Anda di halaman 1dari 4

Modul 1 Pengenalan Peralatan Elektronika dan Komponen Pasif

Nama NIM E-mail Shift/Minggu Asisten Tanggal Praktikum Tanggal Pengumpulan : Rizki Mahardika Putra : 10210041 : rizkiano_ronaldo@yahoo.co.id : I/1 : Almas Hilman (10208068) Derina Adriani (10209043) : 21 September 2011 : 28 September 2011

Abstrak Praktikum modul 1 yaitu Pengenalan Peralatan Elektronika dan Komponen Pasif, akan mempelajari pengukuran besaran fisis elektronika seperti resistansi, tegangan, dan arus dengan menggunakan multimeter dan osiloskop. Diselingi dengan materi kalibrasi alat ukur, dan pengukuran pada sumber tegangan searah(DC) maupun bolak-balik(AC). Pada praktikum kali ini, akan mengukur besaran fisis pada komponen pasif seperti resistor dan kapasitor, ditambah dengan diode, oleh multimeter analog maupun digital kemudian membandingkan hasilnya. Menghitung nilai tegangan dan arus pada sumber tegangan arus searah dan membandingkan hasilnya dengan nilai pengukuran oleh multimeter dan ternyata hasilnya berbeda. Setelah itu mencoba pengaruh frekuensi terhadap tegangan pada arus bolak balik. Semakin besar frekuensi maka semakin kecil tegangan. Setelah itu dilakukan juga cara kalibrasi osiloskop dan pengukuran nilai tegangan pada arus searah dan bolak balik dengan menggunakan osiloskop dan multimeter, dan hasilnya terdapat perbedaan. Kata kunci : multimeter, osiloskop, kalibrasi, tegangan, resistansi, arus, AC, DC

1. Tujuan a. Mengukur nilai resistansi, tegangan searah, dan tegangan bolak balik dengan menggunakan multimeter. b. Mengukur nilai tegangan searah, tegangan bolak balik dan kalibrasi osiloskop. 2. Teori Dasar Multimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan hambatan. Multimeter memiliki 2 jenis, yaitu multimeter analog dan digital. Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.[1]

Kalibrasi, ialah proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Tapi secara umum dapat dikatakan merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. [2] Komponen pasif ialah komponen elektronik yang hanya dapat menyerap energi. Arus merupakan muatan listrik akibat pergerakan elektron per satuan waktu, tegangan adalah beda potensial listrik antara dua titik pada rangkaian, sedangkan hambatan adalah perbandingan antara tegangan dengan arus. Hubungannya adalah : Rseri = R1 + R2 .......................(1) = I= + ......................(2)

....(3)

V = I x R..................................(4)

3. Data A. Pengukuran Resistansi a. Pengukuran Multimeter N Warna o Resisto r 1 Abu, merah, coklat, emas 2 Biru, abu, coklat, emas 3 Hijau, biru, coklat, emas 4 Kuning , coklat, hijau, emas 5 R1 & R2 Seri Resistansi RBaca 820 RAnalog 0.8k dengan RDigital

B. Pengukuran Arus Searah Vsumber : 5 V Resisto r Nilai Arus Secar a Teori 6.09 Analog Bata s Ukur 25 25 25 Digita l Nilai Nilai (mA (mA) ) 60 6.20 75 90 7.60 9.3

0.831k

680

0.6k

0.678k

R1 (820 ) R2 7.35 (680 ) R3 8.93 (560 )

Tabel 4: Pengukuran Nilai Arus Searah

C. Pengukuran Tegangan Searah 560 0.5k 0.553k Resistor Nilai R1 Tegan R2 gan Secara Teori (V) R1 (820 ) R2 (680 ) R3 (560 ) 4,99 4,99 4,99 Multimeter Analog Bata Nilai s Tegang Uku an r Terukur (V) 50 25 50 50 25 25 Multimet er Digital Nilai tegangan Terukur (V) 5.17 5.17 5.17

