Anda di halaman 1dari 13

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) 1.

Memahami dan mejelaskan anatomi prostat 1.1 Makroskopik

Prostat adalah bagian reproduksi pria yang mengelilingi uretra. Bentuknya ovoid, ukurannya sebesar biji kenari. Fungsinya mengeluarkan semen yang membawa sperma. Terletak di cranial dari trigonum urogenitale, antara vesica urinaria (caudal) dengan diaphfragma urogenitale. Extraperitoneal (tidak dibungkus peritoneum). Permukaan dorsal disentuh oleh vasa deferentia dan vesiculae seminalis dan terpisah dari membrana prostatisoperitoneale (DENONVILLIER) dan fascia rectalis. menurut strukturnya dibagi : o Kelenjar : 50% o Otot polos : 25% o Jaringan ikat fibrotik : 25% Prostat terdiri dari 5 lobus : o Lobus anterior Terletak didepan uretra par prostatica, unsur kelenjar tidak berkembang. o Lobus lateral dextra dan sinistra paling berkembang menjadi BPH. Terletak sebelah lateral dari uretra pars prostatica o Lobus posterior bila membesar terjadi karsinoma prostat Bagian prostat yang berhadapan dengan rectum, berkembang dari dinding dorsal uretra. Terletak dibawah ductus ejakulatorius. o Lobus media sering terjadi BPH Berkembang dari dinding posterior uretra pars prostatica. Terletak diatas ductus ejakulatorius. Perdarahan dari A. Vesicalis inferior cabang dari A. Iliaca interna. Plexus venosa prostatica menerima darah dari V. Dorsalis penis dan mengalirkannya ke V. Iliaca interna. 1.2 Mikroskopik Glandula prostat tebalnya kurang lebih 2 cm, dan panjangnya 3 cm, lebarnya 4 cm, dan berat 20 gram. Terdiri atas 30-50 kelenjar tubulus alveolar yang mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Terbenam dalam stroma yang terutana terdiri dari otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat kolagen dan serat elastin. Otot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis dan kuat serta melekat pada stroma. 1

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) Jenis epitelnya berlapis atau bertingkat dan bervariasi dari silindris sampai kubus rendah tergantung pada status endokrin dan kegiatan kelenjar. Sekret mengandung fostatase asam. Konkremen (corpora amylacea): kondensasi sekret yang mengkin mengalami perkapuran. 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi prostat Fungsi Prostat adalah menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. Fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat. Kelenjar ini menghasilkan sekresi yang penyalurannya dari testis secara kimiawi dan fisiologis sesuai kebutuhan spermatozoa. Sewaktu perangsangan seksual, prostat mengeluarkan cairan encer seperti susu yang mengandung berbagai enzim dan ion ke dalam duktus ejakulatorius. Cairan ini menambah volume cairan vesikula seminalis dan sperma. Cairan prostat bersifat basa (alkalis). Sewaktu mengendap di cairan vagina wanita, bersama dengan ejakulat yang lain, cairan ini dibutuhkan karena motilitas sperma akan berkurang dalam lingkungan dengan pH rendah. 3. Memahami dan menjelaskan beningna prostat hiperplasia 3.1 Definisi dan epidemiologi Hiperplasia adalah penambahan ukuran suatu jaringan yang disebabkan oleh penambahan jumlah sel pembentuknya. Hiperplasia prostat adalah pembesanan prostat yang jinak bervariasi berupa hiperplasia kelenjar atau hiperplasia fibromuskular. Namun orang sering menyebutnya dengan hipertropi prostat namun secara histologi yang dominan adalah hiperplasia. Hiperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum usia 40 tahun.Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai pubertas, dimana pada selang waktu tersebut terjadi peningkatan cepat dalam ukuran yang berkelanjutan sampai usia akhir 30-an.Pertengahan dasawarsa ke5, prostat bisa mengalami perubahan hiperplasia.Berdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan pada usia 30-40tahun. Bila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologi anatomi. Pada priausia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50% dan pada usia 80 tahun sekitar 80%. Sekitar 50% dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan tanda klinik . Dari beberapa autopsi dalam ukuran prostat dan insiden histologi hiperplasia prostat, mereka melaporkan bahwa prostat tumbuh dengan cepat selama masa remaja sampai ukuran dewasa dalam tiga dekade dan pertumbuhan melambat sampai laki-laki mencapai usianya yang ke 40 dan 50 tahun, mulai memasuki pertumbuhan yang makin lama makin besar. Mereka juga menetapkan insiden hiperplasia prostat makinmeningkat dengan meningkatnya usia dimulai dari dekade ke-3 kehidupan dan menjadi sangat besar pada waktuusia 80-90 tahun.Tidak ada bukti yang meyakinkan mengenai korelasi antara faktorfaktor lain selain usia dalam peningkatan kejadian BPH.

