Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN Schizophrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidak seimbangan dopamine yaitu salah satu

sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon emosional dan menarik diri dari sosialisasi normal. Pada umumnya penderita mengalami delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsangan panca indera). Penyakit ini bisa mengenai siapa saja. Biasanya gejala-gejala schizophrenia terjadi pada dewasa muda sekitar 0,4 0,6 % penduduk yang terkena dampak. Usia remaja dan dewasa muda memang beresiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stressor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian. Studi menunjukkan bahwa genetika, lingkungan, neurobiology, proses sosial dan psikologis adalah faktor penting yang menyebabkan munculnya gejala. Saat ini psikiater memfokuskan penelitiannya pada faktor neurobiology. Dengan banyaknya kemungkinan gejala kombinasi ada perdebatan mengenai apakah diagnosa kekacauan mewakili satu dari sejumlah ciri-ciri Sindrom tersebut.

I.I LATAR BELAKANG Saat ini banyak faktor stressor yang memicu timbulnya kelainan kelainan kejiwaan salah satunya adalah skizofrenia. Faktor stressor diantaranya kesulitan ekonomi, pekerjaan.selain factor stressor, pola asuh yang salah juga berpotensi mengidap penyakit ini. Selain itu, keluarga besar (memiliki banyak saudara) juga menjadi salah satu penyebabnya. Problem saudara rentan terjadi sehingga memicu stress dan depresi pada individu.

I.2 TUJUAN Menganalisa kasus, penyebab, gejala, dan terapi yang bisa dilakukan.

BAB II PEMBAHASAN II.I PENGERTIAN SCHIZOPRENIA Istilah schizophrenia berasal dari bahasa Yunani yaitu schizein dan phren. Schizen artinya untuk memecah, sedangkan phren artinya pikiran, sehingga dapat diartikan bahwa schizophrenia adalah kekacauan otak yang diartikan abnormalitas dalam persepsi atau ekspresi dari kenyataan. Istilah ini diciptakan oleh Eugen Bleuler (1857 1939) pada tahun 1908. Schizophrenia merupakan gangguan psikotik, hampir satu persen penduduk dunia menderita psikotik dalam hidup mereka. Schizophrenia sering terjadi pada populasi urban dan kelompok social ekonomi rendah. Terdapat indikasi yang nyata bahwa schizophrenia adalah sebuah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Ditulis dalam buku The Broken Brain: The Biological Revolution in Psychiatry bahwa bukti-bukti terkini tentang serangan schizophrenia merupakan suatu hal yang melibatkan banyak factor. Faktor ini meliputi [erubahan struktur fisik otak, perubahan struktur sel kimia otak, dan factor genetic.

Schizophrenia terbentuk secara bertahap, di mana keluarga maupun penderita tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya dalam jangka waktu lama. Kerusakan perlahan ini yang akhirnya menjadi schizophrenia yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul perlahan ini mungkin saja menjadi schizophrenia akut; gangguan yang singkat, kuat, meliputi halusinasi, delusi (penyesatan pikiran), dan kegagalan berpikir. Kadang, schizophrenia muncul secara tiba-tiba. Perubahan perilaku dramatis terjadi dalam waktu beberapa hari atau minggu. Beberapa penderita mengalami gangguan seumur hidup, tapi tak sedikit yang bisa hidup normal kembali. Kebanyakan didapati bahwa mereka dikucilkan, menderita depresi hebat, dan tidak mampu berfungsi layaknya orang normal dalam lingkungannya. Pada beberapa kasus, serangan dapat meningkat menjadi schizophrenia kronis. Penderita menjadi buas, kehilangan karakter sebagai manusia dalam kehidupan social, tidak memiliki motivasi, depresi, dan tidak memiliki kepekaan tentang perasaannya sendiri. Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu menginterpretasikan dan merespon pesan/rangsangan yang datang. Penderita mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Penderita juga mengalami delusi, yaitu kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang-kadang berlawanan dengan kenyataan. Misalnya, pada penderita, lampu trafik di jalan raya yang berwarna merah kuning hijau dianggap sebagai isyarat dari luar angkasa. Beberapa penderita berubah menjadi paranoid. Mereka selalu merasa sedang diamati, diintai, atau hendak diserang. Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu menjadi bagian dari hidup penderita. Mereka tidak merasa memiliki perilaku yang menyimpang, tidak bisa membina hubungan dengan orang lain, dan tidak mengenal cinta. Perubahan otak secara biologis juga memberi andil dalam depresi. Depreso yang

