CARDIAC CENTRE
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Laboratorium Cek darah rutin B. Foto toraks Jantung sedikit membesar, terdapat pembesaran atrium kiri, ventrikel kiri dan kanan. A Pulmonalis dapat normal atau melebar dan vaskuarisasi paru-paru bertambah. C. EKG Pada VSD kecil gambaran EKG normal sedangkan VSD sedang terdapat pembesaran RVH atau RVH dan LVH D. Echocardiography
TERAPI Bila terdapat tanda-tanda payah jantung : diberikan obat-obat anti kongestif VSD besar dengan hipertensi pulmonal dilakukan pembedahan pada umur 5 15 tahun
Aksis jantung : RAD Bila disertai PVO atau PS dapat ditemukan RVH
TERAPI - Bila terdapat tanda-tanda payah jantung : diberikan obat-obat anti kongestif - Pembedahan bila rasio aliran darah paru : sistemik lebih besar daripada 2:1 - Pada 30 % kasus dapat menutup spontan sehingga dianjurkan pengobatan secara konservatif selama 10 tahun.
HEMODINAMIK Duktus arteriosus menghubungkan arteri pulmonalis dan aorta pada bagian distal dari pada tempat percabangan arteri subklavia kiri. Aliran darah melalui duktus menyebabkan terdengar bising sepanjang sistole dan diastole (bising kontinu). Bila tahanan vascular paru-paru lebih besar dari pada vascular sistemik, maka terjadi pirau kanan ke kiri dan bising diastolik tidak terdengar.
TANDA KLINIS 1. Biasanya asimptomatik pada tipikal PDA (simple PDA) 2. Tubuh biasanya kecil dan kurus 3. Berkeringat banyak 4. Sering menderita radang saluran pernafasan berulang 5. Pirau besar: dyspnu, toleransi kerja berkurang, pulsus celer 6. Toraks kiri menonjol 7. LVA meningkat 8. Thrill pada LSB II 9. Bunyi jantung I normal, bunyi jantung II split 10. Bising kontinu pada LSB II 11. Nadi teraba bounding
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium Cek darah rutin B. Foto toraks Bila pirau kecil maka ukuran jantung tidak membesar, tetapi bila pirau besar adat anda pembesaran atrium kiri dan ventrikel kiri, arteri pulmon alis melebar, aorta dan arkus aorta membesar dan vaskularisasi paru bertambah. C. EKG 1. Dapat normal atau LVH 2. Pirau besar ada bentuk LAE D. Echocardiography Dapat menunjukkan besarnya defek dan arah pirau.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN 1. DR 2. Difteri 3. Penyakit jantung Anemik PJB : bagian hematologi : kateterisasi : ASTO, C-reactive protein : SGOT, SGPT, LDH, CPK, biakan direct smear
PENGOBATAN PAYAH JANTUNG 1. Digitalisasi (lihat skema) a. Loading dose Digoxin 0.03 0.05 mg/kg/24 jam im (dosis oral: 4/3 x dosis parenteral) b. Maintenance dose Digoxin 0.01 mg/kg/24 jam oral c. Diuretik Furosemid 1 mg/kg/hari im 2 3 mg/kh/hari (oral) d. KCL e. Oksigen f. Posisi setengah duduk (45o) g. Diet Makanan lunak, rendah garam (intake dijamin) h. Istirahat/kurangi kegiatan jantung 75 mg/kg/hari
Loading dose
maintenance
8 jam
8 jam
8 jam
dose
dosis I
dosis II
kp dosis (IV)
PENGOBATAN PAYAH JANTUNG REFRAKTER (terhadap digitalis + diuretik) 1. Dapat ditambahkan Kaptopril 2. Dosis : 0.3 mg/kgBB/hari 3. Anak besar 6.25 mg/hari, dosis dapat dinaikkan sampai 12-25 mg/hari, dibagi 3 x pemberian
PENGOBATAN PENYAKIT PRIMER 1. PJR 2. Difteri 3. PJA 4. PEM berat : Protokol : Protokol Subdivisi Infeksi : Protokol Subdivisi Hematologi : Protokol Subdivis iGizi Natrium dibatasi sampai 60 mEq/l 5. PJB : Protokol
INTOKSIKASI DIGITALIS 1. Tanda-tanda Muntah, sakit kepala, ganggan virus, bradikardi, perubahan rekaman EKG 2. Pengobatan a. Digitalis dihentikan b. Kalium : 1 2 gr/hari, per oral
