Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN VITAMIN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Biokimia Pangan Jurusan Teknologi Pangan

Oleh: Nama : Rinda Mailisa D. NRP : 103020046 No. Meja : 7 (Tujuh) Kelompok :B Asissten : Ogy Tanjung W. Tanggal Percobaan : 15 Maret 2012

LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012

VITAMIN
Rinda Mailisa D (103020046) dan Nuur Fauziyah Rahim (103020045)

INTISARI
Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan Tujuan dari uji vitamin B yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin B pada bahan pangan.Tujuan dari uji vitamin E yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin E pada bahan pangan. Tujuan dari uji vitamin C yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin C pada bahan pangan. Prinsip dari uji vitamin B yaitu, berdasarkan reaksi kimia vitamin B dengan Pb asetat dan NaOH disertai pemanasan, sehingga membentuk endapan coklat. Prinsip dari uji vitamin E yaitu, berdasarkan reaksi dengan alkohol absolute dengan HNO 3 pekat disertai pemanasan sehingga terbentuk warna kuning jingga. Prinsip dari uji vitamin C yaitu, berdasarkan reaksi oksidasi vitamin dengan KMnO4. Berdasarkan hasil pengamatan pada uji vitamin B, dapat disimpulkan bahwa sampel E positif mengandung vitamin B karena terjadi perubahan warna menjadi coklat, sedangkan sampel A, B, D, dan F negatif tidak mengandung vitamin B. Pada uji vitamin E, dapat disimpulkan bahwa sampel E positif mengandung vitamin E karena terjadi perubahan warna dari jingga hingga merah, sedangkan sampel A, B, D, dan F negatif tidak mengandung vitamin E. sedangkan pada uji vitamin C, dapat disimpulkan bahwa sampel B, D, E, dan F positif mengandung vitamin C karena dapat merubah warna dari KMnO4 1 N , sedangkan sampel A negatif tidak mengandung vitamin C.

I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) reaksi Percobaan. 1.1. Latar Belakang Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan (Poedjadi, hlm 397, 2005). Hampir semua vitamin yang kita kenal sekarang telah berhasil diidentifikasi sejak tahun 1930. Vitamin tersebut pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan utama yaitu, vitamin yang larut dalam lemak meliputi vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air yang terdiri dari vitamin C dan vitamin B (Winarno, hlm: 119, 1992). Vitamin merupakan senyawa yang diperlukan untu kehidupan, yang tidak dapat dibentuk oleh organism hewan walaupun diperlukan dalam jumlah kecil untuk metabolisme. Kebanyakan vitamin adalah prekursor koenzim dan pada beberapa hal juga prekursor bahan pembawa sinyal. Kebutuhan akan vitamin tergantung dari jenisnya dan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis seperti, kehamilan, menyusui, kerja berat tubuh, dan cara konsumsi makanan (Yuniastuti, hlm: 63, 2006). 1.2. Tujuan Percobaan 1.2.1. Tujuan percobaan dari uji vitamin B Tujuan dari uji vitamin B yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin B pada bahan pangan. 1.2.2. Tujuan percobaan dari uji vitamin E Tujuan dari uji vitamin E yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin E pada bahan pangan.

1.2.3. Tujuan percobaan dari uji vitamin C Tujuan dari uji vitamin C yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin C pada bahan pangan. 1.3. Prinsip Percobaan 1.3.1. Prinsip percobaan dari uji vitamin B Prinsip dari uji vitamin B yaitu, berdasarkan reaksi kimia vitamin B dengan Pb asetat dan NaOH disertai pemanasan, sehingga membentuk endapan coklat. 1.3.2. Prinsip percobaan dari uji vitamin E Prinsip dari uji vitamin E yaitu, berdasarkan reaksi dengan alkohol absolute dengan HNO3 pekat disertai pemanasan sehingga terbentuk warna kuning jingga. 1.3.3. Prinsip percobaan dari uji vitamin C Prinsip dari uji vitamin C yaitu, berdasarkan reaksi oksidasi vitamin dengan KMnO4. 1.4. Reaksi Percobaan 1.4.1. Reaksi percobaan uji vitamin B H CH3 OH O O H H | | | | | | | H C C C C C C C COOH + PbAc +NaOH Coklat | | | | | OH CH3 H H H 1.4.2. Reaksi percobaan uji vitamin E

1.4.3.