berkelanjutan akan membuat penderita menarik diri dari lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila sendirian. II.2 PENYEBAB SCHIZOPHRENIA Schizophrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan dopamine (salah satu sel kimia dalam otak). Schizophrenia adalah gangguan jiwa psikotik yang paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon emosional dan menarik diri dari hubungan antar pribadi normal. Sering diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah; aneh) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang panca indera). Penyakit ini bisa mengenai siapa saja. 75 persen penderita mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang beresiko tinggi karena tahap ini penuh stressor (penyebab stress). Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai tahap penyesuaian diri dan proses pencarian jati diri. Dalam beberapa kasus, schizophrenia menyerang usia muda antara 15-20 tahun. Tetapi serangan kebanyakan terjadi pada usia 40 tahun ke atas. menyatakan bahwa schizophrenia multi factorial secara genetic. Menurut pendapat saya, genetiknya penyakti ini disebabkan oleh beberapa hal yang terkait dengan lingkungannya. Pengasuhan yang salah menjadi salah satu pemicunya. Jika anak tumbuh menjadi individu yang manja, maka ia lebih berpotensi mengidap penyakit ini. Selain itu, keluarga besar (memiliki banyak saudara) juga menjadi salah satu penyebabnya. Problem saudara rentan terjadi sehingga memicu stress dan depresi pada individu. II.3 GEJALA & GANGGUAN PENDERITA SCHIZOPHRENIA Indikator premorbid (pra-sakit) pre_schizophrenia antara lain adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh.

Pasien juga menderita penyimpangan komunikasi : sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang atau berputar-putar (sirkumstansial). Gejala lainnya adalah gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan atau memindahkan atensi. Selain ketiga hal di atas, gangguan perilaku juga menunjukkan gejala: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara social, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan yang jelas, mengganggu. Tak hanya remaja dan orang dewasa yang diserang oleh penyakit ini. Pada bayi biasanya terdapat problem makan, gangguan tidur kronis, tonus otot lemah, apatis, dan ketakutan terhadap objek atau benda yang bergerak cepat. Pada balita, terdapat ketakutan yang berlebihan terhadap hal-hal baru seperti potong rambut, takut gelap, terhadap label pakaian, takut terhadap benda-benda bergerak. Pada anak usia 5-6 tahun, ia mengalami halusinasi suara seperti mendengar bunyi letusan, bantingan pintu atau bisikan, mungkin juga halusinasi visual seperti melihat sesuatu yang bergerak meliuk-liuk, ular, bola-bola bergelindingan, lintasan cahaya dengan latar belakang warna gelap. Anak terlihat bicara atau tersenyum sendiri, menutup telinga, sering mengamuk tanpa sebab. Meski bayi dan anak-anak dapat menderita schizophrenia atau penyakit psikotik lainnya, keberadaan schizophrenia dalam grup ini sangat sulit dibedakan dengan neurosis (gangguan jiwa) seperti autisme, sindrom Asperger atau hiperaktif. Untuk itu, diagnosanya harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau pun psikolog yang bersangkutan. Untuk mendiagnosis seseorang itu penderita schizophrenia, harus memiliki beberapa kriteria: 1. berlangsung paling sedikit enam bulan

2. penuruan fungsi yang cukup bermakna, yaitu di bidang pekerjaan, hubungan interpersonal, dan fungsi mendukung diri sendiri. 3. pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk khas selama sebagian dari periode tersebut. 4. tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan mood mayor, autisme, atau gangguan organic. GANGGUAN PADA PENDERITA SCHIZOPHRENIA Gangguan Bentuk Pikiran

Asosiasi langar : ide tidak saling berkaitan Overinklusif : arus pikiran pasien secara terus menerus mengalami gangguan karena pikirannya sering dimasuki informasi yang tidak relevan

Neologisme : pasien menciptakan kata-kata baru atau yang bagi mereka mungkin mengandung arti simbolik.

Bloking : pembicaraan tiba-tiba berhenti dan disambung kembali beberapa saat kemudian (biasanya dengan topic lain)

Klanging : pasien memilih kata-kata dan tema sekaligus berdasarkan bunyi/katakata yang baru saja diucapkan dan bukan merupakan isi pikirannya

Ekolalia : pasien mengulang kata-kata atau kalimat yang baru saja diucapkan seseorang, tetapi dengan gaa musical dan lagu; tanpa upaya yang jelas untuk berkomunikasi

Konkritisasi : pasien dengan IQ rata-rata normal/ lebih tinggi, tetapi berpikir abstraknya buruk