c. Pada keracunan berat, infus Kalium kurang dari 80 mEq/L dengan kecepatan 0.3 mEq/jam
d. Atropin
e. Digitalis dosis lebih rendah diberikan setelah tidak ada tanda-tanda intoksikasi
DAFTAR RUJUKAN 1. Amrin Alkamar dan Pelupessy J Mch Penatalaksanaan gagal jantung pada anak 2. Crozier and Ikram H. Management of chronic heart failure Medical Progress 1987;14:55-61 3. Hoffman JIE, Hanger P Congestive heart failure.In:Pascoe DJ, Grossman M, eds Pediatric emergencies. 1s ed. Philadelphia,Toronto:JB Lippincott Co, 1973:125-8 4. Kaplan S, Gaum WE, Benzing G, Meyer RA, Schwartz DC. Therapeutic advances in pediatric cardiology. Pediatric Clin North Am 1978;25:891-907 5. Lue HC, Wu MH, Cheng SJ, Hsieh BS Angiotensin converting wnzyme inhibitor (Captopril) in the treatment of congestive heart failure in infant and children (Abstracts). XVII International Congress of Paediatrics, Manila 1983 6. Nadas AS Pediatric cardiology. 2nd ed. Philadelphia, London:WB Saunders Co, 1969:309-2 7. Standar Operasional Prosedur Pelayanan Medik. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. 2003
PROTOKOL PENATALAKSANAAN DEMAM REMATIK (DR) DAN PENYAKIT JANTUNG REMATIK (PJR)
DEFINISI Demam rematik (DR) adalah sindrom klinis yang ditandai dengan satu atau lebih tanda manifestasi mayor Jones dan mempunyai cirri khas untuk kambuh.
ETIOLOGI Etiologi penyakit berhubungan dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman streptokokus beta-hemolitikusgrup A (SBHA) yang diderita sebelumnya.
Manifestasi Mayor 1. Karditis - Adanyabising: a. Sistolik b. Middiastolik di apekskordis c. Diastolik di basal - Bising yang berubah a. Kardiomegali b. Perikarditis c. Gagal jantung 2. Poliartritis migrans 3. Korea Sydenham 4. Nodul Subkutan 5. Eritema marginatum Klinik
Manifestasi Minor
3. Demam 4. Artralgia 5. Riwayat DR/PJR Laboratorik Fase akut : LED meninggi CRP positif Leukositosis
Ditambah
Bukti adanya infeksi streptokokus sebelumnya (titer ASTO atau titer antibody streptokokus lainnya meningkat, ditemukan kuman streptokokus beta-hemolitikus grup A pada biakan tenggorok atau baru menderita demam Scarlet)
Ditemukan 2 manifestasi mayor atau 1 manifestasi mayor ditambah 2 manifestasi minor, didukung bukti infeksi SBHA berarti kemungkinan besar terdapat DR. Bila tidak didukung bukti tersebut, diagnosis DR diragukan, kecuali pada DR dengan periodelaten yang lama (korea Sydenham atau karditis ringan). 2. Kriteria WHO a. Korea Sydenham : (tak ada kelainan otak / penyebab lain) b. Karditis onset lambat : Sakit berat (letargi, malaise, nafsu makan menurun) Tanda radang akut (lekosit meningkat, LED meningkat) EKHO : Karditis (katub kaku/vegetasi), tidak ada penyebab lain Payah jantung
c. Demam rematik rekuren : PJR berlangsung 2 bulan tanpa pengobatan simptomatik 1 mayor atau demam, artralgia, tanda radang akut a+b+c a+b = tidak perlu 2 mayor / 1 mayor + 2 minor = tidak perlu SBHA
PENATALAKSANAAN 1. Pengelolaan Medis : a. Perawatan tirah baring dan reaktivasi b. Eradikasi kuman streptokokus c. Penggunaan obat anti radang d. Pengobatan korea e. Pengobatan sekuele f. Diet bergizi tinggi, cukup kalori, protein,dan vitamin 2. Intervensi invasive / Intervensi bedah
Terhadap kasus-kasus dengan kerusakan katub yang membutuhkan valvulotomi maupun perbaikan katub atau perbaikan katub dilakukan di rumah sakit tipe A.
