Anda di halaman 1dari 4

ENVIRO 1 (2): 37-40, September 2001, ISSN: 1411-4402

 2001 PPLH-Lemlit UNS Surakarta.

Pengaruh Lingkungan terhadap Bentuk Morfologi Tumbuhan

Could the environmental influences determine the plant morphology?

SURANTO1,2
1
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta 57126
2
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Sebelas Maret Surakarta 57126.

Diterima: 14 Agustus 2002. Disetujui: 30 September 2002.

tumbuhan ini ditanam pada kondisi tanah yang


Abstract. The morphology of plants, which are kering, tetapi sifat daun tersebut akan hilang
observed by human being on the surface of the
earth, has been considered as the results of long- ketika ditanam pada tanah berhumus. Kondisi
term interaction between environmental and genetic lain juga dicatat oleh Darwin, dinama
influences. That association would eventually pengaruh musim terhadap sifat varietas
determine the appearance of plant morphology. If the tumbuhan dahlia dan bunga mawar. Pada
genetic factor more dominant than the environmental
influences, the morphology of plant (e.g. leaves)
awal tahun kedua jenis tumbuhan dahlia
would be uniform, although they are relatively menunjukkan morfologi yang bagus/cantik,
growing at the different environmental conditions. namun tahun berikutnya pada musim yang
Conversely, if the environmental factor is more sama sifat tumbuhan yang bagus pada kedua
dominant than the genetic, thus the plant growing in varietas tersebut tersebut hilang. Kejadian
different natural habitats may vary in their
morphology. In this study, we aim to look back the serupa juga teramati pada tumbuhan bunga
nature of plant variation. Whether this phenomenon mawar, sehingga petani mawar menjadi kebi-
was due to genetic or environmental influences, or ngungan karena tidak menentunya sifat bunga
even as the result of plastic organ within the species mawar yang mereka tanam (Darwin, 1905).
of plant? All the above factors will be discussed.
Selanjutnya Darwin (1905) juga melapor-
Key words: environmental influence, plant morphology kan adanya pengaruh lingkungan yang lain,
yakni ketinggian tanah tempat tumbuh, ter-
hadap morfologi tumbuhan, dimana pengaruh
PENDAHULUAN ketinggian ini menimbulkan terjadinya varigasi
pada tumbuhan yang terlindung, tetapi pada
Morfologi suatu tumbuhan ditentukan oleh tumbuhan tidak terlindungi tidak begitu
pengaruh kondisi lingkungan dan faktor tervarigasi.
bawaan (genetik). Kedua faktor tersebut akan
berinteraksi selama siklus hidup tumbuhan,
sehingga memunculkan bentuk luar (misalnya VARIASI TUMBUHAN
daun) yang dapat mirip satu sama lain, atau
berbeda sama sekali. Apabila pengaruh Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa
lingkungan dominan dari pada genetik, maka faktor llingkungan dapat mempengaruhi
dimungkinkan terjadi variasi morfologi dari pertumbuhan tumbuhan, dimana tumbuhan
satu spesies yang hidup pada beberapa yang sama dapat menunjukkan bentuk
populasi. Pengaruh lingkungan ini dapat morfologi yang berbeda, meskipun masih di
berupa kondisi tanah, iklim atau bahkan dalam satu species tumbuhan. Fenomena ini
karena arus air. Beberapa penemuan yang telah menjadi batu pijakan bagi para ahli
telah lama didokumentasikan tentang adanya taksonomi tumbuhan, bahwa tidak ada dua
pengaruh tersebut misalnya tumbuhan organisme yang tumbuh di permukaan bumi
strawberry yang karena kondisi tanahnya yang persis sama. Hubungannya dengan fenomena
kering dapat menimbulkan terjadinya variasi di atas bebe-rapa pertanyaan muncul,
pada daunya. Tumbuhan ini sifat daunnya misalnya apakah sebenarnya penyebab utama
menjadi tervarigasi (variegated) selama terjadinya variasi-variasi pada tumbuhan?
38 ENVIRO 1 (2): 37-40, September 2001

