com/doc/101632528/SenTrifugal
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN FLUIDA DAN SISTEM POMPA SENTRIFUGAL
Disusun oleh : KELOMPOK VIII 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. DEWI JUMINETI DANIEL RIZQI PRADANA NANANG SUROSO YOSEF NOVIAN ANDY PRASETYO INTAN ADITYA MARDIKA SAKTI ERVINA LESTARI MUSA KHARBILLAH 4210 100 010 4210 100 030 4210 100 049 4210 100 036 4210 100 074 4210 100 046 4210 100 092
Dengan ini Telah Menyelesaikan Praktikum Mesin Fluida dan Sistem POMPA SENTRIFUGAL
ABSTRAK
Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berguna untuk memindahkan fluida cair dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan prinsip perbedaan tekanan. Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa yang mempunyai impeller untuk mengangkat zat cair tersebut. Tujuan dari percobaan ini adalah, pertama, untuk merangkai dan mendemonstrasikan pompa secara tunggal,seri dan paralel. Kedua untuk mengerti karakteristik kerja dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal,paralel dan seri. Tujuan terakhir adalah untuk memahami hubungan antara head dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal, seri dan paralel. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pressure gauge (outlet), pressure gauge inlet (inlet), control valve, sump drain valve, penggaris, pressure gauge (discharge), stopwatch, tee connector, klem, pompa sentrifugal, pressure gauge (discharge), on / off valve dan indikator volume. Data awal yang diketahui adalah variasi nilai dari tekanan discharge manifold dan volume untuk mengetahui nilai dari tekanan inlet, tekanan outlet dan waktu. Dalam praktikum ini juga ada beberapa variabel, yaitu variabel kontrol berupa tekanan discharge dan volume. Variabel respon berupa tekanan outlet, tekanan inlet dan waktu. Sedangkan variabel manipulasi yaitu dengan cara mengatur katup. Dari praktikum juga bisa disimpulkan bahwa dengan spesifikasi yang sama pompa yang di paralel memiliki kapasitas dua kali lipat daripada pompa tunggal. Sedangkan pompa yang diseri mempunyai head dua kali lipat daripada pompa tunggal. Aplikasi pompa sentrifugal di dunia marine adalah untuk digunakan di ballast system dan bilga untuk pompa yang dipasang paralel. Selain itu, aplikasi pompa dipasang seri bisa ditemui di sistem pemadam kebakaran yang ada di kapal. The pump is one type of fluid is a useful machine to move the fluid liquid from one place to another by using the principle of pressure difference. Centrifugal pump is one type of pump impeller having to remove the liquid. The purpose of this experiment are, first, to assemble and demonstrate in a single pump, series and parallel. The second to understand the working characteristics of centrifugal pumps are arranged in single, parallel and series. Ultimate goal is to understand the relationship between the head and the capacity of centrifugal pumps are arranged in single, series and parallel. The tools used in this lab is the gauge pressure (outlet), inlet pressure gauge (inlet), control valve, sump drain valve, a ruler, a pressure gauge (discharge), stopwatch, tee connectors, clamps, centrifugal pump, pressure gauge (discharge) , on / off valve and the volume indicator. Initial data is known is a variation of the discharge manifold pressure and volume to determine the value of the inlet pressure, outlet pressure and time. In this lab there are several variables, namely a control variable discharge pressure and volume. A response variable outlet pressure, inlet pressure and time. While the manipulation of variables, namely by regulating valve. Of practice can also be concluded that with the same specifications in parallel pump has double the capacity of a single pump. While the pump head diseri have twice as much as a single pump. Centrifugal pump applications in the marine world is to be used in the ballast system and bilga to pump in parallel. In addition, the application is installed pump series can be found in the existing fire extinguishing system on board.
1.1
ke tempat lain dengan menggunakan prinsip perbedaan tekanan. Pompa digerakkan oleh motor listrik sehingga mampu menciptakan ke vacuum-an dan dapat menghisap, mengangkat kemudian meneruskan fluida (zat cair) dari satu tempat ke tempat lain dengan menambahkan tekanan. Tekanan ini dihasilkan oleh gaya sentrifugal dari putaran impeller pompa.
Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa yang mempunyai impeller untuk mengangkat zat cair tersebut.Pompa sentrifugal adalah pompa yang bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah gaya yang timbul akibat adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar). Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal adalah gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar sehingga kecepatan fluida sehingga kecepatan fluida meningkat serta kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volutte atau diffuser) menjadi tekanan atau head. 1.2 Karakteristik Pompa Sentrifugal a. Tunggal
Head H (m)
Gambar 1.2 GKarapfiaksHiutbausngQan (amn ta/rsa)head dan kapasitas untuk pompa tunggal
Pada pompa tunggal, n kapasitas e untuk d pompa k a pa s i s ter t n tu te rgantung atau il a i h ad a n tunggal mengacu pada spesifikasinya.
G r a f i k
hu b u ng a n
a n ta ra
h ea d
an
b. Paralel
Head H (m)
tungga l
paralel
Gambar 1.3
Kapasitas
Q (m /s)
Pemasangan dengan cara ini dapat meningkatkan kapasitas pompa hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan menggunakan pompa tunggal dengan kondisi head yang sama. Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa head maksimum rangkaian seri sama dengan pompa tunggal. Spesifikasi pompa paralel dibandingka pompa tunggal dengan spesifikasi yang sama, pompa paralel memiliki kapasitas dua kali pompa tunggal. c. Seri
Head H (m)
s ri e
tu g a l ng
Gambar 1.4 GKarapfiak sHiubtuansganQ an(tmar a/hse)ad dan kapasitas untuk pompa seri
Pada titik Q yang sama dihasilkan head yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pompa tunggal. Namun kapasitas maksimumnya bernilai sama dengan pompa tunggal. Pompa-pompa yang berbeda karakteristiknya dapat pula bekerja sama secara parallel dan seri.Spesifikasi pompa seri dibandingka pompa tunggal dengan spesifikasi yang sama, pompa seri memiliki head dua kali pompa tunggal. 1.3 Jenis Jenis Impeller a. Terbuka
Gai k pradna rf ebnig n hbna uug n ha d dn e a kpst aaia s atr a pm a tng na op uga l dna egn pm a sr op ei
Gambar 1.2. impeller terbuka Impeller terbukan dan semi terbuka kemingkinan tersumbatnya kecil.Akan tetapi untukmenghindari terjadinya penyumbatan melalui resirkulasi internal,volute pompa harus diatur yang benar untuk mendapatkan setelan impeler yang benar.
b. Semi Terbuka
c.
Tertutup
Impeller tertutup memiliki baling-baling yang ditutupi oleh mantel (penutup) pada keduasisinya.Biasanya digunakan untuk pompa air,dimana baling-baling seluruhnya mengurungair.Hal ini mencegah perpindahan air dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan,yang akan mengurangi efisiensi pomp.Dalam rangka untuk memisahkan ruang pembuangan dari ruang penghisapan,diperlukan sebuah sambungan yang bergerak di antara impeller dan wadah pompa. d. Axial Axial flow impeller disebut juga propeller dimana dapat dipasang secara tetap atau dapat diubah-ubah ketika pompa dibuka maupun diubah-ubah pada saat pompa tersebut dioperasikan. Pompa dengan impeller ini digunakan untuk memompa cairan dengan kapasitas yang besar tetapi total head yang dicapai relatif rendah. Contoh penggunaan pompa axial impeller ini adalah untuk pompa penanggulangan banjir, pompa irigasi, pompa air pendingin pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.
e. Radial Untuk membantu bentuk sudu-sudu tersebut maka pada setiap radial impeller dilengkapi dengan cover plate pada bagian belakang dan juga kadang-kadang pada bagian depannnya. Cover plate ini juga secara otomatis menimbulkan kerugian akibat gesekan dengan cairan. Untuk memperbaiki dalam hal ini meningkatkan efesiensi atau menurunkan nilai NSPH, impeller harus dibuat beberapa sudu.
f.