4 minggu
4 minggu
6 minggu
6 minggu
> 6 minggu
12 minggu
Pengobatan eradikasi kuman diikuti segera dengan profilaksis sekunder KELOMPOK KLINIS I. Artritis (+) Karditis (-) ERADIKASI Penisilin Prokain 10 hari BB > 30 kg : 1.2 juta U IM PP : BB < 30 kg 600.000 900.000 U PROFILAKSIS SEKUNDER Penisilin Long acting 1,2 juta U IM sejakharike 11 tiap 3 minggu, selama 5 tahun
Idem
III. Karditis (+) Kardiomegali (+) IV. Karditis (+) Gagal jantung (+) Alternatif lain Alergi Penisilin
Idem
Idem
Penisilin oral 2x250 mg Sulfa < 12 tahun : 2x250 mg > 12 tahun : 2x500 mg
Obat anti radang bekerja sebagai anti inflamasi dan analgesik KELOMPOK KLINIS I. Artritis (+) Karditis (-) II. Karditis (+) Kardiomegali (-) III. Karditis (+) Kardiomegali (+) IV. Karditis (+) Gagal jantung (+) PENGOBATAN Salisilat 100 mg/kg BB/hari, 2 minggu diteruskan 75 mg/kgBB/hari, selama 4 6 minggu Prednison 2 mg/kgBB/hari, 2 minggu kemudian tapering 2 minggu dan diteruskan Salisilat 75 mg/kg BB/hari, selama 6 minggu
Pengobatan Korea : Diatasi dengan klorpromazin, dosis 1 mg/kg BB/hari. Dapat pula digunakan diazepam dengan dosis 0.5 mg/kg BB/hari atau haloperidol.
Pengobatan Sekuele : Tergantung keadaan klinisnya mungkin diperlukan diuretik, kardiotonik atau vasodilator maupun antikoagulan sebelum dilakukan intervensi. Diet bergizi tinggi, cukup kalori, protein dan vitamin
PENGAMATAN LANJUT
1. Fisis Tanda-tanda manifestasi mayor dan minor 2. Laboratorium a. Leukosit, laju endap darah, Hb diperiksa seminggu sekali. b. CRP dan ASTO diulang 3-4 minggu kemudian apabila pemeriksaan pertama menunjukkan nilai normal. 3. Elektrokardiografi Dilakukan seminggu sekali 4. Fototoraks Waktu masuk rumah sakit, kalau perlu sebelum dipulangkan atau terdapat perburukan klinis 5. Echcoardiography Minimal dilakukan 2 kali, yaitu waktu masuk dan waktu pulang
DAFTAR RUJUKAN
1. Bambang Madiyono Penatalaksanaan medis demam reumatik dan penyakit jantung reumatik di Bagian IKA FKUI / RSCM. Lokakarya tentang permasalahan demam reumatik dan penyakit jantung reumatik di Indonesia. Jakarta : Asian Society of Pediatric Cardiology, 1988 2. Kaplan EL Acute Rheumatic Fever. Pediatr Clin North Amer 1978;25:817-29 3. Nadas AS, ed. Pediatric Cardiology, 2nd ed. Philadelphia, London:WB Saunders Co, 1969:171-93 4. Taranta A and Markowitz M Rheumatic Fever A guide to its recognition, prevention and cure Boston, Lancaster, The Haque:International Medical Publishers, 1981:71-91 5. Report of a WHO Study Group Rheumatic fever and rheumatic heart disease Technical report series 1988;No. 764:5-58 6. Standar Operasional Prosedur Pelayanan Medik. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. 2003