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) Merokok juga diduga sebagai faktor yang berhubungan dengan prostatektomi,namun ras, habitus, riwayat vasektomi, kebiasaan seksual dan penyakitpenyakit lain serta obat-obatan belum ditemukan mempunyai korelasi dengan peningkatan kejadian BPH. 3.2 Etiologi Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua).11 Beberapa teori atau hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat adalah: Teori Hormonal Selain androgen (testosteron/DHT), estrogen juga berperan untuk terjadinya BPH. Dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan hormonal, yaitu antara hormon testosteron dan hormon estrogen, karena produksi testosteron menurun dan terjadi konversi testosteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa di perifer dengan pertolongan enzim aromatase, dimana sifat estrogen ini akan merangsang terjadinya hiperplasia pada stroma, sehingga timbul dugaan bahwa testosteron diperlukan untuk inisiasi terjadinya proliferasi sel tetapi kemudian estrogenlah yang berperan untuk perkembangan stroma. Kemungkinan lain ialah perubahan konsentrasi relatif testosteron dan estrogen akan menyebabkan produksi dan potensiasi faktor pertumbuhan lain yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran prostat. Dari berbagai percobaan dan penemuan klinis dapat diperoleh kesimpulan, bahwa dalam keadaan normal hormon gonadotropin hipofise akan menyebabkan produksi hormon androgen testis yang akan mengontrol pertumbuhan prostat. Dengan makin bertambahnya usia, akan terjadi penurunan dari fungsi testikuler (spermatogenesis) yang akan menyebabkan penurunan yang progresif dari sekresi androgen. Hal ini mengakibatkan hormon gonadotropin akan sangat merangsang produksi hormon estrogen oleh sel sertoli. Dilihat dari fungsional histologis, prostat terdiri dari dua bagian yaitu sentral sekitar uretra yang bereaksi terhadap estrogen dan bagian perifer yang tidak bereaksi terhadap estrogen. Teori Growth Factor (faktor pertumbuhan) Peranan dari growth factor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat. Terdapat empat peptic growth factor yaitu; basic transforming growth factor, transforming growth factor b1, transforming growth factor b2, dan epidermal growth factor. Teori Peningkatan Lama Hidup Sel-sel Prostat karena Berkurangnya Sel yang Mati. Kematian sel prostat (apotosis) pada sel prostat adalah mekanisme fsiologik untuk mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apotosis terjadi kondensasi dan fragmentasi sel yang selanjutnya sel sel yang mengalami apoptosis akan difagositosis oleh sel sel disekitarnya kemudian didegradasi oleh enzim lisososom.