Mixed Flow
Type impleller ini dapat dikatakan sama dengan radial impeller hanya berbeda pada arah alirannya saja. Biasanya impeller ini dipergunakan untuk memompakan cairan dengan kapasitas besar dengan total head yang relatif rendah dibandingkan dengan radial impeller tapi lebih tinggi dari axial impeller. Impeller ini dapat berbentuk terbuka dan tertutup.
1.4 Head Head adalah energi mekanik yang terkandung dalam satu satuan berat zat cair yang mengalir. Secara umum head dirumuskan sebagai:
Penurunan satuan :
) ( ) ) (
Dimana : 2 P : tekanan zat cair (N/m ) v : rata-rata kecepatan aliran zat cair (m/s) 3 : berat zat cair persatuan volume (N/m ) 2 g : percepaan gravitasi (m/s ) Z : ketinggian (m)
Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme Hal.3
Head total adalah gabungan antara static head (Hs), pressure head (Hp), velocity head (Hv) dan ditambah losses karena friction (Hf) pada suction dan discharge pump.
Petunjuk Praktikum Mesin Fluida, 2011
a. Head Static (Hs) Head statis merupakan head karena perbedaan ketinggian antara permukaan antara dua permukaan cairan. Dirumuskan sebagai: Penurunan satuan : Dimana : Z1 : ketinggian permukaan cairan pada tanki suction (m) Z2 : ketinggian permukaan cairan pada tanki discharge (m)
b. Head Pressure (Hp) Head tekanan adalah head yang terjadi karena perbedaan tekanan pada sisi suction dan discharge pompa. Dirumuskan sebagai:
Penurunan satuan :
( (
Dimana :
) )
( (
) )
P1-P2 R g
: beda tekanan pada permukaan antara dua tangki yang diukur( : berat jenis cairan ( : percepatan gravitasi
) ( )
c.
Head Velocity (Hv) Head velocity merupakan head karena perbedaan kecepatan pada sisi dischrage dan suction. Dirumuskan sebagai:
Penurunan satuan :
(
Dimana : v1 : kecepatan rata-rata aliran dititik 1, suction (m/s) v2 : kecepatan rata-rata aliran dititik 2, discharge (m/s) d. Head Losses
Merupakan head yang diperlukan untuk mengatasi kerugian gesekan pada pipa (head loss minor) serta head yang diperlukan untuk mengatasi kerugian karena panjang pipa (head loss major). Head Loss Major Head loss major adalah kerugian yang diakibatkan karena adanya gesekan dalam pipa. Secara matematis dirumuskan dengan:
Penurunan Satuan :
(
Dimana : : koefisien kerugian gesekan L : panjang pipa (m) D : diameter pipa (m)
Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme Hal.28 Tabel 1.1 Kekasaran Ekivalen untuk Pipa Baru (Sumber : Munson, p.476)
Pipa Paku Baja Beton Kayu diamplas Besi tuang Besi Galvanisir Besi Komersial atau besi Tempa Pipa Saluran Plastik, Gelas
Kekasaran Ekivalen, Feet Millimeter 0.003 0.03 0.9 9.0 0.001 0.01 0.3 3.0 0.0006 0.003 0.18 0.9 0.00085 0.26 0.0005 0.15 0.00015 0.000005 0.0 0.045 0.0015 0.0
Tabel ini digunakan untuk menghitung nilai dari Relative Roughness pada diagram moody. Pembacaan diagram moody, bertujuan untuk mengetahui nilai (koefisien kerugian gesekan), data yang diperlukan dalam pembacaan diagram moody ialah nilai Relative Roughness, juga diperlukan nilai dari Renold Number. Dimana rumus untuk menghitung Relative Roughness dan Renold Number ialah sebagai berikut :
Head Loss minor Head loss minor merupakan kerugian yang terjadi pada jalur pipa. Yang antara lain terjadi karena ukuran pipa, bentuk penampang, atau berubahnya arah aliran karena filter. Secara matematis ditulis:
Penurunan Satuan :
Dimana : f : koefisien kerugian karena perlengkapan pipa v : rata-rata kecepatan aliran zat cair (m/s) 2 g : percepatan gravitasi (m/s )
Pompa dan Kompressor, Ir. Sularso Msme Hal.32
Component or Fitting
