Anda di halaman 1dari 8

224-237

BabXX Higene perusahaan


A. MAKSUD DAN TUJUAN Seperti telah dikemukakan sebelumnya, maksud dan tujuan Higene Perusahaan adalah melindungi pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan atau industri dari bahaya-bahaya yang mungkin timbul. Sasaran suatu kegiatan Higene Perusahaan adalah lingkungan dengan jalan pengukuran-pengukuran agar tahu bahaya-bahaya yang ada atau mungkin timbul kwalitatif dan kwantitatif, dan dengan pengetahuan tentang bahaya tersebut diadakan usaha-usaha perbaikan serta pencegahan. Cara kerja Higene Perusahaan adalah tehnik. Wewenang dan tanggung jawab dalam bidang Higene Perusahaan dibagi antara Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi dengan Departemen Kesehatan, sedangkan pelaksanaannya berada disetiap Departemen, perusahaan-perusahaan, industri-industri, yang memerlukan. Segi-segi Higene Perusahaan menyangkut higene, kesehatan, dan keselamatan para pekerja adalah wewenang dan tanggung jawab Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, sedangkan segi-segi yang menyangkut higene, kesehatan, dan keselamatan masyarakat umum adalah wewenang dan tanggung jawab Departemen Kesehatan. Effek suatu perusahaan kepada masyarakat umum antara lain berupa pengotoran udara, air, makanan, perusakan harta kekayaan dan Iain-lain sebagainya. B. PROSES PROSES DALAM PERUSAHAAN Pertama-tama yang harus diketahui tentang perusahaan dalam rangka mempelajari Higene Perusahaan adalah proses-proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan, dari permulaan sekali sampai kepada terakhir. Harus diketahui pasti tentang bahan-bahan baku yang dipakai, hasil-hasil antara yang terjadi, produk akhir, sampah-sampah, dan lain-lain. Demikian pula tentang mesin-mesin, perkakasperkakas tangan, bengkel-bengkel, pembangkit tenaga listrik, dan lain lain.

225
Juga harus diketahui tentang cara-cara kerja tiap-tiap kesatuan operasi dan masing-masing pekerja. Hanya dengan tahu akan proses-proses inilah dapat diduga bahaya-bahaya yang mungkin timbul kepada pekerja dan kemasyarakat luas. Sesudah memiliki dugaan sekadarnya tentang bahaya-bahaya barulah diadakan pengukuran-pengukuran, baik dalam ruang kerja, maupun di luar perusahaan. Proses-proses produksi tersebut di atas dapat dilihat dari bagan yang disimpan dikamar pimpinan perusahaan, tapi lebih baik dilihat secara langsung di dalam perusahaan. Contoh-contoh proses produksi seperti dalam gambar dibawah (gambar 34 dan 35).

PROSES PRODUKSI SEMEN A. Penghancuran E. Tangki penimbun B. Proses basah F. Sebelum pencampuran (proses kering) C. Penghalusan G. Penghalusanpengeringan D. Penyesuaian H. Penncampuran

I. Granulasi J. Pengeringan K. Pengeringan berputar L. Penyaringan

M. Penambahan zat N. Penghalusan O. Penyampuran P. Pengepakan

GAMBAR 34. PROSES PRODUKSI SEMEN.

226 227
Inspeksi ke perusahaan atau peninjauan mungkin dilakukan atas dasar panggilan, misalnya

