Anda di halaman 1dari 141

Utilitas (Kode MKA 121452)

Penyiapan Air Industri


Bambang Sugiarto Basudewa2008.wordpress.com

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

Deskripsi

Berisi deskripsi singkat tentang materi yang diajarkan pada pertemuan ini

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Tujuan materi yang akan diajarkan

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

KEPERLUAN AIR INDUSTRI


1. 2. 3. 4. 5. Air Air Air Air Air Servis untuk Keperluan Pendingin untuk Keperluan Proses Minum dan Perkantoran Umpan Boiler (BFW)

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

SUMBER AIR
Air Sungai Air Mata Air/ SumurBor Air Laut Sumber Lainnya

Air Terdapat di Alam umumnya tidak Murni (H2O)

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

Sumber Air di alam :


1.Air Laut mempunyai rasa asin karena banyak mengandung garam NaCl serta garam-garam mineral oleh karenanya air laut tidak memenuhi syarat sebagai air minum. 2.Air Hujan dalam keadaan murni sangat bersih, tetapi karena adanya pengotoran udara, maka sampai kebumi sudah tidak bersih lagi. 3.Air Payau terjadi karena bercampurnya air laut dengan air sungai atau air tanah, sehingga rasanya sedikit asin, tidak nyaman untuk air minum, dan kotor garam-garam mineral yg larut dari tanah.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

Sumber Air di alam :


4.Air Lahan Gambut umumnya air jenis ini terkontaminasi kotoran yang membentuk koloidal, sehingga sulit untuk dijernihkan, ada yang berwarna hitam, merah serta mempunyai pH rendah. 5.Air Permukaan, umumnya mendapat pengotoran pada pengaliran, seperti lumpur, kotoran industri, yang termasuk air permukaan adalah air sungai, air danau dan air rawa. 6.Air Tanah, umumnya air yang berasal dari dalam tanah dan mengandung sedikit zat-zat yang tersuspensi serta keruh. Air tanah tergolong dari air tanah dalam, dan air tanah dangkal serta mata air.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 7

PENCEMARAN AIR

Pencemaran secara Fisika seperti sampah, pasir, yang bisa diolah secara fisika contoh Filtrasi Umumnya bahan tidak terlarut dalam air. Pencemaran membentuk Koloidal ( KimiaFisika) diolah secara Kimia Fisika contoh dibuat Flok dan difilter. Bahan terlarut membentuk Koloid.

Pencemaran secara Kimia seperti Keasaman, kandungan Logam Berat, Mineral, Garamdll. Umumnya senyawa terlarut sempurna dalam air
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 8

Secara umum zat pengotor air adalah sebagai berikut


1.Padatan tersuspensi 2.Padatan terlarut 3.Gas terlarut

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

Padatan Tersuspensi dalam Air

Padatan tersuspensi merupakani stilah yang diberikan atas keberadaan zat heterogen yang terkandung dalam air secara umum yang terdiri atas: lumpur, humus, limbah dan bahan buangan industri. Dengan kata lain padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung. Bila digunakan sebagai air umpan ketelakan menjadi penyebab terbentuknya deposit, kerak dan busa. Sedang dalam air pendingin akan menimbulkan endapan dan korosi dibawah endapan tersebut. Kekeruhan yang berlebihan dalam air minum sangat tidak diinginkan karena dapat menimbulkan rasa tidak enak. 10
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

Padatan Terlarut dalam Air


Air merupakan pelarut yang baik sehingga mampu melarutkan zat-zat dari bebatuan dan tanah yang terkontak dengan air tersebut. Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung dalam air karena kontaknya dengan bebatuan, antaral ain : CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2, dan sebagainya. Untuk air yang akan dipakai sebagai pembangkit uap atau sistem pendingin ada dua parameter penting yang merupakan akibat dari padatan terlarut yaitu kesadahan dan alkalinitas. Padatan terlarut lainnya, seperti garam terlarut, asam dan zat organik tidak dibahas disini.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

11

Gas Terlarut
Berbagai gas dapat larut dalam air, antara lain : CO2, O2, N2, NH3, NO2, dan H2S. gas-gas terlarut tersebut pada umumnya tidak menimbulkan korosi kecuali CO2, O2 dan NH3. Karbondioksida sesungguhnya adalah suatu asam jika bergabung dengan air dan dengan demikian dapat menyerang logam. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: CO2+ H2O H2CO3 H++ HCO3-(2.6)

Oksigen yang terlarut dalam air merupakan penyebab utama korosi yang terjadi pada ketel dan sistem pendingin. Penghilangan oksigen dariair umpan ketel dapat dilakukan dengan cara deaerasi secara fisik dan kimia
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 12

Air Pendingin
Air yang lewat melalui alat penukar panas heat (exchanger ) dengan maksud untuk menyerap dan exchanger) memindahkan panasnya Syarat Syarat Air

Stabil dalam proses pendinginan Kemampuan membawa panas sebagai panas sensibel Efek Korosi sekecil mungkin Bebas aktivitas mikroba terjadinya fouling akibat Menjamin kelancaran aliran

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

13

Proses dan Siklus Air Pendingin

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

14

Air Minum /Air Proses


Syarat-syarat Air Minum/Proses 1) Jernih/ tak berwarna 2) Netral/ pH sekitar 7 3) Bersih/Sehat, bebas bakteri dan bacilus 4) Tidak Mengandung logam berat 5) Kandungan Mineral / logam dengan syarat tertentu AMAN DI KONSUMSI
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 15