90o bend, sharp 90o bend, with vanes 90o bend, rounded radius/diameter duct < 1 90o bend, rounded radius/diameter duct > 1 45o bend, sharp 450 bend, rounded radius/diameter duct <1 450 bend, rounded radius/diameter duct >1 T. flow to branch (applied to velocity in branch) Flow from duct to room Flow from room tu duct Reduction, tapered Enlargement, abrupt (due to speed before reduction) (v1 = velocity before enlargement and v2 = velocity after enlargement) Enlargement, tapered angle < 8o (due to speed before reduction) (v1 = velocity before enlargement and v2 = velocity after enlargement) Enlargement, tapered angle > 8o (due to speed before reduction) (v1 = velocity before enlargement and v2 = velocity after enlargement) Grilles, 0.7 ratio free after to total surface Grilles, 0.6 ratio free after to total surface Grilles, 0.5 ratio free after to total surface Grilles, 0.4 ratio free after to total surface Grilles, 0.3 ratio free after to total surface Grilles, 0.2 ratio free after to total surface Flanged Tees, Line Flow Threaded Tees, Line Flow Flanged Tees, Branched Flow Threaded Tees, Branched Flow Threaded Union Flanged Regular 90o Elbows Threaded Regular 90o Elbows Threaded Regular 45o Elbows Flanged Long Radius 90o Elbows Threaded Long Radius 90o Elbows Flanged Long Radius 45o Elbows Flanged 180o Return Bends Threaded 180o Return Bends Fully Open Globe Valve Fully Open Angle Valve Fully Open Gate Valve Closed Gate Valve Closed Gate Valve Closed Gate Valve Forward Flow Swing Check Valve Fully Open Ball Valve 1/3 Closed Ball Valve 2/3 Closed Ball Valve
3 4 6 10 20 50 0.2 0.9 1.0 2.0 0.08 0.3 1.5 0.4 0.2 0.7 0.2 0.2 1.5 0 2 0.15 0.26 2.1 17 2 0.05 5.5 200
http://www.engineeringtoolbox.com/minor-loss-coefficients-pipes-d_626.html
Gambar
Pompa sentrifugal
Tee connector
Klem
Control valve
On-off control
10 Stopwatch
11 Indikator volume
12 Penggaris
2.4 Prosedur Praktikum 1. POMPA TUNGGAL a. Peralatan untuk percobaan disiapkan b. Saluran pipa dari sump drain valve ke inlet pompa 2 dihubungkan dan sambungan tersebut dikencangkan dengan klem, kemudian katup sump drain valve dibuka c. Saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju inlet discharge manifold dibuka dan sambungan tersebut dikencangkan dengan klem d. Sump drain valve di check kembali apakah sudah terbuka e. Pompa dihidupkan f. Nilai tekanan discharge manifold divariasikan dengan mengatur katub pada control valve g. Tekanan outlet, inlet pompa dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume yang ditentukan dicatat dengan bantuan stopwatch. h. Ketinggian permukaan air pada reservoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge manifoldke dasar tangki diukur dengan menggunakan penggaris. 2. POMPA SERI a. Peralatan untuk percobaan disiapkan b. Katub pada sump drain valve ditutup c. Saluran pipa dari outlet pompa 1 menuju inlet pompa 2 dihubungkan dan sambungan tersebut dikencangkan dengan klem d. Saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju inlet discharge manifold dihubungkan dan dikencangkan sambungan tersebut dengan klem e. Kedua pompa dihidupkan secara bersamaan f. Nilai tekanan discharge manifold divariasikan dengan mengatur katub pada control valve g. Tekanan outlet dan inlet pompa dicatat , serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume yang di tentukan dengan bantuan stopwatch. h. Ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge manifold ke dasar tangki diukur. 3. POMPA PARALEL a. Peralatan untuk percobaan disiapkan b. Saluran pipa dari sump drain valve ke inlet pompa 2 dihubungkan dan sambungan tersebut dikencangkan dengan klem, kemudian katub sump drain valve dibuka c. Saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju Tee connector (sambungan T) dihubungkan dan sambungan tersebut dikencangkan dengan klem d. Outlet pompa 1 di dalam hydraulic bench dengan tee connector dihubungkan dan tee connector dengan inlet discharge manifold dihubungkan dan sambungan tersebut dikencangkan dengan klem e. Kedua pompa dihidupkan secara bersamaan f. Nilai tekanan discharge manifold divariasikan dengan mengatur katub pada control valve g. Tekanan outlet dan inlet pompa dicatat, serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume yang di tentukan dengan bantuan stopwatch. h. Ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge manifold ke dasar tangki diukur.
