Anda di halaman 1dari 23

BAB 3 SISTEM MANAJEMEN DATA

A. PENDEKATAN MANAJEMEN DATA 1. Pendekatan file Datar Model file datar menggambarkan suatu lingkungan dimana file data individual tidak berhubungan dengan file lainnya. Dengan demikian pemrosesan data dilakukan oleh aplikasi yang berdiri sendiri bukan oleh system yang terintegrasi. Model file datar Pengguna aplikasi sendiri rangkaian data yang dimiliki oleh pengguna

Data pelanggan (piutang usaha saat ini) akuntansi Penagihan system piutang usaha Faktur penjualan

Penerimaan tunai

pemasar an

System promosi produk

Data pelanggan (orientasi demografis/ historis

Faktur penjualan

Layanan produk

System penjadwalan servis

Data pelanggan (orientasi produk / historis)

Jadwal servis produk

Redundasi yang ditunjukkan dalam contoh ini menyebabkan tiga masalah yang signifikan dalam lingkungan file datar : a. Penyimpanan data Sistem informasi yang efisien menangkap dan menyimpan data hanya satu kali dan membuat sumber tunggal ini tersedia bagi semua pengguna yang membutuhkannya. b. Pembaruan data Perusahaan menyimpan sejumlah besar data di file master dan file rujukan yang memerlukan pembaruan secara berkala untuk mencerminkan perubahan- perubahan. c. Kekinian informasi Kebalikan dari masalah pelaksanaan pembaruan majemuk adalah masalah kegagalan untuk memperbarui semua file pengguna yang terpengaruh oleh perubahan status. d. Ketergantungan data tugas (akses terbatas) Ketergantungan data tugas adalah ketidakmampuan pengguna untuk emperoleh informasi tambahan ketika kebutuhannya berubah. Rangkaian informasi pengguna dibatasi oleh daa yang dia milikidan kendalikan. Dalam lingkungan ini sangat sulit untuk membentuk mekanisme untuk pembagian data secara formal. e. File datar membatasi integrasi data (inklusi terbatas) File distrukstur, diformat, dan disusun agar sesuai denga kebutuhan khusus dari pemilik atau pengguna utama dari data tersebut. Hal ini dapat membatasi atribut data yang beguna bagi pengguna lain sehingga menghalangi integrasi data dalam organisasi. 2. Pendekatan Basis Data Database management system (DBMS) adalah system peranti lunak khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen data mana saja yang boleh diakses oleh masing masing pengguna. Program pengguna mengirim permintaan ke data DBMS yang kemudian memvalidasi dan

mengotorisasi akses ke basis data sesuai dengan tingkat otoritas pengguna tersebut. Pendekatan ini memusatkan data perusahaan dalam satu basis data umum yang saling digunakan bersama dengan pengguna lainnya. Dengan menempatkan data perusahaan dalam satu lokasi terpusat, semua pengguna memiliki akses ke data yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan mereka masing - masing. Model basis data
pengguna tampilan pengguna piranti lunak integrasi basis data yang digunakan bersama Akuntansi Penjualan pelanggan (piutang usaha saat ini)

D B M S
Data pelanggan Faktur penjualan Penerimaan tunai Jadwal servis produk Data entitas lainnya

Pemasaran

Penjualan pelanggan (orientasi demografis/historis

Layanan produk

Penjualan pelanggan(orientas i produk/ historis

a. Eliminasi masalah Penyimpanan data Setiap elemen data disimpan hanya satu kali sehingga mengurangi redundansi data serta mengurangi biaya pengumpulan dan penyimpanan data. b. Eliminasi masalah Pembaruan data Karena setiap elemen data hanya muncul di satu lokasi maka prosedur pembaruan hanya perlu dilakukan satu kali. c. Eliminasi masalah Kekinian informasi Satu perubahan terhadap atribut data akan secara otomatis tersedia bagi semua pengguna dari atribut tersebut. d. Eliminasi masalah Ketergantungan data tugas (akses terbatas) Perbedaan yang paling mencolok antara model basis data dan model file datar adalah penyatuan data ke dalam satu basis data