dikarenakan oleh adanya keluhan-keluhan para pekerja atau kekhawatiran mereka akan bahaya sesuatu bahan di udara tempat kerja, mungkin oleh karena inisiatif pejabat yang berwenang, mungkin pula sebagai ulangan melanjutkan kunjungan dahulu yang pernah dilakukan, dan lain-lainnya. Cara melakukan inspeksi atau peninjauan ke perusahaan tersebut mungkin sekali berlainan, menurut keperluan. Namun demikian perlu diperingatkan disini, bahwa sebaiknya caranya sistematis, bermula dari permulaan sekali, lalu diikuti tiap-tiap kesatuan operasi menurut tahap demi tahap, sampai kepada produk terakhir. Dengan cara sistematislah dapat dikumpulkan seluruh fakta, dan mustahil ada hal-hal penting terlewat. Bilamana kemudian dirasa masih ada bagian-bagian dari proses produksi yang harus lebih diteliti, sebaiknya penelitian dilakukan sesudah selesai inspeksi atau peninjauan seluruh proses produksi secara garis besarnya. Selain proses produksi, juga gudang-gudang, bengkel, pembangkit tenaga listrik, asrama, halaman-halaman perusahaan, saluran pembuangan air bekas, dan lain-lain harus diinspeksi, agar keterangan atau bahan-bahan menjadi lebih lengkap. Kunjungan hanya satu kali saja ke perusahaan biasanya tidak mencerminkan kebenaran yang sesungguhnya. Waktu-waktu inspeksi seperti pada saat libur atau istirahat makan sangat tidak menguntungkan, oleh karena hasilnya tidak dapat dipercaya. Demikian pula pada saat-saat pekerjaan baru saja dimulai atau pada saat pekerja-pekerja hampir pulang. Pengalaman menunjukkan, bahwa kadar-kadar zat berbahaya di udara berubah-ubah dari hampir tidak ada sampai kepada maksimum; pengukuran harus dilakukan, agar diketahui puncak-puncak kadar ini. Sebaiknya pengukuran-pengukuran dilakukan berkali-kali dan saatnya terbaik beberapa jam sesudah produksi berjalan. Bahaya-bahaya yang mungkin ada dalam lingkungan perusahaan, baik di luar atau di dalam, dalam rangka Higene Perusahaan terutama bahaya-bahaya yang tergolong faktor-faktor fisik dan faktor-faktor bahan kimia. Selanjutnya faktor-faktor bahan kimia digolong-golongkan menurut jenis uap, gas, kabut, awan, debu, dan lain-lainnya, yang kesemuanya diuraikan dalam Toksikologi Industri. C. EVALUASI LINGKUNGAN DENGAN PENGUKURAN-PENGUKURAN Evaluasi lingkungan ditujukan kepada faktor-faktor fisik, kimia, dan lain-lain. Faktor fisik meliputi suara, radiasi, suhu, tekanan, dan penerangan. Faktor kimia meliputi debu, uap, gas, larutan, padat, awan, kabut, dan lain-lainnya. Semua faktor-faktor ini harus dievaluasi dalam Higene Perusahaan. Kegaduhan dalam perusahaan pada umumnya disebabkan oleh suara-suara yang dihasilkan oleh proses produksinya sendiri, terutama mesin-mesin dan perkakas-perkakas kerja. Bunyi-bunyi yang manusia dapat dengar berfrekwensi mulai dari 16 sampai dengan 20,000 Hz. Tiap-tiap bunyi memiliki intensitas dan dinyatakan dalam dB (decibel). Intensitas bunyi yang membahayakan biasanya diatas 80 dB. Kegaduhan ini harus diukur oleh ahli Higene Perusahaan menggunakan alat-alat yang disebut "soundlevel meter", mikrofon, "sound analyzer", dan lain-lain. Sedangkan dokter menilai effek kegaduhan pada pekerja dengan menggunakan audiometer.

228
Radiasi gelombang-gelombang elektromagnetik dan sinar-sinar radioaktif diukur secara khusus memakai alat-alat khusus yang tidak diuraikan disini, oleh karena bidangnya telah merupakan spesialisasi yang disebut Higene Radiasi (Radiation Hygiene). Suhu udara diukur dengan termometer, baik kering, ataupun basah. Termometer dapat menunjukkan suhu maksimum, suhu minimum, dan keduanya. Temperatur yang penting untuk pekerja ialah suhu effektif, yaitu indeks suhu empiris untuk derajat panas yang dirasakan terhadap kombinasi yang berbeda dari suhu, kelembaban, dan gerakan udara. Dengan pengetahuan tentang suhu effektif dapat ditentukan "daerah kenikmatan suhu" (comfort zone), yang untuk pekerja-pekerja di beberapa negara sebesar 19 - 24C dan ternyata lebih rendah dari suhu-suhu di Indonesia pada umumnya. Namun demikian diketahui pula, bahwa pada suhu sekitar 31C orang dapat bekerja sehari penuh tanpa gangguan apapun. Pada suhu 100C orang masih sanggup bekerja, tetapi waktu kerjanya sangat pendek, yaitu beberapa menit saja. Pada suhu-suhu demikian harus diadakan "shielding" bagi sumber-sumber panas dengan lembaran aluminium. Tekanan diukur dengan barometer. Tekanan udara dalam saluran-saluran ventilasi diukur dengan pipa pitot. Besarnya tekanan ini dinyatakan dengan millimeter Hg atau dynes. Penerangan diukur dengan luksmeter dan dinyatakan dalam luks. Pekerjaan yang memerlukan ketelitian harus mendapat penerangan yang intensitasnya tinggi, untuk pekerjaan demikian penerangan sedikit-dikitnya 1000 luks. Pada pekerjaan yang memerlukan perbedaan untuk waktu yang pendek dan kontras yang sedang harus mendapat penerangan sedikit-dikitnya 300 luks. Pekerjaan yang tidak membutuhkan perbedaan yang besar harus mendapat penerangan sedikit-dikitnya 100 luks. Dan pekerjaan kasar yang tidak memerlukan penglihatan yang kritis harus mendapat penerangan sedikit-dikitnya 50 luks. Selain intensitas penerangan, juga harus diperhatikan kesilauan dan kedipan serta perbedaan penerangan antara obyek kerja dan sekitarnya.Karena luksmeter sangat terbatas jumlahnya,indera penglihat secara subyektif dapat dipakai sebagai alat pengukur. Dalam hal dipakai penerangan untuk tempat atau ruang kerja dengan sinar matahari, harus dinilai hal-hal sebagai berikut: jendela-jendela, lubang-lubang atau dinding gelas untuk memasukkan cahaya harus selalu bersih dan luas seluruhnya tidak boleh kurang dari 1/6 luas lantai. Apabila jendela hanya satu-satunya jalan cahaya matahari, maka tinggi antara jendela dan lantai tidak boleh lebih dari 1 meter dan letak jendela sedemikian rupa, sehingga cahaya mencapai dinding tempat kerja diseberang. Sumber cahaya lain dari pada matahari tidak boleh menyebabkan panas