2.5 Data Hasil Praktikum 1. Data hasil percobaan pada pompa tunggal
No 1 2 3 4 5
P disch ps i 7 8 9 10 11
Pinlet ps i 0 0 0 0 0
V l 20 20 20 20 20
No 1 2 3 4 5
P disch ps i 7 8 9 10 11
Pinlet ps i 0 0 0 0 0
V l 20 20 20 20 20
No 1 2 3 4 5
P disch ps i 7 8 9 10 11
Pinlet ps i 0 0 0 0 0
V l 20 20 20 20 20
Keterangan : Z2 = ketinggian permukaan air di discharge manifold ke dasar tangki = 20.2 cm Z1 = ketinggian permukaan air pada reservoir ke dasar tangki = 90 cm Panjang selang untuk percobaan tunggal = 2.6 m Panjang selang untuk percobaan seri = 3.6 m Panjang selang untuk percobaan paralel = 2.19 m Macam macam belokan, aksesoris dan koefisien gesekannya = Tee Konector, Elbow 90, Stop Valve, Sudden Enlargement Diameter selang = 2.5 cm
No 1 2 3 4 5
Pinlet ps i 0 0 0 0 0
V l 20 20 20 20 20
2
Satuan tekanan pada table di atas perlu di konversi dari psi menjadi N/m dan satuan volume perlu 3 dikonversi dari liter menjadi m . Karena dalam perhitungan, satuan tekanan dan volume yang digunakan adalah 2 3 N/m dan m . Konversi satuan : 2 1 psi = 6894.8 N/m -3 3 I liter = 10 m Berikut ini adalah data hasil praktikum yang telah di konversi :
Tabel 3.1.2 Data Hasil Praktikum yang telah dikonversi
No 1 2 3 4 5
Pinlet N/m 0 0 0 0 0
4
Berdasarkan data di atas, dapat dihitung nilai debit (Q) dan Head total (Ht), di bawah ini ialah langkahlangkah untuk menghitung debit (Q) dan Head Total (Ht). a. Menghitung debit (Q) 2 Dalam perhitungan ini, diambil data no 1 pada table 4.1.2, dimana P outlet = 57226.84 N/m , P inlet = 0 2 3 N/m , t = 20.65 s dan Volume = 0.02 m
b. Menghitung Head Total (Ht) 2 Dalam perhitungan ini, diambil data no 1 pada table 4.1.2, dimana P outlet = 57226.84 N/m , P inlet = 0 2 3 N/m , t = 20.65 s dan Volume = 0.02 m . Selain data dari table 4.1.2, data lain yang diketahui selama praktikum ialah : Z1 = 0.202 m Z2 =0.9 m 3 = 1000 kg/m 2 g = 9.8 m/s d = 0.025 m 2 A = d2 = 0.000491 m
Untuk menghitung kecepatan pada sisi suction dan discharge, digunakan persamaan :
(D1 = D2)
Asumsi nilai k k adalah koefisien kerugian tinggi tekan yang ada pada pipa, pada praktikum pompa tunggal kerugian tinggi tekan yang ada ialah : Elbow 90 Sudden enlargement Stop Valve Perhitungan v:
o
Head mayor (H mayor) H mayor = 0 Karena diasumsikan selang dalam keadaan halus (tidak ada penghambat seperti lumut, kerak dan lainnya)
Dengan cara yang sama, untuk perhitungan pompa tunggal diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.1.3 Tabel Hasil Perhitungan Pompa Tunggal
No 1 2 3 4 5
P inlet2 N/m 0 0 0 0 0
v m/s 0 0 0 0 0
2. Pompa Seri Berikut ini ialah tabel yang didapat dari hasil praktikum:
Tabel 3.2.1 Data Hasil Praktikum
No 1 2 3 4 5
Pinlet ps i 0 0 0 0 0
V l 20 20 20 20 20
2