Reaksi percobaan uji vitamin C

O C=O | | C O=C | | HO C + KMnO4 O = C | | HC HC | | HO C H HO C H | | H2 C OH H2 C OH Asam askorbat Asam L-dehida askorbat

II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan mengenai (1) Macam-Macam Vitamin, dan (2) Komposisi Sampel. 2.1. Macam-Macam Vitamin 2.1.1. Vitamin A Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Sayangnya mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, siner, dan lemak yang sudah tengik (Winarno, hlm: 121, 1992). Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati. Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah besar karoten menjadi vitamin A. Dalam tanaman terdapat dari beberapa jenis karoten, namun lebih banyak ditemui adalah -, -, dan karoten; mungkin juga terdapat kriptoxantin (Winarno, hlm 121, 1992).

Vitamin A berperan menjaga agar kornea mata selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak yang dikeluarkan sel epitel mukosa sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi (Winarno, hlm: 122, 1992). 2.1.2. Vitamin B kompleks Dipandang dari segi gizi, kelompok B termasuk dalam kelompok vitamin yang disebut vitamin B kompleks meliputi tiamin (vitamin B1), ribovlafin (vitamin B2), niasin (asam nikotinat, niasinamida), piridoksin (vitamin B6), asam pantotenat, biotin, folain (asam folat dan turunan aktifnya), serta vitamin B12 (sianokobalamin) (Winarno, hlm 133, 1992). 2.1.3. Vitamin C (Asam Askorbat) Vitamin C mulai dikenal setelah dipisahkan dari air jeruk pada tahun 1928. Penyakit karena defisiensi vitamin C telah menghantui masyarakat para pelarut untuk beberapa abad sebelum dikenal adanya vitamin. Penyakit defisiensi vitamin C ialah skorbut, telah merenggut sejumlah besar jiwa diantara para ahli pelarut yang menyinggahi sesuatu pelabuhan untuk mendapatkan bahan makanan segar (Sediaoetama, hlm: 131, 2000). Dari semua vitamin yang ada, vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak. Disamping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, sertaoleh katalis tembaga dan besi (Winarno, hlm: 131, 2000). Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukkan kolagen interseluer. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vascular endothelium. sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin.

2.1.4. Vitamin D Vitamin D merupakan satu-satunya vitamin yang diketahui berfungsi sebagai prohormon. Vitamin D mengalami dihydroksilasi pada C25 yang terjadi didalam sel hati, kemudian disusul oleh hidroksilasi kedua pada C1 yang terjadi diginjal (Sediaoetama, hlm: 121, 2000). Peranan vitamin D sangat penting bagi metabolisme kalsium dan fosfor. Dengan adanya vitamin D, absorpsi kalsium oleh alat pencernaan akan diperbaiki, kalsium dan fosfor dari tulang dimobilisasi, pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah ikut dikendalikan. Vitamin D dari makanan yang dikonsumsi diserap bersama-sama lemak dan masuk ke dalam saluran darah melalui dinding usus kecil jejunum dan ileum dan diangkut ke dalam chylomicron melalui sirkulasi limpa (Winarno, hlm: 125, 1992). 2.1.5. Vitamin E (Tokoferol) Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak, dan diperlukan dalam proses reproduksi oleh tikus. Karena itu vitamin E juga disebut suatu senyawa antisterilitas. Kekurangan vitamin E pada tikus jantan akan menyebabkan kerusakan epitel alat kelamin jantan yang tidak dapat diperbaiki lagi, sedang bila kekurangan vitamin E terjadi pada tikus betina, maka tikus itu tidak mampu menyelesaikan masa kandungannya, dan sering janin yang ada dalam kandungan tikus tersebut mati (winarno, hlm 127-128, 1992). Fungsi vitamin E dapat dikelompokan berdasarkan dua sifatnya yang penting; (1) Berhubungan dengan sifatnya sebagai antioksidan alamiah, (2) Berhubungan dengan, metabolism selenium. Kedua dasar fungsi vitamin E ini berkaitan dengan perlindungan sel terhadap daya destruktip peroksida didalam jaringan. (Sediaoetama, hlm: 124, 2000). 2.1. 6. Vitamin K Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam, dan alkali. Vitamin K sangat

penting bagi pembentukkan protorombin. Kadar protrombin yang tinggi didalam darah merupakan indikasi baiknya daya penggumpalan darah. Sumber utama vitamin K adalah hati dan sayuran seperti bayam, kubis, dan bunga kol. Sedang bijibijian, buah-buahan dan sayuran lain miskin vitamin K (Winarno hlm: 129-130, 1992). 2.3. Sampel yang Digunakan 2.3.1. Sampel A