berlebihan atau merusak susunan udara sehingga menyebabkan gangguan untuk bekerja. Kecepatan udara diukur dengan anemometer dan satuannya misalnya cm per detik, mil per jam, dan lain-lainnya. Umumnya kecepatan udara yang melebihi 25 cm per detik menyebabkan gangguan kesehatan pekerja-pekerja. Selain itu, sebagai suatu faktor fisik juga, tempat kerja harus dievaluasi secara menyeluruh. Setiap tempat kerja harus sedemikian, sehingga terdapat effisiensi kerja yang maksimal dan kelelahan sedikitdikitnya. Volume ruang kerja per kapita sedikit-dikitnya 10 meter kubik. Tinggi tempat kerja paling sedikit 3 meter. Untuk mengukur volume per kapita, tinggi dinding lebih dari 4 meter tidak dapat

229
dipergunakan menghitung ruang udara. Luas lantai per kapita sedikit-dikitnya 2 meter persegi. Atap tempat kerja harus mampu melindungi pekerja dari pengaruh sinar matahari dan pengaruh-pengaruh iklim yang buruk. Dinding dan lantai tidak boleh lembab atau basah, kecuali jika perlu untuk produksi, namun harus disertai alat-alat perlindungan pekerja-pekerjanya. Lantai tempat kerja harus keras, tahan air, datar, dan tidak licin; serta bahan untuk membuatnya harus mudah dapat dibersihkan. Evaluasi faktor-faktor penyebab sakit yang bersifat bahan-bahan kimia dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: 1. Subyektif oleh indera manusia. 2. Dengan menggunakan hewan-hewan. 3. Dengan memakai alat-alat detektor dan indikator. 4. Pengambilan sample dan pemeriksaan laboratorium. Indera manusia kadang-kadang dapat dipakai untuk evaluasi kadar-kadar bahan kimia dalam lingkungan, oleh karena untuk zat-zat tertentu pekerja-pekerja dapat mencium, melihat dan lain-lainnya yang kemudian menimbulkan kesan-kesan dihubungkan dengan kadar-kadar sesuatu zat menurut pengalaman. Zat-zat seperti S02, H2S, ammoniak, acrolein, formaldehyd, toluen, phosgen, ozon dan lainlain dapat dicium baunya atau dirasa rangsangannya kepada selaput lendir mata, bahkan dapat ditaksir kadarnya di udara secara kasar. S02 pada kadar 4 bds dapat dicium baunya, pada 20 bds menyebabkan rangsangan pada mata, pada 80-120 bds mengakibatkan batuk dan rangsangan yang sangat keras, pada 200 bds rangsangannya tak dapat ditahan lagi; sedangkan N.A.B.-nya hanya 5 bds. H2S tercium pada kadar 0,20 bds, jadi masih jauh dibawah N.A.B.-nya yang besarnya 20 bds, sedangkan H2S pada kadar 150 bds nyata-nyata menimbulkan gangguan kesehatan. Ammoniak pada konsentrasi 25 bds dapat dicium baunya, padahal N.A.B.-nya adalah 50 bds. Rangsangan kepada mata telah dapat dirasakan oleh formaldehyd pada kadar 4 bds, padahal N.A.B.-nya adalah 5 bds. N.A.B. untuk phosgen 1 bds, padahal udara dengan kadar zat tersebut dari 0,5 bds sudah dapat dibedakan dari udara biasa. Ozon tercium pada konsentrasi 0,02-0,03 bds, kadar ini masih jauh dari N.A.B., ialah 0,1 bds. Dalam beberapa hal, yaitu apabila indera manusia telah dapat mengenal adanya sesuatu zat diudara pada kadar yang masih jauh dari pada N.A.B.-nya, maka indera mungkin digunakan untuk usaha-usaha pencegahan, agar pekerja-pekerja terhindar dari faktor-faktor penyebab kimia dalam lingkungan. Namun sebagaimana biasa alat indera manusia tidaklah sempurna, dan terlalu kurang derajat kepekaannya dibanding dengan alat-alat pengukur. Juga kadang-kadang alat indera ini tidak dapat dipercaya, oleh karena hilang kepekaannya oleh pengaruh bahan-bahan di udara yang bereffek memati rasa. Hewan-hewan yang sering digunakan untuk menilai bahan-bahan kimia di udara adalah burung kenari, tikus, kelinci, kera dan lain-lainnya. Sebagai con-toh pemakaian burung kenari dan tikus ialah untuk mengetahui secara kasar adanya dan besar bahayanya gas CO. Burung kenari pingsan dalam waktu 3 menit jika udara mengandung CO dengan kadar 0,25%, sedangkan sejenis tikus yang selalu bergerak kehilangan orientasi di bidang horizontal dan akan diam

