Anda di halaman 1dari 11

BAB II URAIAN TUGAS Identitas Pasien Nama Register Usia Alamat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan

Pernikahan Riwayat kehamilan HPHT : Ms. S : 10903140 : 52 tahun : Ds Mejasen RT 04 RW 05, Pandaan, Pasuruan : Perempuan : SD : Ibu Rumah Tangga : Menikah (1x), selama 23 tahun : P3003Ab000 : Menopause tahun 2010

Anamnesa Keluhan utama : Keputihan

Pasien mengeluh keluar keputihan sejak 4 bulan yang lalu, warna putih susu, agak banyak. Pada vagina terasa gatal dan tidak berbau. Pasien juga mengeluh merasa semakin sering ingin BAK.

Pasien telah mencoba obat salep Canesten yang dibeli sendiri dalam 2 minggu terakhir, rasa gatal sedikit berkurang namun rasa gatal tetap dirasakan. Pasien juga mencoba menggunakan betadine cair, namun rasa gatal tidak berkurang.

Riwayat

minum

obat-obatan

(-),

jamu-jamuan

(-),

trauma

(-),

penggunaaan produk pembersih genitalia (-). Riwayat BAK anyang-anyangan (-).

Riwayat menstruasi - Menarche : umur 12 tahun. - Siklus : teratur 30 hari. - Banyaknya : normal (3 pembalut/ hari) - Lamanya : 4-5 hari - HPHT : 2010 Riwayat pernikahan: Pasien menikah satu kali, selama 23 tahun. Pada tahun 2004 suami pasien meninggal. Setelahnya pasien tidak pernah melakukan coitus. Riwayat Persalinan: Pasien memiliki tiga anak. Anak pertama dan kedua lahir secara normal di dukun beranak. Anak ketiga lahir secara normal di bidan. Anak terakhir berusia 20 tahun. Riwayat penyakit dahulu : Pasien pernah mengalami hipertensi pada tahun 2010. Riwayat asma, Diabetes Mellitus dan penyakit jantung (-) Riwayat alergi obat atau makanan: (-) Riwayat merokok (-), minum minuman beralkohol (-), binatang peliharaan di rumah (-). Pemeriksaan fisik Keadaan umum Tanda-tanda vital Tekanandarah Nadi RR : Baik, Kesadaran : compos mentis (456) : 120/80 mmHg 84x/mnt 18x/mnt : anemis -/- icteric -/- cyanosis -/: C/ S1S2 tunggal, regular, Iktus palpable ICS V sinistra : P/ Simetris,suara paru vesikular, Rh Wh -

Kepala/leher Thorax

Abdomen Genital eksterna

: Flat, soefl, bising usus (+) normal, meteorism (-) : v/v Fluksus (-), Fluor (+): Keputihan Berwarna putih susu dan tidak berbau, tampak hiperemis.

Inspekulo

: v/v Fluksus (-), Fluor (+) minimal, POMP tertutup licin

VT

: v/v Fluksus (-), Fluor (+). POMP tertutup licin, Corpus uteri ante flexi: dalam batas normal , Adnexa Parametrium D/S Massa (-), nyeri (-), Cavum Douglasi tidak menonjol.

Diagnosis banding Candidiasis Bacterial Vaginosis Gonorrhea Syphilis Cervicitis

Rencana diagnosis Laboratorium : VVP

Tabel 1. Hasil Laboratorium VVP

JENIS PEMERIKSAAN

HASIL

SATUAN

NILAI RUJUKAN

Preparat Basah Trichomonas V Jamur Epithel Leukosit Eritrosit Sperma Lain lain Preparat Kering Diplococcus Gram Negatif Batang Gram Negatif Coccus Gram Positif Batang Gram Positif Coccobacil Clue cell Lain lain

Negatif Negatif + + Negatif Negatif -

LPB LPB LPB LPB LPB LPB LPB

Negatif Negatif Positif 1-3 Negatif Positif/Negatif

Tidak Ditemukan Positif (++) Tidak Ditemukan Tidak Ditemukan Tidak Ditemukan Tidak Ditemukan -

