan. b. c. d. Tersedianya lahan untuk perluasan bangunan Puskesmas. Perluasan Puskesmas yang juga peningkatan pelayanan perlu mempertimbangkan ketersediaan tenaga pelaksananya. Perluasan Puskesmas perlu dilengkapi dengan pengadaan peralatan medis dan non medis serta penunjang lainnya termasuk meubelair. 2. Kriteria Teknis : Perluasan Puskesmas diharapkan mempertimbangkan kriteria teknis sebagai berikut : a. Perluasan sarana fisik bangunan, antara lain berupa penambahan ruangan untuk : 1) pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD). 2) pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta pembuangan air kotor. Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dibutuhkan. Sedangkan luas ruangan/bangunan disesuaikan kondisi
1

setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan dan mengacu pada pedoman yang ada. b. Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Sebagai acuan dipergunakan Petunjuk Pembangunan Sarana Kesehatan. c. Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. d. Perluasan Puskesmas agar dapat berfungsi dengan baik, harus dilengkapi dengan sarana dan peralatan medis dan non medis Puskesmas. Kebutuhan minimal peralatan medis dan non medis dan non medis Puskesmas, mengacu pada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001. C. PENINGKATAN Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan. 1. Kriteria Umum : Kriteria umum peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan adalah sebagai berikut : a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan : 1) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia Rumah Sakit. 2) Diutamakan bagi Puskesmas di daerah terpencil, kepulauan, tepi jalan raya atau daerah pengembangan. 3) Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan tetapi Daerah belum mampu membangun Rumah Sakit. b. Peningkatan c. Peningkatan Puskesmas Puskesmas menjadi menjadi Puskesmas Puskesmas Perawatan Perawatan perlu perlu mempertimbangkan ketersediaan tenaga pelaksana dan aspek lainnya. mempertimbangkan ketersediaan lahan sesuai dengan persyaratan.
1

d. Puskesmas yang telah ditingkatkan menjadi Puskesmas Perwatan perlu disediakan dana operasional dan pemeliharaan Puskesmas Perawatan oleh Pemerintah daerah. e. Lokasi Puskesmas : 1) pada jalur lalu lintas ramai dan rawan kecelakaan, prioritas pada Lintas Sumatera, Jalur Pantura, Trans Sulawesi, Trans Kalimantan. 2) berdekatan dengan embarkasi haji, pelabuhan laut (transito). 3) daerah pariwisata dan kawasan industri. 4) berjarak jauh dengan rumah sakit. f. Persyaratan Puskesmas : 1) Kunjungan Puskesmas tinggi 2) Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas Perawatan pra Rumah Sakit. g. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan perlu dilengkapi dengan sarana dan peralatan kesehatan serta peralatan penunjang lainnya. 2. Kriteria Teknis : Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan, diharapkan mempertimbangkan kriteria teknis sebagai berikut : a. Luas lahan dan bangunan : Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/ kegiatan yang dilaksanakan. Peningkatan dilakukan antara lain dengan : 1) menambah ruang rawat inap. 2) menambah ruang isolasi sesuai dengan kebutuhan 3) rumah dokter dan atau dokter gigi. 4) rumah petugas kesehatan (perawat, bidan, dll). Sedapat mungkin lokasi Puskesmas, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan dalam satu lokasi dengan Puskesmas yang ditingkatkan.

b. Denah Tata Ruang Rancangan tata ruang/ bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Denah tata ruang mengacu pada buku Pedoman Pembangunan Sarana Kesehatan. c. Peralatan medis dan non medis Agar Puskesmas Perawatan dapat berfungsi dengan baik, perlu dilengkapi dengan sarana dan peralatan medis dan non medis. Kebutuhan minimal peralatan medis dan non medis mengacu pada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001.