230
sama-sekali setelah 5 menit menghirup udara yang berkadar CO 0,1 - 0,2%, padahal manusa masih sanggup menahan kadar 0,25%, dalam waktu 20 menit tanpa gejala dan 0,4% berakibat kematian baru sesudah 1 jam. Contoh lain sebagai penggunaan burung kenari adalah untuk mengetahui secara kasar kadar oksigen di udara pernapasan dalam tambang, hal ini akan diuraikan kemudian. Tikus, kelinci, marmot, dan kera paling sering digunakan di laboratorium untuk mengetahui derajat racun sesuatu zat kepada manusia, tetapi sayang seringkali hasil percobaan tersebut tidak begitu saja berlaku bagi manusia. Sebagai misal adalah beryllium yang pada hewan-hewan menyebabkan granuloma, sedangkan pada manusia belum pernah terjadi demikian. Cara evaluasi lain ialah dengan indikator dan detektor yang biasanya khusus untuk gas atau uap. Indikator-indikator sederhana didasarkan atas perubahan-perubahan warna sebagai akibat zat-zat yang terjadi oleh karena reaksi kimia. Gas Cl2 dapat ditunjukkan dengan menggunakan kertas yang dibasahi larutan jodkali, sedangkan yodium yang terjadi memberikan warna biru dengan pati. NH3 dapat ditunjukkan, bahkan diketahui kadamya, dengan menggunakankertas lakmus, kadar 100 bds dalam 5 detik. Asam sulfida bereaksi dengan kertas yang dibasahi larutan timah-hitam acetat, kadar 4 bds menyebabkan perubahan warna dalam 1 detik, sedangkan 0,3 bds dalam setengah menit. Selain kertas yang dibasahi larutan-larutan sebagai indikator dapat pula digunakan larutan-larutannya sendiri, misalnya larutan J2 dan MnO untuk menunjukkan serta menentukan kwalitatif SO2, larutan jodkali untuk mengukur kadar gas chlor atau NO2. Detektor adalah alat khusus yang dibuat untuk menentukan bahan-bahan di udara kwalitatif dan kwantitatif, cara kerjanya ialah dengan menghisap dan melalukan udara tempat kerja

melalui reagens yang ada dalam tabung detektor. Sebagai contoh detektor untuk gas CO Jika burung kenari hanya mampu menunjukkan kadar terendah 1000 bds, detektor CO dengan memakai yodiumpentoksida (J2O5) mampu menunjukkan kadar 50 bds. Lebih peka lagi, jika detektor CO menggunakan hopkolit yang mampu menunjukkan 0,05% kadar CO dan hopkolit yang nampu menunjukkan 0,005%. Untuk berbagai-bagai gas dan uap telah dibuat berbagai macam detector. Sebagai contoh-contoh disebut disini detektor uap Hg yang berupa alat elektros, detektor TEL, detektor benzol, detektor keton, dan lain-lain sebagainya:

231

GAMBAR 36.