Alogia : pasien berbicara sangat sedikit

Kegagalan berpikir mengarah kepada masalah penderita tidak mampu memroses dan mengatur pikirannya. Kebanyakan penderita tidak mampu memahami hubungan antara kenyataan dan logika. Ketidakmampuan dalam berpikir ini mengakibatkan ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi dan perasaan. Tak jarang kita melihat penderita tertawa sendiri atau berbicara sendiri tanpa

mempedulikan sekelilingnya. Hal di atas mengakibatkan penderita tidak mampu memahami siapa dirinya, tidak berpakaian, dan lainnya. Ia juga tidak mengerti kapan ia lahir, di mana ia berada, dsb. Gangguan Isi Pikir Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta/keyakinan. Keyakinan tsb mungkin aneh dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti jelas untuk mengoreksinya. Gangguan Persepsi Halusinasi adalah hal yang paling sering ditemui. Biasanya berupa halusinasi auditorik, tetapi bisa juga visual. Gangguan Emosi

Afek tumpul datar: ekspresi emosi pasien sedikit bahkan ketika afek tersebut seharusnya diekspresikan, pasien tidak menunjukkannya

Afek tidak serasi : afeknya mungkin kuat, tetapi tidak sesuai antara pikiran dan pembicaraan pasien

Afek labil : dalam jangka waktu pendek, terjadi perubahan afek yang jelas

II.4 TERAPI SCHIZOPRENIA II.4.1 TERAPI BIOLOGIS

A.Penggunaan

obat

antipsikosis

Obat-obatan antipsikosis yang dapat meredakan gejala-gejala schizophrenia adalah chlorpromazine (thorazine) dan fluphenazine decanoate (prolixin). Kedua

obat tersebut termasuk kelompok obat phenothiazines, reserpine (serpasil), dan haloperidol (haldol). Obat ini disebut obet penenang utama. B. Psikoterapi

Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa dengan cara psikologis. beberapa pakar psikoterapi beranggapan bahwa perubahan perilaku tergantung pada pemahaman individu atas motif dan konflik yang tidak disadari. Macam macam psikoterapi diantaranya sebagai berikut : II.4.2 TERAPI PSIKOANALISA

Terapi Psikoanalisa adalah metode terapi berdasarkan konsep Freud. Tujuan psikoanalisis adalah menyadarkan individu akan konflik yang tidak disadarinya dan mekanisme pertahanan yang digunakannya untuk mengendalikan

kecemasannya . Hal yang paling penting pada terapi ini adalah untuk mengatasi hal-hal yang direpress oleh penderita. Metode terapi ini dilakukan pada saat penderita schizophrenia sedang tidak "kambuh". II.4.3 TERAPI PERILAKU (Behavioristik)

A.

Social

Learning

Program.

Social learning program menolong penderita schizophrenia untuk mempelajari perilaku-perilaku yang sesuai. B. Social Skills Training.

Terapi ini melatih penderita mengenai ketrampilan atau keahlian sosial, seperti kemampuan percakapan, yang dapat membantu dalam beradaptasi dengan masyarakat

II.4.4 TERAPI HUMANISTIK

A. B.

Terapi Terapi

Kelompok. Keluarga.

II.5 PEMBAHASAN KASUS A Beautiful Mind: Sebuah Kasus Schizophrenia,

Antara Kenyataan (Reality) dan Khayalan (Imagination) Film A Beautiful Mind (ABM) berkisah tentang seseorang peraih nobel, John Forbes Nash , yang menderita schizophrenia. Tokoh-tokoh yang ada dalam ABM adalah John F. Nash (Russell Crowe)sebagai tokoh utama, Alicia Nash (Jennifer Connelly)sebagai istri John, Dr. Rosen (Christopher Plummer)sebagai dokter yang merawat John, Parcher (Ed Harris)sebagai agen rahasia khayalan, Charles (Paul Bettany)sebagai teman sekamar khayalan, dan Marcee (Vivien Cardone)sebagai gadis kecil khayalan. Inti cerita dari film ini adalah seseorang yang menderita schizophrenia, yaitu suatu penyakit kejiwaan/psikologis, yang didefinisikan sebagai berikut. Penyakit ini dianggap sebagai suatu penyakit yang serius, yang ciri-cirinya antara lain berupa kekacauan kepribadian seseorang yang ditandai dengan hilang-nya hubungan dirinya dengan dunia realitas. Tanda-tanda umum dari penyakit mental ini antara lain adalah halusinasi, ilusi, kekacauan pikiran, dan penarikan diri dari realitas. Sebagai pembanding, penyakit yang dimaksud dapat digambarkan sebagai berikut. Seseorang yang berada dalam pengaruh alkohol (baca: mabuk) akan bertindak secara tidak sadar. Akan tetapi, pengaruh itu dapat hilang dalam beberapa waktu ke depan. Sementara itu, penyakit schizophrenia adalah keberadaan seseorang dalam kondisi mabuk yang berkepanjangan dan tak berkesudahan. Dengan cara lain schizophrenia dapat juga dianalogikan sebagai berikut.

