Pertemuan V Modul VII Strategi Bersaing, Organisasi Belajar, dan Budaya Organisasi Rengganis Banitya Rachmat
sendiri Tujuan suatu strategimeruntuhkan keungulan yang dimiliki, menciptakan keunggulan baru Mengambil inisiatif dengan langkah-langkah pendek
Arena persaingan yang paling sederhana perusahaan dituntut mempunyai diferensiasi yang tinggi c.t persaingan di mobile phone
Waktu dan Pengetahuan
Berusahan membatasi jumlah pesaing dalam wilayah kekuasaan dengan membuat perintang masuk (entry barriers)
Saku Tebal (Deep-Pocket)
untuk berkembang Menciptakan pengetahuan baru dengan menggunakan informasi yang objektif Antusias terhadap perubahan Mempunyai budaya umpan-balik dan keterbukaan Mendorong rasa tanggung jawab pada semua jajaran Dsb.. (modul 7 hal 7.10-7.11)
2.
3. 4. 5. 6.
7.
8. 9.
10.
Inisiatif individual Toleransi terhadap Resiko Arah Integrasi Dukungan Manajemen Pengawasan Identitas Sistem Imbalan (Reward) Toleransi terhadap Konflik Pola komunikasi
sesuai dengan Konteks industrynya Suatu budaya dikatakan baik apabila budaya tersebut serasi dan selaras dengan kontek atau kondisi objektif industry Teori 3: Budaya yang adaptif mampu meningkatkan kinerja dalam jangk waktu panjang Dalam hal ini, pemimpin perusahaan harus mampu mengadaptasikan diri dengan kepentingan para stakeholder
4.
5.
Mengarahkan sumber daya manusia dalam mencapai visi, misi, perusahaan tersebut Meningkatkan kekompakan tim antar unit kerja divisi Membentuk dan memperbaiki perilaku keorganisasian pada segenap SDM dalam perusahaan tersebut dengan cara mendorong perpaduan sehingga memungkinkan perusahaan bekerja lebih baik Meningkatkan motivasi Pegawai karena mereka sudah mempunyai nilai-nilai, kepercayaan yang diyakini dan disepakati sehingga menjadi lebih loyal Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Manajemen Multibudaya
Semakin Intens-nya Globalisasi, semakin intens pula hubungan kita
etnosentrik (sikap pandangan bahwa segala sesuatu didasarkan pada/dalam kelompoknya sendiri)
Bentuk pandangan etnosentrik antara lain Stereotipe generalisasi
terhadap sekelompok orang atau objek yang secara luas dianut suatu budaya
Manajemen Multibudaya
Latar Belakang konsep multibudaya, menurut Tradis(1995): 1. Beragamnya orang-orang yang berada dalam lingkungan organisasi di suatu negara 2. Derasnya pengaruh globalisasi menjadikan dunia semakin tidak terbatas 3. Adanya Perubahan dalam proses produksi yang berorientasi pada efisiensi dan efektivitas manajemen 4. Adanya dfegradasi lingkungan 5. Beragamnya Segmen Pasar yang dilayani 6. Menurunnya tingkat kelahiran negara2 industri maju
EKMA4116 Manajemen
Pertemuan V Modul VIII Globalisasi Rengganis Banitya Rachmat
Mansour Fakih Suatu proses pengintegrasian ekonomi national bangsa-bangsa ke dalam suatu sistem ekonomi global
Setiap individu memiliki banyak kesamaan kepentingan , mereka bisa bekerja dalam sekala national maupun international sehingga memberikan manfaat bagi semua orang secara global
Neo-Marxisme
negara berperan penting sebagai regulator, mereka secara perlahan kehilangan kontrol atas ekonomi Sebagai proses yang tidak seimbang dimana kekuasaan ekonomi semakin terpusat dikalangan negara industry maju
Proses Globalisasi
Proses globalisasi sudah ada semenjak Abad 19, dimana ada perdagangan, serta kolonialisasi dari bangsa eropa Globalisasi Abad 21, ditandai dengan perkembangan teknologi, Regionalisasi, Perdagangan International
5.
6.