DETEKTOR KITAGAWA

Pengambilan sample untuk gas atau uap dapat dilakukan dengan 4 cara. Cara pertama ialah absorpsi kepada bahan padat, misalnya gas CO2 pada NaOH padat, gas-gas bersifat pembentuk asam lainnya pada alkali padat lainnya, uap air pada bahan hygroskopik misalnya P2O5, dan uap-uap bahan organik pada karbon aktif. Cara kedua dengan melalukan udara pada cairan yang mampu mengikat bahanbahan dalam udara tersebut, seperti halnya N02 dilalukan pada air. Untuk maksud tersebut dibuat beberapa bentuk alat-alat pengambil sample, yang intisarinya ialah melalukan udara kepada cairan atau larutan. Dalam kepustakaan cara ini dikenal sebagai "Schrubbing technique". Cara ketiga adalah kondensasi, yaitu dengan menurunkan suhu udara yang mengandung uap, sehingga uapnya mengembun. Sebagai cara terakhir, yaitu keempat, ialah dengan membakar bahan-bahan di udara pada kawat pijar dengan katalisator tertentu, yang hasil pembakarannya ditampung oleh air atau larutan. Selanjutnya sample gas atau uap ini diperiksa secara kwalitatif dan kwantitatif di laboratorium higene perusahaan. Pengambilan sample untuk debu di udara dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara tersebut adalah "impingement", filtrasi, presipitasi, sedimentasi, dan segala kombinasi-kombinasinya. Tergolong kepada impingement terdapat alat-alat

232
yang disebut konimeter, jet dari Owens, impinger dari Goldberg dan Smith atau impinger dari Midget, dan "cascade impacter". Konimeter dibuat untuk pertama kalinya oleh R. Kotson, berupa pompa silindris, yang udara sebanyak 2,5 - 10 ml disedot oleh pompa dengan kecepatan besar dan langsung secara tegak lurus memasuki lubang sempit, sehingga dengan begitu debu hinggap pada lempeng gelas dan dihitung dibawah mikroskop. Kerugian-kerugian konimeter adalah sbb: 1. Tidak dapat dipakai untuk mengambil sample udara yang kadar debunya terlalu tinggi. 2. Terlalu sedikitnya udara sampling ialah 2,5 - 10 cc. 3. Hanya berguna untuk menentukan jumlah debu.

4. Sample terlalu kecil untuk analisa kimiawi. Maka dari itu kini konimeter jarang atau hampir tidak digunakan lagi. Jet dari Owens memakai prinsip impingement dan kondensasi. Udara 50 - 100 cc disedot dan dikenakan lempeng kaca bertutupkan kertas hisap; oleh karena udara tersebut bergerak dengan tiba-tiba dan berkecepatan tinggi, uap air mengembun dan membasahi kertas hisap serta menjadi tempat melekat debu dari udara. Selanjutnya debu dihitung di laboratorium dengan menggunakan satu mikroskop. Kerugian-kerugian yang didapati pada konimeter berlaku pula bagi suatu jet dari Owens. Selain itu kedua alat yang telah diterangkan tersebut tidak dapat dipakai untuk mengambil sample debu yang berukuran dibawah 1 mikron. Impinger adalah alat pengambil sample debu di udara berdasarkan prinsip "impingement" yaitu dengan suatu kecepatan cukup mengalirkan udara kepada suatu halangan dan oleh karenanya berubah arah. Goldberg dan Smith menggunakan botol besar, sedangkan pada Midget impinger dipakai tabung reaksi. Udara dialirkan atau dipompa melalui suatu pipa ke botol tabung reaksi hingga mengenai dasar botol atau tabung reaksi, lalu berubah arah. kemudian udara tersebut melalui larutan atau air murni, dan selanjutnya udara tersebut keluar melalui pipa yang lain. Keuntungan-keuntungan pemakaian suatu impinger adalah sebagai benkut: 1. Dapat dipakai untuk mengambil sample berulang kali. 2. Dapat dipergunakan untuk mengambil sample sewaktu-waktu diperlukan. 3. Selain untuk menghitung jumlah debu, juga untuk pemeriksaan kwalitatif. Oleh karena sample dapat diambil besar. jika diperlukan. 4. Effisiensi tinggi untuk debu berukuran lebih dan 1 mikron tetapi kecil untuk debu yang berukuran kurang dan 1 mikron Kerugian suatu impinger ialah tidak dapatnya digunakan untuk pengambilan sample uap logam atau "fume". Di Indonesia impinger ditemui di Lembaga Nasional Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, jenisnya ialah Midget impinger, yang telah dipergunakan untuk pengambilan sample debu dari tambang-tambang emas Cikotok dan Cirotan. "Cascade impacted adalah seri dari beberapa jet. sehingga debu dapat diambil samplenya secara bertingkat menurut besarnya ukuran debu tersebut. Filtrasi adalah penyaringan udara yang disedot atau dihisap melalui suatu saringan seperti kertas string, lempenglempeng berpori halus, dan lain-lain sebagainya. Cara filtrasi ini biasanya dipergunakan untuk menentukan berat sesuatu

