Anda di halaman 1dari 60

Laporan Sub Modul 1 Blok SP BMD

Tutor : dr. Nuraini Ketua: Labibah Rasyid Sekretaris: Andi Silpia Anggota: - Andi M iqbal

Andi M syakir Dyah raras Insan zikrillah Intan kusuma Laila farhana Patimah Tul M RR. Yunisa putri ryanti

Vera desniarti

SEL

Sel adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup dimana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing- masing makhluk hidup. Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti : a. sel prokarion, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebar dalam sitoplasma (sel yang memiliki satu system membran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan alga biru

b. sel eukarion, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh satu system membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga biru Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel eukariotik. Akan tetapi, sel prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk) yang sangat banyak. Sel prokariotik dan sel eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut : Sel Prokariotik - Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang dinamakan nucleoid - Organel-organelnya tidak dibatasi membran - Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan - Diameter sel antara 1-10mm - Mengandung 4 subunit RNA polymerase - Susunan kromosomnya sirkuler Sel Eukariotik - Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus - Organel-organelnya dibatasi membran - Membran selnya tersusun atas fosfolipid - Diameter selnya antara 10-100mm - Mengandungbanyak subunit RNA polymerase - Susunan kromosomnya linier Macam Sel Berdasarkan Keadaan Kromosom dan Fungsinya a. Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid b. Sel Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid

Bagian-bagian Sel 1. Membrane Sel Membrane sel ialah lapis ganda lemak cair yang terbenam dalam protein, merupakan suatu struktur membranosa yang sangat tipis, yang membingkus setiap sel.

Sawar berminyak ini memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar; membrane plasma menjaga cairan intra sel tetap berada didalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstra sel diluar sel. Lapis ganda lemak memiliki 3 fungsi penting : Membentuk struktur dasar membrane Bagian hidrofobik sebagai sawar (sekat penghalang) bagi bahan larut air antara cairan intra sel dan cairan ekstra sel Menentukan sifat cair membrane

Protein membrane sel : Sebagian besarnya merupakan glikoprotein Ada dua jenis protein membrane Protein integral, menembus membrane sepenuhnya. Fungsinya sebagai pengangkut zat yang jika tidak diangkut tidak akan bisa menembus lipid ganda. Kadang terjadi pengangkutan zat kearah berlawanan dengan arah difusi yang seharusnya (transport aktif). Protein integral lainnya berperan sebagai enzim. Ada juga yang berperan sebagai reseptor untuk zat kimia yang larut air. Protein perifer, seringkali melekat pada protein integral hampir sepenuhnya berfungsi sebagai enzim atau sebagai pengatur lalu lintas zat yang melalui poripori membrane sel

Karbohidrat membrane Hampir selalu terdapat dalam bentuk kombinasi dengan protein atau lipid sebagai molekul glikoprotein atau glikolipid. Bagian karbohidrat yang melekat dipermukan luar sel. Fungsinya : Banyak karbohidrat bermuatan listrik negative sehingga sel mempunyai suatu muatan keseluruhan permukaan sel yang negtif jadi dapat menolak benda bermuatan negative Glikokaliks beberapa sel melekat pada glikokaliks sel lain sehingga sel dapat saling melekat

Sebagai reseptor untuk mengikat hormone, seperti insulin Ada yang ikut dalam reaksi kekebalan

2. Nucleus

Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Fungsi nukleus adalah : untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein sebagai tempat sintesis ribosom tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri Mengandung sejumlah DNA (gen) yang akan mengatur karakteristik protein sel dan enzim-enzim sitoplasma . enzim sitoplasma mengatur aktifitas sitoplasma Mengatur reproduksi

Membran Nukleus : adalah selubung inti, merupakan dua membran yang terpisah. Satu membrane didalam membrane yang lain. Tempat berpindahnya sejumlah molekul sampai dengan berat molekul 44000 dapat lewat dan yang kurang dari 15000 lewat sangat cepat 3. Filamen dan Tubular Sel

Mikrotubule Adalah rantai protein yang berbentuk spiral. Spiral ini membentuk tabung berlubang dan tersusun atas bola-bola molekul yang disebut tubulin. Diameter mikrotubulus kira-kira 25 nm. Mikrotubulus memanjang dengan menambah molekul tubulin di ujung-ujungnya. Mikrotubulus dapat dibongkar dan tubulinnya digunakan untuk membangun mikrotubulus dimana saja di dalam sel. Mikrotubulus merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar. Mikrotubulus juga ditemukan dalam sitoplasma semua sel eukariotik. Mikrotubulus mempunyai fungsi mempertahankan bentuk asimetrik sel dan mengoordinasikan gerakan kompleks sel, khususnya mempermudah transport vesikel sekretorik di dalam sel, berfungsi sebagai komponen structural dan fungsional utama untuk silia dan flagella, serta membentuk gelondong mitotic selama pembelahan sel

Microfilament Adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara 5-6 nm. Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron. Mikrofilamen seperti mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel k. dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati). Berperan penting dalam berbagai system kontraktil sel, termasuk kontraksi otot dan gerakan amuboid; berfungsi sebagai pengeras mekanis untuk mikrovilus 4. Apparatus Golgi

Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.

Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi. beberapa fungsi badan golgi antara lain : 1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain. 2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma. 3. Membentuk dinding sel tumbuhan 4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom. 5. Tempat untuk memodifikasi protein 6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel 7. Untuk membentuk lisosom

5. Mitokondria

Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah pembangkit tenaga bagi sel. Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 m dan panjang 0,5 1,0 m.

Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000]. Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani ?-oksidasi menghasilkan Asetil KoA. Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam. Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi ?-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium Disebut juga dengan rumah energi sel : Jika sel tidak punya mitokondria maka sel tidak akan dapat menyadap energy dari bahan makanan akibatnya semua fungsi sel akan berhenti Berperan penting dalam metabolism energy Lipatan-lipatan mitokondria merupakan tempat pelekatan enzim-enzim oksidatif Mitokondria bagian dalam dipenuhi matriks mengandung sejumlah besar enzim dibutuhkan untuk menghisap energy dari bahan makanan

Kerja sama antar enzim oksidatif dan enzim yang ada di matriks menyebabkan oksidasi dari bahan makanan maka terbentuklah karbon dioksida dan air

Energy yang dibebaskan digunakan untuk mensintesis substansi berenergi tinggi yaitu adenosine tripospat (ATP) Mengandung DNA yang mirip dengan DNA yang ada di nucleus. Jika DNA di nucleus untung replikasi sel mnaka sama halnya DNA di mitokondria untuk replikasi mitokondria

6. Peroksisom Secara fisik mirip dengan lisosom tetapi berbeda dalam dua hal penting. Pertama, peroksisom diyakini dibentuk dari replikasi sendiri atau melalui pertunasan dari reticulum endoplasma halus dan bukan dibentuk dari apparatus golgi. Kedua, peroksisom lebih mengandung oksidase daripada hydrolase : Oksidase mampu menggabungkan oksigen dengan ion hydrogen dari zat kimia intraseluler yang berbeda untuk membentuk hydrogen peroksida (H2O2) Hydrogen peroksida mudah beroksidasi dan penggunaannya berkaitan dengan katalase Katalase, suatu enzim oksidase yang banyak di peroksisom untuk mengoksidasi banyak substansi yang bila tidak, akan menjadi racun bagi sel. Sebagai contoh sebagian alcohol yang diminum seseorang didetoksifikasi oleh peroksisom di sel-sel hati

7. Lisosom

Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.

Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi : Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom. Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia. Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).

Merupakan system pencernaan intraselular yang memungkinkan sel untuk mencernakan bahan dan struktur intraselular khususnya struktur sel yang telah rusak, partikel makanan yang telah dicernakan sel (seperti protein, karbohidrat, lipid dan turunannya) dan bahan yang tidak diinginkan tubuh (misalnya bakteri)

Mengandung granula kecil yang merupakan kumpulan protein dengan enzim hidrolitik (pencernaan) Enzim hidrolitik mampu memecahkan senyawa organic

8. Retikulum Endoplasma

Daerah permukaan reticulum yang luas dan berbagai system enzim yang melekat pada membrane menyediakan perlengkapan untuk peran utama fungsi metabolism sel. Ribosom dan RE granula, sejumlah besar partikel-partikel granula kecil yang melekat pada permukaan luar RE disebut ribosom. Bagian reticulum tempat ribosom ini melekat disebut RE bergranula. Ribosom terdiri atas campuran asam ribonukleat (RNA) dan protein berfungsi pada sintesis protein didalam sel

RE agranula, sebagaian RE tidak dilekati oleh ribosom bagian ini, disebut RE agranula atau halus. RE agranula berfungsi dalam sintesis zat lipid dan berperan dalam proses sel lain yang diperantarai enzim yang berada di dalam reticulum

9. Sentriol (sentrosom) Sentrosom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom. Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benangbenang spindel 10. Vesikel Sekretoris salah satu fungsi penting dari banyak sel adalah menyekresi substansi-substansi khusus. Hampir semua substansi sekretoris dibentuk oleh reticulum endoplasmic-sistem aparatus Golgi dan kemudian dilepaskan dari aparatus Golgi ke dalam sitoplasma di dalam vesikel penyimpanan, yang disebut vesikel sekretoris atau granula sekretoris. Contoh pada vesikel sekretoris khusus di dalam sel-sel asini pancreas yang menyimpan proenzim protein (enzim yang belum aktif) yang kemudian akan disekresikan ke membran sel bagian luar, masuk ke duktus pankreatikus dan kemudian ke duodenum, dimana proenzim akan menjadi aktif dan melakukan fungsi pencernaanya

11. Ribosom Ribosom adalah partikel-partikel kecil, padat-elektron, berdiameter 15-20 nm. Terdiri dari RNA dan protein dan bertanggung jawab untuk sifat basofilik yang terdapat dalam sitoplasma sel. Ada 2 golongan ribosom jenis pertama ditemukan di dalam prokaryot, kloroplas, dan mitokondria, dan jenis kedua ditemukan dalam sitoplasma sel eukaryotic. Ribosom dapat muncul sebagai granul bebas tersendiri di dalam sitoplasma, atau berkelompok yang disebut polisom. Polisom atau poliribosom adalah kelompok ribosom yang dipersatukan oleh suatu benang umum messenger RNA. Polisom dapat melekat ke permukaan reticulum endoplasma atau berada dalam sitoplasma. Dalam keadaan melekat, mereka membentuk reticulum endoplasma granular yang ada di dalam jenis sel yang terutama mensitesa protein untuk diekspor dari sitosol.

Siklus Sel

Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik. Pada populasi sel yang selalu mengalami pembaharuan, seperti pada epitel yang membatasi saluran cerna, sel-sel membelah diri secara periodik. Proses mitosis dan interfase ini (periode di antara pembelahan sel) disebut siklus sel.

MITOSIS Sel memiliki siklus sel. Siklus sel terdiri dari fase pembelahan sel/ mitotik (M) dan periode pertumbuhan yang disebut interfase. Interfase terdiri dari tiga subfase, yaitu G1, S dan G2, sebelum sel memasuki fase mitotik dan siap membelah. Pembelahan mitosis merupakan pembelahan yang menghasilkan sel-sel tubuh. Secara garis besar, pembelahan sel secara mitosis terdiri dari fase interfase, fase kariokinesis, dan fase sitokinesis.

Tahap Interfase Pada tahap ini sering dianggap tahap istirahat, tapi sebenarnya tahap interfase merupakan tahap yang aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan. Selanjutnya interfase dibagi lagi ke dalam fase gap-1 (G1), fase sintesis (S), dan fase gap-2 (G2). Fase gap-1 (G1) Pada fase G1 sel-sel belum mengadakan replikasi DNA, sehingga DNA masih berjumlah 1 salinan (1c = 1 salinan) dan diploid (2n). Fase sintesis (S) Pada fase S DNA dalam inti mengalami replikasi (penggandaan jumlah salinan) sehingga pada fase sintesis akhirnya menghasilkan 2 salinan DNA dan diploid (2c, 2n). Fase gap-2 (G2) Pada fase G2 replikasi DNA telah selesai, dan sel bersiap-siap mengadakan pembelahan.