Sifat-sifat dasar apakah yang seharusnya demikian maka penampakan suatu fenotipe
digunakan di dalam menentukan keputusan akan sangat bergantung pada: (i) seberapa
tentang apakah tumbuhan perlu untuk besar pengaruh faktor genetik akan
dimasukkan dalam satu takson yang sama menentukan sifat tumbuhan, dan (ii) seberapa
atau dalam takson yang berbeda? besar kondisi lingkungan akan mampu
Jawaban di atas tentunya akan sangat memodifikasi ekspresi genetik. Oleh karena
tergantung pada latar belakang para ilmuwan kedua faktor utama tersebut beroperasi di
yang mengomentari pertayaan-pertanyaan sepanjang daur hidup dari setiap tumbuhan,
tersebut. Tentunya para ahli ekologi akan maka dalam hal ini muncul suatu masalah di
memberikan pandangan-pandangan yang dalam menentukan apakah pengaruh-
berbeda jika dibandingkan dengan ahli pengaruh yang muncul pada setiap saat
taksonomi atau ahli-ahli genetik lingkungan. tersebut, yang menyebabkan adalah pengaruh
lingkungan atau genetik.
Jika pengaruh-pengaruh genetik lebih
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB besar daripada kondisi-kondisi lingkungannya
TIMBULNYA VARIASI dalam menentukan fenotipe tumbuhan, maka
variasi ini penyebab utamanya adalah karena
Salah satu penyebab variasi pada makhluk pengaruh genetik. Pada keadaan seperti ini
hidup adalah adanya mutasi genetik. Proses kita dapat berharap bahwa fenotipe tumbuhan
ini tentunya melibatkan urutan-urutan DNA. akan menjadi seragam apabila tumbuhan-
Kontribusi lain yang dapat menyebabkan tumbuhan dalam satu species ditumbuhkan
timbulnya variasi adalah adanya kemudahan pada tempat/lokasi yang berbeda. Sebaliknya
tumbuhan-tumbuhan untuk mengadakan jika pengaruh genetik lebih kecil dari pengaruh
pembuahan silang. Hal ini memudahkan kondisi lingkungan, maka tumbuhan dari
terjadinya aliran gen, sehingga akan habitat-habitat yang berbeda kemungkinan
mendorong terbentuknya sifat-sifat rekombi- akan menunjukkan adanya variasi fenotipe.
nan atau sifat-sifat antara (intermidiate) yang Walaupun demikian jika tumbuhan-tumbuhan
mungkin akan muncul pada beberapa populasi. dari habitat yang sama ditanam pada kondisi
Faktor lain yang memberikan kontribusi yang sama maka penampakan morfologi
terjadinya variasi pada tumbuhan adalah mereka kemungkinan akan sama.
adanya isolasi geografi. Apabila kondisi-
kondisi habitat sangat berbeda satu sama lain
dan jarak dari tiap-tiap habitat tersebut cukup PENDEKATAN-PENDEKATAN
jauh, maka kemungkinan terjadinya EKSPERIMEN UNTUK MENDETEKSI
perkawinan silang adalah sangat kecil, TERJADINYA VARIASI
sehingga perkawinan hanya terjadi di dalam
populasi itu sendiri. Hal ini akan mendorong Banyak faktor seperti pengaruh ekologi
terjadinya stabilitas variasi di dalam populasi, yang terlibat di dalam penentuan variasi
tetapi mengakibatkan terjadinya variabilitas di tumbuhan, dan faktor ini dapat berpengaruh
antara populasi. Kaitanya dengan pola-pola secara langsung atau tidak langsung pada
variasi dari fenotipe-fenotipe tumbuhan, penampakan-penampakan individu tumbuhan.
kiranya akan sangat berguna untuk mengingat Pengaruh langsung atau pengaruh-pengaruh
kembali akan konsep dasar dari fenotipe fisiologi dari faktor-faktor lingkungan ini dapat
tumbuhan. Banyak para ahli telah mencoba diamati pada fenotipe tumbuhan, tetapi waktu
memberikan sebuah difinisi tentang fenotipe. yang dibutuhkan untuk meresponnya akan
Pada dasarnya fenotipe tumbuhan adalah sangat tergantung pada interaksi antara
hasil interaksi antara pengaruh genetik dan faktor-faktor tersebut. Sementara itu,
lingkungan pada tahap tertentu atau seluruh pengaruh tidak langsung atau pengaruh
tahapan-tahapan daur hidupnya. Dengan kata genetik kemungkinan terjadi pada genotipe
lain maka variasi suatu tumbuhan dapat tetapi proses ini masih cukup sulit untuk
disebabkan oleh dua faktor utama, pertama: dipahami (Snaydon, 1973).
variasi yang disebabkan oleh faktor genetik Dari dua pengaruh di atas, dikenal ada dua
dan kedua faktor lingkungan yang metode yang terbaik untuk merunut adanya
mengakibatkan terjadinya variasi. Dengan pengaruh lingkungan atau genetik terhadap
SURANTO – Faktor lingkungan dan bentuk morfologi tumbuhan 39