233

GAMBAR 37. alat pengambil contoh debu perorangan jenis debu dalam suatu volume udara, sehingga dapat ditentukan kadarnya dengan mudah, misalnya mg debu per meter kubik udara. Berat debu adalah kenaikan berat saringan sebelum dan sesudah filtrasi dilakukan. Presipitasi dilakukan dengan dua cara, yaitu presipitasi termis dan presipitasi elektris. Presipitasi termis ialah pengendapan debu dari tempat bersuhu tinggi ke lempeng berderajat panas rendah, sehingga berat debu dapat ditimbang. Presipitasi elektris adalah pengendapan debu di katoda atau anoda tergantung dari jenis muatan listrik debu-debu di udara. Sedimentasi ialah pengendapan bahan-bahan dari udara yang cukup berat kepada dasar suatu wadah untuk diukur tinggi atau berat endapannya. Sedimentasi dijalankan untuk pengukuran debu-debu kasar atau debu/abu yang mengotori udara bagi umum, dan biasanya diukur untuk jangka waktu panjang misalnya setahun. Untuk pemeriksaan laboratorium bagi gas atau uap, perlu pengetahuan yang cukup tentang analisa kwalitatif dan kwantitatif. Untuk pemeriksaan debu, selain

234
analisa tersebut harus pula diketahui cara-cara menghitung debu, sebab selainnya bahan-bahan kimia yang dikandung oleh debu, juga harus ada keterangan tentang jumlah debu dan ukuran-ukuran debu yang ada di udara. Debu dihitung secara mikroskopis, misalnya dipakai cara seperti untuk menghitung butir-butir darah merah atau putih, tetapi untuk lebih teliti dapat dipergunakan antara lain mikroskop yang dilengkapi dengan alat proyeksi. Cara analisa kimia adalah gravimetri, volumetri, kalorimetri, turbiditimetri, chromatografi, dan lain-lain. Juga cara-cara fisik dapat digunakan dalam analisa seperti spektrometri, spektrofotometri, diffraksi sinar X, dan polarografi. D. KOREKSI TEMPAT KERJA Koreksi tempat kerja terutama dimaksudkan, agar kadar faktor-faktor penyebab penyakit dalam hubungan ini terutama penyebab-penyebab fisik dan kimia ditempat kerja lebih kecil dari N.A.B-nya. Sudah barang tentu, koreksi diadakan atas dasar hasil-hasil pengukuran, sehingga segala tindakan higene

dapat dianggap obyektif. Koreksi tersebut mungkin atas dasar telah terjadinya keracunan. penyakitpenyakit akibat kerja, atau kecelakaan, jadi berarti supresif, tapi mungkin pula atas dasar preventif. Cara koreksi pertama ditujukan kepada proses dalam perusahaan sebagai berikut: 1. Substitusi, yaitu mengganti bahan-bahan yang lebih beracun dengan bahan-bahan yang kurang beracun, tanpa mengganggu, bahkan kalau mungkin menguntungkan hasil produksi. Dalam beberapa hal cara ini dapat dilaksanakan, misalnya fosfor merah sebagai pengganti fosfor putih di perusahaan korek api atau penggantian bahan-bahan untuk sandblasting dengan persenyawaan-persenyawaan nonsilika, seperti A1C. Juga toluol dan Xylol dapat dipakai untuk subsitusi benzene. Trichloretilen dapat menggantikan CCI4 dalam penggunaannya sebagai bahan pelarut atau pembersih gemuk. 2. Pencegahan pengotoran tempat kerja oleh bahan-bahan, yaitu dengan isolasi unit-unit operasi atau jenisjenis pekerjaan tertentu. Seperti unit operasi yang sangat membahayakan sebaiknya tertutup sempurna, unit operasi demikian misalnya pengolahan bahan-bahan radioaktif. Atau misalnya pekerjaan yg sangat berbahaya dijalankan pada malam hari. Larangan kepada umum atau pekerja-pekerja yang tidak berkepentingan memasuki suatu tempat kerja merupakan sebagian dari tindakan isolasi. 3. Cara basah terutama berguna untuk menekan jumlah debu yang mengotori udara, misalnya dalam tambang arang batu atau dalam pabrik asbes. 4. Tata kerumah-tanggaan perusahaan yang baik disertai perawatan yang cukup Hal ini terutama ditujukan kepada pengaturan letak mesin-mesin dan perkakas kerja, penyimpanan dan penimbunan bahan-bahan baku produk-produk industri.kantin dan lain-lainnya. Cara kedua adalah ventilasi, yang terbagi menjadi dua macam yaitu 1. Ventilasi umum dan dilusi. 2. Ventilasi atau pompa keluar setempat