Satuan tekanan pada table di atas perlu di konversi dari psi menjadi N/m dan satuan volume perlu 3 dikonversi dari liter menjadi m . Karena dalam perhitungan, satuan tekanan dan volume yang digunakan adalah 2 3 N/m dan m . Konversi satuan : 2 1 psi = 6894.8 N/m -3 3 I liter = 10 m Berikut ini adalah data hasil praktikum yang telah di konversi :
Tabel 3.2.2 Data Hasil Praktikum yang telah dikonversi
No 1 2 3 4 5
Pinlet N/m 0 0 0 0 0
4
Berdasarkan data di atas, dapat dihitung nilai debit (Q) dan Head total (Ht), di bawah ini ialah langkahlangkah untuk menghitung debit (Q) dan Head Total (Ht). a. Menghitung debit (Q) 2 Dalam perhitungan ini, diambil data no 1 pada table 4.2.2, dimana P outlet = 55158.4 N/m , P inlet = 0 2 3 N/m , t = 34.44 s dan Volume = 0.02 m
b. Menghitung Head Total (Ht) 2 Dalam perhitungan ini, diambil data no 1 pada table 4.2.2, dimana P outlet = 55158.4 N/m , P inlet = 0 2 3 N/m , t = 34.44 s dan Volume = 0.02 m . Selain data dari table 4.2.2, data lain yang diketahui selama praktikum ialah : Z1 = 0.202 m Z2 =0.9 m 3 = 1000 kg/m 2 g = 9.8 m/s d = 0.025 m 2 A = d2 = 0.000491 m
Untuk menghitung kecepatan pada sisi suction dan discharge, digunakan persamaan :
(D1 = D2)
Asumsi nilai k k adalah koefisien kerugian tinggi tekan yang ada pada pipa, pada praktikum pompa tunggal kerugian tinggi tekan yang ada ialah : Elbow 90 Sudden enlargement Stop Valve Tee Connector Perhitungan v:
o
Head mayor (H mayor) H mayor = 0 Karena diasumsikan pipa dalam keadaan halus (tidak ada penghambat seperti lumut, kerak dan lainnya)
Dengan cara yang sama, untuk perhitungan pompa seri diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.2.3 Tabel Hasil Perhitungan Pompa Seri
No 1 2 3 4 5
P 2 disch N/m
P 2 outlet N/m
P inlet2 N/m 0 0 0 0 0
48263. 55158. 6 55158. 4 62053. 4 62053. 2 68948 2 68948 76532.2 75842. 8 83427.0 8 8
Hv m 0 0 0 0 0
3. Pompa Paralel Berikut ini ialah tabel yang didapat dari hasil praktikum:
Tabel 3.3.1 Data Hasil Praktikum
No 1 2 3 4 5
Pinlet ps i 0 0 0 0 0
V l 20 20 20 20 20
2
Satuan tekanan pada table di atas perlu di konversi dari psi menjadi N/m dan satuan volume perlu 3 dikonversi dari liter menjadi m . Karena dalam perhitungan, satuan tekanan dan volume yang digunakan adalah 2 3 N/m dan m . Konversi satuan : 2 1 psi = 6894.8 N/m -3 3 I liter = 10 m Berikut ini adalah data hasil praktikum yang telah di konversi :
Tabel 3.3.2 Data Hasil Praktikum yang telah dikonversi
No 1 2 3 4 5
Pinlet N/m 0 0 0 0 0
4
Berdasarkan data di atas, dapat dihitung nilai debit (Q) dan Head total (Ht), di bawah ini ialah langkahlangkah untuk menghitung debit (Q) dan Head Total (Ht). c. Menghitung debit (Q) 2 Dalam perhitungan ini, diambil data no 1 pada table 4.3.2, dimana P outlet = 97216.68 N/m , P inlet = 0 2 3 N/m , t = 45.26 s dan Volume = 0.02 m