Pengolahan Air Minum

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

16

Pengolahan Air Proses

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

17

FUNGSI MASING-MASING UNIT


1.BAK PENAMPUNG SEMENTARA Untuk menjamin kelancaran aliran 2.BAK PENGENDAP AWAL Mengendapkan Padatan Padatan non Koloid 3.FLOKULATOR Memberi kesempatan terbentuknya flok-flok , dari endapan koloid, setelah diberi koagulan
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 18

FUNGSI MASING-MASING UNIT


4. CLARIFIER Untuk memisahkan Flok-flok yang terbentuk 5. SARINGAN PASIR Untuk Menyaring endapan Koloid yang tidak membentuk Flok. 6. BAK KAPORIT Untuk memberi kesempatan kaporit bereaksi membentuk Cl2 yang bersifat mengelantang dan membunuh bakteri (Pasteurisasi)
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 19

FUNGSI MASING-MASING UNIT


7. KARBON AKTIV Menyerap senyawa kimia penyebab Bau dan Warna 8. OZONISASI Berfungsi membunuh bakteri (Pasteurisasi) sebagai pengganti fungsi Chlorin. Tetapi tanpa mengelantang.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

20

FUNGSI MASING-MASING UNIT


9. ULTRA VIOLET Penyinaran U.V pada frekuensi tertentu sekitar 27500 mikrowatt per centimeter persegi, dapat membunuh bakteri / bacilus,yang tahan terhadap ozon. STERILISASI

10. BAK DISTRIBUSI Untuk Menjamin kelancaran Distribusi


Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 21

AIR UMPAN BOILER


Syarat-syarat Air Untuk Umpan Boiler Air Lunak /Bebas Sadah Bebas Logam dan Mineral Bebas Gas Tersuspensi PROSES ANALOG DENGAN AIR PROSES DILANJUTKAN DENGAN PROSES PELUNAKAN, DEMINERALISASI DAN DEAERASI.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 22

Perlakuan lanjut Air Umpan Boiler

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

23

Utilitas 1- UPN [v] YK

24

FUNGSI MASING-MASING UNIT


1.Softener untuk menghilangkan kesadahan air / melunakan air. 2.Resin + dan - sebagai penukar kation dan anion / Demineralisasi. Resin jenis tertentu dapat menghilangkan juga mineral penyebab sadah. 3.Deaerasi untuk menghilangkan gas-gas yang tersuspensi dalam air
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 25

SEDIMENTASI & FLOKULASI (Proses External)


Proses pengolahan untuk memperbaiki kualitas air terdiri atas berbagai jenis dan penerapan proses proses tersebut disesuaikan dengan tujuan penggunaan air yang dikehendaki. Sebagian besar jenis proses pengolahan air secara eksternal. Proses-proses tersebut digunakan untuk mengolah jenis pengotor(impurities) tertentu dan pengolahan air secara eksternal ini dapat dibagi menjadi tiga katergori, yaitu:
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 26

Proses pendahuluan (pre-treatment treatment)

Proses ini umumnya digunakan untuk memperoleh kualifikasi air pendingin atau sebagai proses awal untuk penyediaan air dengan kualitas yang lebih tinggi.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

27

Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan memisahkan/mengencapkan zat-zat padat atau suspensi non-koloidal dalam air. Pengendapan dapat dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

28

Cara yang sederhana adalah dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya. Setelah partikel-partikel mengendap, maka air yang jernih dapat dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi didalamnya. Cara lain yang lebih cepat adalah dengan melewatkan air pada sebuah bak dengan kecepatan tertentu sehingga padatannya terpisah dari aliran air dan jatuh kedalam bak pengendap tersebut. Kecepatan pengendapan partikelpartikel yang terdapat didalam air bergantung kepada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak pengendap.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 29

Jenis Sedimentasi
Kontinu Intermittent (selang-seling)

Sedimentasi /settling secara intermittent banyak dipakai dalam water treatment.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

30

Effisiensi Sedimentasi tergantung :


Jumlah padatan dalam badan air Kekasaran partikel terlarut Waktu pengendapan

Bentuk rancangan alat: Sirkuler Rectangular

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

31

Kasus : hubungan waktu setling/sedimentasi dengan flokulasi


Dalam perancangan alat sedimentasi /settler tidak dirancang alat yg dp mengendapkan semua padatan terlarut (suspended solid) scr sekaligus:

Tidak praktis Waktu tinggal>>> Tidak ekonomis(<<) Perancangan eliminasiaruseddy scouring velocities kondisi yg menghambat pengendapan
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 32

Kerugian waktu sedimentasi / settling yg lama

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

33

Cara penanganan :

Dengan desinfektan: CuSO4, khlorinasi, khor aminsh galgae + m.o. lemah/mati Degan roof/pelindung shg s.m. Terhambat Waktu settling cepat, sebagai pertimbangan perancangan alat

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

34

Kasus sebaliknya : kekurangan oksigen

Jika kandungan oksigen rendah dalam badan air olahan maka akan menjadi beban bagi unit aerator, apalagi jika dalam badan air banyak terdapat m.o an organik

Beban clarifier, untuk proses pengendapan Fe sebagai Ferritri hidroksida Perlu analisa kadar oksigen pada utilitas sistem: baik pada air pendingin, air proses maupn air umpan boiler
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 35

Reaksi-reaksi : Reaksi flokulasi

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

36

Reaksi-reaksi : Reaksi flokulasi

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

37

Reaksi-reaksi : Reaksi flokulasi

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK

38

Pengendap clarifier

Alat yang digunakan untuk mengendapkan kotoran dalam suatu cairan antara lain adalah clarifier. Berikut adalah gambar alat pengendap clarifier

