Anda di halaman 1dari 3

Nama : Albherd Ramadhan Putra Kelas : I Elektro A NIM : 1202007 Lampu Listrik Kata lampu sebenarnya berasal dari

Bahasa Yunani yaitu lampas, yang berarti obor. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lampu adalah alat untuk menerangi dalam kegelapan. Lampu menjadi alat yang sangat penting dan wajib tersedia di setiap rumah. Lampu pertama kali ditemukan sekitar 70.000 Sebelum Masehi, sebuah batu berongga dipenuhi dengan lemak hewan yang direndam dan dinyalakan. Manusia mulai meniru bentuk alam dengan tembikar buatan seperti alabaster dan lampu logam. Kemudian benda tersebut ditambahkan sumbu untuk mengendalikan laju pembakaran pada benda tersebut. Pada abad ke-7 Sebelum Masehi, Bangsa Yunani mulai membuat terra cotta lampu untuk menggantikan obor genggam. Terra cotta adalah benda benda yang terbuat dari tanah liat melalui proses pembakaran, sehingga dapat digenggam dan terhindar dari sambaran api.

Pada abad ke-18, telah terjadi perubahan besar dalam desain lampu yang ada sebelumnya. Sumber bahan bakar tertutup rapat dalam wadah logam, agar dapat mengontrol banyaknya pembakaran bahan bakar dan cahayanya. Beberapa saat

kemudian, minyak lampu tersebut ditambahkan sebuah cerobong kecil untuk melindungi api dan mengontrol aliran udara ke api. Kemudian pada tahun 1859, ketika pengeboran minyak bumi dimulai, lampu menggunakan minyak tanah dan gas batu bara sebagai sumber energi. Pada awal abad ke-19, sebagian besar kota di Amerika Serikat dan Eropa telah memiliki jalan-jalan dengan pencahayaan lampu gas. Kemudian, terjadi pengembangan pada penerangan menggunakan listrik sebagai sumber energi bagi pencahayaan lampu. Penggunaan energi listrik sebagai sumber pencahayaan lampu, pertama kali ditemukan oleh Thomas Alva Edison. Dengan perkembangan teknologi, sumber pencahayaan berganti dengan natrium tekanan rendah dan lampu merkuri bertekanan tinggi pada tahun 1930-an. Sekarang, perkembangan lampu telah menghasilkan berbagai macam bentuk dan jenis lampu untuk menerangi jalan-jalan, rumah dan gedung, terutama lampu listrik. Jenis-jenis lampu listrik yaitu : lampu pijar, lampu neon, lampu halogen, dan lampu dioda pancaran cahaya (Light Emitting Diode; LED). Lampu pijar, lampu listrik pertama yang diperkenalkan oleh Thomas Alva Edison, memiliki cara kerja yang sederhana, tetapi memerlukan daya yang lebih besar dibandingkan dengan lampu listrik lainnya. Lampu pijar menggunakan filamen tungsten, yakni semacam kawat pijar dalam bola kaca yang diisi argon, nitrogen, hidrogen, kripton, dan lain-lain Bagaimana cara lampu pijar menyala? Ketika suatu benda menjadi panas, benda itu akan memancarkan cahaya. Saat bola lampu pijar dihidupkan, arus listrik mengalir menuju filamen melewati kawat penghubung. Apabila arusnya cukup besar, maka elektron-elektron pada tungsten akan menyerap energi kemudian mengalami eksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi. Di dalam bola lampu pijar yang menyala, kawat filamen menjadi sangat panas sehingga memancarkan sinar. Filamen ini harus berada di dalam bola lampu, karena jika di luar bola lampu, filamen akan terbakar. Filamen yang bersuhu tinggi jika kontak dengan oksigen dapat menyebabkan nyala api. Pada suhu tinggi sebagian filamen tungsten akan menguap dan terkondensasi menempel pada kaca menyebabkan warna hitam dan mengurangi terang lampu. Untuk menghindari itu, maka ditambahkan gas argon, nitrogen, hidrogen, kripton dan lain-lain ke dalam lampu. Partikel tungsten yang menguap akan ditangkap oleh partikel gas dan menempel kembali ke filamen. Dengan demikian, tidak ada tungsten yang menempel pada kaca menyebabkan warna kaca menjadi hitam dan menghalangi cahaya.

Biodata Diri Saya lahir di dunia ini pada delapan belas tahun yang lalu pada pagi hari setelah Hari Valentine, yakni pada tanggal 15 Februari 1994. Saya dilahirkan di Jakarta, Ibu kota dari negara yang saya cintai. Saya adalah buah hati pertama dari pasangan pria dan perempuan Batak perantauan yang bernama Tahan Hutasoit dan Rohani Maryani Berliana Hutahaean. Ketika saya lahir, ayah saya yang memberikan nama, karena Beliau tak ingin mama saya memakai nama mantan kekasihnya kepada anaknya. Jika mama saya yang memberikan nama saya, ia akan. Ketika saya berumur dua tahun, ayah saya membeli rumah di sebuah kota satelit dari Ibukota Repubilk Indonesia, yakni Tangerang. Saya pun menghabiskan masa kecil saya di kota ini. Ketika saya berumur lima tahun, ayah saya memasukkan saya ke Taman Kanak-Kanak (TK) Tarsisius Villa Regency II Tangerang. Setelah lulus TK, saya melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Tarsisius Villa Regency II Tangerang. Namun pada kelas dua SD, saya dipindahkan oleh ibu saya ke SD Negeri Doyong 1. Disana saya menempuh sisa pendidikan sekolah dasar hingga lulus. Setelah lulus SD, saya mengikuti general test sebagai proses seleksi masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya berhasil diterima di SMP Negeri 12 Tangerang, sekolah yang saya dan teman-teman saya dambakan. Saya berhasil lulus dari sekolah ini tahun 2009. Kemudian saya melanjutkan pendidikan saya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Tangerang. Saya merasa senang saat itu karena bisa bersekolah di tempat yang sama dengan sahabat saya. Saya menempuh masa SMA tanpa prestasi yang membanggakan. Steleah lulus dari SMA, saya mengikuti banyak seleksi untuk masuk perguruan tinggi. Dari semua hasil seleksi yang saya ikuti, saya memilih Politeknik Gajah Tunggal jurusan teknik elektro sebagai tempat untuk menimba pendidikan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai