Anda di halaman 1dari 5

Gizi kerja adalah nutrisi / kalori yang dibutuhkan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis

pekerjaan yang bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan tenaga kerja dan produktivitas yang setinggitingginya. Kebutuhan kalori ditentukan oleh: metabolisme basal, pengaruh makanan atau kegiatan tubuh (kira-kira 10% dari metabolisme) dan kerja otot. Dari ketiga kebutuhan itu yang mempunyai peranan penting adalah kerja otot, dan besarnya kebutuhan kalori sangat tergantung dari aktivitas / kegiatan tubuh.

Kebutuhan akan kalori dan zat-zat gizi bagi pekerja laki-laki dengan jenis pekerjaan ringan 2.400 kalori, sedang 2.600 kalori dan berat 3.000 kalori, sedangkan untuk pekerja wanita dengan jenis pekerjaan ringan 2.000 kalori, sedang 2.400 kalori dan berat 2.600 kalori. Kebutuhan akan kalori pekerja lakilaki dan wanita berbeda karena pada wanita jaringan lemak bawah kulitnya lebih tebal sehingga pengeluaran proses tubuh lebih kecil. Tiap-tiap gram zat gizi karbohidrat menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan putih telur / protein 4 kalori. Karbohidrat, lemak dan putih telur (protein) merupakan bahan bakar (sumber tenaga), vitamin dan mineral sebagai pengatur serta air sebagai pelarut. Tidak cukup dengan menu sehat saja. Selain sehat menu juga harus seimbang yaitu memenuhi syarat lain: kualitas baik (sesuai 4 sehat 5 sempurna), kuantitas cukup, proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang, selain itu tidak bertentangan dengan adat istiadat dan kepercayaan serta memenuhi selera makan tenaga kerja. Yang dimaksud dengan proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang adalah agar zatzat gizi tersebut dapat digunakan didalam tubuh dengan sempurna, dan komposisinya adalah: 12%-15% proporsi protein (hewani dan nabati sama banyaknya), lemak 20%-25% dan karbohidrat 60%-70%. Banyak rumus untuk menghitungnya pemenuhan kebutuhan energi setiap harinya, namun secara sederhana dapat dihitung misalkan pekerja masuk dalam kategori dengan beban kerja sedang maka kebutuhan energinya adalah 2.600 untuk laki-laki dan 2.400 untuk wanita, dengan susunan / komposisi gizi sebagai berikut,:

Tabel A. Kebutuhan Energi dan Komposisi Gizi Pekerja Laki-laki

Tabel B. Kebutuhan Energi dan Komposisi Gizi Pekerja Wanita

Dari tabel diatas maka diatur asupan makanan sesuai kebutuhan baik itu sarapan pagi, makan siang dan makan malam termasuk makanan tambahan selain tersebut tadi, asal jumlah/banyaknya tidak melebihi. Berikut ini ukuran rumah tangga yang biasa dipakai sebagai persamaan untuk menghitung / memperkirakan jumlah makanan yang akan dimakan.

Contoh: Seorang pekerja laki-laki dengan kategori jenis pekerjaan sedang, pagi hari sebelum berangkat kerja sarapan pagi, berupa Sepiring Nasi goreng + satu butir telur ceplok dan segelas teh manis, maka kalori yang didapat adalah

Sepiring nasi goring = 140 gram x 4 (karbohidrat) = 560 kalori Satu butir telur = 40 gram x 4 (protein) = 160 kalori 2 sendok makan minyak gr = 20 gram x 9 (lemak) = 180 kalori 2 sendok makan gula (teh) = 16 gram x 4 (karbohidrat) = 64 kalori

Jadi tubuh telah dibekali dengan makan pagi sebanyak = 964 kalori Sehingga kebutuhan untuk makan siang dan malam tersisa 1.636 kalori (lihat Tabel A , Sedang 2.600 kalori 964 kalori = 1.636 kalori ) Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan makanan sumber protein (hewani dan nabati) dan karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni Berikut nilai energi berbagai bahan makanan (kkal/100 gram):

Bagi pekerja yang bekerja shift malam, karena aktifitas tubuh/ kerja otot meningkat dapat dikategorikan sebagai kerja berat dan membutuhkan 3.000 kalori, sehingga membutuhkan tambahan kalori sebanyak 400 kalori ( lihat contoh diatas ). Untuk itu perlu diberikan makanan extra senilai tersebut tadi. Kekurangan atau kelebihan energi sama-sama tidak baik untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dibutuhkan / dikeluarkan oleh tubuh akan mengakibatkan berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal), sedang bila konsumsi energi melebihi dari energi yang dibutuhkan/ dikeluarkan tubuh, maka akan terjadi kegemukan yang akan menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh dan merupakan resiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan dapat memperpendek harapan hidup. Hasil survey yang dilakukan oleh UNDP menunjukkan bahwa Human Development Index (HDI) bangsa Indonesia tahun 2001 menduduki peringkat 110 yang jauh lebih rendah dari pada Malaysia dan Jepang, hal ini disebabkan tingkat kesehatan bangsa Indonesia masih rendah termasuk masih banyak dijumpai kasus kurang gizi. Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan

produktivitas. Hal ini dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari 35% setiap hari di tempat kerja. Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis / beban pekerjaan yang dilakukannya. Kekurangan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja seharihari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti : pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban dan apatis dan lain sebagainya. Dalam keadaan yang demikian itu tidak bisa diharapkan tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal. Usaha untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja harus sejalan pula dengan usaha mengatasi masalah gizi tenaga kerja, yaitu dengan jalan memperbaiki keadaan kesehatan dan meningkatkan keadaan gizinya melalui pelaksanaan gizi kerja di perusahaan.

1. Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya atau ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat tenaga kerja dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya. 2. Penyakit Gizi Kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada hubungan dengan kerja. 3. Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan makanan, santasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja. 4. Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan antara output (keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan / setiap sumber daya yang digunakan). ARTI PENTING GIZI KERJA Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi.

Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar kalori yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADAAN GIZI TENAGA KERJA 1. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja. 2. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil,menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi biasanya dalam bentuk over nutrisi, disiplin, motivasi dan dedikasi. 3. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia, biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan bahan kimia, parasit dan mikroorganisme, faktor psikologis dan kesejahteraan. FAKTOR FAKTOR PENENTU KEBUTUHAN GIZI 1. Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan) 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Kegiatan sehari hari 5. Kondisi tubuh tertentu (wanita hamil dan menyusui) 6. Lingkungan kerja.

Anda mungkin juga menyukai