BAB V PUSKESMAS KELILING

A. PENGADAAN Dalam rangka memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang pelaksanaan rujukan medis dan kesehatan, maka perlu diadakan Puskesmas Keliling baik Roda Empat maupun Perairan/Terapung. 1. Puskesmas Keliling Roda Empat a. Kriteria Umum : 1) Kebutuhan akan adanya Puskesmas Keliling Roda Empat : a) diutamakan untuk mendukung pelayanan dan meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas b) sarana jalan di wilayah kerja Puskesmas dapat dilalui oleh Kendaraan roda empat c) dalam pengadaannya, agar memperhatikan spesifikasi teknisnya; 2) Mampu untuk tetap mempertahankan fungsi utama, dengan tidak mengubah menjadi kendaraan penumpang serta tidak hanya dipergunakan sebagai sarana transportasi. 3) Pengadaan Puskesmas keliling roda empat perlu mempertimbangkan ketersediaan tenaga pelaksananya. 4) Pengadaan Puskesmas keliling roda empat dilengkapi pula dengan sarana dan peralatan kesehatan. 5) Perlu disediakan biaya operasional dan pemeliharaannya oleh Pemerintah Daerah.

b. Kriteria Teknis :
1)

jenis kendaraan dapat disesuaikan dengan kebutuhan Daerah dengan mempertimbangkan kondisi geografi, topografi wilayah kerja, dapat mengadakan jenis single gardan (roda empat biasa), ataupun double gardan; jenis kendaraan disesuaikan dengan.

2) Ukuran kendaraan dapat memenuhi fungsi : a) Pelayanan b) Rujukan c) Transportasi petugas d) Promosi kesehatan 3) peralatan medis dan non medis penunjangnya mengacu pada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001 . 2. Puskesmas Keliling Perairan/Terapung : a. Kriteria Umum : 1) Kebutuhan akan adanya Puskesmas Keliling Perairan/terapung : a) Untuk memperluas jangkauan pelayanan b) Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas terdiri dari perairan baik kepulauan atau sungai 2) Pengadaan Puskesmas Keliling perairan/terapung agar mempertimbangkan ketersediaan tenaga pelaksana, termasuk tenaga pengemudi dengan kualifikasi tertentu. 3) Pemerintah Daerah setempat. 4) Puskesmas Keliling Perairan/Terapung agar menyediakan : a) biaya operasional dan pemeliharaan
b)

perlindungan jiwa melalui asuransi, bagi petugas pelaksana

5) puskesmas Keliling Perairan yang diadakan agar direncanakan dan disesuaikan dengan fungsi serta kondisi perairan setempat;
2

6) Proses persiapan, pengadaannya dilaksanakan dengan kerjasama lintas sektor terkait, seperti Dinas Perhubungan (ASDP), Syahbandar dan lain sebagainya. 7) Puskesmas Keliling Perairan dilengkapi alat kesehatan dan non kesehatan sesuai dengan jenis pelayanan. 8) Puskesmas Keliling Perairan agar dilengkapi dengan alat perlindungan petugas dalam pelayaran. b. Kriteria Teknis : 1) Spesifikasi teknis, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kerja setempat, setelah mengadakan konsultasi dengan pihak yang berkompeten. 2) Bentuk, desain, material dan mesin perahu / kapal disesuaikan dengan peraturan pelayaran; 3) Bentuk, desain perahu / kapal dapat menampung fungsi yang direncanakan.
4) Peralatan medis dan non medis penunjangnya, sesuai dengan jenis pelayanan yang direncanakan mengacu pada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001

C. REHABILITASI Rehabilitasi fisik Puskesmas Keliling Roda Empat dan Perairan, agar mempertimbangkan kriteria umum sebagai berikut : 1. Rehabilitasi fisik (perbaikan) Puskesmas Keliling (Roda Empat dan Perairan), dilaksanakan bagi Puskesmas Keliling yang kondisinya rusak sedang dan berat, sehingga dapat berfungsi kembali.
3.

Rehabilitasi hanya digunakan untuk kendaraan, tidak digunakan untuk mengadakan bahan penunjang habis pakai, seperti pembelian busi, ban, dan lain sebagainya.