fenotipe tumbuhan yaitu: (i) dengan cara dikemukakan oleh Fisher (1953) juga pada
transplant experiment yakni pemindahan spesies Ranunculus. Pada kondisi temperatur
tumbuhan dari habitat aslinya ke laboratorium rendah bentuk daun R. hirtus tetap tidak
atau (ii) dengan breeding experiment yakni berubah, sejak muda (juvenile) hingga saat
percobaan perkawinan silang. Percobaan dewasa, yakni tetap berbentuk cabang tiga,
transplan dapat digunakan untuk mengetahui tetapi pada kondisi temperatur rendah bentuk
kemungkinan adanya penyebab variasi daun tersebut berbalik seratus delapan puluh
fenotipe. Spesies tumbuhan yang berasal dari derajat ke bentuk daun yang tidak bercabang
habitat asli dapat menunjukkan beberapa seperti bentuk daun semasa muda.
variasi fenotipe yang tetap bertahan atau Hubungannya dengan spesies lain dari
berubah, ketika ditanam di laboratorium. Na- Ranunculus, Menadue (1986) telah melakukan
mun seringkali variasi-variasi fenotipe tersebut studi tentang pengaruh lingkungan buatan
hilang atau tidak muncul lagi ketika dilakukan terhadap bentuk daun dari R.nanus. Dalam
percobaan penanaman di laboratorium, variasi penemuaannya dia mencatat temperatur dan
demikian kemungkinan disebabkan adanya intensitas cahaya dapat mempengaruhi bentuk
plastisitas fenotipe (phenothypic plasticity). dan ukuran daun. Hal tersebut juga dibuktikan
oleh Suranto (1991).

PENGARUH PENYINARAN
PLASTISITAS FENOTIPE
Penyebab lain terjadinya variasi-variasi
pada tumbuhan adalah adanya perubahan Dari uraian di atas, jelas bahwa ada bebe-
morfologi yang berasosiasi dengan perkem- rapa faktor yang ikut serta menentukan bentuk
bangan heteroblastik (heteroblastic develop- morfologi daun. Dengan demikian fenotipe
ment). Spesies herba yang tumbuh di tanah tumbuhan kemungkinan mempunyai korelasi
basah atau berair biasanya mempunyai variasi atau hubungan dengan pembentukan organ-
morfologi pada bentuk daunnya. Banyak organ tumbuhan yang plastis (plastic organs).
stimulus lingkungan yang berpengaruh Jadi semua pengaruh tersebut mempunyai
terhadap morfologi daun tumbuhan ini, seperti hubungan dengan pembentukan organ-organ
temperatur dan periode penyinaran matahari. tumbuhan yang bersangkutan.
Studi tentang hal ini telah banyak dilakukan Definisi plastisitas penotipe mendapat
termasuk oleh Cook (1968) yang mencatat banyak perhatian para ahli, termasuk Briggs
bahwa pada tumbuhan herba Ranunculus, dan Walters (1972), serta Wilkins (1974),
variasi bentuk daun yang tenggelam dalam air pioner-pioner yang sangat berkompeten dalam
dan yang berada di atas permukaan air kajian fenomena alam ini. Dalam hubungan-
ternyata dipengaruhi oleh periode penyinaran nya dengan kemampuan tumbuhan-tumbuhan
(photoperiod). Pada kondisi penyinaran yang untuk mempertahankan diri di bawah kondisi
lama (long photopheriod), tumbuhan yang lingkungan yang tidak menguntungkan, Jones
tumbuh di daratan (tidak tenggelam di dalam dan Wilkins (1974) menyatakan bahwa
air) daun-daun yang tepinya bergerigi dapat plastisitas fenotipe adalah kemampuan
berkembang dengan bagus. Sebaliknya individu tumbuhan untuk memodifikasi sifat-
tumbuhan yang terendam dalam air dapat sifat khusus untuk merespon tekanan
tumbuh dengan bagus sekali jika dalam lingkungan. Sejalan dengan definisi tersebut
penyinaran dengan jangka pendek. Berkaitan Briggs dan Walter (1972) berargumentasi
dengan adanya variasi morfologi ini, Young et bahwa plastisitas fenotipe lebih cenderung
al (1987) membuktikan bahwa faktor-faktor sebagai sebuah respon langsung dari
lingkungan yang mempengaruhi morfologi dari tumbuhan terhadap pengaruh tekanan-
heterophylly mungkin berasosiasi melalui tekanan lingkungan. Tekanan berbagai
endogenous abscisic acid. macam pengaruh lingkungan dapat digunakan
sebagai salah satu faktor untuk memahami
keaslian variasi suatu individu. Tetapi perlu
PENGARUH TEMPERATUR
dipertimbangkan pula bahwa plastisitas suatu
Temperatur dipercaya juga dapat organ tumbuhan dapat merupakan suatu
mempengaruhi bentuk daun. Penemuan ini respon ketidakmampuan tumbuhan untuk
40 ENVIRO 1 (2): 37-40, September 2001