4,1M

5.03M

1.6k

1.51k

Tabel 1 : Pengukuran Resistansi

b. Pengukuran Nilai Kapasitansi Jenis Kapasitor 104 J 100 n K 63 Probe M+H105.1nF 99.2nF Probe M-H+ 105.1nF 99.2nF pada

Tabel 5 : Pengukuran Nilai Tegangan Searah

D. Pengukuran Tegangan Bolak Balik R : 831 Frekuensi (Hz) 50 500 5000 50000 Vab (volt AC) Multimeter Multimeter Digital Analog 0.669 0.664 0.527 0,04 -

Tabel 2 : Pengukuran Kapasitansi

c. Pengukuran Nilai Resistansi Komponen Dioda (Vcc= 5V) Jenis Dioda Panjar Maju Panjar Mundur Nilai Tegangan 0,645 V 5,16 V

Nilai Resistansi 134,5 K 141,1 K

Tabel 6 : Pengukuran Nilai Tegangan Bolak Balik terhadap Frekuensi

Tabel 3 : Pengukuran Resistansi dan Tegangan pada Dioda

E. Pengukuran osiloskop )

Tegangan

Searah(dengan

Tegangan DC Terukur (V) Multimeter Osiloskop 5,17 5.2 3.356 3.2 12.18 12.5
Tabel 7 : Pengukuran Nilai Tegangan Searah

F. Tegangan Bolak Balik(dengan osiloskop) Tegangan AC Terukur (V) Multimeter Osiloskop 0.653 2 1.338 4 2,026 6
Tabel 8 : Pengukuran Nilai Tegangan Bolak Balik

4. Pengolahan Data Pada poin B nilai hambatan pada tabel 4 tidak perlu diganggu gugat. Karena rangkaian yang digunakan semuanya hanya terdiri oleh 1 resistor jadi penggunaan rumus 1 maupun 2 sementara tidak perlu digunakan. Tapi gunakan rumus 1 pada poin A, subpoin a, no5 untuk menghitung hambatan pengganti antara R1 dan R2: Rseri = R1 + R2 Oleh karena itu, pada poin B dapat langsung menghitung I(arus), karena nilai R telah diketahui, hitung nilai arus dengan rumus 3 : I= Pada poin C, nilai R pun tidak perlu dirubah-rubah, karena hanya menggunakan satu resistor, sama halnya dengan poin B. Oleh karenanya, langsung saja setelah itu, hitung nilai tegangan dengan rumus 4 : V= IxR 5. Analisis Sumber tegangan jangan sampai langsung terhubung ke dioda karena dioda memiliki dua elektroda aktif yang merupakan tanda arus listrik dapat mengalir. Jika sampai langsung terhubung dioada akan terputus atau mati. Perbedaan yang ada pada pengukuran multimeter analog dan digital ialah pada multimeter analog, sebelum memulai pengukuran dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Nilai yang ditunjukkan pada multimeter analog harus dibagi dengan

skala terbesar, kemudian dikalikan dengan faktor pengali yang digunakan. Sedangkan pada multimeter digital, kita hanya tinggal melihat saja, dan nilai yang terbaca adalah nilai pengukuran yang sebenarnya. Perintiwa arus listrik dapat terjadi ialah karena adanya pergerakan elektron yang mengalir di sebuah titik per satuan waktu. Terdapat perbedaan pada nilai arus listrik teori dengan nilai arus terukur karena nilai arus terukur merupakan nilai arus maksimum yang didapat pada sutau rangkaian sedangkan nilai arus listrik teori merupakan nilai arus efektif. Dan nilai arus maksimum merupakan kali dari nilai arus efektif. Pada pengukuran terdapat perbedaan nilai antara nilai yang didapat dengan perhitungan teori dengan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya kesalahan saat pengambilan data yang akan diperhitungkan dan kurang teliti dalam membaca hasil pengukuran. Serta faktor alat ukur yang memiliki skala ketelitian yang berbeda dan situasi dan kondisi ruang sekitar yang berbeda. Karena pada umumnya situasi saat teori diambil saat keadaan ideal. Pengaruh frekuensi pada sumber tegangan AC adalah jika semakin besar nilai frekuensi yang diberikan, maka nilai tegangan yang dihasilkan akan semakin kecil. Terdapat perbedaan hasil pengukuran antara multimeter digital dan multimeter analog. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan cara membaca nilai hasil pengukurannya. Pada multimeter digital nilai yang dihasilkan adalah nilai yang terukur, sedangkan pada multimeter analog, nilai yang dihasilkan harus dibagi oleh skala terbesar dan dikalikan oleh faktor pengali sehingga terkadang nilai yang dihasilkan kurang akurat dan