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) Berkurangnya jumlah sel sel dalam prostat yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah sel sel dalam prostat secara keseluruhan menjadi meningkat sehingga menyebabkan petambahan massa prostat. Diduga hormon adrogen berperan dalam menghambat proses kematian sel karena setelah dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan aktivitas kematian sel kelenjar prostat. Estrogen diduga mampu memperpanjang usia sel prostat. Sedangkan faktor pertumbuhan TGB beta berperan dalam proses apotosis. Teori Sel Stem (stem cell hypothesis) Seperti pada organ lain, prostat dalam hal ini kelenjar periuretral pada seorang dewasa berada dalam keadaan keseimbangan steady state, antara pertumbuhan sel dan sel yang mati, keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan prostat yang dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berproliferasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel stem ini dapat bertambah sehingga terjadi proliferasi lebih cepat. Terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi atau proliferasi sel stroma dan sel epitel kelenjar periuretral prostat menjadi berlebihan. Teori Dihydro Testosteron (DHT) Testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig pada testis (90%) dan sebagian dari kelenjar adrenal (10%) masuk dalam peredaran darah dan 98% akan terikat oleh globulin menjadi sex hormon binding globulin (SHBG). Sedang hanya 2% dalam keadaan testosteron bebas. Testosteron bebas inilah yang bisa masuk ke dalam target cell yaitu sel prostat melewati membran sel langsung masuk kedalam sitoplasma, di dalam sel, testosteron direduksi oleh enzim 5 alpha reductase menjadi 5 dyhidro testosteron yang kemudian bertemu dengan reseptor sitoplasma menjadi hormone receptor complex. Kemudian hormone receptor complex ini mengalami transformasi reseptor, menjadi nuclear receptor yang masuk kedalam inti yang kemudian melekat pada chromatin dan menyebabkan transkripsi m-RNA. RNA ini akan menyebabkan sintese protein menyebabkan terjadinya pertumbuhan kelenjar prostat. Teori Reawakening Mc Neal tahun 1978 menulis bahwa lesi pertama bukan pembesaran stroma pada kelenjar periuretral (zone transisi) melainkan suatu mekanisme glandular budding kemudian bercabang yang menyebabkan timbulnya alveoli pada zona preprostatik. Persamaan epiteleal budding dan glandular morphogenesis yang terjadi pada embrio dengan perkembangan prostat ini, menimbulkan perkiraan adanya reawakening yaitu jaringan kembali seperti perkembangan pada masa tingkat embriologik, sehingga jaringan periuretral dapat tumbuh lebih cepat dari jaringan sekitarnya, sehingga teori ini terkenal dengan nama teori reawakening of embryonic induction potential of prostatic stroma during adult hood. Selain teori-teori di atas masih banyak lagi teori yang menerangkan tentang penyebab terjadinya BPH seperti, teori tumor jinak, teori rasial dan faktor sosial, teori infeksi dari zat-zat yang belum diketahui, teori yang berhubungan dengan aktifitas hubungan seks, teori peningkatan kolesterol, dan Zn yang kesemuanya tersebut masih belum jelas hubungan sebab-akibatnya. 4

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) 3.3 Patofisiologi Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan urin, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari bulibuli berupa hipertrofi otot detrusor,trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi. Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejala-gejala prostatismus.Dengan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravesikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter.Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter,hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal. Pada BPH terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk terjadinya gejala yaitu komponen mekanik dan komponen dinamik. Komponen mekanik ini berhubungan dengan adanya pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga terjadi gangguan aliran urine(obstruksi infra vesikal) sedangkan komponen dinamik meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya,yang merupakan alpha adrenergik reseptor. Stimulasi pada alpha adrenergik reseptor akan menghasilkan kontraksi otot polos prostat ataupun kenaikan tonus. Komponen dinamik ini tergantung dari stimulasi syaraf simpatis, yang juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik.

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) 3.4 Manifestasi klinis Gejala hiperplasia prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan di luar saluran kemih. Gejala pada saluran kemih bagian bawah Keluhan pada saluran kemih sebelah bawah ( LUTS ) terdiri atas gejala obstruktif dan gejala iritatif. Gejalaobstruktif disebabkan oleh karena penyempitan uretra pars prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama sehingga kontraksi terputusputus. Gejalanya ialah : Harus menunggu pada permulaan miksi ( Hesistancy) Pancaran miksi yang lemah (weak stream) Miksi terputus ( Intermittency) Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling) Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete bladder emptying ) Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga faktor,yaitu : Volume kelenjar periuretral Elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat Kekuatan kontraksi otot detrusor Tidak semua prostat yang membesar akan menimbulkan gejala obstruksi, sehingga meskipunvolume kelenjar periurethral sudah membesar dan elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat menurun, tetapi apabila masih dikompensasi dengan kenaikan daya kontraksi otot detrusor makagejala obstruksi belum dirasakan. Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaria yang tidak sempurna pada saatmiksi atau disebabkan oleh hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran prostat menyebabkanrangsangan pada vesica, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun belum penuh.Gejalanya ialah : Bertambahnya frekuensi miksi ( Frequency) Nokturia Miksi sulit ditahan (Urgency) Disuria (Nyeri pada waktu miksi) Gejala-gejala tersebut diatas sering disebut sindroma prostatismus. Secara klinis derajat beratgejala prostatismus itu dibagi menjadi : Grade I : Gejala prostatismus + sisa kencing <> Grade II : Gejala prostatismus + sisa kencing > 50 ml Grade III: Retensi urin dengan sudah ada gangguan saluran kemih bagian atas + sisa urin > 150 ml Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih sebelah bawah, WHO menganjurkan klasifikasi untuk menentukan berat gangguan miksi yang disebut Skor Internasional Gejala Prostat atau I -PSS ( International Prostatic Symptom Score). Sistem skoring I-PSS terdiri atas tujuh pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi ( LUTS ) dan satu pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Setiap pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan 6