235
Ventilasi umum atau dilusi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan-bahan yang mungkin menimbulkan gangguan kepada kesehatan dan kenikmatan kerja.. Ventilasi umum dan dilusi dilaksanakan dengan mengalirkan udara segar ketempat kerja. Biasanya biaya ventilasi umum atau dilusi didaerah tropis adalah murah. Syarat-syarat agar suatu ventilasi umum atau dilusi berhasil adalah sebagai berikut: a) kadar bahan-bahan diudara tidak boleh terlalu besar; b) pekerja-pekerja tidak boleh terlalu dekat kepada sumber-sumber yang menimbulkan faktor-faktor penyebab penyakit; c) kecepatan dibebaskannya faktor penyebab tersebut keudara tidak terlalu besar; d) daya racun bahan-bahan tersebut harus terbagi rata diruang kerja. Ventilasi demikian hanya berpaedah untuk mengatasi bahaya-bahaya gas atau uap, tetapi tidak untuk "fume" dan debu, sebab kedua jenis terakhir ini biasanya sangat beracun dan kecepatannya bergerak terlalu besar. Ventilasi umum dan dilusi untuk maksud suatu kenikmatan kerja harus dapat mengatur suhu, kecepatan udara, kelembaban. dan radiasi dalam udara, sehingga sebagian terbesar pekerja-pekerja merasa nikmat bekerja pada udara demikian. Ventilasi keluar setempat adalah ventilasi yang menangkap bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan sebelum bahan-bahan tersebut masuk ke udara ruang kerja. Untuk itu digunakan corong dan pipa-pipa; corong menghadap dan menutupi sebagian atau seluruhnya sumber-sumber, sedangkan pipa-pipa menyalurkan udara yang disedot atau dihisap keluar. Corong sebagian atau seluruhnya menutup sumber adalah penangkap bahan-bahan yang berbahaya sebelum sempat ke udara ruang kerja. Corong yang diletakkan diatas sumber dan udara disedot keatas disebut kanopi. Selain itu corong mungkin dipasang dipinggir atau dibawah suatu unit operasi. Ventilasi keluar setempat biasanya sangat berguna untuk mengatasi bahaya uap logam dan debu, namun biayanya biasanya sangat mahal. Untuk keperluan menilai baik tidaknya suatu sistim ventilasi haruslah diketahui cara pemakaian alat-alat pengukur seperti 1) venamometer, yaitu pengukur cepat aliran udara, 2) pipa pipot, ialah pengukur besarnya tekanan udara di pipa-pipa, 3) termometer-termometer untuk ukuran suhu, dan 4) hygrometer, yakni alat pengukur kelembaban udara. Walaupun koreksi-koreksi oleh seorang ahli higene perusahaan terutama ditujukan kepada lingkungan kerja, namun ia harus pula mampu memberikan koreksi tentang alat-alat perlindungan yang dipakai oleh pekerja, misalnya tentang respirator yang harus dipakai menurut jenis bahaya yang ada, jenis kaca-mata menurut sinar-sinar yang ada dan lain-lainnya. E. MELINDUNGl MASYARAKAT SEKITAR SUATU INDUSTRI DAN UMUM Masyarakat sekitar suatu perusahaan dan umum harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan oleh suatu perusahaan. Semua faktor penyebab penyakit yang mungkin menghinggapi para pekerja dapat pula menimbulkan gangguan kepada masyarakat sekitar suatu perusahaan dan masyarakat umum. Kegaduhan oleh karena naik dan mendaratnya kapal-kapal terbang mengganggu penduduk sekitar lapangan terbang yang bersangkutan. Effek oleh sinar-sinar radioaktif selalu mungkin diderita oleh penduduk yang tinggal di sekitar tempat kerja yang menggunakan bahan-bahan demikian. Tapi,