Tahap Kariokinesis Kariokinesis merupakan tahap pembelahan inti sel. Tahap ini terdiri dari fase atau tahaptahap yang lebih rinci yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.

Profase Merupakan tahap paling lama dalam mitosis. Pada profase terjadi empat perubahan struktural utama yang terjadi kurang lebih bersamaan. 1. Benang-benang kromatin menjadi padat (menebal dan memendek) sehingga kromosom menjadi terlihat sebagai bangunan mirip batang, pendek, dan gelap. Setiap kromosom terbelah dua secara memanjang dan kedua belahan itu melekat pada suatu titik sepanjang kromosom, di daerah kecil yang disebut sentromer. Masing-masing belahan adalah kromatid. Sebagai akibat duplikasi DNA yang terjadi sebelum mitosis, sebenarnya masing-masing kromatid adalah suatu replikasi sempurna dari kromosom, walupun tidak disebutkan demikian dalam tahap ini.

2. Pasangan sentriol umumnya berdampingan dengan inti sel interfase, berduplikasi, membentuk anak sentriol dan pasangan sentriol bergerak saling menjauh untuk menempati kutub-kutub atau ujung sel yang berlawanan. Bersamaan dengan ini mulai dibentuk mikrotubul diantara pasangan sentriol yang saling menjauh itu. Sebagian tersusun mengitari masing-masing berupa serabut-serabut atau berkas astral, yang tidak begitu nyata pada sel-sel manusia, dan keseluruhan kompleks serabut astral dan sentrior itu disebut aster. Mikrotubul lain yang lebih panjang berkembang diantara aster-aster sebagai serat spindel. Beberapa diantaranya pada akhirnya akan meluas dari aster ke aster sebagai mikrotubul utuh, tetapi hal ini baru terjadi setelah selubung inti lenyap. 3. Anak inti lambat laun menghilang, isinya melekat pada beberapa kromatid. 4. Akhirnya selubung inti berdisintegrasi (hancur). Ia menjadi kurang jelas dan lebih tipis sebagai akibat menjauhnya bahan kromatin dari permukaan dalamnya, dan kemnudian pecah menjadi gelembung-gelembung kecil yang tidak dapat dibedakan dari unsurunsur retikulum endoplasma granula.

Metafase Semua kromosom (pasangan kromatid) bergerak ke tengah sel, berhubungan dengan spindel dan menyusun diri pada bidang ekuator, tegak lurus pada sumbu panjang spindel, dan sejajar terhadap sumbu tempat berlangsungnya sitokinesis. Dipandang dari kutub sel yang manapun, kromosom itu terlihat tersusun berbentuk cincin mirip bintang. Kemudian terjadi perkembangan lebih lanjut pada mikrotubul spindel, yaitu bahwa serabut-serabut spindel dari masing-masing pasangan sentriol bertemu dan bersambungan membentuk rangkai mikrotubul di daerah lempeng ekuator, kemudian memanjang dan dengan demikian mendorong pasangan sentriol itu saling menjauhi. Pada lempeng ekuator, rangkai mikrotubul itu berjalan di antara kromosom.

Sentromer masing-masing kromosom mengandung dua badan mirip cakram kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Badan ini atau kinetokor, mengatur pembentukan lebih banyak mikrotubul, yang disebut mikrotubul kromosom, yang memanjang ke arah kedua kutub sel, satu perangkat untuk setiap kinetokor, jadi terdapat pada setiap kromatid. Dengan demikian satu perangkat mikrotubul kromosom meluas dari kinetokor satu kromatid ke satu kutub selnya. Akhirnya, pada akhir metafase terjadi pembelahan lengkap kedua kromatid masing-masing kromosom pada sentromernya, kinetokor berpisah. Pada tahp ini

kromatid merupakan kromosom anak, jadi sel metafase mempunyai jumlah kromosom tetraplois (92) yaitu dua set lengkap.

Anafase Setelah pembelahan lengkap kromosom pada sentromer, kromosom anak bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan, satu set diploid (46) ke masing-masing ujung sel. Mekanisme gerakan kromatid yang sesungguhnya sedikit sekali

dimengerti, tetapi dikatakan berkenaan dengan dua hal yang tidak saling berkaitan (independent): 1. Gerakan mikrotubul kromosom ke arah kutub, yang ikut menarik kromatid ke kutub. 2. Pemanjangan dan pergeseran rangkai

mikrotubul yang menambah jarak di antara kedua kutub. Percobaan mikromanipulasi memperlihatkan bahwa mikrotubul kromosom melekat erat-erat pada spindel dekat kutub melalui suatu jala mirip jel yang mungkin membangkitkan kekuatan agar kromatid bergerak.

