Anda di halaman 1dari 19

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

BAB II STRUKTUR BIDANG

2.1. Tujuan Adapun tujuan praktikum kali ini adalah : 1. Mengetahui bagian-bagian dan istilah struktur bidang. 2. Menyelesaikan masalah struktur bidang dengan metode grafis. 2.2. Dasar Teori Struktur bidang merupakan struktur yang mempunyai bidang yang dapat diamati secara langsung di lapangan atau hanya dari hasil-hasil analisa dari struktur bidang. Struktur bidang dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Struktur Bidang Riil Struktur bidang riil artinya bentuk dan kedudukan dapat diamati secara langsung di lapangan, antara lain : a. Bidang perlapisan b. Bidang ketidakselarasan c. Bidang sesar d. Foliasi e. Bidang sayap lipatan 2. Struktur Bidang Semu Struktur bidang semu artinya bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui atau didapatkan dari hasil analisa struktur bidang riil yang lain. Contohnya adalah bidang poros lipatan. (Prasetiyo, 2011)

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

Pada umumnya struktur bidang dapat dinyatakan dengan istilah-istilah berikut ini : 1. Jurus (strike) Jurus (strike) adalah arah dan garis horizontal yang merupakan perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal. Sebuah garis jurus pada suatu struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal semu dengan struktur bidang tersebut. Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis jurus dengan utara sebenarnya. Dengan kata lain, jurus adalah sudut antara garis horizontal pada suatu struktur bidangdengan utara sebenarnya. Jurus merupakan besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat dengan menggunakan kompas. Setiap sudut yang diukur dengan kompas disebut arah. 2. Kemiringan (dip) Kemiringan (dip) adalah sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus. Kemiringan dideskripsikan sebagai sudut yang memiliki besar antara 0 o dan 90o. Bidang dengan kemiringan 0o adalah bidang horizontal, sedangkan bidang dengan kemiringan 90o adalah bidang vertikal. Pada umumnya, kemiringan antara 0o dan 20o dianggap sebagai kemiringan landai (shallow), kemiringan antara 20o dan 50o dianggap sebagai kemiringan sedang (moderate), dan kemiringan 50o dan 90o dianggap sebagai kemiringan terjal (steep).

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

Sumber : http://www.scribd.comdoc8062161203-Struktur-Bidang

Gambar 2.1 Kemiringan (Dip)

Sumber : http://www.scribd.comdoc8062161203-Struktur-Bidang

Gambar 2.2 Bidang Kemiringan 3. Kemiringan Semu (apparent dip) Kemiringan semu (apparent dip) adalah kemiringan yang dikur pada bidang vertikal yang tidak tegak lurus garis jurus. Besar kemiringan semu harus selalu lebih kecil dari pada besar kemiringan sebenarnya. Besar kemiringan semu yang diukur pada bidang vertikal yang mengandung garis jurus adalah nol derajat.

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

Sumber : http://www.scribd.comdoc8062161203-Struktur-Bidang

Gambar 2.3 Kemiringan Semu (Apparent Dip) 4. Arah Kemiringan (dip direction) Arah kemiringan (dip direction) adalah suatu arah yang tegak lurus dan sesuai dengan arah suatu bidang miring dan diukur melalui arah utara. (Anonim, 2012) D L A

E C

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur

Hana Muslimah, 2009.

Gambar 2.4 Struktur Bidang

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

Keterangan : AD AE AL = Jurus (Strike) bidang ABCD = Kemiringan (Dip) = Kemiringan semu (Apparent Dip) = Arah kemiringan sebenarnya (Dip Direction) = Arah kemiringan semu (apparent dip direction)

Penggolongan struktur bidang menurut dari waktu pembentukannya dapat dibedakan menjadi : 1. Struktur Bidang Primer Struktur bidang primer merupakan suatu bidang struktur yang terjadinya bersamaan dengan terbentuknya batuan. Bidang-bidang yang termasuk dalam struktur primer ini adalah bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang rekah kerut atau disebut juga dengan Mud Crack serta Columnar Joint pada batuan beku dan lainnya.