umum yang saling dibagi oleh semua pengguna dalam perusahaan. Para pengguna hanya dibatasi oleh ketersediaan data untuk entitas tersebut dan legitimasi dari kebutuhan mereka untuk mengaksesnya. e. Eliminasi masalah integrasi data (inklusi terbatas) Karena data berada dalam lokasi yang dapat diakses secara umum dan global data tersebut dapat diintegrasikan secara penuh ke dalam semua aplikasi untuk semua pengguna. B. SISTEM BASIS DATA TERPUSAT 1. System manajemen basis data a. Fitur umum Fitur fitur umum yang tedapat dalam DBMS : 1) Pengembangan program DBMS berisi piranti lunak pengembangan aplikasi. Baik programmer maupun pengguna akhir dapat menggunakan fitur ini untuk menciptakan aplikasi untuk mengakses basis data. 2) Pembuatan cadangan dan pemulihan Selama pemrosesan DBMS secara periodic membuat salinan cadangan dari basis data fisik. 3) Pelaporan penggunaan basis data Fitur ini menangkap statistic mengenai data apa saja, kapan digunakan, dan siapa yang menggunakannya. Informasi ini digunakan oleh administrator basis data dalam menetapkan otorisasi pengguna dan memelihara basis data. 4) Akses basis data Fitur yang paling penting dari DBMS adalah mengizinkan pengguna yang memiliki otorisasi untuk mengakses basis data secara formal dan informal. b. Bahasa definisi data Bahasa definisi data (DDL) adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mendefinisikan basis data ke DBMS. DDL

mengidentifikasi nama nama dan hubungan dari semua elemen data, catatan dan file yang membentuk basis data. c. Tampilan basis data 1) Tampilan internal/ tampilan fisik Susunan fisik dari catatan dalam basis data disajikan melalui tampilan internal. Tampilan internal ini mendeskripsikan struktur catatan data, hubungan antarfile dan susunan fisik serta urutan catatan dalam suatu file. Hanya ada satu tampilan internal untuk satu basis data. 2) Tampilan konseptual/ tampilan logis (skema) Tampilan konseptual menampilkan keseluruhan basis data. Tampilan ini menyajikan tampilan basis data secara logis dan abstrak bukan seperti cara basis data disimpan secara fisik. Hanya ada satu tampilan konsepual untuk satu basis data. 3) Tampilan eksternal/ tampilan pengguna (sebskema) Tampilan pengguna mendefinisikan bagian pengguna dari basis data bagian yang boleh diakse oleh seorang pengguna. Bebeda dengan tampilan internal dan konseptual, terdapat banyak tampilan pengguna yang berbeda- beda.

Elemen konsep basis data


ADMINISTRATOR BASIS DATA

Proses pengembangan aplikasi p e transaksi n g g transaksi u n transaksi a


transaksi

DBMS

Program pengg una


Prog ram peng g una

Bahasa definisi data


Bahasa manipulas i data Bahasa permintaa n data

Sistem operasio nal host

Program pengg una

Program pengguna
Permintaan data dari pengguna

BASIS DATA FISIK

2. Pengguna a. Akses formal: antarmuka aplikasi Figur ini menunjukkan bagaimana pengguna mengakses basis data dengan dua cara. Pertama, akses dimungkinkan oleh antarmuka (interface) aplikasi formal. Program pengguna, yang disiapkan oleh profesional sistem, mengirim permintaan akses data DBMS, yang memvalidasi permintaan tersebut dan menelusuri data untuk diproses. Dengan cara akses ini, keberadaan DBMS transparan bagi pengguna. Prosedur pemrosesan data (batch dan realtime) untuk transaksi seperti penjualan, penerimaan kas, dan pembelian pada dasarnya sama dengan ketika berada dalam lingkungan file datar. Bahasa manipulasi data Bahasa manipulasi data adalah bagian dari bahasa pemrograman yang digunakan oleh DBMS untuk melacak, memproses, dan menyimpan data. Keseluruhan program pengguna bisa ditulis dalam DML atau perintah perintah DML tertentu dapat disisipkan ke program yang dapat ditulis dengan menggunakan bahasa universal seperti PL/1, COBOL, FORTRAN. Penyisipan perintah DML memungkinkan program standar, yang awalnya

