Anda di halaman 1dari 10

Keperawatan Maternitas Kanker Serviks Oleh Arie Puji L, 0906629246

PENDAHULUAN Kanker serviks adalah keadaan dimana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel mati seimbang dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignasi/keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang tumbuh baru tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen (Daniele Gale, 1996). Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks (Ca Cervix) adalah : usia, ras, etnik, status sosial ekonomi, pola seksual, perokok, dan terpajan virus terutama virus HPV. Pada usia 45-55 merupakan puncak insiden terjadinya Ca cervix. Wanita Amerika asal Afrika dan asal Hispanik mempunyai angka kejadian yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok masyarakat kulit putih (Causasian). Pada wanita yang aktif menjalankan aktivitas seksual di waktu muda serta berganti-ganti pasangan mempunyai resiko yang lebih besar. Ada dua tipe dalam pembagian Ca cervix, yaitu : Ca tipe Skuamosa dan Tipe Adenokarsinoma. Karsinoma Skuamosa insidennya mencapai 80-95% dan sering terjadi pada usia lanjut. Dan sisanya merupakan insiden dari Adenokarsinoma yang sering terjadi pada wanita muda dan biasanya Ca ini berkembang menjadi sangat agresif. PENGERTIAN Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya. Kanker serviks sering dianggap sebagai suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi galur-galur tertentu untuk papiloma manusia (HPV).

Kanker serviks paling sering timbul pada wanita yang memiliki banyak pasangan seksual dan yang pasangan seksualnya pernah memiliki banyak pasangan seksual lain. Kanker serviks merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita. PENYEBAB Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain : - Umur pertama kali melakukan hubungan seksual Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda.
-

Jumlah kehamilan dan partus Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
- Jumlah perkawinan

Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kanker serviks ini.
- Infeksi virus

Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dam virus papiloma atau virus kondiloma akuminta diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
- Sosial ekonomi

Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
- Hygiene dan sirkumsisi

Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma. - Merokok dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian

AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks. KLASIFIKASI PERTUMBUHAN SEL AKAN KANKER SERVIKS Mikroskopis

Displasia Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.

Stadium karsinoma insitu Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh di daerah ektroserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.

Stadium karsinoma mikroinvasif Pada karsinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.

Stadium karsinoma invasif Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Pertumbuihan invasif muncul di area bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks.

Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi ke dalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.

Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progresif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.

Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambat laun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.

Makroskopis

Stadium preklinis Tidak dapat dibedakan dengan serviksitis kronik biasa Stadium permulaan Sering tampak sebagian lesi sekitar ostium externum Stadium setengah lanjut Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio Stadium lanjut Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

MANIFESTASI KLINIK Dari Anamnesis (pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya) biasanya didapatkan keluhan :
-

Metrorargia (perdarahan uterus yang terjadi di luar siklus menstruasi) Keputihan warna putih/purulen yang berbau dan tidak gatal Perdarahan pasca coitus Perdarahan spontan Bau busuk yang khas Pada yang lanjut ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba, membesar, iregular dan teraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka akan terlihat lesi pada porsio/sudah sampai vagina.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Sitologi/Pap Smear (Prostatic Acid Phosphate)

Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat. Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
Schillentest

Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
Kolposkopi

Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali. Keuntungan : dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy. Kelemahan : hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
Kolpomikroskopi

Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali.
Biopsi

Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya


Konisasi

Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput sendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan para serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas. Pemeriksaan secara radiologis (CT Scan dan MRI) untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran lokal dari ca tersebut. Servikografi Gineskopi Pap net Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive KLASIFIKASI KLINIS Klasifikasi yang digunakan adalah IFGO (International Federation of Gynecology

and Obstetrics) yaitu : a.Tingkat klinik 0 Karsinoma insitu atau karsinoma intraepitel : membrana basalis masih utuh. b.Tingkat klinik I: Proses terbatas pada serviks. Ia : Membrana basalis sudah rusak dan sel tumor ganas sudah memasuki stroma, tetapi tidak melebihi 1 mm dan sel timor tidak terdapat dalam pembuluh limfe atau pembuluh darah. Ib.occ : (Ib, occult = Ib yang tersembunyi), secara klinis tumor ini belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologik ternyata tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia. Ib : Secara klinis sudah diduga adanya tumor ganas dan secara histologik terdapat invasi ke stroma c.Tingkat klinik II: Proses sudah keluar dari seviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai ke dinding panggul. IIa IIb : Penyebaran ke vagina, parametrium masih bebas dari proses. : Penyebaran ke parametrium.

