TRANSMISI DAN REFLEKSI PADA BIDANG NORMAL 1. Gelombang Datang dengan Sudut Normal terhadap Bidang Batas
Dengan
(1.1) (1.2)
(1.3)
Gelombang datang dengan sudut normal terhadap bidang batas Anggaplah ada bidang pembatas antara dua medium linear yang berbeda. Sebuah gelombang datang dengan frekuensi , merambat pada medium 1 searah dengan sumbu
x positif mendekati bidang batas dari arah kiri, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1:
(1.4)
(1.5)
(1.6)
(1.7)
yang merambat berlawanan arah dengan gelombang datang namun tetap merambat pada medium1. Hal ini mengakibatkan vektor Poynting berbalik arah, sehingga BR bertanda negatif. 1 juga bertanda negatif karena arah rambat gelombang refleksi berlawanan dengan arah rambat gelombang datang . Selain itu akan terbentuk juga gelombang transmisi yang terus merambat pada medium 2.
(1.8)
(1.9)
Pada x = 0, kombinasi gelombang pada medium 1, EI + ER dan BI + BR harus kontinyu dengan gelombang yang berada pada medium 2, ET dan BT memenuhi syarat-syarat batas sebagai berikut
(1.10) (1.11)
(1.12)
(1.13)
(1.14)
Sebagian besar mineral di alam ini memiliki permeabilitas magnet yang hampir sama dengan nilai permeabilitas magnet di ruang vakum 0, sehingga dapat diasumsikan 1 = 2. Besar amplitudo gelombang refleksi dan amplitudo gelombang transmisi yangmasing-masing dinyatakan dalam gelombang datang berturut-turut sebagai berikut
datang,
(1.15)
(1.16)
(1.17)
Gambar 2. Gelombang datang dengan sudut Jika gelombang EM jatuh pada bidang batas dengan sudut datang tertentu, maka persamaan syarat batasnya menjadi
salah satu persamaan dinyatakan dalam komponen-y, maka persamaan lainnya harus dinyatakan dalam komponen-z. Gambar 2.2 menunjukkan model fenomena refleksi dan transmisi dengan sudut datang sembarang. Dari syarat batas (2.1) diperoleh
(2.5)
syarat batas (2.2) tidak memberikan kontribusi apa-apa, syarat batas (2.3) menjadi
syarat batas (2.4) menjadi
(2.6)
(2.7)
(2.8)
permitivitas medium, yaitu
(2.9)
Berdasarkan Hukum Snellius, faktor dapat dinyatakan dalam sudut datang dan
(2.10)
Rasio amplitudo gelombang refleksi dan transmisi terhadap gelombang datang dapat dinyatakan sebagai berikut
(2.11)
(2.12)
Kedua persamaan terakhir dikenal dengan Persamaan Fresnel. Berdasarkan kedua persamaan tersebut dapat dimengerti bahwa gelombang transmisi selalu sefase dengan gelombang datang, sedangkan gelombang refleksi akan sefase bila > , tetapi berlawanan fase bila < . Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3 Ketika gelombang datang bertemu dengan bidang batas dari arah normal (I = 0), maka = 1, dan hasil-hasil penurunan rumusnya sesuai dengan pembahasan terdahulu. Namun, yang paling menarik adalah ketika = , hal ini mengakibatkan hilangnya gelombang refleksi, dan yang tersisa hanya gelombang transmisi. Sudut datang yang menyebabkan fenomena tersebut disebut sudut Brewster, B
(2.13)
(2.14)
(2.15)
sehingga besar koefisien refleksi dan transmisi berturut-turut dapat ditentukan sebagai berikut
(2.16)
(2.17)