Gambar 2. Jelly Inaco Jelly inaco ini memiliki: Kandungan Nutrisi Protein lemak Kalsium Sodium Potassium Berat 50 gr 65 gr 800 mg 2400 mg 3500 mg

2.3.2. Sampel B

Gambar 3. Susu Ultra Susu ultra ini mengandung: Kandungan Nutrisi Kalori Total Lemak Saturated Kolesterol Total Karbohidrat Gula Protein Sodium 2.3.3. Sampel D Berat 150 2.5 gram 1.5 gram 10 mg 25 gram 25 gram 8g 135 mg

Gambar 4. Jus Tipco Kiwi

Komposisi Jus Tipco rasa Kiwi adalah: Kandungan nutrisi Berat Jus kiwi Anggur 2.3.4. Sampel E

Gambar 5. Buah Anggur Anggur ini mengandung: Kandungan Nutrisi Karbohidrat Protein Lemak Gula Magnesium Kalsium Zat besi Berat 18,1 gr 0.72 gr 0.16 gr 15.48 gr 7 mg 10 mg 0.36 mg

2.3.5. Sampel F

Gambar 6. Kraktingdaeng Kratingdaeng memiliki kandungan nutrisi sebanyak: Kandungan Nutrisi Energy Protein Lemak Niacinamide Karbohidrat Berat 100 kkal 1.5 gr 0 gram 20 gram 25 gram

III ALAT, BAHAN, DAN METODE PERCOBAAN


Bab ini akan menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang digunakan, dan (3) Metode percobaan. 3.1 Alat yang digunakan Alat yang digunakan pada percobaan uji vitamin yaitu, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, dan thermometer. 3.2 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada uji vitamin yaitu sampel jelly inaco, susu ultra, jus tipco rasa kiwi, buah anggur dan kratingdaeng. Pada uji vitamin B menggunakan Pb asetat, dan

NaOH 1:10, pada uji vitamin E menggunakan aquadest dan HNO3, pada uji vitamin C menggunakan larutan KMnO 4. 3.3. Metode Percobaan 3.3.1. Uji Vitamin B

1 ml PbAC + 1 ml NaOH 1:10

1 ml Sampel

Panaskan 15-20 menit

Gambar 7. Metode Percobaan Uji Vitamin B Pertama-tama siapkan 1 ml Sampel kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu di tambahkan larutan PbAC dan NaOH 1:10 sebanyak 1 ml. kemudian dipanaskan didalam penangas selama 15-20 menit. Setelah dipanaskan kemudian larutan diamati.

3.3.2. Uji Vitamin E

2 ml alkohol + 5 tetes HNO3 (pekat)

1 ml Sampel

Panaskan 15 menit o dengan suhu 75 C

Amati perubahan warna jingga sampai merah Gambar 8. Metode Percobaan Uji Vitamin E Pertama-tama siapkan 1 ml sampel kemudian sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu di tambahkan 2 ml alcohol dan 5 tetes HNO3 (pekat). kemudian dipanaskan o didalam penangas selama 15 menit dengan suhu 75 C. Setelah dipanaskan kemudian larutan tersebut diamati. 3.3.3. Uji Vitamin C

1 ml KMnO4

1 ml Sampel

Gambar 9. Metode Percobaan Uji Molish

Pertama-tama disiapkan 1 ml sampel kemudian di masukkan kedalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 1 ml KMnO4 sebanyak 1 ml. Kemudian amati perubahan warna KMnO4 hilang (+) mengandung vitamin C.