melarikan diri dari dari ketidaksempurnaan tidak hanya hasil interaksi antara dua faktor
suatu kondisi lingkungan dimana dia berada. utama yaitu genetik dan lingkungan secara
Pandangan-pandangan tentang plastisitas umum, tetapi secara lebih rinci banyak faktor
organ di atas menunjukkan bahwa setiap lain seperti periode penyinaran dan suhu
organ tumbuhan dapat memberikan respon udara yang juga mempengaruhi variasi
yang berbeda-beda dalam menghadapi morfologi tumbuhan. Dengan demikian,
pengaruh tekanan lingkungan. Batang, akar pengamatan morfologi tumbuhan untuk
dan daun tumbuhan kemungkinan mempunyai mengetahui terjadinya variasi sebenarnya
plastisitas yang berbeda-beda. Stebbins tidak terbatas hanya pada sifat-sifat yang
(1974) mencatat bahwa daun tumbuhan terobservasi secara makroskopis, namun juga
diperkirakan merupakan satu-satunya organ sifat-sifat mikroskopis, bahkan kandungan
tumbuhan yang paling plastis. Namun hal ini khlorofil pun dapat digunakan sebagai karakter
tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh jenis untuk mempelajari variasi morfologi.
tumbuhan. Berdasarkan kenyataan di atas
definisi yang tepat untuk plastisitas fenotipe
sulit dibuat, tetapi eksistensi sifat-sifat individu DAFTAR PUSTAKA
yang terekspresi yang diubah sebagai akibat
stimulus lingkungan, dapat digunakan untuk Bradshaw, A.D. 1965. Evolutionary significance of
phenotypic plasticity in plants. Advanced in Plant
mengukur plastisitas dari sifat yang Genetic: 115-151.
kharakteristik dari organ tumbuhan (Bradshaw, Brigg, D and S.M. Walters, 1972. Plant Variation and
1965). Evolution. New York: McGraw-Hill Company.
Alternatif yang mungkin bagi tumbuhan Cook, C.D.K. 1968. Phenotypic plasticity with particular
reference to 3 (three) amphibious plant species. In
untuk bertahan di dalam pengaruh lingkungan V.H. Heywood (ed.). Modern Methods of Plant
yang bermacam-macam adalah adanya Taxonomy. London: Academic Press.
plastisitias dan variabilitas genetik. Jika Darwin, C. 1905. The Variation of Animal and Plants
tumbuhan-tumbuhan berhasil bertahan pada Under Domestication. Volume II, London: Hazell,
lingkungan-lingkungan yang beragam tersebut Watson and Veney.
Fisher, F.V.F. 1953. Effect of temperature on leaf-shape
di atas maka tumbuhan-tumbuhan ini akan in Ranunculus. Nature 173: 406-407.
membentuk varietas ekologi (ecological Jones, D.A. and Heywood, V.H. 1963. Principles of
variety) atau ekotipe (ecotype) (Davis dan Angiosperm Taxonomy. London: Oliver and Boyd.
Heywood; 1963). Istilah ekotipe ini pertama Mendue, Y. 1986. Taxonomy of Genus Ranunculus in
Tasmania. Ph.D. Dissertation. Hobart: University of
dinyatakan oleh Turreson (1922) sebagai tipe- Tasmania.
tipe genetik (genotypical) yang muncul dari Snaydon, R.W. 1973. Ecological Factors; Genetic Varia-
ecospecies atau species tertentu yang hidup tion and Speciation in Plants. In V.H. Heywood (ed.).
pada habitat-habitat tertentu (Stebbins, 1967). Taxonomy and Ecology. London: Academic Press.
Stebins, G.L. 1967. Variation and Evolution in Plants.
New York: Columbia University Press.
Stebbins, G.L. 1971. Chromosomal Evolution in Higher
PENUTUP Plants. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd.
Suranto (1991. Studies of population variations in
Secara umum tidak terdapat satu aturan species of Ranunculus. [M.Sc. Thesis]. Hobart::
yang tegas untuk menentukan ada-tidaknya Department of Plant Science. University of Tasmania.
Young, J.P., N.G. Dengler, and R.F. Horton, 1987.
pola variasi fenotipe tumbuhan. Dalam hal ini Heterophylly in Ranunculus flabellaris: the effect of
kadang-kadang istilah variasi tergantung abscisic on leaf anatomy. Annals of Botany 60: 117-
pendapat penemu dari jenis tumbuhan 125.
tersebut. Bentuk morfologi tumbuhan ternyata

Anda mungkin juga menyukai