LPB LPB LPB LPB LPB LPB LPB

>30 Negatif

BAB III PERMASALAHAN

Diagnosis Kerja Vulvovaginitis non-spesifik ec bakteri batang gram negatif Penatalaksanaan Pasien diberikan obat minum, yaitu: 1. Clindamycin tab 2 x 300mg 2. Rob tab 1 x 1 Memberi penjelaskan (KIE) kepada pasien tentang: 1. Penyakit yang diderita, penatalaksanaan, dan prognosis penyakit, 2. Efek samping dari pengobatan, dan 3. Follow up/ monitoring lanjutan.

Perawatan Tidak diperlukan perawatan rawat inap pada pasien ini. Terapi yang diberikan berupa obat minum dan pasien dapat menjalani pengobatan di rumah. Apabila keluhan tidak membaik setelah pengobatan selama 1 minggu, pasien diharapkan kontrol agar dapat dilakukan penatalaksanaan yang lebih adekuat.

BAB IV PEMBAHASAN 1.1 Penegakkan diagnosis Berdasarkan anamnesa didapatkan pasien Ny. S mengeluh keluar keputihan secara berterusan berwarna putih susu sejak 4 bulan terakhir dan pada vagina terasa gatal dan tidak berbau. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik, dan didapatkan pasien dalam keadaan umum yang baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Dari pemeriksaan genitalia externa didapatkan fluor berwarna putih susu dan tidak berbau, tampak kondisi hyperemi pada kulit sekitar genitalia eksterna pasien. Pada pemeriksaan Inspekulo didapatkan fluor berwarna putih susu minimal dan tidak didapatkan fluksus. Dari pemeriksaan VT didapatkan fluor berwarna putih susu, tidak didapatkan fluksus. Corpus uteri, adnexa perametrium, dan cavum Douglasi dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan

laboratorium berupa VVP (Vulvo Vaginal Preparat). Dari hasil pemeriksaan VVP, didapatkan adanya bakteri batang gram negatif +2 (positif dua), dan tidak didapatkan adanya jamur atau Trikomonas vaginalis. Pada pasien Ny. S, dari anamnesis diketahui bahwa pasien sedang mengalami keputihan berwarna putih susu disertai dengan rasa gatal. Kemudian dari pemeriksaan fisik didapatkan fluor (+) berwarna putih susu pada vulva dan vagina yang tidak berbau, dan hiperemi pada genitalia eksterna. Pada kasus Ny. S dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu VVP. Berdasarkan hasil pemeriksaan VVP ditemukan bakteri batang gram negatif +2 (positif dua). Berdasarkan gambaran klinis yang jelas dan hasil pemeriksaan penunjang VVP dapat ditegakkan diagnosis untuk pasien Ny. S adalah vulvovaginitis nonspesifik yang disebabkan bakteri batang gram negatif.

4.2

Faktor resiko atau etiologi Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang

terinfeksi bakteri gram negatif: 1. PH lingkungan Dari beberapa penelitian disebutkan bahwa pada PH yang cenderung lebih basa, bakteri dan protozoa cenderung lebih mudah berkembang. Disebutkan besarnya PH yang berpotensi untuk berkembangnya trikomonas vaginalis adalah antara 4,9 7,5. Perubahan PH pada vagina bisa disebabkan berbagai macam faktor. Pada wanita yang sedang haid dan hamil, PH di vagina akan cenderung lebih basa. Oleh karena itu wanita yang sedang haid ataupun hamil sangat perlu untuk menjaga kebersihan vagina untuk menghindari resiko infeksi, terutama infeksi trikomonas vaginalis. Faktor-faktor lain bisa juga disebabkan karena pencucian vagina dengan produk yang sering dibeli sendiri di pasar. 2. Aktivitas seksual Pada orang-orang yang memiliki aktivitas seksual tinggi serta sering berganti ganti pasangan, akan lebih rentan terkena infeksi. Hubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi barrier dan berhubungan dengan orang yang terinfeksi trikomonas tentu membuat resiko terinfeksi lebih besar. Pada kasus ini mungkin dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya sehingga dapat diketahui faktor risiko yang ada dan etiologi penyakit (eksplorasi kausa). Dengan mengetahui faktor risiko dan etiologi penyakit dari pasien ini kita dapat mencegah infeksi berulang dengan memberikan anjuran kepada pasien untuk menghindari faktor risiko dari pasien yang dapat menyebabkan infeksi berulang. 4.3 Penatalaksanaan