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) miksi diberi nilai 0 sampai dengan 5, sedangkan keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi nilai dari 1 hingga 7.Dari skor I-PSS itu dapat dikelompokkan gejala LUTS dalam 3 derajat, yaitu: o Ringan : skor 0-7 o Sedang : skor 8-19 o Berat : skor 20-35 Timbulnya gejala LUTS merupakan menifestasi kompensasi otot vesica urinaria untuk mengeluarkan urin. Pada suatu saat otot-otot vesica urinaria akan mengalami kepayahan (fatique) sehingga jatuh kedalam fase dekompensasi yang diwujudkan dalam bentuk retensi urin akut. Timbulnya dekompensasi vesica urinaria biasanya didahului oleh beberapa faktor pencetus, antara lain: o Volume vesica urinaria tiba-tiba terisi penuh yaitu pada cuaca dingin, menahan kencing terlalu lama, mengkonsumsi obat-obatan atau minuman yang mengandung diuretikum (alkohol, kopi) dan minum air dalam jumlah yang berlebihan o Massa prostat tiba-tiba membesar, yaitu setelah melakukan aktivitas seksual atau mengalami infeksi prostat akut o Setelah mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan kontraksi otot detrusor atau yang dapat mempersempit leher vesica urinaria, antara lain: golongan antikolinergik atau alfa adrenergik 3.5 Pemeriksaan dan diagnosis banding Anamnesis : gejala obstruktif dan gejala iritatif Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan colok dubur dapat memberikan gambaran tentang keadaan tonus spingter ani, reflek bulbo cavernosus, mukosa rektum, adanya kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan tentu saja teraba prostat. Pada perabaan prostat harus diperhatikan : Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal) Adakah asimetris Adakah nodul pada prostate Apakah batas atas dapat diraba Sulcus medianus prostate Adakah krepitasi Colok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan prostat teraba membesar, konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, permukaan rata, lobus kanan dan kiri simetris, tidak didapatkan nodul, dan menonjol ke dalam rektum. Semakin berat derajat hiperplasia prostat, batas atas semakin sulit untuk diraba. Sedangkan pada carcinoma prostat, konsistensi prostat keras dan atau teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak simetris. Sedangkan pada batu prostat akan teraba krepitasi.Pemeriksaan fisik apabila sudah terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang-kadang ginjal dapat teraba dan apabila sudah terjadi pielonefritis akan disertai sakit pinggang dannyeri ketok pada pinggang. 7

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) Vesica urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total, daerah inguinal harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. Genitalia eksterna harus pula diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan gangguan miksi seperti batu di fossa navikularis atau uretra anterior, fibrosis daerah uretra, fimosis, condilomadi daerah meatus.Pada pemeriksaan abdomen ditemukan kandung kencing yang terisi penuh dan teraba masakistus di daerah supra simfisis akibat retensio urin dan kadang terdapat nyeri tekan supra simfisis. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium berperan dalam menentukan ada tidaknya komplikasi. Darah : - Ureum dan Kreatinin o Elektrolit o Blood urea nitrogen o Prostate Specific Antigen (PSA) o Gula darah2. Urin : - Kultur urin + sensitifitas test o Urinalisis dan pemeriksaan mikroskopik o Sedimen Sedimen urin diperiksa untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan.Faal ginjal diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas. Sedangkan gula darah dimaksudkan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit diabetes mellitus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada vesica urinaria. Pemeriksaan pencitraan Foto polos abdomen (BNO) BNO berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat dan kadang kala dapat menunjukkan bayangan vesica urinaria yang penuh terisi urin, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine. Selain itu juga bisa menunjukkan adanya hidronefrosis, divertikel kandung kemih atau adanya metastasis ke tulang dari carsinoma prostat. Pielografi Intravena (IVP) Pemeriksaan IVP dapat menerangkan kemungkinan adanya: o kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter atau hidronefrosis2 o memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan oleh adanya indentasi prostat(pendesakan vesica urinaria oleh kelenjar prostat) atau ureter di sebelah distal yang berbentuk seperti mata kail atau hooked fish. o penyulit yang terjadi pada vesica urinaria yaitu adanya trabekulasi, divertikel, atausakulasi vesica urinaria4. o foto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin 8