Sumber : http://www.geologyclass.org/Structures

Gambar 2.5 Columnar Joint

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

Sumber : http://graphics.berkeley.edu/papers/Iben-GSC-2006-09/

Gambar 2.6 Mud Crack 2. Struktur Bidang Sekunder Struktur bidang sekunder merupakan suatu bidang yang terbentuk setelah batuan-batuan terbentuk. Bidang-bidang yang termasuk dalam struktur sekunder adalah bidang kekar, bidang sesar, dan bidang sayap lipatan. (Muslimah, 2009) Untuk menyatakan kedudukan suatu struktur bidang secara tertulis agar dengan mudah dan cepat dipahami, dibutuhkan suatu cara penulisan simbol pada peta geologi. Penulisan (notasi) struktur bidang dinyatakan dengan : 1. Jurus/Kemiringan a. Sistem Azimuth, hanya mengenal satu tulisan yaitu N xoE/yo. besarnya xo antara 0o 360o dan besarnya yo antara 0o 90o. b. Sistem Kwadran, penulisan tergantung kepada posisi kwadran yang diinginkan sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya : 1) Kwadran I 2) Kwadran II (N.oE) : (S.oE) : Sistem Azimuth = N 450 E Sistem Kwadran = N. Az = N 450 E Sistem Azimuth = N 1350 E Sistem Kwadran = N 1800 S.Az

= 1800 N 1350 E
Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

= S 450 E 3) Kwadran III (S.oW) : Sistem Azimuth = N 2000 E = N 2000 E - 1800 = S 200 W 4) Kwadran IV (N.oW) : Sistem Azimuth = N 3000 E = N 3600 E - 3000 = N 600 W 2. Besar Kemiringan dan Arah Kemiringan Misalkan kita telah mendapatkan suatu notasi dari sistem azimuth N 145oE/30o, maka penulisan berdasarkan sistem besar kemiringan dan arah kemiringan adalah 30o, N 235oE. Penggambaran simbol struktur bidang adalah sebagai berikut : 1. Garis jurus hasil pengukuran diplot dengan tepat sesuai arah pembacaan kompas di titik lokasi dimana struktur bidang tersebut diukur. 2. Tanda rah kemiringan digambarkan ditengah dan tegak lurus garis jurus searah jarum jam atau harga jurus ditambah 90o searah jarum jam. Panjang tanda kemiringan ini kurang lebih sepertiga panjang garis jurus. 3. Tulis besar kemiringan pada ujung tanda kemiringan. (Anonim, 2012) Sistem Kwadran = 3600 S.Az Sistem Kwadran = S.Az - 1800

Azimuth
Novia Anita Putri H1C111028

Kuadran

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

Gambar

Gambar

S Notasi : N 135o E/25o

S Notasi : S 45o W/30o N

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Hana Muslimah, 2009.

Gambar 2.7 Penulisan Notasi Struktur Bidang : Strike, dip of strata : Vertical foliation : Vertical joint : Strike, dip of foliation : Horizontal foliation : Horizontal joint

Sumber : Laporan Geologi Struktur Hana Muslimah, 2009.

Gambar 2.8 Penulisan Simbol Struktur Bidang

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

Kompas adalah alat penunjuk arah kutub utara magnet bumi dan alat pengukur sudut mendatar. Salah satu jenis kompas adalah kompas geologi yaitu alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secra akurat. Selain dapat dipakai untuk mengukur komponen arah, juga dpat dipakai untuk mengukur komponen besar sudut. Kompas geologi ada dua macam, yaitu kompas tipe kuadran dan kompas tipe azimuth. Sebelum kompas digunakan, hendaknya diperiksa dahulu apakah deklinasi dan inklinasinya telah sesuai dengan keadaan tempat sekitar. 1. Deklinasi Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah utara sebenarnya (utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnt dan titik utara geografi. Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya ditunjukkan pada peta topografi daerah tersebut. Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukkan arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara memutar adjusting screw yang terdapat pada sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan. Contoh : Deklinasi di suatu daerah adalah 15o W. Artinya, utara magnetik berada 15o sebelah barat dari utara geografi. Dalam hal ini lingkaran derajat harus diputar, sehingga index akan menunjuk pada angka 15osebelah barat titik 0o. 2. Inklinasi Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0o (horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda. Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat digeser sepanjang jarum kompas.

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

Bagian-bagian utama kompas geologi adalah sebagai berikut : 1. Jarum magnet Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke ktutub utara bumi. Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara geografi yang dikenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk posisi geografi yang benar maka graduated circle harus diputar. Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal ujung jarum kompas. Biasanya diberi warna merah atau putih. 2. Lingkaran Pembagian Derajat (graduated circle) Dikenal dua macam jenis pembagian derajat pada kopas geologi, yaitu kompas azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara N sampai 360o, tertulis berlawanan arah dengan perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W). 3. Klinometer Yaitu bagian kompas mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala. Pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen. Bagian dari nivo tabung itu sendiri adalah : a. Nivo tabung b. Penunjuk skala c. Busur setengah lingkaran 4. Cermin Cermin merupakan bagian kompas yang digunakan untuk melihat objek pada saat dilapangan. 5. Lengan Kompas Lengan kompas biasa digunakan untuk membidik sasaran atau objek pada saat di lapangan.

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

6. Pengatur Horizontal Pengatur horizontal adalah suatu nivo bulat yang bergandengan dengan klinometer. Kedudukan kompas horizontal bila gelembungnya tepat berada di tengah lingkaran. Adapun cara mengukur struktur bidang dengan menggunakan kompas geologi, yaitu : 1. Pengukuran jurus Bagian sisi kompas sisi East (E) ditempelkan pada bidang yang diukur. Kedudukan kompas dihorizontalkan dan ditunjukkan oleh posisi level dari nivo mata sapi (Bulls Eye Level), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga jurus bidang yang diukur . 2. Pengukuran Kemiringan Kompas pada posisi tegak ditempelkan pada sisi West (W) kompas pada bidang yang diukur dengan posisi yang tegak lurus jurus pada garis jurus yang telah dibuat pada butir 1. Kemudian dinometer diatur sehingga gelembung udaranya tepat berada ditengah (posisi level). Harga yang ditunjukkan oleh petunjuk pada skala klinometer adalah besarnya sudut kemiringan dari bidang yang diukur. 3. Pengukuran Arah Kemiringan Tempelkan sisi South (S) kompas pada bidang yang diukur. Posisikan kompas sehingga horizontal (nivo bulls eye level), baca angka yang ditunjuk oleh jarum utara kompas. Harga ini merupakan arah kemiringa (dip direction) dari bidang yang diukur. (Anonim, 2012)

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

Sumber : http://mineralogipetrologi.wordpress.com/2012/06/06/kompas-geologi-dan-palugeologi/

Gambar 2.9 Kompas Geologi 2.3. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum geologi struktur ini adalah : a. Clipboard b. Pensil mekanik c. Penggaris d. Busur e. Milipen f. Pensil warna 2. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum geologi struktur ini adalah : a. Kertas kuarto (A4S) b. Lembar kerja

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

2.4. Aplikasi Metode Grafis Struktur Bidang 2.4.1. Menentukan Kemiringan Semu a. Data Permasalahan Suatu bidang memiliki kedudukan N 140o E/36o. tentukan besar kemiringan semu yang diukur pada arah N 80o W. b. Prosedur Penggambaran Metode Grafis Gambar 1 (Dua Dimensi) 1) 2) 3) 4) 5) Tentukan arah utara dan titik pusat O penggambaran pada gambar yang akan dibuat. Buat garis OA dari titik pusat ke arah jurus N 140o E. Buat garis OB dari titik pusat kea rah yang tegak lurus dengan strike. Garis OB merupakan arah kemiringan sebenarnya. Buat garis kemiringan OC dengan membentuk sudut 36 o dari garis OB. Buat garis kedalaman dengan cara mengukur secara tegak lurus garis OB dan menyentuh garis OC pada kedalaman yang ditentukan. 6) 7) 8) 9) Gambar garis arah kemiringan semu pada arah N 80o W. Perpanjang garis CB hingga menyentuh garis kemiringan semu pada titik D. Dari titik D, ukur secara tegak lurus sepanjang BC dan beri notasi E. Tarik garis kemiringan semu dari titik E ke titik pusat O. 10) Besar kemiringan semu diperoleh dengan mengukur sudut DOE.

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

c. Prosedur Penggambaran Metode Grafis Gambar 1 (tiga dimensi) 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Menentukan arah utara dan titik pusat O penggambaran pada gambar yang akan dibuat. Membuat garis OA dari titik pusat ke arah N 140o E. Membuat garis OB dari titik pusat kea rah yang tegak lurus garis arah utara. Garis OB merupakan arah kemiringan sebenarnya. Membuat garis kemiringan O dengan membuat sudut 36o dari garis OB. Membuat garis kedalaman dengan cara mengukur tegak lurus garis OB dan menyentuh garis OW pada kedalaman 2 cm. Menggambar garis arah kemiringan semu ke arah N 80o W dan beri notasi M. Memperpanjang titik F sejajar dengan garis strike hingga menyentuh garis kemiringan semu pada titik M. Memperpanjang garis strikedari titik pusat sejajar dan sepanjang garis BM dengan member notasi K. Menarik garis dari titik M ke titik K. dengan garis utara dan beri notasi W dan L. 11) Menghubungkan masing-masing titik hingga membentuk bangun ruang. 12) Sudut MOL merupakan sudut kemiringan semu, sudut LOW sudut kemiringan yang sebenarnya. 13) Membentuk bidang kemiringan lapisan sesuai dengan kemiringan sebenarnya. 10) Membuat garis kedalaman dari masing-masing titik tadi sejajar

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

2.4.2. Menentukan Kedudukan Bidang dari Dua Kemiringan Semu pada Ketinggian yang Sama a. Data Permasalahan Dari suatu lokasi terukur dua kemiringan semu masing-masing 25o, N 127o E dan 29o, S 18o W. tentukan kedudukan bidang (strike/dip) dimana kemiringan semu tersebut berada. b. Prosedur Penggambaran Metode Grafis Gambar 1 (dua dimensi) 1) Tentukan arah utara dan titik O penggambaran pada gambar yang akan dibuat. 2) Gambarkan kedua arah kemiringan semu S 18o W dan N 127o E sebagai garis OA dan OB. 3) Ukur besar kemiringan semu masing-masing untuk menggambarkan garis kemiringan OC dan OD. 4) Mengukur secara tegak lurus pada garis OA dan OB pada kedalaman 2 cm hingga menyentuh garis OC dan OD . 5) Menarik garis dari titik A ke titik B.. 6) Tentukan titik E dengan mengukur tegak lurus garis AB ke arah titik pusat O. 7) Mengukur kedalaman 2 cm pada garis AB dari titik E dan beri notasi F. 8) Gambarkan garis dip OF agar besar kemiringan dapat diukur pada sudut EOF. 9) Menggambar garis strike yang memiliki posisi tegak lurus dengan garis OE.

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

c. Prosedur Penggambaran Metode Grafis Gambar 1 (tiga Dimensi) 1) Menentukan arah utara titik pusat O penggambaran pada gambar yang akan dibuat, 2) Menggambarkan kedua arah kemiringan semu N 127o E dan S 18o W sebagai garis OA dan OB. 3) Menarik garis kearah selatan dari titik O dan memberi notasi E. 4) Membuat sudut 32o dengan garis OE. 5) Membuat garis kedalaman yang tegak lurus arah garis OE pada kedalaman 2 cm. 6) Sudut FOE merupakan sudut kemiringan sebenarnya. 7) Menarik garis dari A ke B menyinggung E yang sejajar dengan strike, membuat garis kedalaman dari titik F ke titik E tegak sumbu utara. 8) Menghubungkan masing-masing dari titik hingga membentuk bangun ruang. 9) Sudut AOC dan AOB merupakan sudut kemiringan semu, sudut FOE merupakan sudut kemiringan sebenarnya. 10) Bentuuk bidang kemiringan lapisan sesuai dengan kemiringan sebenarnya.

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

2.5. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah : 1. Struktur bidang merupakan struktur yang mempunyai bidang yang dapat diamati secara langsung di lapangan atau hanya dari hasil-hasil analisa dari struktur bidang. 2. Struktur bidang dalam geologi struktur dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur bidang riil dan struktur bidang semu. 3. Pada umumnya struktur bidang dapat dinyatakan dengan istilah-istilah berikut ini : a. Jurus (strike) b. Kemiringan (dip) c. Kemringan semu (apparent dip) d. Arah kemiringan (dip direction) 4. Penggolongan struktur bidang menurut waktu terbentuknya dibedakan menjadi dua macam, yaittu struktur bidang primer dan struktur bidang sekunder. 5. Untuk menyatakan kedudukan suatu struktur bidang secara tertulis agar dengan mudah dan cepat dipahami, dibutuhkan suatu cara penulisan simbol pada peta geologi. Penulisan (notasi) struktur bidang dinyatakan dengan : a. Jurus/kemiringan. b. Besar kemiringan dan arah kemiringan. 6. Hasil dari menentukan kemiringan semu dari satu kedudukan bidang. a. Pada Permasalahan 1, yaitu apparent dip (sudut DOE) sebesar 25o. b. Pada Permasalahan 2, yaitu apparent dip (sudut DOE) sebesar 31o. 7. Hasil dari menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu. a. Pada Permasalahan 1 1) Strike (OG), yaitu N 80o E. 2) True Dip (sudut EOF), yaitu 32o. b. Pada Permasalahan 2 1) Strike (OG), yaitu N 46o E.

Novia Anita Putri H1C111028

Praktikum Geologi Struktur Struktur Bidang

2) True Dip (sudut EOF), yaitu 36o.

Novia Anita Putri H1C111028

Anda mungkin juga menyukai

  • Sizing
    Sizing
    Dokumen48 halaman
    Sizing
    Heather Nichols
    Belum ada peringkat
  • Bab III 1 - Panning
    Bab III 1 - Panning
    Dokumen32 halaman
    Bab III 1 - Panning
    Heather Nichols
    100% (2)
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen36 halaman
    Bab 1
    Heather Nichols
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen35 halaman
    Bab 3
    Heather Nichols
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen35 halaman
    Bab 3
    Heather Nichols
    Belum ada peringkat