Ujung bebas rangkai mikrotubul (tumbuh cepat) berada di dekat daerah persimpangan pada ekuator spindel dan ujung bebas itu diperpanjang dengan panambahan subunit tubulin. Gerakan bergeser kedua perangkat rangkai mikrotubul itu kemungkinan besar disebabkan oleh suatu molekul mirip dinein yang menggunakan energi hidrolisis ATP. Hal ini di ikuti oleh terlepasnya rangkai mikrotubul dari kedua aster dan gerakannya menuju, dan berkumpulnya di pusat sel, dekat daerah asal sitokinesis. Di sini kelompok mikrotubul membentuk massa padat yang disebut badan tengah (midbody). Menjelang akhir anaphase, dan sampai memasuki telofase, terjadi pinggetan mirip sabuk mengelilingi sel (alur pembelahan) pada daerah badan tengah, dan mitokondria serta unsur sitoplasma lain tersebar secara merata di sekitar tepi sel. Telofase Pada masing-masing kutub sel, semua kromosom dilepaskan dari mikrotubul kromosom dan mikrotubul itu hancur. Kromosom mulai memanjang atau terurai, menjadi kurang jelas dan akhirnya hanya sebagian yang tetap bergelung rapat berupa hetero kromatin, dan bagian terurai berupa eukromatin. Anak inti masing-masing intik tampak lagi dalam gabungan dengan kromosom khusus dan selubung inti dibentuk kembali dari vesikel-vesikel bermembran di dalam sitoplasma yang mungkin berasal dari retikulum endoplasma granular. Peristiwa ini berlanjut sampai masing-masing inti terlihat sebagai inti interfase. Pada waktu bersamaan alur pembelahan sekitar badan tengah makin mendalam. Pada berbagai jenis sel didapatkan cincin mikrofilamen di bawah permukaan cincin alur pembelahan, dan pengerutannya mungkin menjadi penyebab mendalamnya alur pembelahan, sampai berdekatan sekali pada badan tengah. Pada tahap ini hanya terdapat jembatan protoplasma yang tipis di antara kedua sel anak, dan akhirnya jembatan ini putus dan terbentuklah dua anak sel yang terpisah. Unusur-unsur sitoplasma terbagi rata antara keduanya, dan mikrotubul yang semula terdapat pada badan tengah, terurai atau hancur.

MEIOSIS Jumlah kromosom semua sel somatik adalah diploid (46, atau 23 pasangan homolog), tetapi sel kelamin atau gamet mempunyai jumlah haploid (23), yang hanya mengandung satu belahan dari masing-masing pasangan kromosom. Hal ini dicapai dengan pembelahan sel secara khusus yang disebut meiosis. Proses meiosis terdiri atas dua peristiwa pembelahan inti berturutturut tanpa diselingi periode replikasi DNA. Pada pembelahan pertama hanya satu kromosom (pasangan kromatid) dari setiap pasangan homolog pergi ke masing-masing sel anak, jadi membagi dua jumlah kromosom menjadi 23. Pada pembelahan kedua, kedua kromatid pada masing-masing kromosom dipisahkan, jadi pada akhirnya diperoleh empat inti, masing-masing dengan jumlah kromosom haploid. Jika gamet pria dan wanita bersatu, jumlah diploid diperoleh kembali. Variasi genetik dapat terjadi pada meiosis dengan tertukarnya segmen-segmen kromosom homolog selama pembelahan reduksi. 1. Meiosis I

Interfase Sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan. Persiapannya berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan (sama seperti pada interfase mitosis) Tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan DNA yang telah siap dikemas menjadi kromosom.

Profase I Merupakan tahap terpanjang dibandingkan lainnya Terdapat lima tahap: Leptoten. Nukleus bertambah besar dan kromatin kromosom. Kromosom tampak sebagai benang halus panjang. Zigoten. Kromosom homolog saling mendekati dan berpasangan pada tempat-tempat yang bersesuaian. Pakiten. Kromosom tampak lebih pendek dan tebal. Kromosom merapat dan membentuk pasangan kromosom (sinaps) yang sempurna. Jelaslah bahwa setiap pasangan homolog/ bivalen terdiri atas 4 kromatid, setiap kromosom terbelah memanjang menjadi 2 kromatid. Diploten. Kromosom mulai memisahkan diri, tetapi tidak sempurna dan pada titiktitik tertentu tetap berhubungan satu sama lain membentuk tempat silang (kiasma) dan saling mempertukarkan segmen-segmen. Diakinesis. Selubung inti mulai menghilang, sedangkan anak inti pecah berkepingkeping dan akhirnya menghilang.

Metafase I - Tetrad (kromosom homolog) menyusun diri pada bidang ekuator. - Benang-benang spindel (mikrotubul) melekatkan diri pada tiap sentromer kromosom. - Ujung benang spindel yang lainnya membentang melekat di kedua kutub pembelahan yang berlawanan

Anafase I - Spindel memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke kutub berlawanan (homolog dipisahkan) - Tujuan anaphase I adalah membagi isi kromosom diploid menjadi haploid Telofase I Membran inti dan nukleolus terbentuk kembali dan terjadi pembelahan sitoplasma (sitokinesis) Tiap kromosom homolog telah mencapai kutub pembelahan

Sitokinesis I Tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.

2.

Meiosis II

Profase II Kromatin menebal menjadi kromosom Membran inti dan nukleolus menghilang Sentrosom berduplikasi menjadi 2 dan masing2 menuju kutub berlawanan

Metafase I Kromosom berjejer didaerah equator Terbentuk benang-benang spindel Satu ujung melekat pada sentromer Ujung lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah

Anafase II Kromatid ditarik oleh spindel menuju kutub berlawanan Akibatnya kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan bergerak menuju kutub yang berbeda Kromatid yang terpisah dinamakan kromosom

Telofase II Kromatid telah mencapai kutub pembelahan (kromosom telah memncapai kutub pembelahan) Membran inti dan nukleolus terbentuk kembali Tiap inti mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan salinan DNA Kromosom menjadi kromatin kembali

Sitokinesis II Tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel Akhirnya menghasilkan empat sel kembar haploid sitokinesis menghasilkan pembagian sitoplasma yang rata.

PERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS

Pembeda T4

Mitosis sel tubuh dan gonad 1 sel induk dihasilkan 2 sel = sel induk 1 kali pembelahan

Meiosis gonad

Sel anak yang dihasilkan

1 sel induk dihasilkan 4 sel

Jumlah kromosom sel turunan Pembelahan

1/2 dari sel induk. 2 kali pembelahan

Susunan materi genetik turunan

= sel induk

beda dengan induk, karena crossing over Ada, pada tahap profase 1

Crossing over (pindah silang)

Tidak ada

Metabolism sel Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis, yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Contoh : fotosintesis (asimilasi C)

energi cahaya 6 CO2 + 6 H2O > C6H1206 + 6 02 klorofil glukosa (energi kimia)

Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.

2. Katabolisme (Dissimilasi), Yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut. Contoh: enzim C6H12O6 + 6 O2 > 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal. Energi kimia saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm. 1. ENZIM Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Struktur enzim terdiri dari: Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu terlampau panas(termolabil). Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut KOENZIM. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM. Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.