ketelitiannya sering meleset jika saat mengamati mata kurang berkonsentrasi. Pada hasil pengukuran pada multimeter berbeda dengan nilai pengukuran dengan osiloskop, hal ini terjadi karena pada multimeter nilai yang dihasilkan adalah nilai maksimum, sedangkan pada osiloskop nilai tegangan yang dihasilkan berasal dari nilai tegangan puncak ke puncak. Dan yang paling baik antara dual frase dan lissajous ialah dual frase. Karena pada lissajous kita hanya bias dilakukan untuk perbandingan frekuensi yang mudah dan bulat.

pada arus bolak balik, jika semakin besar nilai frekuensi yang diberikan maka nilai tegangan yang dihasilkan akan semakin kecil. Pada pengukuran nilai tegangan dengan menggunakan osiloskop memiliki perbedaan dengan hasil yang didapatkan dengan nilai pengukuran menggunaka multimeter, hal ini karena nilai yang terbaca pada osiloskop merupakan nilai tegangan puncak ke puncak, sedangkan hasil yang terbaca pada multimeter merupakan nilai tegangan maksimum. Di lain hal juga osiloskop hanya sebagai bentuk grafis apa yang dimunculkan pada multimeter 7. [1] Referensi Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Bekasi: Delta Pamungkas. ISBN 979-9327-00-8. Hal.321.

6.

Kesimpulan Pada pengukuran nilai tegangan, arus, dan hambatan dengan menggunakan multimeter, terdapat perbedaan nilai yang terbaca pada multimeter analog, multimeter digital, dan perhitungan secara teoritis, hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan cara pembacaan alat dan ketelitian dalam perhitungan. Pada arus searah, nilai arus dan tegangan bergantung kepada nilai hambatannya. Jika semakin besar hambatan, maka semakin kecil arus yang dihasilkan, tetapi nilai tegangan yang dihasilkan akan semakin besar. Sedangkan

[2] -Morris, Alan S., "Measurement and Instrumentation Principles", 2001, Butterworth Heinemann. -Pyzdek, T, "Quality Engineering Handbook", 2003, ISBN 0-82474614-7 -Godfrey, A. B., "Juran's Quality Handbook", 1999, ISBN 007034003

Anda mungkin juga menyukai

  • Perjalanan Ekonofisika
    Perjalanan Ekonofisika
    Dokumen4 halaman
    Perjalanan Ekonofisika
    Rizki Mahardika Putra
    Belum ada peringkat
  • Pointer
    Pointer
    Dokumen5 halaman
    Pointer
    Miranti Dwi Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Pointer
    Pointer
    Dokumen5 halaman
    Pointer
    Miranti Dwi Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Tugas Inti TGL 0509 (Perbaikan)
    Tugas Inti TGL 0509 (Perbaikan)
    Dokumen2 halaman
    Tugas Inti TGL 0509 (Perbaikan)
    Rizki Mahardika Putra
    Belum ada peringkat
  • Arahan
    Arahan
    Dokumen2 halaman
    Arahan
    Rizki Mahardika Putra
    Belum ada peringkat
  • PR 3 Fismat k01
    PR 3 Fismat k01
    Dokumen2 halaman
    PR 3 Fismat k01
    Rizki Mahardika Putra
    Belum ada peringkat
  • Kerja Sama Internasional
    Kerja Sama Internasional
    Dokumen16 halaman
    Kerja Sama Internasional
    Rizki Mahardika Putra
    Belum ada peringkat
  • Pisces
    Pisces
    Dokumen3 halaman
    Pisces
    Rizki Mahardika Putra
    Belum ada peringkat