236
terpenting adalah kemungkinan-kemungkinan pengotoran udara, air, makanan, tempat sekitar, dan lainlain oleh sampah, air bekas, dan udara dari perusahaan. Pabrik yang menggunakan atau menghasilkan

fluor atau persenyawaan-persenyawaannya, sengaja atau tidak sengaja, apabila pembuangan air bekas pakai atau sampah dari perusahaan kurang baik akan menimbulkan kerugian yang besar, seperti pernah dialami di luar negeri. Air dari perusahaan-perusahaan pembatikan harus dibuang secara khusus, tidak boleh mengotori sumur-sumur penduduk. Selain bahaya-bahaya yang nyata-nyata mengganggu kesehatan dan mendatangkan penyakit, juga gangguan yang sifatnya mengganggu atau merusak kenikmatan harus pula diperhatikan, misalnya bau-bau yang tidak enak, sampah-sampah yang merusak estetika, dari itu dalam Undang-undang Gangguan perusahaan-perusahaan harus memenuhi syarat tertentu. Seperti telah diuraikan di atas, masyarakat harus pula terhindar dari bahaya-bahaya oleh udara yang keluar dari suatu perusahaan yang mengandung bahan-bahan yang kadang-kadang sangat berbahaya. Terutama udara yang keluar dari ventilasi keluar setempat harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang sifatnya racun, atau bila bahannya tidak bisa dihilangkan sama sekali haruslah kadarnya di bawah N.A.B.nya. Untuk maksud tersebut, sebelumnya udara dari suatu industri dibebaskan keluar haruslah lebih dahulu melalui proses pengolahan. Cara-cara pengolahan adalah sebagai berikut : Untuk udara yang mengandung gas atau uap terdapat dua cara, yaitu : 1). pembakaran, yaitu membakar bahan-bahan tersebut, bila perlu digunakan katalisator, agar terjadi pembakaran sempurna, dengan melalukan udara dari perusahaan melalui alat pembakaran, 2). cara mencuci (schrubbing method), dengan mengalirkan udara kotor melalui air atau larutan yang mudah bereaksi dan mengikat gas atau uap yang dikandung udara kotor dari pabrik. Untuk udara-udara yang mengandung partikel-partikel, seperti debu atau aerosol, harus dipilih cara-cara, yaitu : 1). kamar pengendap (settling chamber), yang memberikan kesempatan kepada partikel-partikel dari udara kotor untuk mengendap di kamar tersebut sebelumnya dialirkan; 2). perangkap kelembaban (inertial trap), ialah alat yang ketika udara kotor melaluinya berubah arah, sehingga partikel-partikel tidak terus ikut dengan aliran udara, melainkan mengendap; 3). cyclone, yakni ruang yang dijalani udara kotor secara melingkar, sehingga partikel-partikel melekat di dindingnya; 4). presipitator dinamis, seperti baling-baling yang menyebabkan partikel-partikel terhempas dan terkumpul di sekitar balig-baling tersebut; 5). saringan, yang menyaring dan menahan partikel-partikel, biasanya saringan-saringan ini berupa kantong-kantong besar berisikan cabikan-cabikan wol, nylon, asbes, kapuk, sutra, dan lain-lain, dan 6). presipitasi listrik, yaitu pengendapan debu-debu oleh karena adanya perbedaan tegangan antara dua pool. Pemilihan cara-cara ini pada umumnya didasarkan atas faktor-laktor : a. bahaya tidaknya bahan-bahan yang terdapat di udara, b. besarnya biaya, c. derajat effektitnya cara yang akan dipakai. Ditinjau dari sudut effekiifnya cara-cara tersebut di atas, kamar pengendap praktisnya hanya baik untuk partikel-partikel bcrukuran 100 - 200 mikron, perangkap kelambanan untuk 50 - 200 mikron, cyclone untuk 20 - 60 mikron, presepitator dinamis untuk 15-30 mikron, filter tergantung dari jenis filternya, bila kertas bisa sampai 0,5-2 mikron, dan presipitator elektris khusus untuk fume (ukuran kurang dan 0,5 mikron)

Anda mungkin juga menyukai