Sifat-sifat enzim Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut: 1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi. 2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60 C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil. 3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim. 4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang. 5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase. 6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, mengkatalisis pembentukan dan penguraian lemak. lipase Lemak + H2O > Asam lemak + Gliserol

7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu. 8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.

Gbr. Penghambatan Reversible terhadap kerja enzim Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi, 2+ 2+

contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-A. Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida.

2. ATP (Adenosin Tri Phosphat) Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat dengan senyawa Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi. Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat balik. Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam

senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi. Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 > 6CO2 + 6H2O + 688KKal. (glukosa) Contoh Fermentasi :C6H1206 > 2C2H5OH + 2CO2 + Energi. (glukosa) (etanol)

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

Contoh: Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya: C6H,206 + 6 02 > 6 H2O + 6 CO2 + Energi (gluLosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap : 1. Glikolisis. 2. Daur Krebs. 3. Transpor elektron respirasi.

1. Glikolids: Peristiwa perubahan : Glukosa Glulosa - 6 - fosfat Fruktosa 1,6 difosfat 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat.

Jadi hasil dari glikolisis : 1.1. 2 molekul asam piravat. 1.2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi. 1.3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat): Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia

Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs 3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori: Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES

AKSEPTOR

ATP

1. Glikolisis: Glukosa > 2 asam piruvat 2. Siklus Krebs: 2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 C02 2 asetil KoA > 4 CO2 3. Rantai trsnspor elektron respirator: 10 NADH + 502 > 10 NAD+ + 10 H20 2 FADH2 + O2 > 2 PAD + 2 H20 30 ATP 4 ATP 2 NADH 6 NADH 2 ATP 2 PADH2 2 NADH 2 ATP

Total

38 ATP

Kesimpulan : Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 > 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi sebanyak 38 ATP. Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.

Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan fermentasi alkohol. A. Fermentasi Asam Laktat Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob. Reaksinya: C6H12O6 > 2 C2H5OCOOH + Energi enzim Prosesnya : 1. Glukosa > asam piruvat (proses Glikolisis). enzim C6H12O6 > 2 C2H3OCOOH + Energi 2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat. 2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 > 2 C2H5OCOOH + 2 NAD piruvat dehidrogenasa Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat : 8 ATP 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

B. Fermentasi Alkohol Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP. Reaksinya : 1. Gula (C6H12O6) > asam piruvat (glikolisis) 2. Dekarbeksilasi asam piruvat. Asampiruvat > asetaldehid + CO2. piruvat dekarboksilase (CH3CHO) 3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol). 2 CH3CHO + 2 NADH2 > 2 C2HsOH + 2 NAD. alkohol dehidrogenase enzim Ringkasan reaksi : C6H12O6 > 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

C. Fermentasi Asam Cuka Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob. Reaksi: aerob C6H12O6 > 2 C2H5OH > 2 CH3COOH + H2O + 116 kal (glukosa) bakteri asam cuka asam cuka Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis. 1. Fotosintesis Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan). Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis. Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan. Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat dilakukan percobaan Ingenhousz.

2. Pigmen Fotosintesis Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari. Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain : 1. Gen : Bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil. 2. Cahaya : beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya, tanaman lain tidak memerlukan cahaya. 3. Unsur N. Mg, Fe : merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil. 4. Air : bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.

Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang). H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH20. CO2 + 2 NADPH2 + O2 > 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2 Ringkasnya : Reaksi terang :2 H20 > 2 NADPH2 + O2 Reaksi gelap :CO2 + 2 NADPH2 + O2>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2 atau 2 H2O + CO2 > CH2O + O2 atau 12 H2O + 6 CO2 > C6H12O6 + 6 O2 3. Kemosintesis Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).

Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi: Nitrosomonas (NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi Nitrosococcus 1. Sintesis Lemak Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya. 4.1. Sintesis Lemak dari Karbohidrat : Glukosa diurai menjadi piruvat > gliserol. Glukosa diubah > gula fosfat > asetilKo-A > asam lemak. Gliserol + asam lemak > lemak. 4.2. Sintesis Lemak dari Protein: Protein > Asam Amino protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat > Asetil Ko-A. Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat > gliserol > fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak. Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja. 5. Sintesis Protein Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida. Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA. ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/.../0114%20Bio%203-1c.htm Interaksi Sel Sistem komunikasi suatu sel berperan teramat penting dalam menentukan respon seluler yang akan dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi molekuler diawali oleh adanya aktivitas komunikasi. Untuk dapat menjalankan aktivitas komunikasi tersebut sebuah sel (eukariotik) dilengkapi berbagai jenis reseptor yang terdapat di membrane plasmanya. Reseptor ini biasanya merupakan bagian struktural dari protein integral yang terdapat di sela-sela lemak lapis ganda. Sel berinteraksi dengan sel lain dengan cara komunikasi langsung atau dengan mengirimkan sinyal kepada sel target.

Berikut macam-macam interaksi sel :

1. Komunikasi kontak langsung

Sel dapat berkomunikasi dengan cara kontak langsung. Baik sel hewan maupun sel tumbuhan memiliki sambungan sel yang bila memang ada memberikan kontinuitas sitoplasmik diantara sel-sel yang berdekatan. Dalam hal ini, bahan pensinyalan yang larut dalam sitosol dapat dengan bebas melewati sel yang berdekatan. Disamping itu sel hewan mungkin berkomunikasi melalui kontak langsung diantara molekul-molekul pada permukaannya.

2.

Pensinyalan parakrin

Pada pensinyalan parakrin, sel pensekresi bertindak pada sel target didekatnya dengan melepas molekul pengatur lokal ke dalam fluida ekstraseluler.

3.

Pensinyalan sinaptik

Pada pensinyalan sinaptik, sel saraf melepaskan molekul neurotransmitter ke dalam sinapsis antara sel lain.

4.

Pensinyalan endokrin/ hormonal

Hormon mensinyal sel target pada jarak yang lebih jauh. Pada hewan, sel endokrin terspesialisasi mensekresi hormon ke dalam cairan tubuh yaitu darah. Hormone dapat mencapai hampir seluruh sel tubuh, tetapi, jika dengan pengatur lokal. Hanya sel target spesifik yang mengenali dan merespons sinyal kimiawi yang diberikan.

Metode Komunikasi Antar Sel

Di dalam tubuh, terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu: 1. Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan. 2. Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin). 3. Komunikasi jarak jauh: adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh. Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah.

Tahapan komunikasi sel

Proses komunikasi sel dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Penerimaan (reseption) , merupakan pendeteksian sinyal yang datang dari luar sel oleh sel target. Sel kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada protein seluler, biasanya pada permukaan sel yang bersangkutan. 2. Transduksi, diawali dengan pengikatan molekul sinyal mengubah protein reseptor. Tahap transduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat menimbulkan respon seluler spesifik. Pada system Sutherland, pengikastan epinefrin kebagian luar protein reseptor dalam membrane plasma sel hati berlangsung melalui serangkaian langka untuk mengaktifkan glikogen fosforilase. Transduksi ini kadang-kadang terjadi dalam satu langkah, tetapi lebih sering membutuhkan suatu urutan perubahan dalam sederetan molekul yang berbeda (jalur transduksi) sinyal. Molekul di sepanjang jalur itu sering disebut molekul relay.

Transduksi sinyal meliputi aktifitas sebagai berikut: 1. Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik yang terdapat pada permukaan membran sel. 2. 3. Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma. Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian membran sel atau efektor spesifik dalam sitoplasma. Hantaran sinyal ini kemudian akan menimbulkan respon spesifik terhadap sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung pada jenis sinyal yang diterima. Respon dapat berupa peningkatan atau penurunan aktifitas enzim-enzim metabolik, rekonfigurasi sitoskeleton, perubahan permeabilitas membran sel, aktifasi sintesa DNA, perubahan ekspresi genetik atupun program apoptosis. 4. Terputusnya rangkaian sinyal. Terjadi apabila rangsangan dari luar mulai berkurang atau terputus. Terputusnya sinyal juga terjadi apabila terdapat kerusakan atau tidak aktifnya sebagian atau seluruh molekul penghantar sinyal. Informasi yang terjadi akan melewati jalur rangsang (signal transduction pathway) yang terdiri dari berbagai protein berbeda atau molekul tertentu seperti berbagai ion dan kanalnya, berbagai faktor transkripsi, ataupun berbagai tipe sububit regulator. Setiap protein yang terlibat pada jalur ini mampu menghambat atau mengaktifasi protein yang berada dibawah pengaruhnya (down stream). Protein utama yang terlibat dalam jalur rangsang pada umumnya adalah kinase dan posphatase, yang beberapa diantaranya merupakan protein yang terdapat/larut dalam sitoplasma. Kedua protein ini mampu melepaskan atau menerima grup posphat dari protein lain sehingga proses penghantaran atau penghentian sinyal dapat berlangsung. Secara singkat langkah-langkah transduksi sinyal adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal. Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal. Transpor sinyal oleh sel target. Pengikatan sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan aktivasi reseptor tersebut. Inisiasi satu atau lebih jalur transduksi sinyal intrasel. Peubahan spesifik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel. Pembuangan sinyal yang mengakhiri respon sel.

Ikatan ligan dengan reseptor spesifik akan memicu pelepasan second messenger yang akan menimbulkan reaksi berantai dan membawa perubahan didalam sel. Reseptor spesifik, yang terdapat pada membran sel dapat berupa: GTP binding protein (G-protein)-coupled receptors, receptor tyrosine kinase, cytokine receptor-link kinase atupun serine kinase. Sinyal yang terjadi bukan hanya oleh adanya ikatan ligan dengan reseptor spesifik saja, melainkan juga akibat adanya paparan langsung dengan tekanan mekanik maupun perubahan kimiawi disekitar sel dengan melibatkan integrin.

3.

Respon, pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang ditransduksi akhirnya memicu respon seluler spesifik. Respon ini dapat berupa hamper seluruh aktivitas seluler seperti katalisis leh suatu enzim, penyusunan ulang sitoskeleton, atau pengaktivan gen spesifik di dalam nucleus.proses pensinyalan sel mebantu memastikan bahwa aktivitas penting sperti ini terjadi pada sel yang benar, pada waktu yang tepat, dan pada koordinasi yang sesuai dengan sel lain dalam organisme bersangkutan.

Mesenjer kedua Mesenjer kedua merupakan jalur persinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil nonprotein yang terlarut-air. Sedangkan molekul sinyal ekstraseluler yang mengikat reseptor membrane merupakan mesenjer pertama jalur. Karena mesenjer kedua itu kecil dan terlarut dalam air, mesenjer ini data segera menyebar ke seluruh sel dengan berdifusi. Mesenjer kedua berperan serta dalam jalur yang diinisiasi reseptor terkait protein-G maupun reseptor tirosinkinase. Dua mesenjer kedua yang paling banyak digunakan ialah: 1. AMP Siklik Mesenjer kedua ini yang membawa sinyal yang diinisiasi epinefrin dari membrane plasma sel hati atau otot ke bagian dalam sel, dimana sinyal itu menyebabkan pemecahan glikogen. Pengikatan epinefrin pada membrane plasma sel hati akan meningkatkan senyawa adenosine monofosfat siklik, yang disingkat AMP siklik atau cAMP. cAMP ini diaktifkan oleh adenilat siklase yang mengkatalisa perombakan ATP. cAMP atau aliran ion tadi dapat membuat perubahan pada perilaku sel, dan mereka disebut messenger sekunder atau mediator intraseluler yang mana akan merangsang metabolisme sel lewat aktivitas protein kinase.

2.

Ion Kalsium Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, factor pertumbuhan, dan

sejumlah hormone, menginduksi respon pada sel targetnya melalui jalur transduksi sinyal yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium sitosolik. Peningktan konsentrasi ion kalsium sitosolik menyebabkan banyak respon pada sel hewan. Sel menggunakan ion kalsium sebagai mesenjer kedua dalam jalur protein-G dan jalur reseptor tirosin kinase. Dalam merespon sinyal yang direlai oleh jalur transduksi sinyal, kadar kalsium sitosolik mungkin meningkat, biasanya oleh suatu mekanisme yan melepas ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi daripada konsentrasi dalam sitisol. Karena kadar kalsium sitosolit rendah, perubahan kecil pada jumlah absolute ion akan menggambarkan persentase perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi kalsium. Transduksi sinyal Transduksi sinyal merupakan proses penyampaian pesan. Jadi ada pesan dari luar sel trus di membran sel ia ketemu reseptornya dan mengakibatkan ada suatu tanggapan dari dalam sel.

Jika digambar di atas itu stimulus dari luar sel berupa ligand. kemudian terjadi ikatan antara ligan tersebut dengan reseptor yg ada di membran sel. trus ada suatu mekanisme penyampaian pesan (nanti dibahas) yg akan menyebabkan perubahan ekspresi gen.

Tahap secara umum transduksi sinyal oleh antar sel melalui tahap sebagai berikut:

1. Sintesis 2. Pelepasan molekul signaling (ligand) oleh sel signaling 3. Transport signaling ke sel target

4. Terjadi ikatan antara signaling tadi dengan reseptor membentuk kompleks ligand-reseptor. 5. Reseptor yg teraktivasi akan menyebabkan 1 / lebih transduksi sinyal intraselular 6. Perubahan spesifik pada fungsi, metabolisme dan perkembangan sel 7. Removal of the signal Ligand ligand atau molekul signaling dapat berupa: 1. hormon, growth factor, neuro transmitter, feromon 2. stimulus fisik: cahaya, panas, sentuhan 3. perubahan konsentrasi metabolit Transduksi sinyal menurut sifat stimulator / ligandnya, transduksi signal dapat dibagi menjadi 2: 1. Reseptor Intraselular ligandnya merupakan senyawa yg dapat larut dalam lipid. karenanya ia bisa langsung nembus membran sel trus masuk ke dalam sel menuju reseptornya yg ada di dalam sel. 2. Reseptor di Membran sel ada juga ligand yg g bisa larut dalam lipid, jd g bisa nembus membran sel. trus gimana? Tenang! ada reseptornya di membran sel. jadi ia cm perlu nempel di reseptor di membran sel tersebut.

Reseptor Intraselular reseptor intraselular merupakan reseptor yang terdapat di dalam sel, ligan2 yg bisa langsung nembus membran sel karena sifatnya yg lipofilik bisa langsung berikatan ama reseptor yg 1 ini. contohnya hormon kortikoid, progesteron, dan estrogen. Misalnya pada Glucocorticoid Receptor (GR) -> reseptor kortisol saat g ada kortisol reseptor ini akan membentuk kompleks dengan protein yg namanya Hsp90 (Heat Shock Protein 90) ada 2, Hsp70 (Heat Shock Protein 70), dan FKBP52 (FK506 binding protein 52). saat ada kortisol lihat gambar di bawah:

yg hijau segi enam itu kortisol. trus yg warna warni itu kompleks GR. saat kortisol digandeng maka kompleks sebelumnya akan terlepas sehingga hanya monomer GR (kompleks GRkortisol yg warna ungu ada ijo di tengah) yg aktif yg ke tahap selanjutnya.

kompleks ini yg semula ada di sitoplasma akan jalan ke nukleus. lalu GR-kortisol tadi akan menclok (mendarat) di bagian DNA yg namanya Hormon Responsive Elements (HREs) kalo untuk Glucocorticoid namanya Glucocorticoid Response Element (GRE). What happens next? kompleks GR-kortisol yg udah nempel di DNA tersebut akan menyebabkan transkripsi dan selanjutnya akan mengekspresikan gen. Reseptor di Membran Sel Seperti yg udah disebutin di awal kalo ada senyawa yg g bisa nembus membran sel. karenanya Alhamdulillah Allah sudah menyediakan reseptor di membran sel. -Second messengerhampir kelupaan, sebelum masuk ke masing2 mekanisme harus kenalan dulu ama tmn2 ini. kenapa? soalnya mereka memegang penting dalam mengantarkan pesan dari ligan di reseptor membran ke dalam sel. ibaratnya seperti pak pos, ligand nganterin pesannya ke reseptor (ibarat kantor pos) terus second messenger nganter pesan itu ke penerimanya. baik ke sitsol maupun di nukleus tergantung targetnya. siapa saja mereka? 1. cAMP (Cyclic AMP) 2. cGMP : mengaktifkan protein kinase A : mengaktifkan protein kinase G

3. IP3 (Inositol tri Fosfat) : membuka kanal Ca2+ di retikulum endoplasma 4. DAG (Diasil gliserol) 5. ion calcium : mengaktifkan protein kinase C

sekarang yg reseptornya melibatkan second messengers: 1. G Protein Couple Receptors (GPCRs) GPCR merupakan salah satu reseptor yang terdapat di membran sel. Fungsinya g main2 loh, kerusakan pada reseptor ini mengakibatkan diabetes melitus, alergi, penyakit kardiovaskuler, kebutaan, dan kanker. Ligan Epinephrine, glucagon, serotonin, vasopressin, ACTH, adenosine Mekanismenya

taken from Lodish-Molecular Cell biology 5th edition cara bacanya dari kiri atas bawah trus kanan atas bawah misalnya pada hormon epinefrin (adrenalin)

