Anda di halaman 1dari 6

BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

REFARAT THORAX

MESOTELIOMA

OLEH Dr. SUCIATI DAMOPOLII PEMBIMBING Dr.LUTHFI ATTAMIMI,SpRad

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASAR 2006

MESOTELIOMA

I.

PENDAHULUAN

Mesotelioma adalah suatu massa pada pleura yang jarang ditemukan dan merupakan suatu tumar primer yang dikenal dalam bentuk terlokalisasi ( benigna) sering fibroma dan bentuk difus (maligna) yang sangat agresif. Oleh karena 80% kasus ditemukan di pleura dan sering ganas, maka mesotelioma sering diidentikkan dengan mesotelioma maligna (MM) pada pleura.1,2,3,4 MM merupakan penyakit serius, yang kadang-kadang sudah tahap lanjut pada saat gejala muncul dan didiagnosis sebagai kanker, Kadang-kadang mesotelioma ditemukan secara kebetulan sebelum ada gejala berat, misalnya pada pemeriksaan foto thorax rutin MM biasanya berlokasi di hemithorax inferior, tetapi kadang-kadang di fissure interlobar, cepat membesar dan sering disertai dengan pembentukan cairan rongga pleura. MM yang berada pada suatu tempat seringkali disertai osteoartheopathy hypertrophic, jarang ada perkapuran.5 Mesotelioma jinak mempunyai permukaan rata, biasanya ditemukan pada pasien umur 40 th ke atas, dan 30-50% dari kasus berasal dari membran pleura visceralis.5 Pada mesotelioma yang difus , 3 kali lebih sering menyerang laki-laki daripada wanita dan telah diketahui hubungannya dengan paparan terhadap asbes (sekitar 80%). Masa inkubasi bervariasi dari 12-40 thn, dengan mayoritas berkembang antara 25-30 thn setelah terjadi paparan. 3,4,5,6 Selain abses, akhir-akhir ini mesotelioma dikaitkan pula dengan Virus Siman 40 (SV40), radiasi dan factor genetic.5

II.

INSIDEN

Kasus ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1947 di RSU Massachusetts, dan insidens mesotelioma maligna terus meningkat. Di Inggris terjadi peningkatan insiden dari 1300 kasus menjadi 3000 kasus dalam 20 thn terakhir. Di Amerika, antara 1 Januari 1967 dan 31 Desember 1976, 2,8% dari 17.600 kematian pada pekerja asbes, diakibatkan oleh mesotelioma. Dalam 50 thn terakhir, sekitar 80 juta penduduk pekerja di Amerika terpapar asbes sehingga mendorong Occupatonal Safety and Administration menetapkan standar

Diffused Malignant Mesothelioma :

Terdapat penebalan pleura, nodular, irregular pada bagian basal, mediastinal sepanjang lateral atau fissure mayor.6,11 Cenderung unilateral dan sirkuler, lamellar, memperlihatkan banyak bentuk dan derajat penebalan pleura, dapat ditemukan pleural effusion yang biasanya unilateral.1,5,9

Dapat penetrasi ke fissure, kadang-kadang menjalar ke kintralateral dari pleura.5 Dapat menyebar ke dinding thorax dengan mendestruksi costa.1,5 Setelah pemeberian kontras, jaringan tumor menjadi jelas dan kadang-kadang tampak inhomogen enhancement.5,6

3. MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI) Pemeriksaan mRI untuk mengamati secra lebih teliti perluasan tumor dan memberikan hasil pencitraan yang secra teori dapat dengan jelas membedakan antara tumor dan jaringan normal. Pada penelitian dari 65 kasus MM dilaporkan bahwa MRI dan CT mempunyai akurasi diagnostic yang hamper sama , berkisar antara 50-65%.19 Penggunaan MRI lebih baik dibandingkan CT-scan dalam memperlihatkan massa soliter mesotelioma yang mengivasi dinding dada, yang melibatkan permukaan bagian dalam thorax.6 MRI menghasilkan gambar image dalam banyak tingkatan. Mesotelioma memperlihatkan adanya peningkatan yang minimal dari signa T1 yang relative terhadap otot dinding dada dan meningkat dalam batas yang moderat pada signal T2-W atau T1-W yang dihasilkan setlah penyuntikan Gadolinium. 4. POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY (PET) Pemeriksaan PET yang menggunakan isotop
18