d.Tingkat klinik III: Penyebaran telah sampai ke 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding panggul. IIIa IIIb : Penyebaran ke vagina, proses di parametrium tidak menjadi persoalan, asal tidak sampai pada dinding panggul. : Penyebaran ke parametrium sampai dinding panggul (tidak ditemukan daerah bebas antara tumor dan dinding panggul), atau proses pada tingkat klinik I dan II tetapi disertai gangguan fungsi ginjal. e.Tingkat klinik IV: Tumor telah mencapai mukosa rektum atau kandung kencing atau telah terjadi metastasis ke luar panggul kecil atau ke tempat-tempat jauh. IVa : Proses sudah keluar dari panggul kecil atau sudah sampai mukosa rektum atau kandung kencing.

IVb TERAPI
Irradiasi

: Telah terjadi penyebaran jauh.

Dapat dipakai untuk semua stadium Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk Tidak menyebabkan kematian seperti operasi Dosis Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks Menurut Gale tidak ada tanda yang spesifik pada kasus Ca ini. Pada kasus ini tidak selalu tampak tumor, tetapi kadang terjadi perdarahan karena ulserasi pada permukaan cervix. Adanya perdarahan inilah yang mengharuskan wanita ini datang ke pusat pelayanan kesehatan, adanya nyeri abdomen dan punggung bawah mungkin dapat menjadikan petunjuk bahwa penyakit ini telah berkembang dengan sangat cepat.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKSASI KEPERAWATAN A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien Klien merasa cemas dan mengeluh nyeri pada perut bagian kiri bawah. Klien mengatakan skala nyeri 4, seperti tertindih benda berat, muncul setiap 5 jam sekali durasi 1 menit. 2. Diagnosa Keperawatan Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terhadap proses terapi yang dijalani. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada jaringan epidermoid serviks. 3. Tujuan Khusus Intensitas nyeri berkurang, tenang, rileks. 4. Tindakan Keperawatan Memberikan informasi dan cara untuk mengurangi rasa nyeri selama 1x60 menit sehari sehingga diharapkan klien dapat mengontrol nyeri dan tahu cara-cara mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami. B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaa Tindakan Keperawatan ORIENTASI 1. Salam terapeutik Selamat pagi/siang/sore/malam. Nama saya Arie. Nama Bapak/Ibu/Saudara siapa? 2. Evaluasi/ validasi Bagaimana keadaan ibu hari ini? 3. Kontrak Topik: Ibu masih ingat apa yang akan kita bicarakan/lakukan sekarang? Waktu: Sesuai dengan janji kita yang lalu sekarang kita akan bertemu jam 4 sore. Tempat: Ibu masih ingat dimana kita akan bertemu sore ini?

KERJA: (langkah-langkah tindakan keperawatan) 1. Bagaimana perasaan nyeri ibu? 2. Saya bantu ibu mencoba cara untuk mengurangi nyeri: - Pertama, ibu dapat mengalihkan pikiran pada pengalaman yang menyenangkan, atau membaca, atau mendengarkan musik atau bercakap-cakap - Kedua, latihan nafas dalam (sambil memberikan contoh) - Ketiga, mengusap daerah tertentu (sambil memberikan contoh) 3. Mari kita coba (bantu pasien melakukannya), beri pujian jika dapat melakukan. 4. Bagaimana perasaan ibu? 5. Nah, ibu dapat mencobanya pada saat nyeri, namun jika tidak berhasil ibu dapat memanggil saya kembali. 6. Sampai nanti jam 12.00 saya kembali lagi untuk memberikan suntikan pada ibu. TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi subjektif: Apa saja yang ibu telah dapat dari percakapan kita tadi? Evalusi objektif: Apa saja yang sudah ibu ketahui selama dirawat di sini? 2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan): Bagaimana jika ibu coba lakukan di ruangan/rumah? 3. Kontrak yang akan datang Topik: Apa saja yang akan kita bicarakan nanti? Waktu: Bagaimana kalau nanti jam 4 sore kita bertemu lagi? Tempat: Sebaiknya dimana kita akan bertemu sore ini?

Referensi:
Dickason, Elizabeth J. 1997. Maternal-Infant Nursing Care. St. Louis, Missouri: Mosby. Gale, Daniele. 1996. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Reeder, Sharon J. 1992. Maternity Nursing: Family, Newborn, and Womens Health Care. USA: Lipponcott. Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai