Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama yakni, mereka melakukan inovasi kemudian berubah atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan atau situasi. Perubahan pelayanan keperawatan merupakan kesatuan yang menyatu baik dari penyedia layanan, sarana pendukung serta kebijakan pemerintah terkait. Mewujudkan keperawatan sebagai profesi di Indonesia bukan hanya sekedar perjuangan untuk membela nasib para perawat yang sudah sejak lama kurang mendapat perhatian. Namun, lebih dari itu yakni untuk mengupayakan pemenuhan hak masyarakat dalam mendapat asuhan keperawatan yang professional. Asuhan keperawatan professional adalah cerminan serta bentuk perubahan yang nyata untuk kemajuan profesi keperawatan di Indonesia khususnya. Upaya-upaya bidang kesehatan selama ini seperti preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif rupanya perlu mendapatkan refleksi dari perawat. Kritisi tersebut bukan untuk menggugat cakupan pelayanan kesehatan, melainkan perawat perlu menciptakan model praktik pelayanan perawatan yang khas dan berbeda, sehingga meskipun perannya tidak langsung berdampak terhadap peningkatan indeks pembangunan manusia, namun tetap berarti (mengisi sektor yang kosong/tidak tergarap) karena perannya tidak identik dengan profesi lain atau sebagai sub sistem tenaga kesehatan lainnya. Di awal perjalanannya Home Care sesungguhnya merupakan bentuk pelayanan yang sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada pasien tua atau lemah yang tidak mampu berjalan menuju rumah sakit atau yang tidak memiliki biaya untuk membayar dokter di rumah sakit atau yang tidak memiliki akses kepada pelayanan kesehatan karena strata sosial yang dimilikinya. Pelaksanaannya juga merupakan inisiatif pemuka agama yang care terhadap merebaknya kasus gangguan kesehatan. Perawat yang melakukannya dikenal dengan istilah perawat kunjung (visiting nurse). Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa Home Care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan keperawatan dirumah (Home Care), maka klien dan keluarga berharap mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah sakit. Namun juga terdapat fakta baru bahwa saat ini banyak ditemukan orang-orang yang sakit dan memerlukan perawatan di rumah. Sayangnya tidak semua yang sakit atau keluarganya memiliki kemampuan untuk mengakses layanan homecare karena faktor ekonomi. Dalam ketidakberdayaan tersebut, banyak pasien akhirnya pasrah dengan penyakitnya di rumah, kian hari fisiknya kian lemah, bahkan tidak jarang berakhir dengan kematian. Dengan memilih Home Care dapat dipastikan kelebihan- kelebihan yang bisa kita dapatkan sebagai berikut ini: 1. Home Care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan
Page 1
Page 2
Page 3
Gagasan saya Instansi – instansi Home Care bukan menjadi unit fungsional yang mempunyai kewenangan untuk menentukan kebijakan dalam memanagement instansinya masing – masing. Namun diharapkan adanya keseragaman pada semua Home Care dalam membuat kebijakan management. Mengapa demikian? Ketidaksamaan management akan berdampak langsung pada kinerja yang berbeda antar Home Care yang satu dengan yang lainya. Perbedaan ini akan menimbulkan respon masyarakat bahwa baik kualitas maupun dana yang dibutuhkan dalam memperoleh layanan Home Care adalah relatif bergantung pada instansi Home Care yang mereka gunakan. Ini tidaklah adil mengingat semua klien tentu membutuhkan sebuah pelayanan yang sama yakni mempunyai kulaitas terjamin dan dengan biaya yang ekonomis. Selain itu, Home care masih tergolong produk pelayanan kesehatan baru di Negara kita. Sehingga perlunya persamaan persepsi pada masyarakat dengan langkah menerapkan kesamaan management pada semua Home Care agar masyarakat menemukan sebuah gambaran yang utuh bahwa kualitas Home Care tidak bergantung pada instansi yang mereka gunakan, melainkan Home Care mempunyai wajah yang sama dalam semua instansi di manapun berada. Iktikad untuk menyatukan Home Care membutuhkan sistem yang kokoh, dedikasi dari tiap – tiap unit fungsional, sikap saling percaya, serta kebutuhan akan tanggung jawab untuk selalu menjaga kualitas atau kredibilits Home Care. Menyatunya sistem management diharapkan juga mampu mempercepat perkembangan dengan mengayunkan langkah secara bersama - sama. Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa ruang kosong praktek Home Care ini menjadi peluang bidang garap yang akan menambah tegas betapa perawat memiliki peran yang identik dan tidak tergantikan. Pengalaman di banyak negara maju membuktikan tentang betapa tingginya animo masyarakat akan kehadiran Home Care, hanya saja ada beberapa tantangan yang menuntut keseriusan untuk segera mengembangkan model ini. Tantangan tersebut diantaranya adalah Infrastruktur Home Care yang sangat mahal, salahsatunya adalah keberadaan alat kesehatan, dengan konsep one tools one patien/home ( disposibel ), maka bisa dibayangkan kebutuhan alat kesehatan ini akan semakin membengkak, baik kebutuhan secara jumlah ataupun mahalnya alat tersebut. Kedua adalah sosialisasi, perlu adanya perumusan metoda sosialisasi yang efektif, ethic dan legal dalam mengenalkan model pelayanan Home Care tersebut agar tidak terjadi misinterpretasi dan miskomunikasi. Berbagai permasalahan ini diharapkan mampu teratasi dengan menyeragamkan sistem management seperti yang telah dikemukakan tadi, juga untuk kedepanya kesatuan dari Home Care bisa menciptakan suatu terobosan untuk bekerjasama dengan investor, sehingga Home Care mampu berkembang dengan dukungan pendanaan yang memadahi untuk mengepakan sayapnya hingga ke segala penjuru negara. Investor juga sangat menunjang dalam membantu para perawat yang mempunyai hard skill dan soft skill yang mumpuni namun tidak terdukung kemampuanya karena kondisi financial. Dengan kata lain Investor memberikan semangat baru bagi perawat untuk hidup lebih mandiri dengan praktik Home Carenya. Kedepanya Home Care juga diharapkan mempererat kerjasama dengan penyuplai peralatan medis, mengingat kebutuhan peralatan yang harus mendukung baik kuantitas maupun kualitas. Dengan sistem kerjasama yang saling menguntungkan tersebut Home Care bisa lebih berkembang dan mandiri tanpa terhambat dengan masalah ketersediaan alat yang kurang memadahi. Terakhir yang tidak bisa dikesampingkan, yakni
Page 4
Page 5