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) Sistogram retrograd Apabila penderita sudah dipasang kateter oleh karena retensi urin, maka sistogram retrograddapat pula memberi gambaran indentasi. USG secara transrektal (Transrectal Ultrasonography = TURS)Untuk mengetahui besar atau volume kelenjar prostat, adanya kemungkinan pembesaran prostatmaligna, sebagai petunjuk untuk melakukan biopsi aspirasi prostat, menentukan volume vesicaurinaria dan jumlah residual urine, serta mencari kelainan lain yang mungkin ada di dalam vesica urinaria seperti batu, tumor, dan divertikel. Pemeriksaan Sistografi Dilakukan apabila pada anamnesis ditemukan hematuria atau pada pemeriksaan urine ditemukanmikrohematuria. Sistografi dapat memberikan gambaran kemungkinan tumor di dalam vesic aurinaria atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen di dalam vesica. Selain itu juga memberi keterangan mengenai basar prostat dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjolan prostat ke dalam uretra. MRI atau CT jarang dilakukan Digunakan untuk melihat pembesaran prostat dan dengan bermacam macam potongan. Pemeriksaan Lain Uroflowmetri Untuk mengukur laju pancaran urin miksi. Laju pancaran urin ditentukan oleh : - daya kontraksi otot detrusor - tekanan intravesica - resistensi uretra Angka normal laju pancaran urin ialah 10-12 ml/detik dengan puncak laju pancaranmendekati 20 ml/detik. Pada obstruksi ringan, laju pancaran melemah menjadi 6 8 ml/detik dengan puncaknya sekitar 11 15 ml/detik. Semakin berat derajat obstruksi semakin lemah pancaran urin yang dihasilkan. Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow Studies) Pancaran urin melemah yang diperoleh atas dasar pemeriksaan uroflowmetri tidak dapatmembedakan apakah penyebabnya adalah obstruksi atau daya kontraksi otot detrusor yangmelemah. Untuk membedakan kedua hal tersebut dilakukan pemeriksaan tekanan pancarandengan menggunakan Abrams-Griffiths Nomogram. Dengan cara ini maka sekaligus tekanan intravesica dan laju pancaran urin dapat diukur. Pemeriksaan Volume Residu Urin Volume residu urin setelah miksi spontan dapat ditentukan dengan cara sangat sederhana dengan memasang kateter uretra dan mengukur berapa volume urin yang masih tinggal atau ditentukan dengan pemeriksaan ultrasonografi setelah miksi, dapat pula dilakukan dengan membuat foto post voiding pada waktu membuat IVP. Pada orang normal sisa urin biasanya kosong, sedang pada retensi urin total sisa urin dapat melebihi kapasitas normal vesika. Sisa urin lebih dari 9