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) hasil Pengamatan Percobaan Uji Vitamin B dan Pembahasan, (2) Hasil Pengamatan Percobaan Uji Vitamin E dan Pembahasan, dan (3) hasil pengamatan Percobaan Vitamin C dan Pembahasan, 4.1. Hasil Pengamatan dan Pembahasan Uji Vitamin B Hasil pengamatan pada percobaan uji vitamin B ini adalah sebagai berikut:

Gambar 10. Hasil Pengamatan Uji Vitamin B

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Vitamin B Bahan Pereaksi Warna Hasil Keterangan Tidak Jelly Inaco Bening mengandung Vitamin B Tidak Susu Ultra Hijau mengandung Vitamin B Mengandung Jus Tipco Coklat + Vitamin B Tidak Kuning Buah Anggur mengandung bening Vitamin B Tidak Kratingdaeng Putih mengandung Vitamin B (Sumber: Rinda dan Nuur Fauziyah Kelompok B, 2012) Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan pada uji vitamin B, dapat disimpulkan bahwa sampel E positif mengandung vitamin B karena terjadi perubahan warna menjadi coklat, sedangkan sampel A, B, D, dan F negatif tidak mengandung vitamin B. Pb-Ac + NaOH 1:10

Vitamin B adalah salah satu dari vitamin yang dapat larut di dalam air. Vitamin ini memiliki peran yang sangat penting dalam proses metabolisme sel (Rozi, 2011).
Vitamin B kompleks terdiri dari tiamin (vitamin B1), ribovlafin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), asam pantotenat (vitamin B5) piridoksin (vitamin B6), biotin (vitamin B7), vitamin B9 (asam folat dan turunan aktifnya), serta vitamin B12 (kobalamin). Tiamin aktif dalam bentuk kokarboksilase dikenal juga sebagai tiamin pirofosfatase (TPP). Pada prinsipnya tiamin berperan sebagai koenzim dala reaksi-reaksi yang

menghasilkan energy dari karbohidrat dan memindahkan energy tersebut membentuk senyawa kaya energi yang disebit ATP (Adenosin triposfat). Kekurangan tiamin akan menyebabkan polymeuritis, yang disebabkan terganggunya transmisi syaraf atau jaringan syaraf memderita kekurangan energi. Sumber vitamin ini adalah daging, unggas, ikan, dan telur (Winarno, hlm 134-135, 1992). Riboflavin (vitamin B2) terdiri atas sebuah cincin isoalokazin heterosiklik yang melekat pada gula, alkohol, ribitol. Vitamin ini merupakan pigmen berpendar dan berwarna yang relatif stabil terhadap pemanasan, namun akan terurai dengan adanya cahaya yang nyata. Riboflavin terutama berfungsi sebagai komponen koenzim Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida (FMN) (Yuniastuti, hlm: 75, 2006). Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida (niasin amida). Niasin berfungsi sebagai komponen koenzim Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP), yang berada disemua sel dan berperan sebagai faktro berbagai oksidureduktase yang terlibat dalam glikolisis, metabolism asam lemak, pernafasan jaringan dan detoksifikasi (Yuniastuti, hlm: 76, 2006). Asam pantotenat adalah suatu derivate dimetil dari asam butirat yang berikatan dengan b-alanin (Penggabungan asam pantoat dengan b-alanin). Asam pantotenat dapat diabsorpsi dengan mudah dalam intestinum dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP sehingga terbentuk senyawa 4fosfopantotenat dan KoA (Bentuk aktif asam pantotenat (Yuniastuti, hlm: 76, 2006). Sebagai KoA, asam pantoneat terlibat dalam metabolism karbohidrat, lemak, dan protein. Kekurangan asam pantoneat ditandai dengan muntah-muntah. Sumber dari vitamin ini adalah dalam royal jelly (Winarno, hlm 141-142, 1992).