Teknik Kimia - U P N 'v' YK

39

Cara Kerja Clarifier Cairan masuk melalui pipa yang diletakkan dibagian

tengah dari tangki besar, cairan akan turun kebawah. Cairan yang bening akan naik keatas sedang cairan yang kotor akan turun ke bawah. Kecepatan cairan keatas harus lebih rendah dari pada kecepatan pengendapan partikel-partikel padatan. Dengan demikian kapasitas clarifier ditentukan oleh diameter ( luas permukaan) . Kedalaman juga sangat mempengaruhi pengendapan lumpur yang terkumpul. Kandungan padatan terlarut yang terikut dalam cairan yang ke atas harus dapat terkontrol dengan baik dengan jalan mengatur kecepatan pengeluaran.
Teknik Kimia - U P N 'v' YK 40

Cara Kerja Clarifier

Metode lain untuk flokulasi mencakup penggunaan bahan aktif permukaan dan penambahan bahan, seperti perekat, gamping, alumina, atau natrium silikat yang berfungsi menjaring partikel-partikel tersuspensi untuk turun mengendap karena gaya beratnya.

Teknik Kimia - U P N 'v' YK

41

Cara Kerja Clarifier

Bahan-bahan yang berupa koloidal dengan ukuran bahan 0,1 0,001 sangat sukar sekali untuk diendapkan dengan cara grafitasi, untuk itu bahan harus diketahui sifat-sifat fisisnya terlebih dulu baru dilakukan destabilisasi kemudian dilakukan flokulasi. Berdasarkan fungsi dari sistem pengendapat dapat di golongkan menjadi 2 yaitu : penjernihan (clarifier) dan pemekatan (thickener). Untuk merancang tangki pengendapan diperlukan sifat-sifat fisis dari padatan yang tersuspensi dan biasanya diperlukan percobaan pelopor settling dan sedimentasi untuk menentukan diameter dan tinggi tangki yang diperlukan.
Teknik Kimia - U P N 'v' YK 42

Pengendap Bejana (Settler).

Pada operasi berkesinambungan, campuran yang keluar dari tangki pencampur dialirkan kedalam sebuah bejana yang cukup besar sehingga cukup waktu mengendapkan campuran dan mengurangi turbulensi. Selain bejana kosong biasa kadang dipakai buffle mendatar untuk mengurangi turbulensi dan jarak jatuh butir-butir cairan.

Teknik Kimia - U P N 'v' YK

43

Pengendap Bejana (Settler).


Kecepatan pengendapan butiran :

VS

4 D g .g 3 CW g
Waktu tinggal :

Kecepatan maju

QV Vt A

L. A L QV Vt

Vs

Vt

Z .V s
Volume tangki : L. A .QV Z

Vs

.QV
44

Teknik Kimia - U P N 'v' YK

Pemekatan (Thickening)

Pemekatan (thickening) adalah peristiwa peningkatan kosentrasi padatan didalam badan cairan dengan tujuan akhir untuk memperoleh hasil berupa pasta atau kristal. Partikel yang tersuspensi didalam cairan berkisar antara 15 30 % yang terkumpul akibat peristiwa pengendapan dan pengguapan cairan. Thickener adalah alat yang berfungsi untuk meningkatkan kosentrasi. Peningkatan kosentrasi padatan dalam badan cairan dapat dilakukan dengan jalan pengendapan. Thickener dapat beroperasi secara batch maupun secara kontinyu (sinambung). Teknik Kimia - U P N 'v' YK 45

Pemekatan (Thickening)

Gambar Thickener
Teknik Kimia - U P N 'v' YK 46

Peralatan dan cara kerja digambarkan sebagai berikut :

Pemekatan (Thickening)

Thickener

dapat

Tangki yang besar agak dangkal dilengkapi dengan penggaruk radial yang digerakkan lambat oleh motor yang dipasang pada bagian atas alat. Dasar alat bisa datar bisa pula berbentuk kerucut. Bubur umpan yang encer mengalir melalui palung miring atau meja cuci. Cairan mengalir secara radial dengan kecepatan yang kian berkurang, sehingga memungkinkan zat padat itu mengendap didasar tangki. Cairan jernih melimpah dari bibir tangki kedalam suatu palung. Lengan-lengan penggaruk itu mengaduk lumpur itu secara pelan, dan mengumpulkan dibagian tengah untuk dikeluarkan melalui pipa lumpur. Pada beberapa rancangan lengan pengaruk dapat diatur dengan dibuat engsel, sehingga dapat menjangkau semua area yang ada.
Teknik Kimia - U P N 'v' YK 47

Pemekatan (Thickening)
Laju alir volumetrik cairan keatas melewati daerah tersebut sama dengan selisih laju alir cairan dalam slurry umpan dengan laju pengeluaran lumpur.

Bila :

U = perbandingan cairan dengan zat padat di setiap titik di thickener V = perbandingan cairan-padatan di lumpur keluar Maka laju cairan ke atas/laju umpan = U V W = laju massa zat padat,
(U V )

Laju cairan ke atas =

harus tidak melebihi laju pengendapan, Uc. A = penampang thictener W W U ( U V ) A (U A) C = densitas cairan A U C Uc = laju pengendapan slurry A harus dihitung untuk seluruh jelajah konsentrasi yang ada di thictener.
Teknik Kimia - U P N 'v' YK 48

W A

Alat ini berupa sebuah tangki dengan pengaduk agar kedua cairan dapat kontak dengan baik. Pada pengadukan, suatu fasa tersuspensi pada fasa lainnya berupa butiran butiran halus. Makin halus butiran makin luas kontak antar fasa muka kedua fasa tersebut. Dilain pihak bila butiran terlampau halus, akan sangat sukar untuk mengendap, sehingga pemisahan kedua fasa dibutuhkan waktu yang lama. Campuran dua fasa dipisahkan dalam alat yang lain yaitu pengendap. Kedua fasa akan memisah dan dapat dialirkan keluar secara terpisah.

Pencampur Pengendap (Mixed Settler)

Teknik Kimia - U P N 'v' YK

49

Pencampur Pengendap (Mixed Settler)

Teknik Kimia - U P N 'v' YK

50

FILTRASI

Pemisahan fluida cair dari impurities / pengotor yang menyertai dengan menggunakan media porous

Jenis proses: gaya fisis untuk pemisahan


Banyak dipakai di industri pengolahan pangan, pengolahan air, keramik, dll

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

51

ProsesFiltrasi
Gaya yg dipakai untuk menggerakkan fluida melalui media filter : Gravitasi Pengaruh gaya gravitasional pada komponen-2 Jika menggunakan gaya sentrifugal gaya diinduksi kedalam sistem sehingga komponen-komponen produk terpisah

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK 52

Klasifikasi Filter
1.Sand filter Terbuka Bertekanan 2.Filter Presses Chamber Plate & frame

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

53

3.Leaf filter Moore Kelly Sweet land 4.Rotary continousfilter Drum Leaf Top fluid
Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK 54

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

55

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

56

Gravity filter

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

57

Prinsip filtrasi

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

58

Open Rapid Filter

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

59

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

60

Perhitungan dalam filter

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

61

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

62

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

63

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

64

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

65

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

66

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

67

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

68

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

69

Review MKA OTK 3, bab Filtrasi, sub-bab Plate &Fram Filter Press

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

70

Ringkasan Materi

Berisi ringkasan materi dan latihan soal

Tugas untuk mahasiswa down load simulasi filtrasi (grafity filter dan compressed filter untuk produksi air minum, waste water treatment) dari youtube dan menjelaskan di kelas sebagai tugas kelompok

Utilitas 2 (Teknik Kimia) - UPNYK

71

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER


ZAT PENGOTOR (IMPURITIES)

Zat-zat yang diserap oleh air dalam perjalanan daur hidrologi menyebabkan air tersebut menjadi tidak murni lagi. Zat-zat itu disebut sebagai zat pengotor atau impurities. Berbagai jenis impurities dan karakteristiknya dapat dikelompokkan dalam 3 golongan, yaitu:
1.Padatan tersuspensi 2.Padatan terlarut 3.Gas terlarut
Utilitas 1 - UPN [v] YK 72

Padatan Tersuspensi

Merupakan zat heterogen yang terkandung dalam kebanyakan jenis air. Terdiri atas Lumpur, humus, limbah dan bahan buangan industri. Padatan tersuspensi dapat menyebabkan air keruh dan bila digunakan sebagai air umpan ketelakan menyebabkan terbentuknya deposit, kerak dan busa. Padatan tersuspensi dalam air pendingin akan menimbulkan endapan dan timbulnya korosi dibawah endapan tersebut Kekeruhanyang berlebihan dalam air minum sangat tidak diinginkan karena dapat menimbulkan rasa yang kurang baik 73
Utilitas 1 - UPN [v] YK

Padatan Terlarut

Air adalah pelarut yang baik, sehingga mampu melarutkan zat-zat dari batu-batuan dan tanah yang terkontak dengan air tersebut. Mineral yang terkandung dalam air krn kontaknya dengan batu-batuan, antara lain : CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO4, silika, SiO2 dsb Air yang akan dipakai untuk pembangkit uap atau sistem pendingin ada dua parameter penting yang merupakan akibat dari padatan terlarut, yaitu kesadahan dan alkalinitas.
Utilitas 1 - UPN [v] YK 74

Kesadahan (Hardness)

Kesukaran pembentukan busa oleh sabun dalam air merupakan indikasi kesadahan air Kesadahan air terutama diakibatkan oleh adanya ion-ion kalsium dan magnesium.

Sabun dalam air bereaksi lebih dulu dengan ionion ini sebelum dapat berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan air. Senyawa kalsium, magnesium dan senyawa lain yang bereaksi dengan sabun, mempunyai ukuran yang disebut keadahan total (total hardness).
Utilitas 1 - UPN [v] YK 75

Kesadahan (Hardness)

Kesadahan total ditinjau dari macam kation merupakan jumlah kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium TH = CaH+ MgH Kesadahan total dilihat dari anionnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1)
2)

kesadahan karbonat (kesadahan sementara) kesadahan non-karbonat (kesadahan tetap)

TH = KH + NH
Utilitas 1 - UPN [v] YK 76

Dengan keterangaan:

Utilitas 1 - UPN [v] YK

77

Kerugian yang dapat timbul akibat adanya kesadahan dalam air industri diantaranya adalah pembentukan kerak dalam ketel dan sistem pendingin, selain itu pemakaian sabun akan meningkat bila kesadahan terdapat dalam air pencuci.
Utilitas 1 - UPN [v] YK 78

Alkalinitas(Alkalinity)
Alkalinitas air disebabkan adanya senyawa alkalis dalam air Alkalinitas merupakan ukuran dari kapasitas air untuk menetralkan asam Ada tiga jenis alkalinitas:

Utilitas 1 - UPN [v] YK

79

Alkalinitas(Alkalinity)

Penentuan alkalinitas dilakukan dengan titrasi menggunakan larutan HCl. Penetralan dilakukan dengan indicator phenolptalin menghasilkan alkalinitas-P, sedangkan bila digunakan indicator metil jingga akan dihasilkan alkalinitas-M. Reaksi yang terjadi pada alkalinitas P dan M adalah sebagai berikut:

Utilitas 1 - UPN [v] YK

80

Reaksi yang terjadi pada alkalinitas P dan M adalah sebagai berikut:

Utilitas 1 - UPN [v] YK

81

Penyebab alkalinitas tidak ada bersamasama dalam air.

Ada lima kemungkinan terdapatnya senyawa penyebab alkalinitas, yaitu:

Utilitas 1 - UPN [v] YK

82

Tabel 2.2. Alkalinitas dan hubungannya dengan kesadahan

Utilitas 1 - UPN [v] YK

83

Hubungan alkalinitas dengan kesadahan

Utilitas 1 - UPN [v] YK

84

Water softener

Pelunakan air, perlu dikendalikan agar tidak menggangguj alannya proses Tujuan: untuk menghindarkan terbentuknya kerak akibat dari terakumulasinya senyawa karbonat Pertimbangan lain : berhubungan dg tingkat alkalinitas, Krn ada kalanya alkalinitas yg tinggi diperlukan khususnya pd air umpan boiler utk mencegah korosi
Utilitas 1 - UPN [v] YK 85

Menaikkan alkalinitas berarti menaikkan kesadahan karbonat dan mengurangi kesadahan non-karbonat

Air baku pada umumnya hanya mengandung alkalinitas-M saja(hanya mengandung HCO3 saja) dengan pH sekitar 7. Alkalinitas yang cukup tinggi diperlukan pada air umpan ketel untuk mencegah korosi, akan tetapi kadar OH- yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kerapuhan kaustik( Caustic Embrittlement).
Utilitas 1 - UPN [v] YK 86

WATER DEMINE

Proses demineralisasi (pengurangan kandungan mineral) yg dikenakan pada air Proses demineralisasi dilakukan pada:

Pengolahan air pada tahap persiapan, yaitu dilakukan reaksi pembentukan flok pada unit flokulasi kemudian diendapkan pada clarifier sebagai sludge/lumpur Pengolahan air umpan boiler, yaitu pada water softener utk mengurangi kadar Ca dan Mg serta pada unit kation exchanger Yang akan dibahas adalah pada unit kation-anion exchange (ion exchanger, IE)
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 87

Ion Exchanger

Ion exchange proses mrp reaksi kimia antara ion dalam fase larutan dan ion dalam fase padat. Ion-ion tertentu dalam larutan diadsorpsi oleh ion exchanger padatan, dan dlm rangka menjaga elektronetrality, maka padatan melepaskan ion penukar kedalam larutan. Contoh: pada proses pelunakan air (water softening), ion Ca+2dan Mg+2diambil dari larutan dan padatan exchanger melepas kanion Na+ untuk menggantikan tempat Ca+2 dan Mg+2 Reaksinya stokhiometri dan reversible.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 88

Ion Exchanger

Zeolit adalah ion exchange yang pertama digunakan untuk proses water softening. Tetapi sekarang penggunaanya diganti oleh synthetic cation exchange resin dan synthetic anion exchange resin Ion exchange digunakan pula dalam proses pengeluaran anion dan kation dari dalam air, yang disebut proses demineralisasi. Ion exchange dapat pula digunakan untuk memindahkan ion-ion logam dari waste water, dan ion-ion itu kemudian dikeluarkan bersama-sama pada saat regenerasi, seperti pada industri metal platting dengan ionionnya: Zn, Cd, Cu, Ni, Cr.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 89

Struktur Ion Exchange Resin


1.PolimerMatrix, meliputi

Polystirenmatrix, mrp kopolimer stiren dan divinil bezene. Terjadi secara polimerisasi suspensi, sehingga dihasilkan cross-link polymer dan tidak larut dalam air Polyacrylicmatrix, mrp kopolimer acrylat/ acrylonitrile dengan divinil benzene, sehingga dihasilkan crosslink polymer

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

90

Struktur Ion Exchange Resin


2. Group Fungsional, ada 2 jenis
a.Cation Exchange Resin

Strongly Acidic (sulfonic group), Polystiren bead ditambahkan H2SO4 pekat, sehingga dihasilkan resin dengan stabilitas kimia dan fisika yang tinggi. Contoh: AmberliteIR 120, DuoliteC 20, LewatitS 100 TS Resin ini mempunyai gugus aktif sulfonic group (-SO3H) dan dapat memindahkan seluruh kation

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

91

Weakly Acidic (carboxylic group), mrp reaksi hidrolisa dari polymetilacrylate/polyacrilonitrile untuk membentuk poly matrik. Contoh: Amberlite IRC 76 dan DuoliteC 433 Resin ini merupakan gugus aktif carboxylic group (-COOH), dapat mengeluarkan kationkation dari basa lemah seperti: Ca 2+danMg 2+, mempunyai kemampuan terbatas memindahkan kation-kation dari basa kuat, spt. : Na+ danK+
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 92

b. Anion Exchange resin Strong Base, mempunyai grup aktif quaternary ammonium. Ada 2 macam yaitu:
1)

2)

Type 1 Resin, paling kuat, dengan grup aktif benzyl dimentil etanol ammonium, dp memindahkan seluruh anion termasuk silika. Contoh: Duolite A 10 Type 2 Resin, dapat memindahkan seluruh anion, membebaskan anion-anion lebih mudah selama proses regenerasi dengan menggunakan larutan NaOH(efisiensi regenerasi tinggi), tetapi menghasilkan silikaleakage lebih besar dari type 1. contoh: Duolite A 102
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 93

Weak Base, memp. Grup aktif amine, dapat memindahkan anion-anion yang terutama dari asam kuat seperti SO42-Cr, NO3-dan terbatas untuk anion-anion dari asam lemah seperti HCO3-, CO32-dan SiO44-.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

94

Kapasitas Ion Exchange


1. Total capacity Menyatakan kapasitas total grup aktif yang ada pada resin, dan dinyatakan dalam equivalent/unit. 2. Operating Capacity menyatakan banyaknya kapasitas grup aktif yang dapat digunakan selama proses berlangsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya operating capacity terhadap total capacity adalah: analisa raw water ; kualitas air hasil yang diinginkan; laju alir service; suhu air ; jenis dan jumlah regenerasi; laju alir regenerant; suhu regenerant dan waktu service yang diinginkan.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 95

3. Regeneration Efficiency Merupakan perbandingan antara operating capacity dan Jumlah regenerant yang digunakan(keduanya dinyatakan Dalam eq/lt) dan dinyatakan dalam prosentase
4. Regenerant Ratio Merupakan kebalikan dari regeneration efficincy, dan biasanya bernilai lebih besar dari 1. Biasanya strongly acidic/strongly basic resin jarang menggunakan lebih dari 60% dari total capacitynya. sebagaicontoh, strongly basic type 1 yang mempunyai total capacity 1,2 eq/lt, hanya menggunakan operating capacity 0,46 eq/lt.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 96

Reaksi Ion Exchange


1.Cation Exchange, umumnya digunakan untuk mengeluarkan ion-ion yang tidak diinginkan dari larutan tanpa merubah konsentrasi total ion atau pH. Resin biasanya menggunakan ion Na+ untuk menyerap, karena ion sodium biasanya mempunyai affinitas yang rendah sehingga mempunyai kemampuan untuk mengadopsi metal lain

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

97

Resin mempunyai afinitas yang besar untuk ionion divalent, trivalent, tapi untuk ion-ion monovalen afinitasnya yang rendah, sehingga resin ini mempunyai kapasitas yang tinggi untuk memindahkan ion Ca2+ dan Mg2+ dari larutan, tetapi untuk ion Na+ kapasitasnya kecil

2. Anion Exchange Resin yang paling banyak digunakan untuk anion exchange adalah basa kuat dalam bentuk klorida. Contoh reaksinya adalah:

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

98

Hidroksida Ion Exchange Bila larutan asam dilewatkan melalui resin bentuk hidroksida, anion-anion teradopsi dan digantikan oleh hidroksida, sehingga terbentuk air murni.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

99

Tahap Regenerasi

Regenerasi untuk kaiton exchange dengan menggunakanl arutan asam, sedangkan untuk anion exchange menggunakan larutan caustic soda. Reaksi yang terjadi:

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

100

Kesetimbangan Ion Exchange

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

101

Cation Exchanger (strong acid dg gugus sulfonatSO3H)mengadsorpsi kationkation dengan urutan sbb:

Sedangkan anion exchanger (strong base yang mempunyai gugus quartenary ammonium), mengadsorpsi anion-anion dengan urutan sbb:

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

102

Actual reaction
Resin penukar kation Resin penukar kation asam kuat yang beroperasi dengan siklus H, regenerasi dilakukan menggunakan asam HCl atau H2SO4.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

103

Reaksi pada tahap layanan adalah sebagai berikut:

Konsentrasi asam keseluruhan yang dihasilkan oleh reaksi diatas disebut Free Mineral Acid ( FMA ). Jika nilai FMA turun, berarti kemampuan resin mendekati titikhabis dan regenerasi harus dilakukan.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 104

Reaksi pada tahap regenerasi adalah sebagai berikut:

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

105

Gugus Fungsi pada resin penukar kation asam lemah adalah karboksilat (R-COOH). Jenis resin ini tidak dapat memisahkan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat. Tetapi dapat menghilangkan kation yang berasal garam bikarbonat untuk membentuk asam karbonat atau dengan kata lain resin ini hanya dapat menghasilkan asam lemah dengan siklus H, dinyatakan oleh reaksi-reaksi berikut:

larutan regenerasi dan reaksi yang terjadi pada tahap regenerasi identik dengan resin penukar kation asam kuat.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK
106

Penukar resin anion

Resin penukar kation asam kuat siklus hydrogen akan megubah garam-garam terlarut menjadi asam, dan resin penukar anion basa kuat akan menghilangkan asam-asam tersebut, termasuk asam silikat dan asam karbonat.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

107

Reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap layanan dan regenerasi adalah sebagai berikut:

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

108

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

109

Resin penukar anion basa lemah hanya dapat memisahkan asam kuat seperti HCl dan H2SO4, tetapi tidak dapat menghilangkan asam lemah seperti asam silikat dan asam karbonat, oleh sebab itu resin penukar anion basa lemah acap kali disebut sebagai acid adsorters

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

110

Reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap layanan adalah sebagai berikut

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

111

Resin penukar anion basa lemah dapat diregenerasikan dengan NaOH, NH4OH atau NaCO3 seperti ditunjukkan oleh reaksi dibawah ini

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

112

Operasi Sistem Pertukaran Ion


Operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu:
1)

Tahap layanan(service)

Tahap layanan ini dilakukan dengan cara mengalirkan air umpan dari atas (down flow).

2) 3)

4)

Tahap pencucian balik(backwash) Tahap regenerasi Tahap pembilasan


Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 113

Tahap Pencucian balik

Tahap pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik habis. Sebagai pencuci digunakan air produk, pencucian balik mempunyai sasaran senagai berikut :

Pemecahan resin yang tergumpal Penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang antar resin Penghilangan kantong-kantong gas dalam unggun, dan Pembentukan ulang lapisan resin

Pencucian balik dilakukan dengan pengaliran air dari bawah keatas(up flow). Pada tahap ini terjadi pengembangan unggun antara 50 hingga 75%.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 114

Tahap Regenerasi

Tahap regenerasi adalah operasi penggantian ion yang terjerap dengan ion awal yang semula berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ketingkat awal atau ketingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak(mengembalikan kemampuan resin ketingkat awal) dari ion yang digantikan, karena hal ini dapat mengurangi waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan. Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Jadi secara teoritik, jumlah larutan regenerasi (dalam ekivalen)yang dihilangkan (kebutuhan larutan regenerasi teoritik)
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 115

Tahap Regenerasi

Operasi regenerasi agar resin mempunyai kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal. Upaya tersebut berarti bahwa regenerasi ditentukan oleh tingkat regenerasi (regeneration level) yang diinginkan. Tingkat regenerasi dinyatakan sebagai jumlah larutan regenerasi yang digunakan per volume resin.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

116

Tahap Regenerasi

Perbandingan kapasitas operasi yang dihasilkan pada tingkat regenerasi tertentu dengan kapasitas pertukaran yang secara teoritik yang dapat dihasilkan pada tingkat regenerasi itu disebuit efisiensi regenerasi. Efisiensi regenerasi resin penukar kation asam kuat yang diregenerasikan dengan H2SO4 dan resin penukar anion basa kuat yang diregenerasikan dengan NaOH antara 20-50%, oleh sebab itu pemakaian larutan regenerasi 2-5 kali lebih besar dari kebutuhan teoritik. Pada resin penukar kation dalam asam lemah dan resin penukar anion basa lemah efisiensi dapat mendekati harga 100%, atau dengan kata lain kebutuhan larutan regenerasi untuk resin penukar golongan lemah lebuh sedikit.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 117

Tahap Regenerasi

Besaran untuk menyatakan tingkat efisiensi penggunaan larutan regenerasi adalah nisbah regenerasi (regeneration ratio) yang didefinisikan sebagai berat larutan regenerasi dinyatakan dalam ekivalen atau gr CaCO3 dibagi dengan beban pertukaran ion yang dinyatakan dalam satuan yang sama. Makin rendaah regenerasi makin efisien penggunaan larutan regenerasi. Harga nisbah regenerasi merupakan kebalikan harga efisiensi regenerasi dari atas.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

118

Efisiensi Regenerasi dan Pemanfaatan kolom Sebagai fungsi dari tingkat regenerasi

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

119

Tahap Pembilasan

Tahap pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan regenerasi yang terperangkap oleh resin. Pembilasan dilakukan menggunakan air produk dengan down flow dan dilaksanakan dalam dua tingkat yaitu:
1. Tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi dan 2. Tingkat laju alir untuk menghilangkan sisa ion.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 120

Tahap Pembilasan

Limbah pembilasan tingkat laju alir rendah digabungkan dengan larutan garam daan dibuang. Sedangkan limbah pembilasan tingkat laju alir tinggi disimpan dan digunakan sebagai pelarut senyawa untuk regenerasi.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

121

Penghilangan Gas

Penghilangan gas dilakukan sebelum air keluaran kolom kation diolah di kolam resin penukar anion dimaksudkan untuk mengurangi beban pertukaran pada kolom penukar anion, yang berarti juga mengurangi penggunaan larutan regenerasi.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

122

Penghilangan Gas

Setelah tahap pertukaran kation di resin penukar kation siklus hydrogen, alkalinitas bikarbonat yang dikandung dalam air umpan akan di konversi menjadi asam karbonat dan karbondioksida,seperti disajikan pada reaksi di bawah ini:

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

123

Air keluaran resin penukar kation bersifat asam, maka reaksi kesetimbangan di atas akan bergeser ke kiri. Air yang diolah di kolom degasifier mengandung karbon dioksida yang ekivalen dengan alkalinitas bikarbonat ditambah dengan jumlah karbon dioksida yang larut dalam air tersebut. Cara kerja kolom degasifiermengikuti teori-teori yang berlaku untuk proses stripping(pelucutan). Kandungan CO2 dalam air dilucuti menggunakan udara yang dihembuskan oleh blower atau secara vakum. Pemakaian kolom mengurangi kandungan karbondioksida menjadi sekitar 5 mg/l.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK 124

OperasionalIon Exchange (Hook Up System)

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

125

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN[v]YK

126

Deaerasi

Daerasi merupakan usaha penghilangan gas seperti oksigen, karbondioksida, dan ammonia dengan proses penaikan temperature saturasi air pada tekanan rendah. Perbaikan perancangan pada campuran yang mempunyai sifat berdekatan seperti air dengan steam dapat mengurangi sifat korosif gas pada pemanasan umpan air sebagai upaya pencegahan korosi Adanya oksigen akan menyebabkan lubang dan korosi pada pemanas umpan, clossedheaters, economizer, boiler, dan return lines
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK 127

gas oksigen dapat menimbulkan korosi 5 sampai 10 kali lebih banyak dibandingkan gas karbondioksida untuk kuantitas yang sama factor suhu144F akan mempunyai aktivitas 2-2.5 kali lebih besar untuk kondensate yang sama pada suhu 140F Adanya gas karbondioksida dalam sistem, bersam agas lain dan bercampur dapat menimbulkan kira-kira10 %-40 % korosi

Jika korosi disebabkan oleh banyaknya karbondioksida maka struktur dan komposisi baja merupakan factor yang sangat menentukan.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK 128

Fe+2+ 2H2O Fe(OH)2+ 2H+ 4Fe(OH)2+ O2+ 2H2O 4Fe(OH)3infeksi logam/korosi

Kondensat kemungkinan terdiri dari karbondioksida yang dalam larutan akan membentuk H2CO3, dengan pH : 5.5-6.5 Mg/Ca MgCO3/CaCO3(kerak)

Gas amonia sangat keras daya korosinya terhadap tembaga dan campurannya. Korosi yang ditimbulkan misalnya terjadi pada fitting, turbine tube, condenser, serta tempat-tempat yang langsung berkontak dengan amonia. Senyawa yang dibentuk dari hasil kontak ini adalah senyawa kompleks reaktif (Cu(NH4)++.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK 129

Teori Pelarutan

Dalton : PT=pi Henry : c/p= k


dengan: k: koefisien kelarutan c: konsentrasi kelarutan gas dalam larutan p: tekanan gas

Berdasar prinsi phkDalton dan hkHenry, perubahan kelarutan gas dari air dapat dilakukan dengan mengurangi tekanan parsial dari gas itu ke udara sekeliling, tanpa mempedulikan tekanan total dari sistem
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK 130

Berdasar prinsip diatas maka dapat dilakukan perancangan sbb:

Cara sederhana yang dapat dilakukan dengan pengelembungan gas melewati air atau dengan penyemprotan air dengan aliran countercurrent dengan aliaran gas. Pada cara ini konsentrasi pelarutan gas atmosferis dikurangi dengan pengenceran gas. Tekanan parsial dari kelarutan gas dikurangi sesuai dengan hukum Henry, yaitu diperoleh dengan pencapaian kesetimbangan konsentrasi kelarutan gas dalam air secara proporsional terhadap pengurangan tekananparsial gas. Karbondioksida dapat dilepaskan dari air dengan aliran udara yang berlawanan arah dengan aliran air.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK

131

Gas oksigen dapat dipindahkan dengan air yang melewati gas lain dengan aliran berlawanan arah dengan aliran gasnya. Udara tidak dapat dipergunakan pada peristiwa ini karena prosentase oksigen dalam udara tinggi (21%). Kebanyakan proses penurunan kelarutan oksigen dengan pemanasan umpan menggunakan solven atau steam. Pemilihan penggunaan steam lebih disebabkan pertimbangan ekonomis.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK 132

Tipe-tipe Deaerator

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK

133

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK

134

Mekanisme pemindahan gas dari air dengan memanfaatkan steam

Pencapaian kondisisaturasi dan pencapaian tekanan uap dari solven liquid dan tekanan larutan dari kelarutan gas. Pada kondisi ini, semua gas menjadi tidak larut. Untuk pelepasan gas diperlukan penghambat tray atau jet design dari pemanas umpan air pada suhu 212 F dan pada tekanan atmosferis. Difusigas keudara sekeliling (tanpa penggelembungan) akibat dari tekanan internal dari cairan dan pelarutan gas lebih kecil dari tekanan yang dikenakan pada sistem. Pemindahan gas amonia, disebabkan oleh kelarutan yang ekstrem dari gas ini dicapai dengan difusi.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK

135

Oksigen akan segera meninggalkan air jika dipanaskan pada suhu saturasi dan tekanan sistem

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK

136

Pemindahan gas karbon dan gas amonia

Jika gas karbondioksida terlarut dalam air maka akan menjadi komponen yang tidak stabil H2CO3.

CO2+ H2O H2CO3 H2CO3H++ HCO3HCO3-CO3-+ H+

Konsentrasiion hydrogen akan mengontrol pH CO2 yg tdp dalam 3 bentuk molekul ini. Hanya H2CO3 dan CO2 saja yang dapat dipindahkan dengan deaerasi.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK 137

Gas amonia yang dilarutkan dalam air, akan membentuk senyawa yang tidak stabil, NH4OH

NH3+ H2O NH4OHNH4-+ OH

Konsentrasiion hydroxyl akan mengontrol penyebaran gas amonia dari dua bentuk molekul tersebut. Dan hanya NH4OH saja yang dapat dipindahkan dengan deaerasi

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK

138

Peralatan

Sesuai dengan standart Heat Exchange Instute, standart unit deaerasi untuk tekanan operasi atmosferis meliputi:
Unit deaerasi Condenser Pipa pemanas deaerasidan / atau valve pemasukan air dengan lubang condenser.

Kapasitas yg dapat menampung aliran air tidak kurang dari 2 menit Konstruksi dari bahan besi untuk tekanan operasi atmosferis dan plate baja untuk tekanan operasi yang tinggi.
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK 139

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK

140

Referensi

Herri Susanto Diktat Kuliah Utilitas 2 Departemen Teknik Kimia FT Industri, ITB, Bandung 2001 Jack Broughton, Process Utility Sistem, Introduction to Design Operation and Maintenance Institution of Chemical Engineers, 1994 www.chemicalprocessing.com

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPN [v] YK

141

Anda mungkin juga menyukai