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) 100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi pada penderita prostat hipertrofi. Diagnosis banding Kelemahan detrusor kantung kemih : o kelainan medula spinalis o neuropatia diabetes mellitus o pasca bedah radikal di pelvis o farmakologik Kandung kemih neuropati, disebabkan oleh: o kelainan neurologik o neuropati perifer o diabetes mellitus o alkoholisme o farmakologik (obat penenang, penghambat alfa dan parasimpatolitik) Obstruksi fungsional: o dis-sinergi detrusor-sfingter terganggunya koordinasi antara kontraksi detrusor dengan relaksasi sfingter o ketidakstabilan detrusor Kekakuan leher kandung kemih: o Fibrosis Resistensi uretra yang menigkat dikarenakan: o hiperplasia prostat jinak atau ganas o kelainan yang menyumbatkan uretra o uretralitiasis o uretritis akut atau kronik Prostatitis akut atau kronik 3.6 Tatalaksana Ada beberapa pilihan terapi pasien BPH, dimana terapi spesifik dapat diberikan untuk pasien kelompok tertentu. Untuk pasien dengan gejala ringan (symptom score0-7), dapat dengan hanya dilakukan watchful waiting . Terapi paling akhir yang dilakukan adalah operasi. Indikasi absolut dilakukan operasi adalah : Retensi urin berulang (berat), yaitu retensi urin yang gagal dengan pemasangan kateter urin sedikitnyasatu kali. Infeksi saluran kencing berulang. Gross hematuria berulang. Batu buli-buli. Insufisiensi ginjal. Divertikula buli-buli. Watchful waiting Watchful waiting merupakan penatalaksanaan pilihan untuk pasien BPH dengan symptom score ringan (0-7).Besarnya risiko BPH menjadi lebih berat dan munculnya komplikasi tidak dapat ditentukan pada terapi ini,sehingga pasien dengan gejala BPH ringan menjadi 10

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) lebih berat tidak dapat dihindarkan, akan tetapi beberapa pasien ada yang mengalami perbaikan gejala secara spontan. Medikamentosa Penghambat alfa (alpha blocker ) Prostat dan dasar buli-buli manusia mengandung adrenoreseptor-1, dan prostat memperlihatkan responmengecil terhadap agonis. Komponen yang berperan dalam mengecilnya prostat dan leher buli-buli secara primer diperantarai oleh reseptor 1a. Penghambatan terhadap alfa telah memperlihatkan hasil berupa perbaikansubjektif dan objektif terhadap gejala dan tanda ( sing and symptom) BPH pada beberapa pasien. Penghambatalfa dapat diklasifikasikan berdasarkan selektifitas reseptor dan waktu paruhnya Penghambat 5-Reduktase (5-Reductase inhibitors) Finasteride adalah penghambat 5-Reduktase yang menghambat perubahan testosteron menjadidihydratestosteron. Obat ini mempengaruhi komponen epitel prostat, yang menghasilkan pengurangan ukurankelenjar dan memperbaiki gejala. Dianjurkan pemberian terapi ini selama 6 bulan, guna melihat efek maksimalterhadap ukuran prostat (reduksi 20%) dan perbaikan gejala-gejala. Terapi Kombinasi Terapi kombinasi antara penghambat alfa dan penghambat 5-Reduktase memperlihatkan bahwa penurunan symptom score dan peningkatan aliran urin hanya ditemukan pada pasien yang mendapatkan hanya Terazosin.Penelitian terapi kombinasi tambahan sedang berlangsung. Fitoterapi Fitoterapi adalah penggunaan tumbuh-tumbuhan dan ekstrak tumbuhtumbuhan untuk tujuan medis.Penggunaan fitoterapi pada BPH telah popular di Eropa selama beberapa tahun. Mekanisme kerja fitoterapitidak diketahui, efektifitas dan keamanan fitoterapi belum banyak diuji. Operasi konvensional Transurethral resection of the prostate (TURP) Sembilan puluh lima persen simpel prostatektomi dapat dilakukan melalui endoskopi. Umumnya dilakukandengan anastesi spinal dan dirawat di rumah sakit selama 1-2 hari. Perbaikan symptom score dan aliran urindengan TURP lebih tinggi dan bersifat invasif minimal. Risiko TURP adalah antara lain ejakulasi retrograde(75%), impoten (5-10%) dan inkotinensia urin (<1%).>(2). Transurethral incision of the prostate. Pasien dengan gejala sedang dan berat, prostat yang kecil sering terjadi hiperplasia komisura posterior (menaikan leher buli-buli). Pasien dengan keadaan ini lebih mendapat keuntungan dengan insisi prostat.Prosedur ini lebih cepat dan kurang menyakitkan dibandingkan TURP. Retrograde ejakulasi terjadi pada 25% pasien. Open simple prostatectomy Jika prostat terlalu besar untuk dikeluarkan dengan endoskopi, maka enukleasi terbuka diperlukan. Kelenjar lebih dari 100 gram biasanya 11

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) dipertimbangkan untuk dilakukan enukleasi.Open prostatectomy juga dilakukan pada BPH dengan divertikulum buli-buli, batu buli-buli dan pada posisi litotomi tidak memungkinkan. Open prostatectomy dapat dilakukan dengan pendekatan suprapubik ataupun retropubik . Terapi minimal invasif Laser Dua sumber energi utama yang digunakan pada operasi dengan sinar laser adalah YAG dan holomium: YAG.Keuntungan operasi dengan sinar laser adalah: o Kehilangan darah minimal. o Sindroma TUR jarang terjadi. o Dapat mengobati pasien yang sedang menggunakan antikoagulan. o Dapat dilakukan out patient procedure. Kerugian operasi dengan laser o Sedikit jaringan untuk pemeriksaan patologi. o Pemasangan keteter postoperasi lebih lama. o Lebih iritatif. o Biaya besar Transurethral electrovaporization of the prostate Transurethral electrovaporization of the prostate menggunakan resektoskop. Arus tegangan tinggi menyebabkan penguapan jaringan karena panas, menghasilkan cekungan pada uretra pars prostatika.Prosedurnya lebih lama dari TUR. Hyperthermia Hipertermia dihantarkan melaluli kateter transuretra. Bagian alat lainnya mendinginkan mukosa uretra. Namun jika suhu lebih rendah dari 45C, alat pendingin tidak diperlukan. Transurethal needle ablation of the prostate Transurethal needle ablation of the prostate menggunakan kateter khusus yang akan melaluli uretra. High Intensity focused ultrasound High Intensity focused ultrasound berarti melakukan ablasi jaringan dengan panas. Untrasound probeditempatkan pada rektum. Intraurethral stents Intraurethral stents adalah alat yang ditempatkan pada fossa prostatika dengan endoskopi dan dirancang untuk mempertahankan uretra pars prostatika tetap paten. Transurethral balloon dilation of the prostate Balon dilator prostat ditempatkan dengan kateter khusus yang dapat melebarkan fossa prostatika dan leher buli- buli. Lebih efektif pada prostat yang ukurannya kecil (<40>3). Teknik ini jarang digunakan sekarang ini.

12

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 (A10) SKENARIO 3 BLOK URIN (BENIGNA HIPERPLASIA PROSTAT) 3.7 Komplikasi Dilihat dari sudut pandang perjalanan penyakitnya, hiperplasia prostat dapat menimbulkankomplikasi sebagai berikut : Inkontinensia Paradoks Batu Kandung Kemih Hematuria Sistitis Pielonefritis Retensi Urin Akut Atau Kronik Refluks Vesiko-Ureter Hidroureter Hidronefrosis Gagal Ginjal 3.8 Prognosis Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya cenderung meningkat. Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat. Menurut penelitian, kanker prostat merupakan kanker pembunuh nomer 2 pada pria setelah kanker paru-paru5. BPH yang telah diterapi juga menunjukkan berbagai efek samping yang cukup merugikan bagi penderita. 3.9 Pencegahan Banyak mengkonsumsi vitamin A, E, dan C, antioksidan yang berperan penting dalam mencegah pertumbuhan sel kanker, karena menurut penelitian, 5-10% kasus BPH dapat berkembang menjadi kanker prostat. Vitamin B1, B2, dan B6, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ tubuh lain tidak terlalu berat Mengurangi makanan kaya lemak hewan Meningkatkan makanan kaya lycopene (dalam tomat), selenium (dalam makanan laut), vitamin E, isoflavonoid (dalam produk kedelai) Makan sedikitnya 5 porsi buah dan sayuran sehari Berolahraga secara rutin Pertahankan berat badan ideal Jangan sering manahan air kencing 4. Hukum pemeriksaan BPH dalam islam (colok dubur)

http://www.scribd.com/doc/85041860/Anatomi-Dan-Fisiologi-Prostat Purnomo B.P.2011. Buku Kuliah Dasar - Dasar Urologi edisi 3.Jakarta : CV.Sagung Seto http://www.scribd.com/doc/36495395/27/Fisiologi-Prostat http://www.scribd.com/doc/60766535/Anatomi-Dan-Histologi-Prostat Sofwan,Ahmad.Syam, Edward. 2012. Systema Urogenitale. Jakarta : FK YARSI

13

Anda mungkin juga menyukai