Swastanisasi/Privatisasi Korporatisme Perusahaan, Bank, Pasar Modal Perdagangan Bebas Pemaksaan Ide-ide dan nilai-nilai kapitalisme Pemantapan ide-ide separatisme dan pemecah-belahan negara
Proses Globalisasi
Fase 1: Kolonialism Perkembangan Kapitalisme di Eropa mengharuskan ekspansi secara Fisik untuk memperoleh bahan baku mentah
Pro-kontra Globalisasi
PRO-GLOBALISASI Sebagai Lompatan Kualitas Tidak ada lagi Negara imprialis KONTRA-GLOBALISASI Perluasan ekonomi-Politik Usaha status quo negara maju sebagai pemimpin dunia atas negar-negara miskin dan berkembang Kekayaan yang ada dimanapun Membuat peran negara di dunia adalah milik bersama dan melemah dan meruntuhkan dikelola oleh pare pemilik modal batas2 national dan teknologi
membebaskan perusahaan swasta dari campur tangan pemerintah menghentikan subsidi negara kepada rakyat penghapusan ideologi kesejahteraan bersama dan pemilikan komunal seperti yang masih banyak dianut masyarakat tradisional
Daya saing
Tujuan dari kebijakan perdagangan Indonesia membangun daya
saing berkelanjutan dari produk-produk Indonesia di pasar international yang dilandasi oleh kopetensi inti yang didukung oleh seluruh potensi yang dimilik bangsa Indonesia
Daya saing indonesia meningkat (peringkat 44 dunia, 5 Asean) Faktor yang mempengaruhi daya saing, infrastruktur, efisiensi
8. Peningkatan Profesionalisme 9. Memperbesar peranan Industri kecil dan rumah tangga 10. Peningkatkan Penggunaan teknologi dan IPTEK 11. Pemantapan Desentralisasi dan Otonomi
menegah, besar Membangun pranata bisnis untuk UKM Membangun kemitraan strategis Menggiatkan promosi dan teknik penjualanpameran perdagangan international
bidang industri danan perdaganan international serta struktur industri indonesia Pemanfaatan HAM kadaluarsa Analisa Pasar Mencetak SDM yang berkualitas Pemanfaatan business technology center Perbaikan profesionalisme pimpinan perusahaan Penciptaan wirausaha yang tangguh
Indonesia-Jepang
20 Agustus 2007 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang
Shinzo ABE pada tanggal 20 Agustus 2007 telah menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement/IJ-EPA).
Perjanjian IJ-EPA ini merupakan perjanjian bilateral yang pertama bagi Indonesia Perjanjian IJ-EPA meliputi beberapa sektor yaitu : Trade in Goods, Investment, Trade in
Services, Movement of Natural Persons, Intellectual Property Rights, Cooperation, Competition Policy, Energy and Mineral Resources, Government Procurement, Custom Procedures, Improvement of Business Environment, Dispute Avoidance and Settlement.
IJ-EPA mencakup lingkup yang luas dengan tujuan mempererat kemitraan ekonomi
diantara kedua negara, termasuk kerjasama di bidang capacity building, liberalisasi, peningkatan perdagangan dan investasi yang ditujukan pada peningkatan arus barung di lintas batas, investasi dan jasa, pergerakan tenaga kerja diantara kedua negara dan perdagangan.
Bagi Indonesia, IJ-EPA merupakan komplementer untuk kerjasama regional seperti
ASEAN plus, APEC dan WTO Putaran Pembangunan Doha. IJ-EPA akan memberikan peningkatan ekspor produk dan tenaga jasa Indonesia, peningkatan investasi Jepang, serta peningkatan kemampuan industri Indonesia.
jepang mesih memberlakukan import tarif Hambatan non-tariff cth. The plant protection law The consumer product safety law
Pengingkatan akses pengusaha kecil dan menengah terhadao sumber bahan produksi dan permodalan, disamping juga teknologi, manajemen dan segi-segi lainnya yang penting.
Peningkatakan akses pada pasar, yang meliputi suatu spektrum kegiatan yang luas mulai dari pencadangan usaha, sampai usaha imformasi pasara, bantuan produksi, dan prasaranan serta sarana pemasaran.
Kewirausahaan
produktivitas Persebaran dan keragaman tekanan kerja Dampak terhadap organisasi dan manajemen lokal
Pengubahan struktur, pemberdayaan karyawan, kerja dirancang