Vitamin B6 (Pirioksin, Pridoksal, Piridoksamin) dialam terdapat dalam tiga bentuk ; piridoksin, pridoksal dan pridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat. Vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMP sebagai koenzim terutama dalam transaminasi, dekarboksilasi dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein (Yuniastuti, hlm: 77, 2006). Vitamin B12 atau kobalamin terdiri atas cincin mirip profirin seperti hem, yang mengandung kobalt serta terikat pada ribose dan asam fosfat. Vitamin B12 tidak terdapat pada tanaman, kecuali bila tanaman terkontaminasi oleh mikroorganisme. Vitamin B12 tersimpan didalam hati tersimpan didalam hati hewan dimana vitamin B12 ditemukan dalam bentuk metilkobalamin, adenosilkobalamin dan hidroksikobalamin. Karena itu hati merupakan sumber vitamin B12 yang baik, seperti halnya ragi (Yuniastuti, hlm: 78-79). Biotin adalah suatu asam monokarbosilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu dengan cinicin tetrahidrotiofen dengan rantai asam valverat. Biotin dapat dipenuhi oleh sintesis bakteri intestinal. Biotin merupakan koenzim pada enzim karboksilase. Biotin berfungsi sebagai komponen pada sejumlah enzim multisubunit spesifik yang mengkatalisis reaksi karboksilase (Yuniastuti, hlm:80, 2006). Folasin atau asam folat terdiri dari tiga komponen yang terikat menjadi satu gugusan pteridina, asam para asam benzoate, dan asam glutamate. Asam folat sedikit larut dalam air, mudah dioksidasi dalam larutan asam, dan peka terhadap sinar matahari. Kekuranga asam folat dapat terjadi karena konsumsi yang rendah atau karena mengalami penyakit saluran pencernaan dan mengalami anemia. Asam folat terdapat banyak didalam hati, ginjal, khamir, dan sayuran hijau gelap (Winarno, hlm 147-148, 1992).

Sifat vitamin B adalah larut dalam air. Fungsi Pb asetat dan NaOH yaitu, mengubah vitamin B menjadi bentuk tiol, karena pereaksi tersebut menjadikan kondisi larutan asam menjadi basa. Hasil positif pada percobaan ini dengan ditandai endapan yang berwarna coklat, karena larutan sampel yang telah ditambahkan larutan Pb-Ac dan NaOH 1:10 yang kemudian dipanaskan sehingga hasil akhirnya adalah endapan berwarna coklat 4.2. Hasil Pengamatan dan Pembahasan Uji Vitamin E Hasil pengamatan pada percobaan uji vitamin E adalah sebagai berikut:

Gambar 12. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E Bahan Pereaksi Warna Hasil Keterangan Tidak Jelly Inaco Putih mengandung Vitamin E Tidak Susu Ultra Hijau mengandung Vitamin E Mengandung Jus Tipco Jingga + Vitamin B Tidak Buah Anggur Hijau mengandung Vitamin E Tidak Kratingdaeng Putih mengandung Vitamin E (Sumber: Rinda dan Nuur Fauziyah Kelompok B, 2012) Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan pada uji vitamin E, dapat disimpulkan bahwa sampel E positif mengandung vitamin E karena terjadi perubahan warna dari jingga hingga merah, sedangkan sampel A, B, D, dan F negatif tidak mengandung vitamin E. Vitamin E (Tocopherol) merupakan salah satu vitamin yang dapat larut di dalam lemak. Vitamin E sangat penting untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas serta mencegah berbagai penyakit seperti lever, PMS, mengurangi kelelahan, hingga memperlambat penuaan dini yang dikarenakan oleh proses oksidasi (Rozi, 2011) Vitamin E (Tokoferol) terdiri atas senyawa sejenis yang semuanya mengandung satu cincin kroman. Senyawasenyawa ini hanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan terutama dalam kecambah gandun, membentuk suatu pelindung oksidasi yang efektif untuk lemak jenuh. Oleh karena itu Alkohol + HNO3

vitamin E merupakan baris pertama pertahanan terhadap proses peroksidasi asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat dalam fosfolipid membrane seluler dan subseluler (Yuniastuti, hlm: 68, 2006). Peranan vitamin E terutama karena sifatnya sebagai zat antioksidan. Dengan menerima oksigen, vitamin E dapat membantu mencegah oksidasi terhadap vitamin A dalam saluran pencernaan. Vitamin E juga mungkin terlibat dalam proses sntesis, khususnya dalam proses pemasangan pirimidina ke asam nukleat, serta pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang. Vitamiin E juga diperlukan dalam sntesis Koenzim A, yang penting dalam proses pernafasan (Winarno, hlm 128, 1992). Fungsi vitamin E dengan menerima oksigen Vitamin E dapat membantu mencegah oksidasi terhadap Vitamin A dalam saluran pencernaan, vitamin E dalam jaringan menekan oksidasi asam lemak tidak jenuh, diperlukan dalam sintesis koenzim A yang penting dalam pernafasan (Qonita, 2008). Kekurangan vitamin E bisa mengakibatkan kulit menjadi kering, tubuh menjadi tidak bertenaga, menurunnya aktifitas seksual, kurangnya penyimpanan lemak di otot, hingga meningkatkan resiko terserang kanker. Jika kekurangan vitamin E terjadi pada bayi, dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Vitamin E dapat kita peroleh dari beberapa sumber vitamin E, seperti: susu, mentega, sayuran hijau, selada, kacang-kacangan, telur, dan buah-buahan. Kebanyakan makanan berminyak juga mengandung vitamin E. Jika Anda ingin memperoleh vitamin E lebih banyak, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan segar (tanpa diolah) (Rozi, 2011). Keaktifan vitamin E pada beberapa senyawa tokoferol berbeda-beda. Dikenal alfa, beta, dan gama-tokoferol. alfatokoferol menunjukkan keaktifan vitamin E yang paling tinggi. Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat antioksidan, vitamin E mudah teroksidasi terutama bila

pada lemak yang tengik, timah, garam besi serta mudah rusak oleh sinar UV (Qonita, 2008). 4.3. Hasil pengamatan dan Pembahasan Uji Vitamin C Hasil pengamatan pada percobaan uji vitamin C ini adalah sebagai berikut:

Gambar 13. Hasil Pengamatan Uji Vitamin C Tabel 3. Hasil pengamatan Uji Vitamin C Bahan Pereaksi Warna Hasil Keterangan Tidak Jelly Inaco Ungu mengandung Vitamin C Susu Ultra Kuning + Jus Tipco Kuning + Mengandung Vitamin B Buah Anggur Merah + Kratingdaeng coklat + (Sumber: Rinda dan Nuur Fauziyah Kelompok B, 2012) KMnO4 1 N

Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan pada uji vitamin C, dapat disimpulkan bahwa sampel B, D, E, dan F positif mengandung vitamin C karena dapat merubah warna dari KMnO4 1 N , sedangkan sampel A negatif tidak mengandung vitamin C. Vitamin C adalah Kristal putih yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (Oksidasi) terutama bila tekena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam (Yuniastuti, hlm: 71, 2006). Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah (Admin, 2010).

Vitamin C adalah vitamin yang mempunyai manfaat yang sangat banyak sehingga banyak orang menyebut vitamin C ini dengan sebutan rajanya vitamin. Vitamin C merupakan antioksidan yang sangat baik untuk melawan radikal bebas dan meningkatkan kekebalan tubuh. Karena sifatnya yang dapat menangkal radikal bebas ini, vitamin C sangat dibutuhkan oleh orang yang tinggal di kota-kota besar dengan tingkat polusi tinggi. Dengan mengonsumsi vitamin C dalam jumlah cukup, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit akibat polusi dan serangan radikal bebas (Rozi, 2011). Vitamin C dapat kita peroleh dari beberapa sumber yang ada di sekitar kita, misalnya: buah jeruk, buah mangga, tomat, jambu biji, kiwi, paprika merah, stroberi, dll. Kebanyakan buah yang mengandung vitamin C memiliki warna yang mencolok dan rasa yang asam. Buah-buahan tersebut umumnya juga banyak terdapat disekitar kita. Manfaat vitamin C adalah sebagai antioksidan terbaik, dapat menyembuhkan flu lebih cepat, dan dapat menurunkan kadar kolesterol (Rozi, 2011). Asam askorbat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dalam assam amino prolin dan lisin menjadi hidro prolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kalogen yang penting. Penjagaan agar fungsi itu tetap mantap banyak dipengaruhi oleh cukup tidaknya kandungan vitamin C dalam tubuh. Perananya adalah dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stress (Winarno, hlm 132, 1992). Untuk mengetahui adanyanya vitamin C dalam suatu bahan pangan digunakan pelarut KMnO4 karena pelarut ini dapat direduksi oleh vitamin C. Pengganti KMnO 4 dalam uji vitamin C yaitu, I2 fungsi I2 yaitu, sebagai oksidator, autokatalisator, dan autoindikator.