B A B VI PONDOK BERSALIN DESA A. PEMBANGUNAN Pondok bersalin desa (Polindes) merupakan salah satu bentuk UKBM, dimana pembangunannya melalui swadaya masyarakat. Namun demikian di beberapa daerah, masyarakat setempat tidak mampu mengupayakannya secara swadaya, sehingga pembangunannya melalui pemerintah, karena perlunya ketersediaan sarana pelayanan kesehatan untuk bidan di desa. 1. Kriteria Umum : Pembangunan baru Polindes diharapkan mempertimbangkan kriteria umum sebagai berikut : a. 1 1 1 Pembangunan baru Polindes dapat dilaksanakan : Di daerah yang masyarakatnya tidak mampu membangun secara swadaya dan penempatan bidan di desa tersebut merupakan prioritas, atau 1 1 1 1 1 1 b. c. Di daerah tersebut belum terdapat Polindes atau rumah Sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan bidan di desa serta program Kesehatan Ibu dan Anak, atau kesehatan ke dalam wilayah pemukiman penduduk. Biaya operasional dan pemeliharaan Polindes diusulkan oleh Pemerintah Daerah setempat melalui APBD atau sumber lainnya. Lokasi : 1). Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang berada di tengah pemukiman 2). Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi)
3).

Mempertimbangkan keamanan bidan

d.

Pembangunan baru Polindes terdiri dari ruang dengan fungsi sebagai tempat tinggal bidan dan ruang dengan fungsi sebagai tempat pelayanan.

e.

Pembangunan baru Polindes termasuk penyediaan sarana dan peralatan kesehatan / non kesehatan, penyediaan air bersih, pembuangan limbah dan sebagainya, termasuk meubelair. 2. Kriteria Teknis :

a. b. c. d.

Pembangunan baru Polindes didasarkan pada kriteria teknis sesuai ketentuan yang berlaku. Pembangunan baru agar mempertimbangkan kebutuhan ninimal pelayanan/ kegiatan. Kebutuhan serta luas ruangan, disesuaikan dengan jenis kegiatan pelayanan yang akan dilaksanakan. Rancangan tataruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Denah dan tata ruang mengacu pada Petunjuk Pembangunan Sarana Kesehatan.

e.

Kebutuhan dan jenis peralatan minimal Polindes mengacu pada buku Daftar Peralatan Puskesmas Dalam Gambar terbitan Ditjen Bina Kesmas tahun 2001 .

B.

REHABILITASI Rehabilitasi Polindes dilaksanakan agar dapat dimanfaatkan sebagai sarana pelayanan dan peningkatan pelayanan secara optimal. Rehabilitasi gedung Polindes perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria Umum : Rehabilitasi Polindes diharapkan mempertimbangkan kriteria umum sebagai berikut : a. Rehabilitasi dilaksanakan pada Polindes, baik yang dibangun oleh Pemerintah maupun swadaya masyarakat. 1) Rehabilitasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kerusakan bangunan : a) Kerusakan bertambah parah b) Tidak dapat dimanfaatkan 2) Rehabilitasi Polindes meliputi seluruh unit Polindes, meliputi gedung, sarana air bersih, pengecatan atau sarana penunjanglainnya. Akan tetapi agar diprioritaskan pada gedung utama Polindes, tidak untuk pagar atau bangunan penunjang non prioritas lainnya. 3) Rehabilitasi sedapat mungkin menggunakan bahan baku serta tenaga kerja setempat. 2. Kriteria Teknis : Rehabilitasi Polindes dilaksanakan dengan mempertimbangkan kriteria teknis sebagai berikut : b. Persyaratan teknis rehabilitasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Rancangan tata ruang/ bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. d. Tata ruang dan jenis ruangan mengacu pada Petunjuk Pembangunan Sarana Kesehatan.