Disampaikan di atas bahwa jika anda berbicara kepada Tuhan, hal itu disebut berdoa. Akan tetapi, jika Tuhan berbicara kepadamu, hal itu menandakan bahwa anda menderita schizophrenia. Selanjutnya, jika anda (mampu) berbicara dengan arwah, hal itu menandakan bahwa anda dapat disebut sebagai cenayang, dukun, atau orang pinter. Namun, jika Tuhan berbicara kepadamu, hal itu menandakan anda layak disebut sebagai penderita schizophrenia. Akibat penyakit ini, John Nash terus-menerus mengalami kehidupan yang tercampur aduk, antara dunia realitas dan dunia khayalan, bahkan hingga ia menerima hadiah nobeldi bagian akhir film. Adapun khayalan-khalalan yang dialaminya secara umum dapat dibagi menjadi tiga, berdasarkan dengan siapa ia mengalaminya, yaitu (1) khayalannya bersama Parcher tentang misi rahasia yang ditugaskan pemerintah kepadanya; (2) khayalannya bersama Charles; (3) khayalannya bersama Marcee. Khayalan John Nash bersama Parcher membawa dirinya kepada petualangan militer yang serba rahasia. Ia mendapat tugas sebagai agen pemecah kode. Tugasnya adalah memecahkan kode rahasia tentang keberadaan bom milik Rusia yang kabarnya akan diledakkan di Amerika. Dalam hal ini, ia harus memecahkan kode-kode rahasia untuk mengetahui di mana bom itu akan diledakkan. Berbagai khayalan pun tercipta sehubungan dengan kasus ini. Misalnya ia harus menerjemahkan kode-kode yang konon terdapat di surat kabar dan majalah. Ia juga harus mengirimkan kode-kode itu yang telah berhasil ia pecahkanke suatu tempat rahasia, pada cerita selanjutnya diketahui bahwa kode-kode itu tidak pernah diambil oleh siapapun. Adapun khayalannya bersama Charles adalah bahwa John menganggap Charles sebagai teman sekamarnya, padahal sesungguhnya ia tinggal sendiri di kamar asramanya. Ketika ia dibawa oleh petugas (perawat) ke rumah sakit jiwa untuk menjalani perawatan, John menganggap dirinya ditangkap oleh agen rahasia Rusia. Selanjutnya, ketika ia melihat Charles berada di sana, ia mengganggap bahwa Charleslah yang telah membocorkan rahasia tentang dirinya karena Charles adalah teman sekamarnya yang tahu banyak tentang apa yang dia kerjakan. Diceritakan bahwa John tetap berkeras bahwa agen Rusialah yang menangkapnya, padahal kejadian realitas

yang sesungguhnya adalah John dibawa ke RSJ karena dianggap telah menderita schizophrenia. Sementara itu, hubungan film ABM dengan studi psikoanalisis Lacan adalah sebagai berikut. Lacan menyampaikan tiga macam dunia yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu dunia realitas, dunia imajinasi/khayalan, dan dunia simbolik. Dalam ABM, tokoh John mengalami ketiga dunia itu secara bersamaan. Dunia real adalah di mana dia hidup dengan istri dan anaknya, serta kehidupannya sebagai dosen di universitas. Dunia imajinasi/khayalan adalah tempat dia mengalami kehidupan bersama Parcher, Charles, dan Marcee; termasuk kehidupannya sebagai seorang agen rahasia yang bertugas untuk memecahkan kode-kode rahasia Rusia. Sementara itu, dunia simbolik yang dialami John adalah ketika dia merasa menjadi seorang agen rahasia. Konsekuensi dari profesinya sebagai agen telah ditentukan, antara lain bertugas memecahkan kode rahasia, tidak membuka identitas dirinya, melakukan segala sesuatu dengan penuh kerahasiaan, dan menjalani hidup yang penuh dengan kekerasan. .

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan kasus diatas Penyakit ini dianggap sebagai suatu penyakit yang serius, yang ciri-cirinya antara lain berupa kekacauan kepribadian seseorang yang ditandai dengan hilang-nya hubungan dirinya dengan dunia realitas. Tanda-tanda umum dari penyakit mental ini antara lain adalah waham,halusinasi, ilusi, kekacauan pikiran, dan penarikan diri dari realitas.

Anda mungkin juga menyukai