d. Menghitung Head Total (Ht) 2 Dalam perhitungan ini, diambil data no 1 pada table 4.2.2, dimana P outlet = 97216.68 N/m , P inlet = 0 2 3 N/m , t = 45.26 s dan Volume = 0.02 m . Selain data dari table 4.2.2, data lain yang diketahui selama praktikum ialah : Z1 = 0.202 m Z2 =0.9 m 3 = 1000 kg/m 2 g = 9.8 m/s d = 0.025 m 2 A = d2 = 0.000491 m
Untuk menghitung kecepatan pada sisi suction dan discharge, digunakan persamaan :
(D1 = D2)
Asumsi nilai k k adalah koefisien kerugian tinggi tekan yang ada pada pipa, pada praktikum pompa tunggal kerugian tinggi tekan yang ada ialah : Elbow 90 Sudden enlargement Stop Valve Perhitungan v:
o
Head mayor (H mayor) H mayor = 0 Karena diasumsikan pipa dalam keadaan halus (tidak ada penghambat seperti lumut, kerak dan lainnya)
Dengan cara yang sama, untuk perhitungan pompa seri diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.3.3 Tabel Hasil Perhitungan Pompa Paralel
No 1 2 3 4 5
P inlet2 N/m 0 0 0 0 0
Hv m 0 0 0 0 0
0.001
Pada kurva di atas terlihat bahwa hubungan kapasitas (Q) dan head total ( Ht) berbanding lurus, yang disebabkan karena kecepatan fluida (v) berbanding lurus dengan Q dimana Q = v x A , sehingga head loss mayor berbanding lurus juga dengan Q. Pada teori hubungan head dengan kapasitas berbanding terbalik seperti gambar 1.2. Penyimpangan grafik dikarenakan ketidakakuaratan dalam pengambilan data. 3.2.2 Grafik Hubungan Ht dan Q pada Pompa Seri
Ht
(Grafik 4 2
Seri) 0 0.00056 0.00058 0.0006 0.00064 Q Linear (Grafik 0.00062 Hubungan Ht dengan Q pada Pompa Seri)
Pada pompa yang dirangkai secara seri, kapasitas 2x dari pompa tunggal dengan spesifikasi yang sama dan headnya sama seperti pada gambar 1.3. Head ataupun kapasitas yang tidak sesuai dengan yang diharapkan disebabkan oleh kerusakan alat dan ketidakakuratan praktikan dalam mengukur data.
3.2.3
Pada pompa yang dirangkai secara parallel, head yang dihasilkan 2x dari pompa tunggal pada spesifikasi yang sama dan kapasitas tetap seperti pada gambar 1.3. Tetapi dalam praktikum hasilnya tidak sesuai teori dikarenakan kerusakan alat dan ketidakakuratan praktikum dalam pengambilan data pada percobaan ini. 3.2.4 Grafik Hubungan Ht dan Q pada Pompa Seri dan Tunggal
Gambar 4.2.4 Grafik hubungan Ht dengan Q pada pompa seri dan tunggal
Secara teori kurva head kapasitas, mempunyai karakteristik tertentu dimana head pompa seri lebih besar dari head pompa tunggal dengan kapasitas yang sama. Dalam percobaan ini terdapat penyimpangan. Ini terjadi karena ; a. tidak telitinya praktikan dalam pembacaan pressure gauge, karena sesungguhnya pada pompa seri terjadi beda tekanan (P) lebih besar dari pompa tunggal b. pengukuran waktu aliran volume yang tidak tepat, sehingga dihasilkan kapasitas yang kurang akurat.