Pengobatan berupa obat minum yang bertujuan untuk eradikasi kuman berupa bakteri gram negatif yang ditemukan pada pasien ini. Pada pasien ini diberikan pengobatan kausatif: Clindamycin tab 2 x 300 mg Clindamycin merupakan antimikroba yang berspektrum luas seperti linkomisin, namun aktivitasnya lebih besar terhadap organisme yang sensitif. Clindamycin Streptococcus aktif terhadap dan Staphylococcus Avtinomyces aureus, D. pneumoniae, aktif terhadap Streptococcus pyogenes, Streptococci (kecuali Streptococcus faecalis). viridans israelli serta Bacteroides fragilis dan kuman patogen anaerob yang peka lainnya. Clindamycin efektif diberikan pada kasus infeksi pada panggul wanita dan saluran kelamin. Clindamycin bekerja dengan menghambat sintesa protein dengan cara mengikat pada gugus 50 S sub unit ribosomal bakteri. Clindamycin diabsorpsi hampir lengkap pada pemberian per oral, dan kadar puncak 2-3 mcg/ml dicapai dalam 1 jam setelah pemberian 150 mg. Adanya makanan dalam lambung tidak mempengaruhi absorpsinya. Waktu paruhnya 2,7 jam. Clindamycin didistribusi secara baik ke berbagai cairan tubuh, jaringan dan tulang, kecuali ke cairan serebrospinal dan diekskresi melalui urin dan feses. 1.4 KIE Menjelaskan kepada pasien tentang : Pasien mengalami infeksi yang disebut vulvovaginitis yang disebabkan bakteri, pada kasus ini disebabkan bakteri gram negatif. Menjelaskan kepada pasien bahwa terapi yang diberikan berupa obat minum 2 kali perhari yang bertujuan mengeradikasi mikroba penyebab. Dan efek samping yang mungkin timbul dari obat tersebut misalnya; ruam kulit, diare, mual, muntah, sakit kuning (ikterus). Pentingnya menjaga kebersihan organ seksual, cara merawat organ seksual yang tepat, serta menjelaskan komplikasi yang terjadi apabila tidak diberikan terapi yang adekuat.

4.4 Prognosis Prognosis pada kasus ini adalah ad bonam. Prosentase kesembuhan pada pasien dengan vulvovaginitis mencapai 90%. Yang perlu diperhatikan adalah ketaatan terapi pasien juga higienitas pada organ seksual dan organ sekitarnya dari pasien untuk mencegah infeksi berulang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Pada penderita Ny.S dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang VVP untuk mengetahui mikroba penyebab keputihan dan menegakkan diagnosis vulvovaginitis. 2. Penderita vulvovaginitis ec bakteri batang gram negatif diberikan terapi kausatif, yaitu Clindamycin per oral 2 x 300 mg untuk mengeradikasi mikroba penyebab keputihan. 3. Prognosa penderita Ny. S untuk saat ini dapat dikatakan baik

5.2 Saran 1. Diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam melakukan anamnesa dan pemeriksaan nonspesifik. 2. Diperlukan penanganan yang cepat dan tepat agar penyakit yang dialami pasien tidak bertambah berat serta tidak mengarah kepada komplikasi-komplikasi dari penyakit tersebut. 3. Diperlukan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) yang baik pada pasien untuk mengoptimalkan kesejahteraan pasien baik sebelum, selama, maupun setelah pengobatan. fisik, terutama dalam mendiagnosis Vulvovaginitis

Anda mungkin juga menyukai