0. Resting State Tidak ada ikatan ligan di reseptor. kompleks protein G masih belum dapat berikatan dengan reseptor 1. Ligan berikatan dengan reseptor Akibat ikatan tersebut, akan terjadi perubahan konformasi di reseptor (tampak ada lubang kecil di pojok kanan) 2. subunit protein G berikatan dengan reseptor ( adrenergic receptor) karena konformasi reseptor telah berubah, maka protein G dapat berikatan dengan reseptor tersebut. 3. Pengikatan GTP Akibat ikatan protein G terhadap reseptor, protein G jg mengalami perubahan konformasi. GDP diganti dengan GTP <-disebut juga Guanine Nucleotide Exchange Factor (GEF) 4. G lepas kemudian berikatan dengan efektor (adenylate cyclase) 5. Pengaktifan adenylate cyclase Adenylate cyclase akan mengkatalisis perubahan ATP menjadi cAMP what happens next? 1. cAMP sebagai second messenger akan masuk ke sitosol dan mengaktifkan protein kinase A (PKA). Protein kinase terdiri dari 2 subunit regulatori dan 2 subunit katalitik 2. cAMP berikatan dengan bagian regulatorinya sementara bagian katalitiknya akan masuk ke nukleus 3. bagian katalitik memfosforilasi Creb transcription factor

4. kemudian faktor transkripsi ini akan menempel di CRE (Cyclic AMP Response Element) 5. ditambah koaktivator P300/CBP 6. transkripsi berjalan dan melakukan ekspresi gen 7. GTP terhidrolisis menjadi GDP + P oleh GTPase sehingga G kembali terikat ke G dan G 8. Produksi cAMP berhenti 9. Fosfatase menghidrolisis gugus fosfat pada protein yg difaktifkan oleh PKA Cytokine Receptors and JAK-STAT Pathway merupakan reseptor yang mengikat cytokine Ligand Interferons, erythropoietin, growth hormone, beberapa interleukins (IL-2, IL-4), cytokines lain Mekanisme

cytokine receptor sendiri terdiri dari 2 subunit. dimana bagian luar dia memiliki Cytokine binding receptor (untuk gandeng cytokine). sementara bagian yg di sitoplasma gandeng JAK. JAK atau kepanjangannya adalah Janus Kinase merupakan golongan tyrosine kinase non reseptor yang berperan dalam JAK-STAT pathway.

Fungsinya? JAK berfungsi untuk memfosforilasi dan mengaktifkan protein yg terlibat dalam transduksi sinyal 1. Cytokine reseptor yang mengikat JAK masih terpisah 2. Dengan adanya Cytokine yang terikat di Cytokine Binding Receptor (yg ada di bagian luar) akan menstabilkan kedua subunit tersebut sehingga keduanya gabung. dan JAK akan memfosforilasi ekor dari cytokine receptor yg ada di sitoplasma 3. Kemudian STAT (Signal Transduction and Transcription) kemudian akan mendekat karena mengendus fosfor yg ada di cytokine reseptor. kemudian akan melahapnya berikatan maksudnya dengan fosfat tersebut. Dan STAT tersebut juga di fosforilasi oleh JAK (jadi STAT ngiket4 gugus fosfat). 4. Terus STAT melepaskan ikatannya sambil bawa 2 fosfat 5. STAT ke nukleus dan menyebabkan transkripsi Receptor Tyrosine Kinase mekanisme tyrosine kinase receptor (TKR) hampir sama ama cytokine receptor. Ligand Insulin, epidermal growth factor (EGF), fibroblast growth factor (FGF),neurotrophins, other growth factors Mekanisme pada kondisi normal

1. Tyrose kinase receptor terdiri dari 2 subunit jg. 2. Lalu ligand (growth factor) nemepl di bagian binding receptor di bagian luar 3. Terjadi dimerisasi dimana kedua subunit tersebut nempel satu sama lain karena distabilkan oleh growth factor 4. Pada bagian yang berhubungan dengan sitoplasma difosforilasi 5. Sehingga SH2 domains (Src homology 2) dan PTB (Phosphotyrosine Binding) domain 6. SH2 domaijn mengalami fosforilasi 7. Terjadi pelepasan signal MAP Kinase pathway MAP (Mitogen-activated Protein) Kinase Pathway merupakan signal yg umumnya di stimulasi oleh mitogen yg dapat mempengaruhi ekspresi gen sehingga mengubah sifat fisiologi sel.

Sistem Dalam MAP kinase minimal harus ada berikut: 1. Dimulai dari aktivasi Guanin Nucleotide Exchange Factor (GEF) 2. GEF kemudian menstimulasi G protein dengan cara menukar GDP dengan GTP 3. G protein yang aktif tersebut kemudian mengaktifkan MAP KINASE KINASE KINASE 4. kemudian MAP KINASE KINASE KINASE kemudian memfosforilasi MAP KINASE KINASE 5. MAP KINASE KINASE memiliki 2 fungsi: untuk memfosforilasi tyrosine maupun Mekanisme transduksi sinyal 1. transduksi sinyal dimulai saat ligan menempel pada Receptor Tyrosine Kinase 2. terjadi dimerisasi dari 2 subunit Receptor Tyrosine Kinase 3. kemudian terjadi fosforilasi di subunti TKR bagian dalam 4. kemudian Growth Factor Receptor Bound Protein-2 (GRB2) kemudian nempel dibagian yg terfosforilasi (karena di dalam GRB2 ada SH2) 5. kemudian SON OF SEVENLESS (SOS) nempel di GRB2 dan dapat mengit protein Ras. 6. SOS berfungsi sebagai GEF (Guanin Nucleotide Exchange Factor) dengan menukar GDP pada Ras menjadi GTP. sehihngga Ras menjadi aktif 7. Kemudian kompleks Ras-GTP akan mengikat B-Raf 8. B-Raf memfosforilasi MEK 1 / 2 atau Map Kinase Kinase 9. kemudian MEK 1 / 2 akan memfosforilasi ERK 1 / 2 atau Map Kinase

10. ERK 1 / 2 akan mengaktivasi protein yg termasuk famili AP-1 (Activator Protein) yaitu fos dan jun 11. kemudian fos dan jun akan masuk ke nukleus menuju DNA. 12. Terjadi ekspresi gen

Referensi

- staff.ui.ac.id/internal/131951229/.../KuliahS2TransduksiSinyal.ppt -http://avicennia.guru-indonesia.net/artikel_detail-238.html -buku ajar fisiologi kedokteran guyton & hall edisi 9 -buku fisiologi manusia dari sel ke system lauralee Sherwood edisi 6

Anda mungkin juga menyukai