3.2.5
Secara teoritis, seharusnya kapasitas pompa paralel lebih besar dari pompa tunggal. Hal ini terjadi karena : a. Alat praktikum yang digunakan ada kerusakan. b. Selain itu, karena kesalahan praktikan dalam menaksir nilai 3.2.6 Grafik Hubungan Ht dan Q pada Pompa Paralel dan Seri
R = 0.0845
Linear (Pompa
Secara teori kurva pompa parallel mempunyai karakteristik tertentu, yaitu nilai Q parallel dua kali nilai Q seri pada head yang sama, namun dalam percobaan ini juga tidak dihasilkan data yang tidak sesuai dengan teori. Dari garis yang ditarik lurus pada grafik pompa tunggal - parallel, tidak diperoleh nilai Q parallel sama dengan dua kali Q tunggal pada head yang sama. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan data kurang akurat ; a. Berkurangnya performance pompa. b. Selain itu, karena kesalahan praktikan dalam menaksir nilai.
3.2.6
Gambar 4.2.7 Grafik hubungan Ht dengan Q pada pompa Paralel, Seri dan Tunggal
Pada pompa yang disusun tunggal, nilai dari kapasitas dan head mengacu atau bergantung pada spesifikasinya. Jika head semakin tinggi, maka kapasitas semakin rendah, tetapi dalam grafik pompa tunggal yang didapatkan dari hasil praktikum, bentuk grafik tidak smooth, hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada perlatan praktikum dan kekurang telitian praktikan dalam mengambil data. Pada pompa yang disusun seri, nilai kapasitasnya 2x dari nilai kapasitas tunggal pada spesifikasinya yang sama dan nilai headnya tetap. Tetapi dalam praktikum hasilnya tidak sesuai, karena adanya kerusakan pada perlatan praktikum dan kekurang telitian praktikan dalam mengambil data. Pada pompa yang disusun parallel, nilai kapasitasnya sama dan nilai headnya 2x dari pompa tunggal pada spesifikasi yang sama. Tetapi dalam praktikum hasilnya tidak sesuai, karena adanya kerusakan pada perlatan praktikum dan kekurang telitian praktikan dalam mengambil data.
BAB IV KESIMPULAN
1. Kita dapat mengetahui karakteristik dan cara kerja dari pompa sentrifugal dengan cara merangkai pompa secara tunggal, seri dan parallel 2. Pada pompa yang disusun secara tunggal, nilai kapasitas dan head mengacu pada spesifikasi pompa. 3. 4. 5. Pompa yang disusun seri dengan spesifikasi pompa yang sama, maka akan menghasilkan head dua kali lebih besar dari pompa tunggal. Pompa yang disusun secara parallel dengan spesifikasi pompa yang sama, maka akan menghasilkan kapasitas dua kali lebih besar dari pompa tunggal Dengan mengetahui hubungan antara head dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal, seri dan parallel, maka kita dapat menyusun suatu instalasi pompa dengan baik dengan memperhatikan dari segi untung dan rugi. Kita juga dapat menyesuaikan instalasi dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Sularso & Prof.DR. Haruo Tahara, 1983, Pompa dan Kompresor, PT.Pradnya Paramita, Jakarta. Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, Modul Praktikum, 2011 , Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya. Tim Fisika ITS, 1990, Fisika II, FMIPA ITS, Surabaya. http://www.scribd.com/doc/37333047/aliran-fluida http://www.k iwipumps.com/kiwicms/blogs/6/centrifugal-pumps-basics.html http://www.engineeringtoolbox.com/colebrook -equationd_1031.html http://alitputraiputu.blogspot.com/2012/04/pompa-sentrifugal.html http://wb6.itrademarket.com/pdimage/27/s_1924527_impeller.jpg http://i00.i.aliimg.com/photo/v0/233170256/Impeller_Axial_Fan_Blower.jpg http://img.directindustry.com/images_di/photo-m2/agitator-impeller-radial-flow579363.jpg http://2.bp.blogspot.com/_ZUoM2ORPRII/SfVqmUyRi_I/AAAAAAAAAFY/7WRPe4El2CE/s320/Gambar+29.JPG (http://docs.engineeringtoolbox.com/documents/618/moody -diagram-2.png) http://www.engineeringtoolbox.com/minor-loss-coefficients-pipes-d_626.htm