ditulis dalam lingkungan file datar, untuk dengan mudah dikonversi ke pekerjaan dalam lingkungan basis data. Penggunaan program bahasa standar juga membuat perusahaan menjadi tidak bergantung pada vendor DBMS. Jika perusahaan memutuskan untuk berganti ke vendor yang menggunakan DML yang berbeda, perusahaan tersebut tidak perlu menuliskan kembali semua program pengguna. Dengan menggantikan perintah DML yang lama dengan perintah yang baru, program pengguna bisa dimodifikasi agar dapat berfungsi dalam lingkungan yang baru. b. Akses informal : bahasa permintaaan data Definisi. Metode kedua dari akses data adalah metode permintaan data secara informal. Permintaan data (query) adalah metodologi akses ad hoc yang menggunakan perintah yang mirip dengan bahasa Inggris untuk membangun daftar atau informasi dasar lainnya dari basis data. Para pengguna dapat mengakses data melalui permintaan langsung yang tidak memerlukan program pengguna formal. SQL. Kemampuan permintaan data dari DBMS memungkinkan pengguna akhir dan programmer profesional untuk mengakses data dalam basis data secara langsung tanpa memerlukan program konvensional. Structured Query Language (SQL)dari IBM muncul sebagai bahasa permintaan data standar bagi DBMS mainframe dan mikrokomputer. SQL adalah bahasa nonprosedural generasi keempat yang memiliki banyak perintah yang memungkinkan pengguna untuk menginput, menelusuri, dan memodifikasi data dengan mudah. SQL merupakan alat pemrosesan data yang sangat efisien. Keuntungan yang besar dari fitur permintaan data adalah penempatan pelaporan ad hoc dan kemampuan pemrosesan data di tangan pengguna / manajer. Dengan mengurangi ketergantungan pada programmer profesional, kemampuan manajer untuk mengatasi masalah yang muncul menjadi jauh lebih baik. QBE. Query by example. Dalam sistem GUI, pengguna bisa drag dan drop objek untuk membangun permintaan data, dan melihat bagaimana hasil akhir dari permintaan tersebut sambil mendesainnya. Metode ini mempermudah pengguna akhir untuk mengembangkan permintaan data

daripada mempelajari SQL. Fitur permintaan data ini adalah faktor pendorong yang paling menarik bagi para pengguna untuk mengadopsi pendekatan basis data. Fitur permintaan basis data juga merupakan isu pengendalian yang penting. Pihak manaajemen harus memastikan bahwa fitur ini tidak memiliki otorisasi ke basis data. c. Administrator basis data (DBA) DBA bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya basis data. Untuk saling berbagi basis data yang sama antara banyak pengguna, perlu adanya pengaturan, koordinasi, peraturan, dan petunjuk untuk melindungi integrasi basis data. Kamus data Fungsi penting lainnya dari DBA adalah pembuatan dan pemeliharaan kamus data. Kamus data mendeskripsikan setiap elemen data dalam basis data. Ini memungkinkan semua pengguna untuk berbagi pandangan yang sama mengenai sumber daya data, sehingga sangat memfasilitasi analisis kebutuhan pengguna. Kamus data bisa berbentuk kertas atau online. Kebanyakan DBMS menggunakan piranti lunak khusus untuk mengelola kamus data. Interaksi organisasional dari administrator basis data
manajem en

Pengguna akhir

Administr ator basis data

Profesion al sistem

operasi

Interaksi organisasional DBA

Gambar di atas menunjukkan antarmuka organisasional dari DBA. Yang sangat penting adalah hubungan antara DBA, pengguna akhir, dan profesional sistem perusahaan. Ketika kebutuhan informasi meningkat, pengguna mengirim permintaan formal untuk aplikasi komputer ke profesional sistem (programmer) dari perusahaan. Permintaan ini dijawab melalui prosedur pengembangan sistem formal; jika bermanfaat, akan dibuat aplikasi programnya. d. Basis Data Fisik Basis data fisik merupakan tingkat terendah dari basis data dan satu satunya tingkat yang ada dalam bentuk fisik. Basis data fisik terdiri atas titik magnetis dalam disket magnetis. Pada tingkat fisik, basis data membentuk kumpulan catatan logis dan file yang merupakan sumber daya perusahaan. Efisiensi dalam DBMS untuk melakukan tugas ini merupakan penentu utama dari keberhasilan secara keseluruhan dan sangat bergantung pada bagaimana file tertentu distruktur. Struktur data Struktur data adalah dasarpenyusun basis data . struktur data memungkinkan catatan untuk ditemukan, disimpan, dan ditelusuri, dan memungkinkan pergerakan dari satu catatan ke catatan lainnya. Struktur data memiliki dua komponen dasar: organisasi dan metode akses. a. Organisasi Data Organisasi suatu file mengacu pada cara catatan diatur secara fisik di alat penyimpanan sekunder baik secara berurutan maupun acak. b. Metode Akses Data Metode akses adalah teknik yang digunakan untuk mencari catatan dan bernavigasi di basis data. Pemilihan suatu struktur melibatkan pertukaran antara fitur fitur yang diinginkan. Kriteria yang memengaruhi pemilihan struktur data mencakup: a) Akses file dan penelusuran data cepat b) Penggunaan ruang penyimpanan disket yang efisien c) Kapasitas untuk pemrosesan transaksi yang tinggi d) Perlindungan dari kehilangan data

e) Kemudahan pemulihan dari kegagalan sistem f) Akomodasi pertumbuhan file. Hierarki Data Field atau atribut data. Adalah item tunggal dari data, seperti nama pelanggan, saldo, atau alamat. Record. Merupakan suatu kelompok yang erat kaitannya dengan field yang mendeskripsikan karakterisktik relevan dari suatu contoh entitas yang dilacak. Ketika atribut yang berkaitan dengan satu entitas dikelompokkan, maka akan membentuk tipe record (record type). Tipe-tipe record yang saling berhubungan disebut asosiasi record. Tiga asosiasi record dasar, yaitu: a) Asosiasi satu ke satu Untuk setiap kejadian dalam Tipe Record X, ada nol atau satu kejadian dalam Tipe Record Y. b) Asosiasi satu ke banyak Untuk setiap kejadian dalam Tipe Record X, ada nol, satu, atau banyak kejadian dalam Tipe Record Y. c) Asosiasi banyak ke banyak Untuk setiap kejadian dalam Tipe Record X dan Y, ada nol, satu, atau banyak kejadian dalam Tipe Record Y dan X. File atau entitas. Adalah sumber daya, peristiwa, atau pelaku individual yang akan dipilih untuk mengumpulkan data. Basis data. Merupakan serangkaian tabel atau file yang berkaitan erat yang secara bersama-sama membuat aplikasi mampu melayani kebutuhan pengguna dalam hal proses atau fungsi bisnis tertentu. Basis data perusahaan. Adalah serangkaian tabel atau file umum untuk seluruh bagian dari suatu organisasi atau perusahaan. e. Tiga Model DBMS Model data adalah representasi abstrak dari data mengenai entitas, termasuk sumber daya (aset), peristiwa (transaksi), dan pelaku (personalia atau pelanggan), dan hubungan mereka dengan perusahaan. Tujuan dari model data ini adalah

10

untuk menyajikan atribut entitas dengan cara yang mudah dipahami oleh pengguna. Model Hierarkis Metode populer untuk representasi karena model ini mencerminkan banyak aspek perusahaan yang hubungannya bersifat hierarkis. Model hierarkis dikonstruksikan dari rangkaian yang mendeskripsikan hubungan antara dua file yang berkaitan dan setiap rangkainan berisi parent (orang tua) dan child (anak). Basis data navigasional Merupakan sebutan lain dari model data hierarkis karena perlintasan file memerlukan jalur yang sudah ditentukan sebelumnya. Ini ditetapkan melalui hubungan eksplisit (pointer) antara berbagai record yang berkaitan. Cara satusatunya untuk mengakses data pada tingkat yang lebih rendah dalam pohon adalaha root dan via pointer turun melalui jalur navigasional ke record yang diinginkan. Integrasi data dalam model hierarkis Bertujuan mengilustrasikan struktur file basis data parsial yang bersifat navigasional dan isi data record telah disederhanakan. Kelemahan model hierarkis salah satunya adalah tidak selalu dapat mencerminkan realitas. Kelemahan yang lain karena peraturan model hierarkis itu sendiri, yakni: a) Record parent bisa memiliki satu atau beberapa catatan child. b) Tidak ada record child yang boleh memiliki lebih dari satu parent. Model Jaringan Sama dengan model hierarkis yang basis data navigasionalnya memiliki hubungan eksplisit antara record dengan file. Perbedaanya pada model jaringan mengizinkan record child memiliki beberapa parent. Model Relasional
Perbedaan nyata antara model relasional dan navigasional adalah cara asosiasi data disajikan ke pengguna. Model relasional menampilkan data dalam bentuk tabel dua dimensi. Unsur dalam Tabel Relasional: Atribut atau field data yang membentuk kolom

11

Tuple, atau bagian yang membentuk baris di tabel yang merupakan susunan data yan dinormalisasi dan mirip, tapi tidak sama sepenuhnya, dengan record dalam sistem file datar.

Tabel yang baik memiliki beberap karakteristik berikut: 1. Semua kemunculan pada perpotongan baris dan kolom memiliki nilai tunggal. Tidak boleh ada nilai ganda (kelompok berulang). 2. Nilai atribut di setiap kolom harus memiliki kelas yang sama. 3. Setiap kolom di suatu tabel harus memiliki nama yang berbeda dengan lainnya. Akan tetapi, tabel-tabel yang berbeda bisa memiliki kolom-kolom dengan nama yang sama. 4. Setiap baris di dalam tabel harus berbeda minimal pada satu atribut. Atribut ini adalah kunci primer. Tabel Relasional ATRIBUT

Nomor (Kunci)

Pelanggan Nama

Alamat

Saldo Terakhir

1875 Tuple (Record) 1879 1914 1956 2001

Yeni Sari Vivi Novita Nia

18 Elm St. 21 First St. 34 High St. 23 Main St. 17 Cent St.

45.000 34.000 87.000 24.000 43.000

12

Integrasi Data pada Model Relasional

Setiap atribut di baris harus bergantung pasa (didefinisikan khusus oleh) kunci primer dan tidak terikat dengan atribut lainnya. Penghubung dalam model relasional bersifat implisit. Hubungan dibentuk oleh atribut yang umum bagi kedua tabel yang memiliki hubungan. Misalnya, kunci primer dari tabel pelanggan (No Pelanggan) juga merupakan kunci asing yang melekat pada Tabel Faktur Penjualan dan tabel Penerimaan Kas. Sifat asosiasi antara dua tabel menentukan metode yang digunakan untuk menetapkan kunci asing. Jika asosiasinya satu ke satu, tidak masalah kunci primer dari tabel mana yang dilekatkan sebagai kunci asing di tabel lainnya. Jika asosiasinya satu ke banyak, kunci primer pada sisi satu dilekatkan sebagai kunci asing pada sisi banyak. C. BASIS DATA DALAM LINGKUNGAN TERDISTRIBUSI Struktur fisik data perusahaan merupakan pertimbangan penting dalam merencanakan sistem terditribusi. Perencana memiliki dua pilihan dasar, basis data dipusatkan atau didistribusikan. Basis data terdistribusi terdiri atas dua kategori : basis data terpartisi dan basis data tereplikasi. 1. Basis Data Terpusat Pendekatan ini melibatkan penempatan data pada lokasi pusat. Unit-unit TI di lokasi yang terpisah mengirim permintaan data ke lokasi pusat, yang memproses

13

permintaan dan mengirim data kembali ke unit TI yang memintanya. Pemrosesan aktual data dilakukan pada unit TI. Lokasi pusat melaksanakan fungsi sebagai manajer file yang melayani kebutuhan data dari unit-unit TI. Tujuan dasar dari pendekatan ini adalah untuk memelihara kekinian data. Kekinian Data dalam Lingkungan DDP (Distributed Data Processing) Selama pemrosesan data, saldo akan melewati keadaan inkonsistensi sementara (temporary inconsistency) dimana nilai-nilainya dinyatakan dengan tidak tepat. Hal ini terjadi ketika transaksi dilaksanakan. Untuk mencapai kekinian data, akses simultan ke elemen data individual oleh beberapa unit TI harus dicegah. Solusi terhadap masalah ini adalah dengan menerapkan penguncian basis data (database lockout), yang merupakan pengendalian piranti lunak (biasanya merupakan fungsi dari mencegah akses simultan ke data. Contoh Basis Data Terpusat DBMS) yang

2. Basis data Terdistribusi i. Basis Data Terpartisi Pendekatan ini membagi basis data pusat menjadi beberapa segmen atau partisi yang terdistribusi ke pengguna utamanya. Keuntungan pendekatan ini: Penyimpanan data di lokasi lokal akan meningkatkan pengendalian pengguna.

14

Waktu respons pemrosesan transaksi menjadi lebih baik karena memungkinkan adanya akses lokal ke data dan mengurangi volume data yang harus dikirim antarunit TI. Basis data terpartisi bisa mengurangi potensi dampak bencana. Dengan menempatkan data di beberapa lokasi, kehilangan pada satu unit TI tidak akan menghentikan semua pemrosesan data di perusahaan. Pendekatan ini paling baik digunakan untuk perusahaan yang memerlukan pembagian data minimal antaunit TI. Pengguna utama mengelola permintaan data dari lokasi-lokasi yang lain. Fenomena Jalan Buntu Dalam lingkungan terdistribusi, beberapa situs bisa saling mengunci dari basis data, sehingga menghalangi pemrosesan transaksi. Jalan buntu (deadlock) dapat terjadi karena adanya kebutuhan bersama akan sumber daya data, dan transaksi berada dalam keadaan menunggu hingga kunci-kunci dilepas. Hal ini dapat mengakibatkan transaksi diproses dengan tidak lengkap dan basis data terkorupsi. Resolusi Jalan Buntu Untuk mengatasi adanya jala buntu, biasanya satu atau beberapa transaksi harus dihentikan untuk menyelesaikan pemrosesan transaksi lainnya. Transaksi yang dihentikan kemudian harus diulangi. Dalam melaksanakan kembali transaksi yang telah dihentikan, peranti lunak resolusi jalan buntu berusaha meminimalkan biaya total untuk mengatasi jalan buntu ini. beberapa faktoe yang dipertimbangkan dalam keputusan ini adalah: ii. Sumber daya yang saat ini diinvestasikan dalam transaksi Tahap penyelesaian transaksi Jumlah jalan buntu yang berkaitan dengan transaksi.

Basis Data Tereplikasi Pendekatan ini efektif bila digunakan pada perusahaan yang memiliki tingkat pembagian data yang tinggi namun tidak memiliki pengguna utama. Karena data umum direplikasi di setiap situs unit TI, lalu lintas data antarlokasi banyak berkurang.

15

Justifikasi utama untuk basis data tereplikasi adalah untuk mendukung permintaan yang hanya bisa dibaca (read-only). Dengan replikasi data pada setiap lokasi, akses data untuk tujuan permintaan data dapat dipastikan, dan jalan buntu serta penundaan karena lalu lintas data dapat diminimalkan. Masalah dengan pendekatan ini adalah pemeliharaan versi terbaru dari basis data di setiap lokasi. Karena setiap unit TI hanya memproses transaksinya, data umum yang direplikasi di setiap lokasi dipengaruhi oleh berbagai transaksi dan mencerminkan nilai yang berbeda-beda.

Pengendalian kebersamaan Kebersamaan (concurrency) basis data adalah adanya data yang lengkap dan akurat di semua lokasi pengguna. Metode yang umum digunakan untuk pengendalian ini yaitu mengurutkan transaksi dengan penanda waktu. Pertama, piranti lunak khusus mengelompokan transaksi ke dalam kelas-kelas untuk mengidentifikasi konflik-konflik yang mungkin terjadi. Kemudian memberikan penanda wkatu ke setiap transaksi. Algoritme digunakan untuk menjadwalkan pembaruan basis data berdasarkan penanda waktu transaksi dan kelasnya. Metode distribusi basis data dan akuntan Beberapa pertanyaan yang harus dijawab sebelum mendistribusikan basis data adalah sebagai berikut: 1. Apakah data perusahaan lebih baik dibuat terpusat atau terdistribusi? 2. Jika data terdistribusi yang lebih diinginkan, apakah basis data lebih baik dibuat tereplikasi atau terputus? 3. Jika tereplikasi, apakah basis data perlu direplikasi secara total atau parsial? 4. Jika basis data dipartisi, bagaimana segmen-segmen data sebaiknya dialokasikan antar lokasi? Pilihan-ilihan yang ada dalam setiap pertanyaan ini akan berdampak pada kemampuan perusahaan untuk memelihara integritas data. Pengendalian dan audit system manajemen data Pengendalian akses (access control) Diddesain untuk mencegah individu yang tidak memiliki otorisasi untukmelihat, menelusuri, mengorupsi, atau merusak data entitas. Pengendalian akses

16

menciptakan lingkungan di mana akses yang tidak memiliki otorisasi ke data dapat dikendalikan secara efektif. Beberapa fitur pengendalian ini antara lain: Tampilan pengguna Merupakan bagian basis data total yang mendefinisikan domain data pengguna dan menyediakan akses ke luar basis data. Dalam lingkungan basis data terpusat, administrator basis data memiliki tanggng jawab utama mendesain tampilan pengguna namun bekerja dekat dengan pengguna dan desainer system untuk melakukan tugas ini. Hak akses ke basis data, seperti yang didefinisikan tampilan, harus sesuai dengan kebutuhan pengguna. Table otorisasi basis data Berisi aturan yang membatasi tindakan yang bisa diambil oleh pengguna. Teknik ini sama dengan daftar pengendalian akses dalam system operasi. Setiap pengguna diberi hak tertentu yang dikodekan dalam table otoritas untuk memverifikasi permintaan tindakan pengguna. Prosedur yang didefiniskan oleh pengguna Prosedur ini memungkinkan pengguna menciptakan program keamanan pribadi atau rutinitas pengguna untuk menyediakan identifikasi pengguna yang lebih positif dibandingkan kata sandi tunggal. Enkripsi data Enkripsi data menggunakan algoritme untuk mengacak data tertentu, sehingga tidak bisa dibaca oleh penyusup dan dapat melindungi data yang dikirim melalui jalur komunikasi. Peralatan biometric Mengukur berbagai karakteristik pribadi, seperti sidik jari, suara, retina atau karakteristik tanda tangan. Karakteristik pengguna ini dibuat secara digital dan disimpan secara permanen dalam file keamanan basis data atau pada kartu idetifikasi yang dibawa pengguna. Pengendalian inferensi Pengendalian ini harus ditempatkan untuk mencegah pengguna yang ingin mngacaukan nilai data tertentu melalui fitur permintaan data, meskipun

17

pengguna tersebut memiliki otorisasi untuk mengaksesnya.pengendalian inferensimencegah tiga jenis kompromi ke basis data, yaitu: 1. Kompromi positif: pengguna menentukan nilai tertent dari suatu item data 2. Kompromi negative: pengguna menentukan bahwa suatu item data tidak memiliki niali tertentu 3. Kompromi perkiraan: pengguna tidak bisa menentukan nilai yang tepat dari suatu item, namun mampu memperkirakannya dengan keakuratan yang memadai guna melanggar kerahasiaan data Tujuan audit Memverifikasi bahwa otoritas akses ke basis data dan hak khusus diberkan kepada pengguna sesuai dengan kebutuhan logis mereka. Prosedur audit Auditor harus memverifikasi bahwa personel administrasi basis data mempertahankan tanggug jawab yang ekslusif untuk membuat table otoritas dan tampilan pengguna. Bukti berasal dari tiga sumber, yaitu: 1. Dengan meninjau kembali kebijakan perusahaan dan deskripsi kerja yang memuat perincian tanggung jawab teknis ini 2. Dengan memeriksa table otoritas programmer mengenai hak akses khusus ke perintah-perintah DDL 3. Melalui wawancara pribadi dengan programmer dan personnel administrasi basis data Otoritas akses yang sesuai auditor bisa memilih sampel pengguna dan memverifikasi bahwa akses mereka yang disimpan dalam table otoritas sesuai dengan fungsi organisasional mereka. Pengendalian biometric auditor harus mengevaluasi biaya dan manfaat dari pengendalian biometric. Pengendalian inferensi auditor harus memverifikasi bahwa pengendalian permintaan data ke basis data ada untuk mencegah akses yang tidak memiliki otorisasi melalui inferensi. Pengendalian enkripsi auditor harus memverifikasi bahwa data yang sensitive seperti kata sandi dienkripsi dengan baik.

18

PENGENDALIAN CADANGAN Untuk pulih dari bencana yang disebabkan oleh hacker eksternal, kegagalan disket, kesalahan program, kebakaran, banjir, gempa bumi, dan lain sebagainya, perusahaan harus mengimplementasikan kebijakan, prosedur, dan teknik yang secara sistematis dan rutin menyediakan salinan cadangan dari file-file yang penting. Pengendalian Cadangan dalam Lingkungan File Datar Teknik cadangan yang digunakan akan bergantung pada media dan struktur file. File berurutan menggunakan teknik pembuatan cadangan yang disebut grandparent-parent-child (GPC). Teknik pembuatan cadangan ini adalah bagian integral dari proses pembaruan file utama. Teknik Cadangan GPC Prosedur pembuatan cadangan dimulai ketika file master ( parent) diproses berdasarkan file transaksi untuk menghasilkan file utama baru yang telah diperbarui (child). Pada batch transaksi selanjutnya, child menjadi file utama saat ini (parent), dan parent yang sebelumnya menjadi file cadangan (grandparent). Figur 1. Pendekatan Grandparent-Parent-Child

19

Ketika menggunakan pendekatan GPC untuk sistem keuangan, pihak manajemen dan auditor harus terlibat dalam menentukan jumlah file cadangan yang dibutuhkan. Cadangan yang tidak memadai bisa mengakibatkan kerusakan total dari catatan akuntansi. Cadangan File Akses Langsung Nilai-nilai data dalam file akses langsung diubah di tempat melalui proses yang disebut penggantian destruktif. Setelah data diubah, nilai awalnya akan dihapus, sehingga hanya satu versi yang tersisa (versi terkini) dari file. Penentuan waktu dari prosedur cadangan akses langsung akan bergantung pada metode pemrosesan yang digunakan. a. Sistem Pemrosesan Batch File cadangan dalam sistem batch biasanya dijadwalkan sebelum proses pembaruan.

b. Sistem Pemrosesan Real Time Sistem real-time menggunakan pembuatan cadangan berdasarkan waktu. Transaksi yang diproses antara pembuatan cadangan akan harus diproses kembali setelah restorasi file utama. Sistem real time menyajikan masalah yang lebih sulit, karena transaksi diproses terus-menerus dan prosedur pembuatan cadangan dilakukan dalam interval tertentu selama sehari (misalnya, setiap 15 menit).

20

Penyimpanan di Tempat Lain (Off-Site) Sebagai perlindungan tambahan, file cadangan yang dibuat melalui pendekatan GPC dan akses langsung sebaiknya disimpan juga di tempat lain dalam lokasi yang aman. Tujuan Audit Memverifikasi bahwa pengendalian pembuatan cadangan yang diterapkan berfungsi efektif dalam melindungi file data dari kerusakan fisik, kehilangan, penghapusan yang tidak disengaja, dan korupsi data karena kegagalan sistem dan kesalahan program. Prosedur Audit Cadangan File Berurutan (GPC). Auditor harus memilih sampel sistem dan menentukan dari dokumentasi sistem bahwa jumlah file cadangan GPC yang ditentukan dalam setiap sistem memadai. File Transaksi Cadangan. Auditor harus memverifikasi melalui observasi fisik bahwa file transaksi yang digunakan untuk merekonstruksi file utama juga dipertahankan. Cadangan File Akses Langsung. Auditor harus memilih sampel aplikasi dan mengidentifikasi file akses langsung yang diperbarui dalam setiap sistem. Dari

21

dokumentasi sistem dan melalui observasi, auditor bisa memverifikasi bahwa setiap file disalin ke pita atau disket sebelum diperbarui. Penyimpanan di Tempat Lain. Auditor harus memverifikasi keberadaan dan kelayakan penyimpanan di tempat lain. Prosedur audit ini bisa dilakukan sebagai bagian dari peninjauan mengenai rencana pemulihan dari beberapa atau pengendalian operasi pusat komputer, Pengendalian Cadangan dalam Lingkungan Basis Data Lingkungan ini cukup rentan terhadap kerusakan dari pengguna individual. Satu prosedur yang tidak berotorisasi, satu tindakan yang berbahaya, atau satu kesalahan program bisa merugikan seluruh masyarakat pengguna dari sumber daya informasi tersebut. Oleh karena itu, perusahaan perlu merekonstruksi ulang basis data ke status prakegagalan. Ini hanya bisa dilakukan jika basis data telah dibuat cadangannya dengan memadai. Adapun empat fitur pembuatan cadangan dan pemulihan: Cadangan Fitur pembuatan cadangan membuat cadangan dari seluruh basis data secara berkala. Ini adalah prosedur otomatis yang harus dilakukan minimal satu kali sehari. Salinan cadangan kemudian disimpan dalam area lain yang aman. Log Transaksi (Jurnal) Fitur ini menyediakan jejak audit dari semua transaksi yang diproses. Log ini membuat daftar transaksi dalam file log transaksi dan mencatat perubahan yang dihasilkan ke basis data dalam log perubahan basis data yang terpisah. Fitur Poin Pemeriksaan Fasilitas ini menunda semua pemrosesan data ketika sistem merekonsiliasi log transaksi dan log perubahan basis data dengan basis data. Poin pemeriksaan terjadi secara otomatis beberapa kali dalam satu jam. Model Pemulihan Model ini menggunakan log dan file cadangan untuk menjalankan kembali sistem setelah mengalami kegagalan.

22

Tujuan Audit Memverifikasi apakah pengendalian atas sumber daya data memadai untuk menjaga integritas dan kemanan fisik data. Prosedur Audit Auditor harus memverifikasi bahwa cadangan telah dibuat secara rutin dan sering, untuk memfasilitasi pemulihan data yang hilang, rusak, atau terkorupsi tanpa terlalu banyak pemrosesan. Basis data harus disalin dalam interval tertentu. Auditor harus memverifikasi bahwa prosedur otomatis untuk pembuatan cadangan ada dan berfungsi, dan bahwa salinan basis data disimpan di tempat lain untuk keamanan lebih lanjut.

23

Anda mungkin juga menyukai