Fluoro-deoxyglucose (FDG) telah

digunakan untuk mengevaluasi kelainan intrathoracal, termasuk MM. selain kelainan anatomis, PET dapat juga memberikan informasi biokimia lesi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ambilan FDG oleh MM lebih tinggi disbanding penyakit pleura jinak. PET pada MM memiliki sensitivitas 91% dan spesifitas 100R%.

VIII. STAGING

Sistem staging untuk MM memiliki nilai prognostic terhadap survival. Penentuan staging sangatlah penting untuk kepentingan penatalaksanaan mesotelioma, Skema yang paling sering digunakan dikemukakan oleh Butchart,dkk pada thn 1976. 1,4,6,20 Stadium dari mesotelioma ini yaitu : Stadium I : mesotelioma terdapat pada pleura kanan atau kiri dan dapat melibatkan paruparu, pericardium , diaphragm pada sisi yang sama. Stadium II : mesotelioma menyerang dinding dada, kedua pleura, organ mediastinum dan kelenjar limfe juga terlibat. Stadium III : mesotelioma telah penetrasi melalui diaphragma masuk ke dalam perioneum, dengan keterlibatan dari limfe. Stadium IV : metastasis jauh ke organ lain

Selain system di atas terdapat juga system lain yang juga mirip yaitu system TNM yang digunakan untuk kanker pada umumnya. Sistem TNM Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV : T1(A atau B)N0M0 : T2N0M0 : T1, T2N1M0 / T1, T2N3M0 / T3N1,N2M0 : T4 any NM0 / anyTN3M0 / anyTanyNM1

IX. PENATALAKSANAAN MM merupakan penyakit yang masih sukar diatasi.Perencanaa trerapi dibuat berdasarkan stadium dan tipe histology penyakit.20 Secara umum, penatalaksanaan mesotelioma meliputitepai pembedahan, readioterapi, kemoterapi dan dalam satu decade terakhir dikembangkan terapi imun dan gen.21

Pemeriksaan PA

Pemeriksaan luar : tampak benjolan di dada kiri, agak keras dengan nyeri tekan , FNA banyak darah. Pemeriksaan Mikroskopik : hapusan dari aspirat mengandung epithelial like (epiteloid) dengan inti yang kecil dan hiperkromatik pleomorfik dengan tendensi membentuk tubulupapillary Kesan : Suatu malignant soft tissue, (mungkin suatu mesotelioma maligna Diagnosa kerja : Mesotelioma maligna

Diskusi : Seorang pria umur 54 th yang pada pemeriksaan foto thorax rutin ditemukan adanya massa pada lapangan tengah paru kiri disertai pleural reaction kiri. Setelah dianamnesa secara seksama ternyata benjolan itu telah ada sejak 1 tahun yang lalu dengan gejala klinis riwayat batuk 1 bulan lalu, dan nyeri pada dada kiri, serta penurunan berat badan akhir-akhir ini. Dari gejala klinis yang tersebut di atas dan pemeriksaan penunjang misalnya foto thorax, dimana ditemukan suatu massa soliter pada lapangan paru kiri yang mendestruksi costa yang bentuknya konveks kea rah paru serta ditunjang pemeriksaan biopsy FNA, yang ditemukan suatu sel-sel epithel like (epitheloid) yang menunjukkan suatu malignant soft tissue tumor yang kemungkinan besar adalah mesotelioma maligna, memperkuat diagnose pasien sebagai Mesotelioma Maligna

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

KUMPULAN REFERAT

OLEH Dr. SUCIATI DAMOPOLII

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASAR 2005-2008

Anda mungkin juga menyukai