V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan dan (2) saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan pada uji vitamin B, dapat disimpulkan bahwa sampel E positif mengandung vitamin B karena terjadi perubahan warna menjadi coklat, sedangkan sampel A, B, D, dan F negatif tidak mengandung vitamin B. Pada uji vitamin E, dapat disimpulkan bahwa sampel E positif mengandung vitamin E karena terjadi perubahan warna dari jingga hingga merah, sedangkan sampel A, B, D, dan F negatif tidak mengandung vitamin E. sedangkan pada uji vitamin C, dapat disimpulkan bahwa sampel B, D, E, dan F positif mengandung vitamin C karena dapat merubah warna dari KMnO4 1 N , sedangkan sampel A negatif tidak mengandung vitamin C. 5.2. Saran Seharusnya pada saat melakukan pengujian harus lebih teliti, sehingga tidak terjadi kesalahan saat mengamati perubahan warna yang dihasilkan dari masing-masing pelarut dan sampel.

DAFTAR PUSTAKA
Admin, (2010). Kesehatan. http://ridwanaz.com. Diakses 24 Maret 2012 Poedjiadi, Anna. (2005). Dasar-Dasar Biokimia. Edisi revisi, Universitas Indonesia-press: Jakarta. Rozi, (2011). Vitamin. http://www.kesehatan123.com. Diakses 24 Maret 2012. Winarno, F, G. (1992), Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Yuniastuti, (2006). Biokimia. Graha Ilmu: Yogyakarta. Qonita, (2008). Vitamin. http://qforq.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial =1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diakses: 24 Maret 2012.

LAMPIRAN
1. Uji Vitamin B Hasil pengamatan: Pereaks Bahan i Jelly Inaco Pb-Ac + NaOH 1:10

Warna Bening

Hasil -

Keterangan Tidak mengandung Vitamin B Tidak mengandung Vitamin B Mengandung Vitamin B Tidak mengandung Vitamin B Tidak mengandung Vitamin B Keterangan Tidak mengandung Vitamin E Tidak mengandung Vitamin E Mengandung Vitamin B Tidak mengandung Vitamin E

Susu Ultra Jus Tipco Buah Anggur

Hijau Coklat Kuning bening Putih

+ -

Kratingdaeng 2. Uji Barfoed Bahan Pereaksi Jelly Inaco Alkohol + HNO3

Warna Putih

Hasil -

Susu Ultra Jus Tipco Buah Anggur

Hijau Jingga Hijau

+ -

Kratingdaeng 3. Uji Vitamin C Hasil pengamatan: Bahan Pereaksi KMnO4 1 N Jelly Inaco Susu Ultra Jus Tipco Buah Anggur Kratingdaeng

Putih

Tidak mengandung Vitamin E

Warna Ungu Kuning Kuning Merah coklat

Hasil + + + +

Keterangan Tidak mengandung Vitamin C Mengandung Vitamin B

LAMPIRAN QUIZ
1. Apa yang dimaksud dengan vitamin, jelaskan! Jawab: Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin mempunyai peran sangat penting dalam metabolisme tubuh), karena vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. 2. Reaksi apa yang terjadi saat kehilangan warna ungu pada KMnO4 Jawab: reaksi oksidasi-reduksi, karena KMnO4 teroksidasi pada saat bereaksi dengan vitamin C 3. Sebutkan sifat lemak secara fisika Jawab: dalam suhu ruang berbentuk padatan, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik, sifat hidrlisis. 4. Sebab-sebab kerusakan lemak/minyak Jawab: oksidasi, hidrlisis, dan ketengikan 5. Fungsi alkohol yang ada pada KOH pada uji safonifikasi Jawab: Alkohol 96% atau bisa disebut juga Ethanol (ethyl alcohol), berfungsi sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak. Fungsi alkohol 96% adalah untuk membuat sabun transparan menjadi bening / clear. Sebenarnya Alkohol 70% (isopropyl alcohol) juga bisa dipakai, namun hasil akhir dari pemakaian ini menghasilkan sabun yang keruh / cloudy.

Anda mungkin juga menyukai