B A B VII PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL SEPEDA MOTOR Tujuan pengadaan kendaraan operasional Sepeda Motor adalah untuk meningkatkan mobilitas petugas Puskesmas serta meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. A. KRITERIA UMUM : 1. Alokasi pengadaan, di prioritaskan bagi Puskesmas yang mempunyai wilayah kerja dengan kondisi geografi / topografi relatif sulit dan tidak dapat ditempuh oleh sarana Puskesmas keliling roda empat . 2. Biaya operasional dan pemeliharaan menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah setempat B.KRITERIA TEKNIS : 1. Pengadaan Sepeda Motor dilaksanakan jangkauan

sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Jenis dan spesifikasi teknis serta jumlah Sepeda Motor, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik wilayah kerja dan ketersediaan dana. 3. Mempertimbangkan ketersediaan layanan perawatan dan suku cadang.

B A B VIII RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS A. PEMBANGUNAN Dalam rangka memberikan dukungan bagi pelayanan pada sarana kesehatan serta akses yang memungkinkan bagi Dokter dan Paramedis ke sarana kesehatan, perlu adanya kegiatan pembangunan baru rumah dokter dan rumah petugas kesehatan. 1. Kriteria Umum : Pembangunan tersebut, agar mempertimbangkan kriteria umum sebagai berikut : a. 111 111 111 b. Lokasi Adanya kebutuhan yang bertujuan untuk : Melengkapi unit Puskesmas yang belum ada rumah Melengkapi Puskesmas Pembantu yang statusnya telah Melengkapi Puskesmas Dokter yang dan statusnya Rumah telah dokter dan rumah tenaga kesehatan. ditingkatkan menjadi Puskesmas. ditingkatkan menjadi Puskesmas Perawatan. pembangunan Rumah Paramedis, diusahakan dalam satu halaman dengan Puskesmas. Jika tidak memungkinkan dapat dibangun di luar halaman Puskesmas, tetapi berdekatan dengan Puskesmas, sehingga kelancaran pelayanan dapat terjamin. c. Pembangunan baru rumah dinas perlu dilengkapi dengan sarana air bersih, listrik, SPAL, termasuk meubelairnya.

2. Kriteria Teknis : a. Jumlah serta luas ruangan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Sebagai acuan luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan : 1). Rumah Dokter 2). Rumah tenaga kesehatan (perawat,bidan,dll)
b.

Rancangan tataruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Denah dan tata ruang mengacu pada Petunjuk Pembangunan Sarana Kesehatan.

c. B.

Kriteria teknis sesuai peraturan yang berlaku.

REHABILITASI Guna menunjang pelayanan kesehatan secara optimal, telah dialokasikan kegiatan rehabilitasi Rumah Dokter, Perawat dan Bidan . 1. Kriteria Umum : Perbaikan tersebut diharapkan mempertimbangkan kriteria umum sebagai berikut : a. Prioritas rehabilitasi Rumah Dokter dan Rumah Petugas kesehatan, adalah pada wilayah pasca kerusuhan / konflik, wilayah terpencil dan perbatasan. b. Rehabilitasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kerusakan bangunan, yaitu : 1). Kerusakan bertambah parah 2). Tidak dapat dimanfaatkan c. Rehabilitasi Rumah Dokter, Perawat dan wilayah kerja yang sama. Bidan, yang berada pada lokasi diluar halaman Puskesmas tetapi masih dalam

2. Kriteria Teknis :
a.

Kriteria teknis rehabilitasi, sesuai dengan peraturan yang berlaku. sarana pelayanan kesehatan.

b. Rancangan tata ruang/ bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai c. Tata ruang dan jenis ruangan mengacu pada Petunjuk Pembangunan Sarana Kesehatan.

BAB IX PERALATAN MEDIS DAN NON MEDIS A. 1. PERALATAN MEDIS Pengadaan Tujuan pengadaan peralatan medis 2. a. Kriteria Umum Alokasi pengadaan disesuaikan dengan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya serta dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan. b. c. d. e. f. 3. a. b. c. d. Biaya operasional dan pemeliharaan menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah. Diupayakan tersedia dengan mudah penggantian/perbaikan peralatan medis tersebut. Kualitas peralatan medis tersebut menjadi pertimbangan utama untuk pemilihan peralatan. Pengadaan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peralatan peraga untuk kegiatan penyuluhan kesehatan di Puskesmas, Posyandu dan UKBM lainnya. Kriteria Teknis Jenis peralatan medis yang diprioritaskan untuk : Pelayanan kesehatan ibu (Bidan KIT, Poned, Ponek, dll) Pelayanan kesehatan anak dan bayi (Imunisasi KIT, dll) Pelayanan KB Pelayanan laboratorium
3

adalah untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dasar Puskesmas dan jaringannya.

e. f. g.
h.

Pelayanan gigi Pelayanan perawatan Pelayanan tindakan bedah dan keadaan darurat Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Sanitarian Kit, Water Test Kit, Food Contamination Kit, Sound Level, Meter, PH Meter, dll) Pelayanan Penyakit Menular (Fogging, Spraycan, O2 concentrate, Sound Timer, Cold Chain, dll) Pelayanan Penyakit Tidak Menular (Mikroskop Protable, dll) PERALATAN NON MEDIS

i. j. B. 1.

PENGADAAN Tujuan pengadan peralatan non medis adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dalam dan luar gedung Puskesmas dan jaringannya.

2. a.

KRITERIA UMUM Alokasi pengadaan disesuaiakan dengan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya serta dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan. b. c. d. e. berlaku. Biaya operasional dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Diupayakan dengan mudah penggantian/perbaikan peralatan non medis tersebut. Kualitas peralatan non medis tersebut menjadi pertimbangan utama untuk pemilihan perlatan. Pengadaan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang KRITERIA TEKNIS. Jenis peralatan non medis yang diprioritaskan untuk: a. Pelayanan Promosi Kesehatan KIT
3

3.

b. c. d. e. f.

Dukungan

penunjang

pelayanan

kesehatan

dasar

(meubelair yang menunjang pelayanan kesehatan) Pelayanan Asuhan Keperawatan (PHN KIT) Pelayanan Kesehatan Sekolah (UKS/UKGS KIT) Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Fogging, Spraycan, O2 concentrate). Dukungan Informasi Puskesmas) sistim pencatatan dan pelaporan (Sistim

BAB X PELAPORAN

Bupati/Walikota yang menerima DAK Bidang Kesehatan Tahun 2006 harus menyampaikan Laporan Triwulanan yaitu laporan tentang status kemajuan pekerjaan (progres report) kegiatan DAK setiap akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember 2006 kepada Sekretaris Jenderal Depkes u.p. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran dengan tembusan Kepada Dirjen Anggaran dan Perimbangan Keuangan Depkeu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan. Laporan ini memuat tentang jenis kegiatan, realisasi fisik, realisasi keuangan dan permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanan DAK Tahun 2006 dan disampaikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah waktu triwulan selesai.

BAB XI PEMANTAUAN

Pemantauan teknis dan pelaksanaan pemanfaatan DAK Tahun 2006 meliputi aspek-aspek: 1. Kesesuaian rencana kegiatan dengan rencana definitif; 2. Kesesuaian pelaksanaan dengan rencana definitif;

Bidang Kesehatan

3. Kesesuaian hasil pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan; 4. Pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan, serta 5. dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan. Pemantauan akan dilakukan oleh Tim Koordinasi Pusat yang bertugas melakukan pemantauan ke Kabupaten/Kota penerima DAK Bidang Kesehatan. Pemantauan ini dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2006

BAB XII PENUTUP

Kebijakan teknis ini ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Bidang Kesehatan tahun 2006 yang diarahkan untuk kegiatan yang dapat meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten/Kota, terutama daerah dengan derajat kesehatan yang belum optimal, sehingga warga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan bermutu.

DRAFT

PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS

BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2006

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

Anda mungkin juga menyukai